Anda di halaman 1dari 7

ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013

Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)

Available online at
www.ilmupangan.fp.uns.ac.id

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian


Universitas Sebelas Maret

Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013al Teknosains Pangan Vol


(diisi oleh pengelola jurn
POTENSI TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val.) SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

THE POTENTIALS OF TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val.) AS FUNCTIONAL DRINK

Setyaningrum Ariviani*), MAM. Andriani*), Fitri Yani*)


*)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Received 1 June 2013; Accepted 15 June 2013; Published Online 1 July 2013 [di isi pengelola]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi temu mangga sebagai minuman fungsional ditinjau dari kualitas
sensoris dan aktivitas antioksidan. Preparasi bahan dilakukan dengan pengeringan rimpang temu mangga (kadar air 12 + 2 %),
kemudian dilakukan pembubukan dan dilakukan penyeragaman ukuran (80 mesh). Setelah itu, temu mangga diekstrak
menggunakan air dengan perbandingan temu mangga banding air 1:10; 1:15; 1:20; 1:25; dan 1:30. Ekstrak air temu mangga
kemudian diformulasi dengan flavoring agent jeruk lemon (5% ekstrak) dan pemanis gula kristal (10% ekstrak). Hasil formula
minuman temu mangga diuji secara sensoris berupa uji kesukaan dan uji fungsionalitas berupa aktivitas antioksidan. Formula
minuman fungsional temu mangga yang memiliki kualitas sensoris dan aktivitas antioksidan tertinggi adalah proporsi temu mangga
dengan air 1:10.

Kata Kunci: Curcuma, mangga, antioksidan, minuman, sensoris

ABSTRACT

The purpose of this research was to formulate the potential of Curcuma mangga Val. as functional beverage viewed from sensory
quality and antioxidant capacity.The research consist of 3 steps. There were preparation, extraction, and formulation. The
preparation was divided 3 steps. There were drying of Curcuma mangga Val. rhizome (water content 12 + 2%), powdering and
sieving (80 mesh). After that, Curcuma mangga Val. powder was extracted by water (1:10; 1:15; 1:20; 1:25; and 1:30). Then,
Curcuma mangga Val. extract was formulated by flavoring agent lemon (5% extract) and the sweetener sugar (10% extract) to
produce Curcuma mangga Val. beverage. Finally, Curcuma mangga Val. beverage was tested by hedonic test and antioxidant
activity. Functional beverage formulate which has the highest both of sensory quality and antioxidant activity was the proportion of
Curcuma mangga Val. and water 1:10).

Keywords: Curcuma, mangga, antioxidant, beverage, sensory


*)
Corresponding author: fitri.yani405@gmail.com

PENDAHULUAN pahit (Widodo, 2000 dalam Esvandiari, 2002).


