Anda di halaman 1dari 14

X (M) Y

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini akan diuraikan objek penelitian, populasi dan metode penarikan

sampel, jenis dan sumber data, pengukuran isntrumen, teknik pengumpulan data,

operasionalisasi variabel penelitian, pengujian instrumen penelitian, teknik analisis data,

uji asumsi klasik, regresi lier berganda dan bertingkat serta uji kelayakan model.

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh karyawan bank BNI. Penelitian

dimulai dari Tolong diisi.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002). Jadi populasi

merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-

syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anggota Malporesta Padang yang

berjumlah 182 orang.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh populasi, karena

apabila jumlah populasi kurang dari 100, sebaiknya semua dijadikan sampel. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh atau

sensus, yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel (Sugiyono, 2002:74).

3.3. Metode Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu

mnggunakan koesioner sebagai satu-satunya alat dalam pengumpulan data, selain itu

juga menggunakan data berupa referensi dan hasil-hasil penelitian dan literatur yang

berkaitan dengan variabel dalam penelitian. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya

akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk

menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini (Efendi, 2003 ;3)

Metode penelitian survey adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan

keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam satu penelitian.

Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil yang segera dapat

dipergunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya diskriptif yaitu melukiskan hal-hal

yang mengandung fakta-fakta klasifikasi dan pengukutan yang akan diukur adalah fakta

yang fungsinya merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi ( Ali, 1997 ;5)

2
3.4. Defenisi Operasional Variabel

3.4.1. Kinerja (Y)

Kinerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang

menghasilkan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi kelompok

dalam suatu unit kerja. Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan memperhatikan

beberapa indikator yakni : Kuantitas kerja, Kualitas kerja, Efisiensi, Kemampuan,

Ketepatan waktu, dan Kehandalan, yang dikembangkan oleh Masud (2004:216).

3.4.2. Kejelasan Peran

Kejelasan peran dan tugas adalah pemahaman individu terhadap tanggung jawab

pekerjaannya dan pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan dan kemampuan yang

diperlukan untuk menjalankan peran tersebut. Kejelasan peran dan tugas ditandai

dengan kemampuan mengkomunikasikan rencana kerja, kebijakan serta peran yang

diharapkan dari pekerja dan petunjuk untuk mengerjakan tugas.

Kejelasan peran dalam penelitian ini diukur dengan beberapa indikator yakni

Otoritas (wewenang kerja), Tujuan dan sasaran, Tanggung jawab, Harapan lingkungan

kerja, dan Pengetahuan pegawai tentang pekerjaan, yang dikembangkan oleh Rozzo,

House dan Lirtzman (1970) dalam Masud (2004:293).

3.4.3. Pengertian Kepemimpinan

Istilah kepemimpinan mempunyai arti yang luas. Berikut ini beberapa pengertian

kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Robbins (2007) Leadership

is the ability to influence a group toward the achievement of goals. Pendapat tersebut

3
memberikan arti bahwa kepemimpinan adalah suatu kepemimpinan untuk

mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Kepemimpinan pada dasarnya adalah seni atau cara memotivasi orang lain atau

kelompok sedangkan pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan kepemimpinan

yang diukur dengan tingkat kecerdasan, kedewasaan dan hubungan sosial, motivasi diri

dan dorongan berprestasi, serta sikap hubungan manusiawi. Dengan demikian diketahui

bahwa kepemimpinan adalah suatu kiat atau kemampuan seorang pemimpin dalam

mengarahkan, membina, menggerakkan, dan memberdayakan pegawai agar mampu

bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan sehingga sasaran organisasi

tercapai. Indikator kepemimpinan dalam penelitian ini adalah: a) Kemampuan

mempengaruhi, b) Kemampuan menggerakkan, c) Kemampuan mengarahkan.

Untuk lebih jelasnya tentang indikator dari variabel penelitian dapat dilihat pada

tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1.
Indikator Variabel Penelitian

No Variabel Indikator
1 Kinerja (Y) 1. Kuantitas kerja
Masud (2004:216) 2. Kualitas kerja
3. Efisiensi
4. Kemampuan
5. Ketepatan waktu
6. Kehandalan
2 Kejelasan Peran (X) 1. Otoritas (wewenang kerja)
Rozzo, House dan Lirtzman 2. Tujuan dan sasaran
(1970) dalam Masud (2004:293) 3. Tanggung jawab
4. Harapan lingkungan kerja
5. Pengetahuan pegawai tentang
pekerjaan
3 Kepemimpinan (M) 1. Kemampuan mempengaruhi
Robbins (2007) 2. Kemampuan menggerakkan,
3. Kemampuan mengarahkan.

4
Pengukuran variabel mengunakan skala Likert dengan lima alternatif jawaban

yaitu : selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah

(TP). Butir pertanyaan yang dijawab rcsponden, diberi bobot dengm skor 5,4,3,2,1

apabila pernyataan positif, untuk pernyataan negatif diberi bobot 1,2,3,4,5.

