Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Biologi

Pembuatan Telur Asin

Yang
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Nama : Ria Dwi Utami
Kelas : XII. IPA 3
MADRASAH ALIYAH NEGERI
DUMAI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah kami yang berjudul Pembuatan Telur Asin.

Harapan saya semoga makalah dengan judul


Pembuatan Telur Asin ini membantu saya dalam
penunjang penilaian dalam mata pelajaran Biologi ini, agar
menjadi lebih baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.

Dumai, 20 februari 2016


Penulis

Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang
memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi.
Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya relatif murah.
Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur
berbagai makanan, dll. Telur terdiri dari 13% protein, 12%
lemak, serta vitamin dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat
pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar
60% dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan
sedikit karbohidrat.
Telur akan lebih bermanfaat apabila direbus setengah
matang, daripada direbus matang atau dimakan mentah. Telur
yang digoreng kering juga kurang baik jika dikonsumsi, karena
protein telur mengalami denaturasi atau rusak, berarti mutu
protein akan menurun.
Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah
disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakan
tersebut meliputi kerusakan yang tampak dari luar dan
kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur pecah.
Kerusakan telur juga disebabkan oleh masuknya mikroba ke
dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam
tubuh induknya. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi
oleh suhu penyimpanannya dan kelembapan ruang
penyimpanan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan telur asin?
2. Bagaimana takaran yang tepat untuk membuat telur
asin?

C. Tujuan Percobaan
Mengetahui proses pembuatan telur asin
Menambah pengetahuan siswa mengenai pengawetan
telur
Mengetahui takaran yang tepat untuk membuat telur asin

Bab II
Tinjauan Pustaka

A. Morfologi Telur
Berdasarkan asal hewannya, bentuk telur bermacam-
macam, mulai dari hampir bulat dan lonjong. Beberapa faktor
yang menimpa induk penghasil telur mempengaruhi betuk
telur, contohnya faktor turun-temurun, ukuran bentuk biasa
dinyatakan dengan bentuk indeks perbandingan antara lebar
dan panjang dikalikan seratus. Pengaruh jenis hewan juga
penting, seperti telur bebek lebih besar daripada telur ayam
dan warnanya pun berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar telurnya yaitu:
Jenis hewan
Umur hewan
Perubahan musim petelur
Sifat turun-temurun induk
Umur pembuahan
Berat tubuh induk
Zat-zat makanan induk

Perbedaan warna telur juga oleh jenis induk, seperti ayam


berwarna putih kuning sampai kecoklatan. Sedangkan telur
bebek berwarna biru langit atau warna putih. Kadang-kadang
ada telur yang berbintik-bintik hitam atau bintik-bintik lain. Hal
tersebut disebabkan karena adanya kapang yang tumbuh pada
permukaan telur.

B. Pengawetan Telur
Prinsip pengawetan telur adalah:
1. Mencegah masuknya bakteri pembusuk masuk kedalam
telur
2. Mencegah keluarnya air dari dalam telur

Bab III
Metodologi Praktikum

A. Waktu dan Tempat


Praktikum pembuatan telur asin ini berlangsung pada
tanggal 10 februari 2016 di Lab. biologi MAN DUMAI.

B. Alat dan Bahan


Alat :
Mangkok plastik
Plastik
Amplas halus
Bahan :
3 butir telur bebek
1 bungkus garam kasar
3 bungkus abu gosok
1 gelas air putih

C. Cara Kerja
Berikut cara kerja pembuatan telur asin:
Pilih telur yang bermutu baik dengan cara menyenter
telur tersebut
Bersihkan telur dengan cara dicuci lalu dilap agar kering
Amplaslah seluruh permukaan telur agar pori-pori telur
dapat terbuka
Jika telur sudah diamplas lalu siapkan mangkok plastik
Masukkan 3 bungkus abu gosok ke dalam mangkok
plastik
Masukkan 1 bungkus garam kasar aduk hingga rata
Tambahkan sedikit air ke dalam mangkok plastik tersebut,
lalu diduk hingga rata berbentuk adonan
Bungkus telur dengan menggunakan adonan dengan
ketebalan 1cm-2cm
Simpan telur dalam plastik selama 1 minggu
Usahakan telur tidak pecah atau retak pada waktu
penyimpanan
Setelah waktu yang ditentukan, bersihkan telur asin dari
adonan tersebut dan kemudian cuci dengan air mengalir
Telur sudah siap untuk dimasak(bisa direbus atau
dikukus)
Bab IV
Hasil Praktikum