A. Latar Belakang Temu mangga mengandung senyawa
Temu mangga memiliki kenampakan antioksidan, diantaranya kalkon, flavon flavanon
mirip dengan temulawak (Darwis et al., 1991 yang cenderung larut dalam air (Lajis, 2007;
dalam Gusmaini et al., 2004). Berbeda dengan Suryani, 2009); Phytochemicals, 2012). Ekstrak
kunyit dan temu lawak yang memiliki aroma air temu mangga memiliki aktivitas antioksidan
khas jamu, temu mangga memiliki aroma yang yang tinggi sehingga memiliki mampu menekan
khas seperti mangga kweni dan rasanya tidak radikal bebas (Pujimulyani dkk., 2004),
27
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
menekan terbentuknya peroksida selama 3. Menentukan proporsi pelarut pada ekstraksi
oksidasi lipid (Tedjo dkk., 2005), dan mampu temu mangga yang memiliki nilai kesukaan
berperan sebagai antialergi (Tewtrakul dan sekaligus aktivitas antioksidan tertinggi.
Subhadhirasakul, 2007).
Secara tradisional, pengolahan komoditas D. Manfaat Penelitian
Zingiberaceae adalah dengan cara dibuat Penelitian ini diharapkan mampu
minuman. Selain memiliki kapasitas memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:
antioksidan, temu mangga adalah memiliki 1. Sebagai alternatif pengembangan minuman
aroma khas seperti mangga kweni sehingga fungsional dengan pemanfaatan bahan lokal
berpotensi untuk dikembangkan menjadi yang berkhasiat antioksidan.
minuman fungsional berkhasiat antioksidan. 2. Memberikan informasi ilmiah yang berguna
Namun, minuman temu mangga memiliki sebagai dasar pengembangan temu mangga
aftertaste yang kurang dikehendaki. dalam bidang pangan.
Jeruk lemon sering digunakan sebagai 3. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi
flavoring agent alami. Perpaduan antara temu temu mangga.
mangga dengan jeruk diharapkan mampu
meminimalisir aftertaste minuman yang kurang METODOLOGI PENELITIAN
dikehendaki. Jeruk nipis dan jeruk lemon A. Tempat dan Waktu Penelitian
mengandung fenol dan flavonoid (Ghafar et al., Pembuatan formula minuman fungsional
2009; Ghasemi et al., 2009). Gula kristal putih temu mangga serta analisis aktivitas antioksidan
(plantationized white sugar) sering digunakan dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses
sebagai pemanis dalam pembuatan minuman Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan
herbal. Penelitian yang dilakukan oleh Sia et al. Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian
(2009) menunjukkan bahwa gula tersebut Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian
memiliki aktivitas antioksidan. dilakukan pada bulan Mei 2012-Januari 2013.
Belum ada penelitian tentang minuman
fungsional temu mangga. Penelitian ini akan B. Bahan dan Alat
mengkaji potensi temu mangga sebagai 1. Bahan
minuman fungsional yang ditinjau dari kapasitas Bahan-bahan utama yang digunakan
antioksidan dan nilai sensoris. diantaranya rimpang temu mangga, jeruk
lemon (Citrus limon), gula kristal putih
B. Perumusan Masalah (plantation white sugar) Gulaku Premium,
1. Bagaimanakah proporsi pelarut air pada serta air minum Aqua. Bahan-bahan untuk
ekstraksi temu mangga yang memiliki nilai uji aktivitas antioksidan berupa DPPH,
kesukaan tertinggi? metanol, aquades, dan kuersetin.
2. Bagaimanakah proporsi pelarut air pada 2. Alat
ekstraksi temu mangga yang memiliki Alat yang digunakan untuk preparasi
aktivitas antioksidan tertinggi? sebelum pengeringan temu mangga berupa
3. Bagaimana proporsi pelarut air pada ekstraksi pisau dan slicer; untuk pengeringan berupa
temu mangga yang memiliki nilai kesukaan cabinet dryer; untuk pembuatan bubuk temu
sekaligus aktivitas antioksidan tertinggi? mangga berupa Philips blender HR2061 dan
ayakan 80 mesh; untuk formulasi minuman
C. Tujuan Penelitian fungsional temu mangga berupa neraca, gelas
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk ukur, kain saring, saringan 36 mesh, gelas
yaitu: beker, sendok, stirer, panci, termometer, dan
1. Menentukan proporsi pelarut pada ekstraksi kompor; serta untuk ekstraksi jeruk berupa
temu mangga yang memiliki nilai kesukaan pisau dan Philips citrus press HR2947. Alat
tertinggi. untuk analisis kapasitas antioksidan berupa