3.5. Pengujian Instrumen


3.5.1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis butir, yaitu dengan cara

mengkorelasi skor setiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Uji validitas kuisioner ini disebarkan pada seluruh inspektorat sebanyak 351 orang.

Analisis butir ini menggunakan alat Bantu program SPSS versi 12.0 Menurut Azwar

(2007:65), kriteria pengujian analisis ini adalah :

Dengan ketentuan bahwa apabila nilainya negatif atau kecil dari rtabel atau < 0.3

maka nomor item tersebut tidak valid, dan sebaliknya bila nilainya positif lebih besar

dari rtabel atau > 0.3 maka nomor item tersebut valid. Secara sistematis, uji validitas ini

menggunakan korelasi sederhana (simple conelation) dari Pearson yang dirumuskan

sebagai berikut (Sudjana 1982;369):

n.( XY ) ( X . Y )
r
n. X 2

( X ) 2 . N Y 2 ( X ) 2

Keterangan : r = nilai koefisien korelasi masing-masing item


n = jumlah sampel yang digunakan
X = skor nilai setiap item
Y = skor total setiap sampel

5
3.5.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan)

alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Cronbach (Umar, 1999:196) sebagai berikut:

Di mana :
r = realiabilitas instrumen
11

k = banyak butir pertanyaan


i2= varian total
b2 = jumlah varian butir

Jumlah varian butir dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian tiap

butir, kemudian dijumlahkan. Rumus varian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Di mana:
n = jumlah responden
x = nilai skor yang dipilih (total nilai nomor-nomor butir)

Cronbach alpha yang baik adalah yang makin mendekati 1, menurut Santoso

(2001:214) reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat

diterima dan reliabilitas dengan Cronbach alpha 0,8 atau diatasnya adalah dikategorikan

baik.

6
3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik regresi

linier berganda analisis dilakukan dengan bantuan software program komputer SPSS

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3.6.1. Analisa Deskriptif

Analisis ini bermaksud untuk menggambarkan karakteristik masing-masing

variabel penelitian. Dengan cara menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi,

menghitung nilai pemusatan (dalam hal nilai rata-rata, median, modus); dan nilai

dispersi (standar deviasi dan koefisien variasi) serta menginterpretasikannya. Analisis

ini tidak menghubung-hubungkan satu variabel dengan variabel lainnya dan tidak

membandingkan satu variabel dengan variabel lainnya.

Proses pengolahan data yang telah didapat dari responden yaitu dinilai dengan

memberikan skor. Setelah pemberian skor kemudian data tersebut diolah dengan

menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

Frekuensi
P = Jumlah responden x100%

Dimana:

P = Persentase hasil yang diperoleh

F = Frekuensi hasil yang diperoleh

N = Jumlah responden yang dijadikan sampel

100 = Angka tetap persentase

Untuk mendapatkan rata-rata skor masing-masing indikator dalam pernyataan-

pernyataan yang terdapat dalam kuesioner di pakai rumus (Arikunto, 2002), berikut:

7
Rata-rata skor =

Dimana : fi = Total frekuensi ke i

Wo= Bobot

f = Total frekuensi

Setelah diperoleh rata-rata skor, maka selanjutnya dilakukan perhitungan

Tingkat Capain Responden (TCR) dengan rumus sebagai berikut:

Rata- rata Skor


TCR = x 100 %
5
Adapun rumus untuk menentukanbesarnya skor total adalah sebagai berikut (Arikunto,

2002):

Skor Total = (SS.f) + (S.f) + (N.f) + (TS.2) + (STS.f)

Dimana :

SS = Sangat Setuju (5)

S = Setuju (4)

N = Netral (3)

TS = Tidak Setuju (2)

STS = Sangat Tidak Setuju (1)

f = Frekuensi

Arikunto (2002) menyatakan bahwa kriteria nilai tingkat capaian responden (TCR)

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

8
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Capain Responden (TCR)
Capain (%) Keterangan
90 100 Sangat Baik
80 89, 99 Baik
65 79,99 Cukup Baik
55 64, 99 Tidak Baik
0 54, 99 Sangat Tidak Baik

3.6.2. Pengujian Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan maksud memeriksa apakah data yang berasal

dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Menurut Santoso (2004:189)

pedoman yang dipakai dalam uji normalitas ini adalah menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov yaitu :

a) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas (p) < (alpha) distribusi data
adalah tidak normal.

b) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas (p) > (alpha) distribusi data
adalah normal.

3.6.2.2 Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan

sudah benar atau tidak. Untuk menentukan apakah fungsi persamaan regresi yang

digunakan berbentuk liner, teknik yang digunakan adalah linearity of deviation Apabila

nilainya lineariity kurang dari 5 %, maka model regresi dapat dinyatakan linier.

9
3.7. Persamaan Regresi

3.7.1. Persamaan Regresi Linear Berganda

Regresi Linear Berganda adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh beberapa variable bebas terhadap satu variable terikat. Tujuan

menggunakan anlisis regresi lienear berganda dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh variabel kejelasan peran dan gaya kepemimpinan

terhadap kinerja inspektorat. dengan persamaan sebagai berikut.

