DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. LULUH KURNIAWATI
2. M. ALI
3. MUTIA ANNISA
4. RICO GALANTRI
5. RIRI MENTARI
6. TRI OKTAVIANI
SEMESTER : V .B
Dosen Pembimbing :
ZURAIDAH, S.K.M, M.KM
Adapun frekuensi atau akumulasi pekerjaan dan tingkat pendidikan masyarakat desa
tersebut didapat dari data yang tercatat di puskesmas sumberharta.
40%
35%
Tingkat Pendidkan Masyarakat Sumberharta
30%
25% 10%
Petani 20% SD
20% Karet 14% SMP
Sawah SMA
15%
Guru DIPLOMA III
10%
5%
56%
0%
Mata Pencarian Masyarakat Sumberharta
Adapun frekuensi atau akumulasi kebiasaan tidak sehat masyarakat desa sumberharta
tersebut didapat dari survei data yang telah diobservasi oleh petugas kesehatan di puskesmas
sumberharta.
merokok
Pembuang sampah kekebun halaman
Pengelolaan sampah dengan dibakar
Pengelolaan sampah dengan dibiarkan saja
Pembuangan air limbah ke Got
70% 64%
64%
60%
50%
50%
36%
36%
40%
Axis Title 30%
20%
10%
0%
Kebiasaan Tidak Sehat yang Dilakukaan oleh Masyarakat Sumberharta
Adapun data dari puskesmas sumberharta (puskesmas rujukan dari daerah tersebut)
masyarakat disana banyak datang kepuskesmas dengan keluahan penyakit Ispa, Hipertensi,
Dbd, malaria, flu dan batuk.
Adapun frekuensi atau akumulasi penyakit yang dialami oleh masyarakat desa tersebut
didapat dari data yang tercatat di puskesmas sumberharta.
FREKUENSI
ISPA
15% HIPERTENSI
DBD
40%
20% FLU DAN BATUK
MALARIA
15% 10%
PENGKAJIAN PROMOSI KESEHATAN
1. FAKTOR PREDISPOSISI
Perilaku masyarakat di desa suka mulya kecamatan sumberharta juga kurang sehat,
dimana masyarakat mempunyai kebiasaan membuang sampah dan limbah di got. Dan juga
rata-rata masyarakat mempunyai kebiasaan yang kurang baik yaitu dengan membuang
sampah sembarangan, merokok dan tidak peduli dengan kesehatan.
2. FAKTOR ENABLING
Dari hasil analisa ketersediaan sarana dan prasarana atau fasillitas kesehatan bagi
masyarakat seperti: tempat pembuangan sampah dan fasilitas pelayanana kesehatan
seperti: puskesmas rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, posobat desa, dokter/bidan
praktik.
3. FAKTOR REINFORCING
Faktor yang perlu dikaji :
a. Factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas termasuk
petugas kesehatan.
b. Undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah yg
terkait dengan kesehatan.
Kurangnya perhatian dari pihak petugas kesehatan dan pihak kepala daerah terhadap
kondisi lingkungan masyarakat. Sehingga masyarakat acuh terhadap kondisinya. Dan pula
tidak ada kebijakan yang khusus untuk masyarakat terhadap menjaga kebersihan lingkungan.
Analisa Data
A. Intervensi Keperawatan
1. Mahasiswa memberika penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topik
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan gotong royong demi
kesehatan masyarakat
2. Mahasiswa melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat baik formal
maupun informal untuk menggalang dukungan.
3. Mahasiswa melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menggalang
dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM) yang ada atau iuran desa.
4. Mahasiswa menetapkan waktu peresmian gotong royong membersikan lingkungan
oleh kepala desa dan tokoh-tokoh masyarakat yang lain.
5. Kerjasama dengan institusi terkait untuk mendapatkan bantuan terkait.
B. Tujuan akhir
Diharapkan masyarakat menunjukan kemajuan akan kebersihan lingkungan
sehingga kasus infeksi saluran pernafasan atas berkurang atau tidak terjadi lagi di desa
suka mulya kecamatan sumberharta
C. Sasaran
Sasaran utama adalah masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Upaya dan
promosi kesehatan langsung ke masyarakat, untuk masalah kesehatan penyakit ISPA
di desa suka mulya kecamatan sumberharta, maka sasaran ini dikelompokan menjadi
kepala keluarga, dengan jumlah penduduk 90 KK yaitu sekitar 500 jiwa penduduk
baik orang dewasa maupuun anak anak dan balita.
Para tokoh masyarakat dan tokoh agama di desa suka mulya kecamatan
sumberharta. Tokoh masyarakat seperti rt / rw, lurah, camat dan tenaga kesehatan, dan
tokoh agama seperti ustad di desa suka mulya kecamatan sumberharta.
D. Strategi
Depkes R.I. memiliki visi membangun Masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat. Harapannya, tentu di masa depan, rakyat Indonesia diharapkan dapat mandiri,
sadar, mau dan mampu mencegah serta mengatasi ancaman kesehatan, dengan
memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong .
Strategi utama yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi tersebut adalah
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan
sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan serta meningkatkan
pembiayaan kesehatan.
Strategi Promosi Kesehatan :
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain agar orang lain
tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Pendekatan advokasi
ialah sasaran kepada para pembuat keputusan atau penentu keputusan sesuai sektornya.
Intinya adalah strategi advokasi kesehatan merupakan pendekatam yang dilakukan
dengan pimpinan atau pejabat dengan tujuan mengembangkan kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
1) melakukan tata laksana kasus, yang meliputi penemuan kasus, pengobatan penderita,
dan sistem pelaporan yang cepat dan terdokumentasi dengan baik.
2) melakukan penyelidikan epidemiologi, terutama terhadap daerah yang terdapat
kasus penderita ISPA. Penyelidikan ini tentu sangat berguna untuk melakukan
penanggulangan fokus terhadap kasus ISPA
3) adanya penyuluhan tentang ISPA kepada masyarakat, melakukan pemantauan
kebersihan lingkungan secara berkala, melakukan pemetaan penyebaran kasus, dan
melakukan pertemuan kelompok kerja ISPA secara lintas sektor dan program.
4) melakukan gerakan bulan pembersihan lingkungan yang dilaksanakan sebelum
bulan-bulan musim penularan penyakit ISPA (data ini dapat kita peroleh dari data
tahun sebelumnya). Artinya, bulan musim penularan penyakit ISPA dapat diketahui,
bila pencatatan dan pendataan dilakukan secara benar terhadap terjadinya kasus
ISPA di suatu daerah.
5) dilakukan kegiatan pelatihan-pelatihan seputar penyakit ISPA, mulai dari gejala
penyakit ISPA, cara pengobatan penderita yang terkena ISPA, cara pencegahan
penyakit ISPA, dan lainnya.