Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Judul : Pengaruh Religiositas, Relativisme dan Idealisme terhadap Penalaran


Moral dan Perilaku Manajemen Laba
Jurnal : JAAI
Volume& halaman : Vol.16 No.1 Hal: 15-32
Tahun : 2012
Penulis : Ietje Nazaruddin
Reviewer : Anna Awaliyatul A

Tujuan Penelitian :

Menguji pengaruh tingkat religiositas dan filosofi moral personal terhadap penalaran moral
serta menguji pengaruh filosofi moral personal dan penalaran moral terhadap penilaian etis
individu atas perilaku manajemen laba.

Subjek Penelitian :

Mahasiswa Eksekutif program pascasarjana (manajemen dan akuntansi) dan program profesi
akuntansi yang telah dan atau sedang menjabat.

Implikasi Teori :

Teori keagenan sering digunakan untuk menjelaskan perilaku manajemen laba.


Adanya asimetri informasi memberikan kesempatan bagi manajer untuk melakukan tindakan
manajemen laba. Namun demikian, teori keagenan kurang mempertimbangkan kenyataan
bahwa pengambilan keputusan tidak hanya dilandaskan pada kepentingan pribadi, karena
para manajer sebagai manusia juga memiliki etika yang akan mempengaruhi pengambilan
keputusan tidak hanya dilandaskan pada kepentingan pribadi tetapi juga melibatan etika
dalam pengambilan keputusan mereka.

Teori yang sering digunakan untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan etis
dan untuk memahami alasan seseorang didalam mengambil keputusan etis adalah teori
perkembangan moral kognitif yang dikembangkan oleh Kohlberg (1969, 1981). Kohlberg
(1969) mendefinisikan penalaran moral (moral reasoning) sebagai judgment mengenai benar
atau salah, moral development adalah tingkat kematangan dari moral reasoning. Individu
yang berada pada tingkatan moral yang lebih tinggi akan lebih mampu bertahan terhadap
tekanan ketika melakukan judgment.

Hipotesis Penelitian :

H1 : Religiositas akan berpengaruh positif terhadap kemampuan penalaran moral


H2 : Tingkat religiositas yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap relativisme individu
H3 : Tingkat religiositas yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap idealisme individu
H4 : Idealisme individu berpengaruh positif pada tingkat kemampuan penalaran moral
H5 : Relativisme individu berpengaruh negatif pada tingkat kemampuan penalaran moral
H6 : Idealisme individu akan berpengaruh positif terhadap penilaian individu atas perilaku
manajemen laba
H7 : Relativisme individu akan berpengaruh negatif terhadap penilaian individu atas perilaku
manajemen laba
H8 : Penalaran moral individu akan berpengaruh positif terhadap penilaian individu atas
perilaku manajemen laba
Metode Penelitian :

Metode penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metode survei yaitu metode
pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mendistribusikan kuesioner dengan 3 cara
yaitu : secara langsung, menggunakan fasilitas pos (mail survei) dan e-mail survey.

Variabel Penelitian :

Independen
1) Religiositas
2) Penalaran Moral
3) Relativisme
4) Idealisme
Dependen
5) Manajemen Laba

Metode Analisis :

Menggunakan model persamaan struktural (Structural Equation Modelling atau SEM)


Pengolahan data dilakukan dengan program aplikasi SPSS dan AMOS

Hasil penelitian :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat religiositas mempengaruhi idealisme dan


penalaran moral. Penalaran moral, idealisme dan relativisme berpengaruh pada penilaian etis
individu atas perilaku manajemen laba. Namun demikian, tidak ditemukan bukti adanya
pengaruh religiositas terhadap relativisme individu.

Kesimpulan&Temuan :

Tujuan penelitian adalah meneliti faktor-faktor yang dapat menjelaskan penilaian


individu atas etika praktik manajemen laba yang merupakan salah satu informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan, khususnya 3 faktor individual yaitu religiositas, filosofi
moral dan penalaran moral. Temuan penelitian membuktiksn bahwa individu yang
memperhatikan pendekatan agama dikehidupannya akan memiliki kemampuan penalaran
kognitif individu yang relatif lebih baik ketika dihadapkan dilema etika. Tingkat religius juga
menyebabkan individu semakin idealis. Individu yang idealis memiliki kemampuan pnalaran
moral yang lebih baik sebaliknya individu yang tingkat relativismenya tinggi cenderung
mengakibatkan penurunan penalaran moral. Bagi indvidu yang idealis manajemen laba
merupakan tindakan yang tidak etis namun bagi individu yang relativism akan memandang
bahwa manajemen laba adalah tindakan yang dapat ditoleransi.

