Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Perlawanan yang di adakan Indonesia terhadap Belanda setelah
memproklamirkan kemerdekaan adalah sebagai bentuk menunjukkan
eksistensi Indonesia di mata dunia. Berbagai serangan Belanda ke
Indonesia di berbagai daerah membuat Indonesia harus angkat
senjata selain juga melakukan perundingan bersama Belanda. Dari
tahun 1945-1949 terjadi revolusi fisik di berbagai daerah di
Indonesia seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta. Di Yogyakarta
pertempuran dengan Belanda disebut sebagai Serangan Umum 1
Maret. Namun ada peristiwa lain yang tidak bisa dilupakan yaitu
pertempuran Rejodani dimana para Tentara Pelajar melakukan
perlawanan terhadap pasukan Belanda di daerah Sleman.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana terbentuknya Tentara Pelajar?
2. Bagaimana berlangsungnya pertempuran Rejodani?
3. Apa akibat yang terjadi setelah adanya pertempuran Rejodani?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui terbentuknya Tentara Pelajar
2. Mengetahui berlangsungnya pertempuran Rejodani
3. Mengetahui akibat yang terjadi setelah adanya pertempuran
Rejodani

1
BAB II

Pembahasan

A. PembentukanTentaraPelajar Yogyakarta

Terbentuknya Tentara Pelajar Yogyakarta diawali dengan


dibentuknya Ikatan Pelajar Indonesia (IPI), setelah anggota pengurus IPI
Pusat yang pindahke Yogyakarta padaawaltahun 1946. Alasan dipindah
kandari Jakarta ke Yogyakarta karena Jakarta sudah diduduki oleh
Belanda.Para anggota pengurus IPI Pusat yang dipindahkan ke
Yogyakarta ialah Tatang Mahmud, Warismi, dan Busono Wibowo.

IPI di Yogyakarta membentuk bagian Pertahanan yang diprakarsai oleh


Martono, Soetono Honggowongso, Moh.Said dan Abdul Gafarserta
Warsito. Mereka sebagian adalah tamatan dari HIK atau sekolah Guru
Tingkat Menengah Yogyakarta pada jaman penjajahan.

Gagasan membentuk IPI Pertahanan semula dicetuskan


olehMartono, yang ternyata diterima oleh pengurus besar IPI. Sebagai
ketuannya terpilih Haryono dan Suyitno, sedangkan Martono terpilih
sebagai wakil. Gagasan Martono untuk membentuk IPI Pertahanan lahir
dariapa yang dilihatnya di Surabaya, Malang, ketika ia mengunjungi
tempat-tempat itu dalam tugas mewakili Ketua Palang Merah Indonesia,
yaitu dr. Bahder Djohan.

TentaraPelajar di Yogyakarta yang menjadi inti atau pusat


TentaraPelajar di Jawa Tengah secara resmi dibentuk dan diresmikan

2
pada tanggal 17 Juli 1946 oleh Dr. Mustopo dari Markas Pertahanan di
Lapangan Pingit Yogyakarta. Setelah IPI bagian Pertahanan terbentuk di
Yogyakarta, Martono mengadakan kontak dengan semua sekolah
menengah di Yogyakarta. Ternyata gagasannya untuk membentuk
pasukan pelajar diterima baik oleh para Kepala Sekolah Menengah yang
ada di Yogyakarta beserta pelajarnya.

Meskipun Tentara Pelajar dengan sebutan tentara dan disusun


seperti organisasi ketentaraan, seperti Batalyon, Kompi, Seksidan Regu,
tetap berstatus kelaskaran sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah RI,
yaitu system pertahanan kelaskaran rakyat pada waktu itu. Pelaksanaan
tugas dalam organisasi Tentara Pelajar didasarkan pada kekeluargaan dan
keakraban, belum dan tidak digunakan kepangkatan kemiliteran. Berikut
beberapa tugas dari Tentara Pelajar:

1. People defence

2. Usaha dalam selfsupporting system

3. Membantu dalam fabricage, brand bommen dan sebagainya.

4. Melatih anggota-anggota

5. Mengirimkan inflitrasi dalam daerah-daerah musuh dan sebagainya.

Ditinjau dari tugas pokok seperti tercantum tersebut, maka jelas bahwa
Tentara Pelajar telah turut memasuki kegiatan bidang pertahanan, seperti
mencukupi kebutuhan perbekalan dan persenjataan, membuat senjata,
melatih anggota menggunakan senjata, menembakkan mortar dll

B. Pertempuran Rejodani

3
Pada hari minggu tanggal 29 Mei 1949 seorang informan
menyampaikan berita bahwa belanda akan menyerang markas geriliya
yang berkedudukan di Rejodani dan Ngetiran dari dua arah. Dari arah
Barat melalui desa Denggung dan dari arah Selatan melalui desa
Jatiharjo. Dengan adanya informasi tersebut kemudian pasukan tentara
pelajar membuat pos-pos pengawasan yaitu didukuh Kamdanen untuk
pengawasan dari arah Selatan dibawah pimpinan Mangun Sudarno dan
dari arah Barat desa Karanglo komandan KODM Baehrun.

