Pertanyaan Praktikum Pengeringan (Drying)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

PERTANYAAN

1. Jelaskan pengertian dari pengeringan!


2. Jelaskan perbedaan pengeringan alami dan pengeringan Buatan!
3. Jelaskan perbedaan laju pengeringan konstan dan laju pengeringan menurun!
4. Jelaskan perbedaan pengeringan langsung dan pengeringan tidak langsung!
5. Berikan 5 contoh alat pengeringan besertan penjelasannya!
JAWABAN
1. Definisi Pengeringan
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam
jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan enersi panas. Hasil dari
proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan
kadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas
air (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi.
Sumber : http://coretanmbon.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-dan-prinsip-
dasar-pengeringan.html

Menurut Pinem (2004). Pengeringan merupakan proses penurunan kadar


air bahan sampai mencapai kadar air tertentu sehingga dapat memperlambat laju
kerusakan produk akibat aktivitas biologi dan kimia. Pengeringan pada dasarnya
merupakan proses perpindahan energy yang digunakan untuk menguapkan air
yang berada dalam bahan, sehingga mencapai kadar air tertentu agar kerusakan
bahan pangan dapat diperlambat. Kelembapan udara pengering harus memenuhi
syarat yaitu sebesar 55 60% .
Sumber : http://dicki25.blogspot.co.id/2012/11/sistem-pengeringan pangan.html

2. Perbedaan pengeringan alami dan pengeringan buatan


Ada 2 macam cara pengeringan, yaitu pengeringan secara alami dan pengeringan
buatan. Proses pengeringan secara alami yaitu suatu proses kehilangan air yang
disebabkan oleh kekuatan alam seperti sinar matahari atau angin kering. Proses
pengeringan secara buatan (dehidrasi) ialah suatu proses kehilangan air dengan
menggunakan alat-alat pengeringan (dehydrator) istilah desikasi kadang-kadang
digunakan juga untuk dehidrasi, tetapi desikasi mempunyai arti kehilangan air
berlebihan atau menjaga kadar air bahan makanan tidak naik menuju ke kadar air
keseimbangan, contoh, bahan yang disimpan di dalam desikator.
a) Pengeringan Alami
Pengeringan dengan sinar matahari merupakan cara pengeringan tradisional.
Namun hasil yang diperoleh bermutu baik, cara yang umum dikerjakan yaitu
biasanya bahan dikeringkan pada lantai yang terbuat dari semen atau bahan
dihamparkan pada wadah berupa nampan atau rak-rak yang dibuat khusus untuk
pengeringan, ada pula cara yang digantung seperti pada tembakau atau jagung.
Kerugiannya antara lain :
Memerlukan waktu yang lebih lama
Sangat bergantung pada cuaca
Memerlukan tempat yang luas
Suhu dan waktu pengeringan tidak dapat diawasi dengan baik dan akurat,
sehingga dapat terjadi kerusakan oleh mikroba selama proses pengeringan
Kebersihan bahan yang dikeringkan kurang terjamin
Penyusutan bobot bahan relative lebih banyak
Selain kerugiannya sinar matahari juga memiliki keuntungan yaitu sebagian
berikut:
Biaya relatif murah karena sinar matahari diperoleh secara cuma-cuma
Tidak memerlukan keahlian.
b) Pengeringan buatan
Pada proses pengeringan, pengaturan dilakukan terutama terhadap suhu dan
volume udara yang dihembuskan. Kualitas hasilnya tergantung dari faktor-faktor
antara lain:
a. Suhu
b. Kelembaban,
c. Volume kubik udara yang dihembuskan,
d. Pengadukan bahan, dan
e. Tebal lapisan bahan yag dikeringkan.
Pada proses dehidrasi, udara yang telah dipanaskan dialirkan atau
disirkulasikan dengan alat penghembus. Maka suhu, kelembaban dan kecepatan
udara diatur dan diubah-ubah dengan meyesuaikan kebutuhan.
Proses pengeringan buatan, seperti juga pengeringan alami mempunyai
keuntungan dan kerugian.
Keuntungan yang didapat dari proses pengeringan buatan ialah:
Suhu dan aliran udara dapat diatur
Kebersihan bahan lebih terjamin, karena peralatan yang dipakai dalam
pengeringan buatan terdapat dalam ruangan tertutup
Proses pengeringan dapat dikontrol, sehingga kemungkinan kerusakan dapat
dikurangi
Tidak memerlukan area yang luas
Penyusutan tidak sebesar pengeringan alami
Kerugian yang dapat timbul antara lain :
Membutuhkan peralatan yang mahal, karena alat-alat yang dipakai dan dibuat,
tentu saja memerlukan biaya yang besar.
Membutuhkan bahan bakar, sehingga biaya pengeringan relative lebih mahal
Membutuhkan tenaga kerja yang ahli
Sumber : http://btagallery.blogspot.co.id/2010/02/blog-post_12.html

