Anda di halaman 1dari 4

Aulia Iskandarsyah, M.Psi., M.Sc., Ph.D.

,
Psychological Hypnosis sebagai Suplemen
Pengobatan Medis

[Unpad.ac.id, 11/07/2014] Dalam anggapan orang, hipnosis berarti


proses pemberian sugesti dalam ketidaksadaran untuk melakukan
tindakan yang dikehendaki oleh pemberi sugesti. Bahkan di
beberapa kondisi, hipnosis acapkali disalahgunakan untuk tindakan
bermotif kriminal. Padahal, hipnosis adalah suatu metode intervensi
psikologis yang digunakan dalam ilmu Psikologi.

Aulia Iskandarsyah, M.Psi., M.Sc., Ph.D. (Foto oleh: Artanti H)*

Dosen Fakultas Psikologi Unpad, Aulia Iskandarsyah, M.Psi.,


M.Sc., Ph.D., ahli Psikologi Medis yang mendalami Psychological
Hypnosis menjelaskan, hipnosis secara harfiah merupakan kondisi
dimana seseorang dibawa pada fase seimbang antara alam bawah
sadar dengan alam sadarnya. Dalam hal ini, hipnosis digunakan
untuk penanganan masalah-masalah psikologis, misalnya
menghilangkan ketakutan/fobia seseorang terhadap
benda/keadaan melalui kekuatan sugesti.

Hipnosis bisa membawa taraf kesadaran seseorang menjadi


setara dengan alam bawah sadarnya. Orang takut akan kecoa,
misalnya, pasti ada alasannya. Ketika dihipnotis, dia bisa menggali
informasi itu lewat alam bawah sadarnya dan tahu penyebab
ketakutannya. Ketika dia sudah tahu penyebabnya, maka dia tidak
akan menjadi takut lagi, papar Aulia.

Psychological hypnosis juga digunakan untuk mengintervensi


seseorang melalui sugesti yang akan membuatnya jauh lebih rileks
dan tenang jika akan menghadapi suatu keadaan tertntu. Biasanya,
Aulia melakukan hipnosis kepada pasien yang mengalami
ketakutan menghadapi operasi atau tindakan media lainnya agar
menjadi lebih rileks. Sehingga, manfaatnya adalah untuk
memotivasi diri serta meningkatkan performance dari orang yang
dihipnotis.

Lebih lanjut, Ketua Pusat Kajian dan Pelatihan Profesi Psikologi


Fakultas Psikologi Unpad ini mengatakan, metode hipnosis ini
sangat membantu menurunkan indikasi medis dan tanpa efek
samping. Dengan hipnosis, pasien akan jauh lebih tenang dan siap
untuk menghadapi operasi/pengobatan.

Semakin rileks, maka ambang toleransi pasien terhadap rasa nyeri


semakin besar. Ini bisa membantu prosedur pengobatan yang
formal, tambah dosen kelahiran Bandung, 20 Desember 1981.

Psychological hypnosis tentunya berbeda dengan praktik hipnosis


yang sering ditampilkan pada acara televisi. Menurut Aulia,
Psychological hypnosis berbasis pada keilmuan yang didasari oleh
kode etik profesi psikologi. Tujuannya adalah untuk membantu
mengatasi permasalahan dan meningkatkan kapabilitas klien.
Sementara, hipnosis pada acara televisi lebih lebih bersifat
entertaining.

Kami menghipnosis pasti ada tujuannya. Untuk apa orang dibuat


jadi takut atau membeberkan hal-hal terpendamnya. Kita
menghipnosis orang berdasarkan tujuannya apa, serta sugesti yang
diberikan tidak keluar dari tujuan tersebut, tandasnya.

Adapun hipnosis lain yang menyerupai gendam merupakan jenis


hipnosis yang dikembangkan oleh Franz Anton Mesmer di Eropa.
Jenis hipnosis ini mengembangkan teknik magnetism, yakni
menyugesti orang seperti magnet, diantaranya dengan
menepuknya. Jenis hipnosis inilah yang berkembang menjadi stage
hypnosis yang lebih bersifat hiburan.

Hal ini yang menjadikan beberapa orang curiga terhadap hipnotis


karena memaknainya sama dengan stage hypnosis. Namun, justru
Aulia akan memilih menghipnotis orang yang takut dihipnotis,
ketimbang orang yang mau dihipnotis. Kalau dia mau dihipnotis,
justru sebenarnya dia mampu memecahkan masalahnya dengan
sadar, kata Aulia yang mendalami psychological hypnosis sejak
2006.

Ketertarikan akan psikoterapi dan menolong sesama adalah alasan


Aulia mempelajari psychological hypnosis. Selain itu, metode ini
juga memiliki seni tersendiri. Dalam psychological hypnosis, satu
sugesti sudah pasti akan direspons berbeda oleh setiap orang.
Jadi, pemecahan masalah setiap orang akan berbeda caranya,
ujar lulusan program Doktor di Medical Psychology, VU University
Amsterdam, Belanda.
Oleh karena itu, Aulia pun mengembangkan psychological hypnosis
lebih pada konteks medis. Kerja sama dengan fakultas lain, seperti
Fakultas Kedokteran Gigi telah dilakukan untuk memberikan
pelayanan medis kedokteran gigi lebih efektif, dengan menekan
angka ketakutan pasien ketika berobat melalui psychological
hypnosis.

Pengembangan psychological hypnosis sebagai suplemen dari


pengobatan medis merupakan kali pertama di Unpad. Namun,
untuk pengembangan hipnosis, Unpad telah lama mengembangkan
metode ini oleh Prof. (Em) Dr. H. Soetardjo A. Wiramihardja dan
drs. Leonardus F. Polhaupessy.

Karena konteksnya berbeda, maka psychological hypnosis tentunya


dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan kode etik profesi
Psikologi. Hal ini menjadi harapan Aulia terhadap metode
yangdidalaminya ini.

Kita tujuannya untuk bantu orang, sehingga harus terkontrol dalam


koridor medis yang tepat. Harapan lain, semoga psychological
hypnosis ini bisa dikembangkan dan berkolaborasi dengan ilmu
medis lainnya, pungkasnya.*

Anda mungkin juga menyukai