Hasil temuan ini menjelaskan bahwa perilaku manajemen laba dapat dijelaskan
dengan pendekatan etika, tidak hanya dengan menggunakan teori keagenan saja. Para
pengambil keputusan akan menggunakan pertimbangan etis ketika mereka dihadapkan pada
praktik manajemen laba. Hasil penelitian juga mendukung teori perkembangan moral kognitif
bahwa penalaran moral merupakan dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan
ketika individu dihadapkan pada dilema etis.

Keterbatasan Penelitian :

Pertama, penelitian menggunakan data atas jawaban responden dari kuesioner bersifat
hipotetikal. Responden berada pada kondisi yang tidak nyata ketika membuat keputusan,
sehingga kemungkingan anggapan keputusan pada situasi mungkin tidak serius dan bisa jadi
pada tindakan aktual respondek tidak melakukan tindakan dengan cara yang sama.

Kedua, penelitian ini terbatas menguji pada pengaruh variabel-variabel individual yaitu
religiositas, filosofi moral dan penalaran moral terhadap perilaku manajemen laba. Dengan
demikian kemungkinan terdapat variabel- variabel individual lainnya yang memengaruhi
penilaian atas perilaku manajemen laba.

Telaah Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan :

Kaitan penelitian dengan ruang lingkup akuntansi perilaku adalah:

1. Pengaruh Perilaku Manusia terhadap Akuntansi


Dalam penelitian ini perilaku manusia berupa religiositas (sistem yang terintegrasi dari
beberapa aspek agama yang memberikan makna dalam kehidupan manusia dan
mengarahkan pada nilai-nilai suci), relativisme (sikap penolakan terhadap nilai moral
yang absolut dalam mengarahkan perilaku etis), idealisme (sesuatu yangdipercaya
individu bahwa konsekuensinya tidak melanggar kaidah moral) dan penalaran moral
(kemampuan membuat pertimbangan tanpa memasukkan kepentingan pribadi dan
mengakui dampaknya bagi kesejahteraan oranglain) dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan untuk melakukan manajemen laba seperti yang telah diuraikan dalam
kesimpulan bahwa sikap idealis dan religiositas cenderung menimbulkan kemampuan
penalaran kognitif yang lebih baik ketika dihadapkan pada situasi dilema etis berupa
manajemen laba. Individu yang religios dan idealis berpandangan bahwa manajemen laba
merupakan tindakan yang tidak etis. Sedangkan individu dengan sikap relativism
menganggap bahwa manajemen laba merupakan hal yang dapat ditoleransi. Artinya
perilaku manusia tersebut dapat mempengaruhi akuntansi ( untuk melakukan manajemen
laba atau tidak).
2. Pengaruh Akuntansi terhadap Perilaku Manusia
Manajemen laba merupakan masalah yang kompleks dari prespektif etika. Praktik
manajemen laba bersifat legal., tidak melanggar prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum dan tindakan tersebut merupakan wewenang manajer. Adanya sistem manajemen
laba yang legal ini menjadikan peluang individu khususnya manajer untuk
memanfaatkannya untuk menguntungkan pihak tertentu. Sehingga individu ini dapat
membuat sebuah informasi keuangan yang dapat menyesatkan dan melanggar
kepercayaan masyarakat. Artinya sistem manajemen laba yang dilegalkan ini dapat
mempengaruhi perilaku manusia untuk memanfaatkannya.
3. Kerangka pemikiran logis dan sistimatis guna memahami, menjelaskan dan
memprediksi bagaimana akuntansi mempengaruhi perilaku penyaji/pengguna, dan
bagaimana perilaku penyaji/ pengguna mempengaruhi bentuk, isi, dan penyajian
dan pengungkapan informasi akuntansi.
Berawal dari hadirnya fenomena manajemen laba yang dijelaskan oleh teori
keagenan. Manajer (agent) sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan
pemilik saham sehingga terjadi asimetri informasi. Teori keagenan menyatakan bahwa
para manajer lebih menekankan pada kepentingan sendiri dalam mengambil kebijakan
ekonomi, sehingga dengan adanya kondisi asimetri informasi memberikan kesempatan
bagi para manajer untuk melakukan manajemen laba. Fakta bahwa manajemen laba
bersifat legal mendukung penjelasan bagaimana akuntansi dapat mempengaruhi perilaku
manusia.
Adanya kesempatan dari teori keagenan, asimetri informasi, dan juga sifat manajemen
laba yang legal maka para manajer memilih metode pelaporan dan estimasi yang tidak
secara akurat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan atau disebut dengan
manajemen laba. Dimana manajemen laba ini menimbulkan informasi keuangan yang
salah dan menyesatkan akan berakibat dihasilkannya keputusan yang salah, tindakan
tersebut juga melanggar kepercayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai