SERAI
Nama latin: Cymbopogon nardus
Taksonomi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super division : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon nardus (L.) Rendle
Nama daerah: Sereh, Sere (Jawa), Sarai, Sorai, Sange-Sange (Sumatera), Belangkak,
Senggalau, Salai (Kalimantan), See, Nau Sina, Bu Muke (Nusa Tenggara), Tonti, Sare
(Sulawesi), Hisa, Isa (Maluku).
Habitat: Serai menyukai lahan yang berada di dekat air dengan tanah yang gembur. Tak
heran bila serai dapat ditemukan tumbuh liar di tepi sungai, rawa, atau saluran irigasi.
Tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-2700 m dpl. Di Sri Lanka, tanaman ini
tumbuh alami, namun dapat ditanam pada berbagai kondisi tanah di daerah tropika yang
lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Di Indonesia
banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau dipersawahan dan dikenal dengan nama Sere
(New Citronella grass).
Bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk obat: Daun, Akar.
Penyakit yang dapat diobati: Akar: digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh
keringat, peluruh dahak / obat batuk, bahan untuk kumur, badan terasa pegal dan
penghangat badan. Daun: digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu
makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas pereda kejang, nyeri atau ngilu,
khasiat lain (sakit kepala, nyeri lambung, diare).
Pemanfaatan:
1. Badan terasa pegal: Siapkanlah 600 g batang serai segar berikut akar. Rebus dengan
air. Air rebusan digunakan untuk mandi. Mandilah saat air masih hangat.
2. Obat batuk: Siapkan 600 g serai segar dan keringkan. Setelah itu, rebuslah dengan air
secukupnya. Minum air rebusan serai ini.
3. Nyeri atau ngilu: Tanaman serai sudah disuling untuk diambil minyak atsirinya.
Minyak serai ini digosokkan pada bagian yang sakit. Selain itu, dapat juga batang
serai segar direbus dengan sedikit air, lalu dicampur dengan air dan dioleskan pada
sendi yang ngilu.
4. Khasiat lain (sakit kepala, nyeri lambung, diare): Beberapa tetes minyak serai
langsung diminum
Kandungan kimia: Daun sereh dapur: 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri
dari sitral, sitronelol (66-85%), (a-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, -felandren, p-simen,
limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4?ol, a-terpineol, geraniol,
farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat,
geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, -elemen, -kariofilen, -
bergamoten, trans-metilisoeugenol, -kadinen, elemol, kariofilen oksida. Pada penelitian
lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen utama (+) sitronelol,
geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula geranil butirat, sitral,
limonen, eugenol, dan metileugenol. Sitronelol hasil isolasi dari minyak atsiri sereh
terdiri dari sepasang enansiomer (R)-sitronelal dan (S) sitronelal. Pada jenis
Cymbopogon yang lain (Cymbopogon giganteus chiovenda) mengandung minyak atsiri
yang terdiri dari limonen, p-mentha-1,5, 8-trien; 1,2 limonenoksida; p-mentha-2,8-dien-l-
ol; Dekan-2,4dien-l-ol; p-metilasetofenon; trans-p-menta-1(7), 8dien-2-ol; Decan-2, 4-
dienal; isopiperitenol; cis-p.menta-1 (7), 8-dien-2-ol; cis carveol; carvone; isopiperitenon;
cuminil alkohol; perililaldehid; perilil alkohol.