Y = + b1 X1+ b2 X2 + e

Dimana :

Y : kinerja inspektorat

a : Konstanta

b : Koefisien Regresi

X1 : kejelasan peran

X2 : gaya kepemimpinan

e : Variabel lain mempengaruhi

b. Untuk mengetahui pengaruh variabel kejelasan peran terhadap kinerja Kinerja

anggota Malporesta dengan persamaan sebagai berikut.

M=+bX+e

Dimana :

M : Kinerja Anggota Malporesta

a : Konstanta

b : Koefisien Regresi

10
X : kejelasan peran

e : Variabel lain mempengaruhi

3.7.2 Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh satu variable bebas terhadap satu variable terikat. Tujuan

menggunakan anlisis regresi lienear sederhana dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja inspektorat dengan

persamaan sebagai berikut.

c. Untuk mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja

Inspektorat dengan persamaan sebagai berikut.

M=+bX+e

Dimana :

M : Kinerja Anggota Malporesta

a : Konstanta

b : Koefisien Regresi

X : gaya kepemimpinan

e : Variabel lain mempengaruhi

3.7.3 Regresi Bertingkat

Analis regresi bertingkat (hierarchical regression analysis) merupakan suatu

teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel mediasi terhadap

hubungan antara variabel bebas (idependent variabel) dan variabel terikat (dependent

variable). Tujuan melakukan analisi regresi bertingkat dalam penelitain ini adalah untuk

11
mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan sebagai variabel mediasi terhadap hubungan

antara kejelasan peran dan kinerja inspektorat.

Menurut Baron dan Kenny (1986) terdapat 4 langkah untuk melakukan

pengujian dampak variabel mediasi sebagai berikut :

1. Variabel bebas harus berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (1 harus

signifikan).
2. Variabel bebas harus berpengaruh signifikan terhadap variabel intervening (2

harus signifikan).
3. Variabel intervening harus berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (3

harus signifikan).
4. Intervensi penuh (full intervening) terjadi apabila variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat setelah dikontrol oleh variabel

intervening (4 tidak signifikan), sedangkan intervensi parsial (partial

intervening) terjadi apabila variabel bebas masih berpengaruh signifikan tetapi

nilai koefisien regresinya mengalami penurunan (4 masih signifikan tetapi

koefisien regresinya berkurang).

3.7.4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien detereminasi merupakan tekanik statistik yang digunakan untuk

menentukan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat yang

dinyatakan dalam persentase (%). Dengan demikian tujuan melakukan analisis koefisien

determinasi (R2) dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Menentukan persentase kontribusi kejelasan peran terhadap variabel kinerja

inspektorat
2. Menentukan persentase kontribusi variabel kejelasan peran terhadap gaya

kepemimpinan

12
3. Menentukan persentase kontribusi variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja

inspektorat.

Hasil pengujian koefisien determinasi mencerminkan :

1) Ketepatan suatu garis regresi yang ditetapkan terhadap sekolompok data hasil

observasi (Goodness of fit). Di mana makin besar nilai R2 makin baik hasil suatu

garis regresi, dan sebaliknya makin kecil nilai R 2 makin buruk hasil suatu regresi.

Nilai R2 adalah 0 R2 1.

2) Besarnya proporsi (persentase) variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel

bebas yang dinyatakan dalam bentuk persentase (Gujarati, 1999).

3.7.5 Uji Kelayakan Model

Menurut Arikunto (2002 :24) sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih

dahulu harus dilakukan uji kelayakan model penelitain. Untuk mengetahui apakah suatu

model penelitian layak atau tidak, maka dapat dilakakukan uji F (F-test) dengan rumus

sebagai berikut :

k
( n k 1) Pyx1ryx1
i 1
F=
k

k 1 Pyx1ryx1
i 1

Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu model penelitan, maka dapat

dilihat dari nilai signifikan Fhitung. Jika nilai signifikan Fhitung lebih kecil dari 0,05 ( <

0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian adalah layak.

a. Uji Hipotesis

13
Untuk melakukan uji hipotesis penelitian yang telah dikembangkan sebelumnya

digunakan uji t (t-test) dengan rumus sebagai berikut:

Pyxi
ti : i 1,2,3,4dan5
n
(1 R 2 yxi ......xk )(Cii X 2ih
h 1
n k 1

Menurut Sugiyono (2007) dasar pengambilan keputusan untuk pengujian

hipotesis adalah:

a. Jika nilai signifikansi < (0,05) maka terdapat pengaruh yang


signifikan atau berarti dari variabel bebas terhadap variabel terikat

(Hipotesis alternatif diterima).

b. Jika nilai signifikansi > (0,05) maka tidak terdapat pengaruh yang
tidak signifikan atau tidak berarti dari variabel bebas terhadap variabel

terikat (Hipotesis alternatif ditolak).

14

Anda mungkin juga menyukai