3. Perbedaan laju pengeringan konstan dan laju pengeringan menurun


Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan
pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Proses perpindahan panas
yang terjadi adalah dengan cara konveksi serta perpindahan panas secara konduksi
dan radiasi tetap terjadi dalam jumlah yang relative kecil. Pertama-tama panas
harus ditransfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi
penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan
ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida dengan cairan
harus ditransfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung.
Panas harus disediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui
berbagai macam tahanan agar dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang
bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang dikeringkan dan
cara pemanasan yang digunakan, sedangkan waktu proses pengeringannya
ditetapkan dalam dua periode (Batty dan Folkman. 1984), yaitu:
1. Periode pengeringan dengan laju tetap (Constant Rate Periode)
Pada periode ini bahan-bahan yang dikeringkan memiliki kecepatan
pengeringan yang konstan. Proses penguapan pada periode ini terjadi pada air
tak terikat, dimana suhu pada bahan sama dengan suhu bola basah udara
pengering. Periode pengeringan dengan laju tetap dapat dianggap sebagai
keadaan steady.
2. Periode pengeringan dengan laju menurun (Falling Rate Periode)
Periode kedua proses pengeringan yang terjadi adalah turunnya laju
pengeringan batubara (R=0). Pada periode ini terjadi peristiwa penguapan
kandungan yang ada di dalam batubara (internal moisture).

Grafik Perpindahan Proses Pengeringan

Sumber : http://www.che.ft-untirta.ac.id/download-center/category/1-operasi-
teknik-kimia

4. Perbedaan pengeringan secara langsung dan pengeringan secara tidak


langsung
a) Pengeringan langsung (direct drying), bahan yang dikeringkan langsung
berhubungan dengan udara yang dipanaskan.
b) Pengeringan tidak langsung (indirect drying), udara panas berhubungan
dengan bahan melalui perantara, umumnya berupa dinding-dinding atau
tempat meletakkan bahan. Bahan akan kontak dengan panas secara
konduksi.

5. Macam-Macam Alat Pengeringan


a) Batch Tray Dryer (Batch Drying)
Metode batch merupakan metode tray drying yang paling sederhana. Tray
dryer terdiri dari bilik pemanasan yang terbuat dari kayu atau logam-logam
tertentu. Tray/kolom yang telah dimasukkan material yang ingin dikeringkan
kemudian di letakkan secara bersusun dalam kolom. Setelah ruangan ditutup,
maka udara panas dialirkan ke dalam ruang pemanas hingga semua bahan menjadi
kering.
Udara panas yang masuk dari sebelah bawah ruang menyebabkan material
yang ada kolom yang paling bawah menjadi yang paling pertama kering. Setelah
tenggat waktu tertentu, tray akan dikeluarkan dan material yang telah kering
diambil. Material lain yang ingin dikeringkan dimasukkan dan prosedur terjadi
berulang-ulang.

b) Spray dryer

Pengeringan semprot atau spray drying merupakan jenis pengeringan


tertua dan sering dipakai dalam industry farmasi. Cara ini digunakan untuk
mengubah pasta, bubur atau cairan dengan viskositas rendah menjadi padatan
kering. Pengeringan dengan cara ini mampu meminimalisir interupsi karena
selama bahan cair yang akan dikeringkan tersedia, maka proses pengeringan akan
tetap berjalan secara kontinyu dan produk berupa padatan kering akan terus
terbentuk. Dalam beberapa kasus, pengeringan menggunakan cara ini dapat
beroperasi selama bulan tanpa perlu dihentikan. Proses pengeringan semprot
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, hanya beberapa milidetik hingga
beberapa detik tergantung jenis peralatan dan kondisi pengeringan. Hal ini
memberi keuntungan bagi bahan yang sensitif terhadap panas. Selain itu
mengurangi resiko terjadinya korosi dan abrasi karena minimnya waktu kontak
antara peralatan dengan bahan yang dikeringkan. Pengeringan dengan cara ini
sangat cost-efective terutama untuk produk dalam jumlah besar selain bisa
dioperasikan secara automatis dengan bantuan komputer. Keterbatasan
pengeringan dengan cara ini ialah tak dapat digunakan untuk menghasilkan
produk granul kering berukuran rata-rata diatas 200 m.