PERUBAHAN SEBELUM SESUDAH

WARNA KUNING KUNING JINGGA KECOKLATAN


TELUR
RASA BIASA ASIN

Bab V
Pembahasan

Pembuatan telur asin ini bertujuan untuk meningkatkan


daya simpan telur. Secara tradisional telur asin biasanya dibuat dari
telur bebek dan memiliki daya simpan antara 1-3 minggu.
Ketahanan simpan ini dikarenakan kadar garam yang tinggi. Dalam
pembuatan telur asin ini, yang digunakan adalah adonan abu
gosok, dan garam. Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin dan
sekaligus bahan pengawet.

Pengasinan telur tersebut umumnya dilakukan dengan


dua cara, yaitu perendaman dalam larutan garam dan pemeraman
oleh adonan campuran garam, pecahan batu bata, dan abu gosok.
Prinsip kedua cara tersebut adalah dehidrasi osmosis, yaitu proses
pengurangan air dari bahan dengan cara membenamkan garam
dalam suatu larutan berkonsentrasi tinggi, larutan tersebut
mempunyai tekanan osmosis tinggi.

Pada proses pembuatan telur asin ini terjadi pertukaran


ion yang bersifat stokiometri, yaitu satu ion H+ diganti oleh suatu
ion Na+. Pertukaran ion adalah suatu proses kesetimbangan
dan jarang berlangsung lengkap.

Kebanyakan telur asin dibuat dari telur bebek, bukan


dari telur ayam atau telur yang lainnya. Ada beberapa alasan
mengapa telur asin dibuat dari telur bebek:
1. Cangkang telur bebek lebih tebal, sehingga telur bebek tidak
mudah pecah. Ini akan berpengaruh pada saat proses
pengasinan yaitu pada saat telur direndam dalam campuran
media(abu gosok) dengan garam. Karena adanya tekanan dan
suhu yang kemungkinan naik, jika cangkang telur terlalu tipis,
telur akan mudah pecah
2. Pori-pori telur bebek terlalu besar. Pori-pori ini akan sangat
berpengaruh pada saat proses pengasinan karena garam akan
lebih mudah berpenetrasi ke dalam telur bebek. Jika pori-pori
telir tersebut kecil maka akan menyebabkan penetrasi garam
terhambat sehingga rasa telur juga akan kurang asin.
3. Nilai gizi telur bebek lebih tinggi. Di dalam telur bebek, banyak
terkandung protein. Protein ini mengandung asam amino
esensial yang diperlukan untuk tubuh untuk hidup sehat.
Asam amino ini berguna untuk pertumbuhan juga pergantian
sel yang rusak.
4. Masa simpan telur bebek lebih lama. Masa simpan telur bebek
relatif lama, hal ini dipengaruhi oleh ketebalan cangkang yang
mampu melindungi.
Bab VI
Penutup
A. Kesimpulan
Dari praktikum diatas kita dapat mengetahui bagaimana
cara membuat telur asin dengan metode diatas
Proses pengasinan telur bertujuan agar membuat telur
menjadi lebih awet

Proses masuknya garam kedalam telur berlangsung secara
dehidrasi osmosis, ion Na didapatkan dari garam,
sedangkan ion H+ berasal dari air. Dengan demikian ion Na
masuk kedalam telur dan kadar air berkurang, akibatnya
telur menjadi asin

Tingkat keasinan pada telur dipengaruhi oleh faktor waktu ,
ketebalan adonan.

B. Saran
Perebusan telur asin sebaiknya lebih lama, karena
perebusan yang kurang lama menyebabkan tekstur telur
masih cair. Selain itu perlu di perhatikan juga dalam proses
penyimpanan telur asin, agar telur asin tidak mudah pecah
atau retak.

Anda mungkin juga menyukai