Tidak berselang lama dari pos Karanglo melaporkan kepada


komandan KODM bahwa pasukan belanda telah bergerak dari Barat.
Berita tersebut kemudian disampaikan kepada Ten III Yen 300 Tentara
Pelajar dibawah pimpinan Aliandi. Dengan adanya berita Ten III Yen
300, tentara Pelajar sedikit panik karena pada waktu itu Letnan Aliandi
sedang pergi ke induk pasukan untuk menerima dan melaporkan kepada
komandan Detasemen II Brigade 17 Tentara Pelajar. Dengan mengingat
hal tersebut, Sersan Soewono selaku komandan regu I dan kopral
Harsono selaku wakil komandan segera memberitahukan anak buahnya
untuk mengadakan persiapan guna menghadapi serangan musuh. Regu I
dan II pun segera dihubungi agar menuju ke arah selatan. Selanjutnya
tentara kiat mengambil posisi pada dinding selatan sedangkan pasukan
Belanda mengambil posisi serangan dari tiga jurusan yakni dari jurusan
Barat dukuh wonokerto, jurusan sebelah Selatan dari wonokerto dan
sebelah Timur dari dukuh Dayakan.

Ketika para Tentara pelajar menghadang, sampainya ditengah


sawah ternyata pasukan Belanda berkuatan dua kompi dan terdiri dari
pasukan komando yang dikenal dengan nama Baret Merah. Soewono
yang memimpin pertahanan sayap kanan merupakan korban pertama
yang gugur. Pertempuran sengit tidak dapat dihindarkan. Walapun
ditembaki dengan mortir dan dihujani dengan peluru, anak-anak TP tidak
mau menyerah. Apalagi setelah melihat Soewono gugur. Menyadari

4
kontak senjata yang tidak seimbang, maka Harsono sebagai wakil
Soewono dengan menderita luka di dadanya memerintahkan sisa
pasukannya untuk mundur, namun dia sendiri tetap berada di tempat.
Dalam pertempuran ini pihak pejuang gugur delapan orang yaitu
Harsono, Soewono, Soekapdi, Soerojo, Panto, Darjono, Soenarjo dan ali
Basjah dan pihak Belanda ada 25 orang anggotanya tewas.

C. AkibatPertempuranRejodani

Usai pertempuran Rejodani pasukan gerilya melakukan


pengrusakan terhadap jembatan di dukuh Dayu dan jembatan Besi
dengan maksud agar hubungan pasukan Belanda antara Yogyakarta
Kaliurang dan Pakem Ngaglik dapat dihalangi. Sehingga apabila
terjadi pertempuran, pihak Belanda akan kesulitan untuk meminta
bantuan.

Pengrusakan tersebut dilakukan oleh gerilyawan KODM dengan


menggunakan truk bom hingga membuat Belanda marah dan melakukan
pembakaran rumah-rumah penduduk di dukuh Tegal manding, Besi.
Setelah itu pasukan Belanda segera memperbaiki jembatan namun tak
lama berselang jembatan segera dirusak lagi oleh gerilyawan dan
mengakibatkan pecah pertempuran di dukuh Besi antara pasukan
Belanda dengan Tentara Pelajar dan rakyat.

Karena situasi yang tidak seimbang maka rakyat dan pasukan


gerilya dapat dipukul mundur. Korban yang tewas di pihak Indonesia ada
5 orang dan sisanya luka-luka. Para pejuang yang luka-luka kemudian di
obati di rumah Sastrowardoyo

Pertempuran lainnya juga terjadi di dukuh Caran. Pertempuran ini


terjadi karena pasukan Indonesia memasang bom di jembatan yang

5
akhirnya diledakkan ketika pasukan Belanda lewat untuk menuju
Kaliurang. Dalam pertempuran ini banyak pasukan Belanda yang tewas
dan di pihak Indonesia semuanya selamat.

BAB III

6
Kesimpulan

Dengan dibentuknya Tentara Pelajar menjadikan Rejodani

tidak bias dikuasai karena semangat mereka yang merdeka atau mati.

Selain itu bergabungnya rakyat untuk membantu Tentara Pelajar dalam

logistic maupun materi membuat kekuatan Indonesia semakin bertambah

hingga berhasil membuat shock therapy bagi pasukan Belanda yang

mengira bahwa pasukan Indonesia bias ditaklukkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

SusantoSewan. 1989. Perjuangan Tentara Pelajar Dalam Perang

Kemerdekaan Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Press.

R. G. Soedarsono. 1985. Peranan Pelajar Dalam Perang Kemerdekaan.

Pusat Sejarah dan Tradisi Angkatan Bersenjata RI.

Anda mungkin juga menyukai