c) Fluidized bed dryer

Fluidized bed dryer adalah sistem pengeringan yang diperutukan bagi


bahan berbobot relatif ringan, misalnya serbuk dan ganular. Prinsipnya bahan
yang akan dikeringkan dialiri dengan udara panas yang terkontrol dengan volume
dan tekanan tertentu, selanjutnya bagi bahan yang telah kering karena bobotnya
sudah lebih ringan akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk
ditangkap dan dipisahkan dari udara, namun bagi bahan/material yang halus akan
ditangkap oleh pulsejet bag filter. Cocok digunakan untuk serbuk, butiran,
aglomerat, dan pelet dengan ukuran partikel rata-rata normal antara 50 dan 5.000
mikron. Kelebihan metode ini ialah perpindahan panas dan kontrol terhadap
ukuran partikelnya lebih baik serta pencampuran yang lebih efisien.

d) Rotary Dryer

Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang


berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan
berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan
berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap
listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan oleh
scrubber dan penangkap air elektrostatis (Anonim, 2009).
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di
atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal,
rotor, gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai,
dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih
dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan
dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian
dan slope kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya (Jumari, A dan
Purwanto A., 2005). Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung gas
dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel luar, atau
dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang
dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.

e) Drum dryer

Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi
penguapan lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan
keringdikeluarkan dari gulungan yang putarannya lebih diperlambat. Drum dryer
sangatcocok untuk penanganan lumpur atau padatan yang berbentuk pasta atau
suspensiserta untuk bermacam-macam larutan. Bagian drum berfungsi sebagai
suatuevaporator. Beberapa variasi dari jenis drum tunggal adalah dua drum yang
berputar dengan umpan masuk dari atas atau bagian bawah kedua drum tersebut
Prinsip kerja drum dryer
Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi
penguapan lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatankering
dikeluarkan dari gulungan yang putarannya lebih diperlambat.
Cara kerja drum dryer
Alat jenis ini ada yang menggunakan satu buah silinder dan ada pulayang
menggunakan dua buah silinder sebelah atas. Bahan basah diisikan dengancara
menyemprotkannya secara kontinyu ke permukaan luar silinder sebelah
atas.Disamping itu ada juga yang berjalan mengalirkan bahan basah ke bagian
bawahsilinder, kemudian waktu silinder berputar, bahan basah tersebut akan
ikutterbawa pada permukaan luar silinder yang bersuhu tinggi sehingga bahan
mengering.
Bahan basah yang akan dikeringkan di masukkan ke dalam alat melalui pipa dan
dialirkan pada drum yang berputar. Dinding drum yang panas akan menguapkan
air bahan sehingga bahan menjadi kering menurut yang dikehendaki. Uap panas
keluar dari alat melalui saluran sebelah atas. Sedangkan bahan yang telah kering
dilepaskan dari drum dengan menggunakan pisau kikisyang diatur jaraknya
terhadap drum. Kemudian bahan kering ini akan mengalir ke bawah dan
ditampung dengan menggunakan wadah yang telah diselesaikan.(Bahri, 2005)
Sumber : http://tepegeee.blogspot.co.id/2012/09/alat-alat-pengeringan.html

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI


PENGERINGAN (DRYING)

Kelompok 1
Dwi Putri Anggraini (061340411682)

Dody Saputra (061340411683)

M.Ismi Asyof (061340411692)

M. Yudha Ganta A (061340411693)

Meilani Kharlia Putri (061340411694)

Nita Saraswati (061340411697)


R. Elji Silisia (061340411698)

Kelas : 7 EGD

Dosen Pembimbing

Ir. Sahrul Effendy, M.T

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2016

Anda mungkin juga menyukai