2. Menentukan proporsi pelarut pada ekstraksi neraca analitik, mikro pipet, tabung reaksi,
temu mangga yang memiliki aktivitas tabung cuvet, gelas ukur, sentrifuge, vorteks,
antioksidan tertinggi. dan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan
28
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
alat untuk uji organoleptik meliputi sloki Dalam formulasi, dilakukan 2 macam
mika, sendok, dan nampan. pengujian yaitu uji sensoris dan uji aktivitas
antioksidan. Uji sensoris yang digunakan
C. Tahap Penelitian berupa uji kesukaan menggunakan metode
1. Preparasi Bahan skoring dengan tujuan untuk mengetahui
Aftertaste minuman temu mangga yang kesukaan panelis terhadap proporsi pelarut
kurang dikehendaki disinyalir karena pada ekstraksi minuman temu mangga. Uji
senyawa rasa tertentu. Senyawa rasa aktivitas antioksidan yang digunakan berupa
merupakan bagian dari protein. Protein ada uji penangkapan radikal bebas menggunakan
yang bersifat hidrofilik dan ada yang bersifat metode DPPH.
hidrofobik. Senyawa yang bersifat hidrofobik
tidak berdampak saat pengeringan. Namun, 4. Analisa
senyawa yang bersifat hidrofilik akan Tabel 3.3 Metode Analisis Minuman
menurun kadarnya karena pengeringan. Fungsional Temu Mangga
Untuk mengatasi hal tersebut, maka rimpang No. Jenis Uji Metode
temu mangga dikeringkan sebelum diolah 1. Aktivitas Spektrofotometri
menjadi minuman. Menurut Jamal (2009), Antioksidan dengan DPPH (Xu dan
pengeringan dapat menghentikan proses Chang, 2007 dalam
fisiologis. Dengan berkurangnya kadar air 2. Kadar Total Pujimulyani dkk., 2012)
akibat proses pengeringan maka enzim-enzim Fenol Spektrofotometri
yang ada pada bahan menjadi tidak aktif dengan Folin-Ciocalteu
(Rachmawan, 2001). 3. Kadar Total (Roy et al., 2009 dalam
Setelah kadar air temu mangga mencapai Flavonoid Pujimulyani dkk., 2012)
12 + 2 %, temu mangga kemudian Alumunium Chloride
dibubukkan menggunakan blender. 4. Uji Colorimetric (Woisky
Pembubukan bertujuan untuk mengecilkan Sensoris dan Salatino, 1998
ukuran partikel sehingga mempermudah dalam Chang et al.,
bahan untuk kontak dengan pelarut ketika 2002 )
proses ekstraksi. Setelah itu, dilakukan Uji Kesukaan (Skoring)
penyeragaman ukuran menggunakan dan Uji Pembedaan
saringan 80 mesh. (Multiple Comparison
Test) (Setyaningsih
2. Ekstraksi Temu Mangga dkk., 2010)
Ekstraksi temu mangga menggunakan
pelarut air dengan kecepatan pengadukan 50
rpm pada suhu ruang. Setelah itu, dilakukan 5. Rancangan Penelitian
penyaringan menggunakan kain saring. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Terdapat 5 variasi proporsi temu mangga Acak Lengkap (RAL) 1 faktor yaitu variasi
dengan air yaitu 1:10; 1:15; 1:20; 1:25; dan proporsi pelarut. Data yg diperoleh dianalisis
1:30. menggunakan software SPSS 16 for windows
dengan analisis varian (ANOVA) pada
3. Formulasi Minuman Fungsional Temu tingkat signifikansi 5% untuk mengetahui
Mangga ada tidaknya pengaruh perlakuan pada
Lima ekstrak temu mangga dengan sampel. Kemudian dilanjutkan dengan uji
berbagai variasi pelarut kemudian Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada
diformulasi menjadi minuman fungsional tingkat yang sama untuk mengetahui ada
temu mangga. Formulasi dilakukan tidaknya perbedaan antar perlakuan.
menggunakan flavoring agent (ekstrak jeruk
lemon) sebanyak 5% dari ekstrak temu
mangga dan pemanis (gula kristal putih)
sebanyak 10% dari ekstrak temu mangga.
29
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
HASIL DAN PEMBAHASAN kadar total fenol temulawak (Curcuma
A. Karakteristik Bahan xanthorrhiza Roxb.) lebih rendah yaitu 4500 mg
Untuk melihat potensi bahan guna /kg bk. Senyawa fenolik yang termasuk
dikembangkan sebagai minuman fungsional flavonoid dalam temu mangga diantaranya
dengan klaim memiliki kapasitas antioksidan, kalkon, flavon, dan flavanon (Lajis, 2007;
maka pada penelitian ini dilakukan karakterisasi Suryani, 2009). Kadar total flavonoid temu
bahan. Dalam hal ini, bahan yang dikarakterisasi mangga sebesar 0.15 mg eq kuersetin/kg bk.
adalah bahan yang digunakan untuk penentuan Flavonoid dapat menghambat pertumbuhan sel
proporsi pelarut pada ekstraksi temu mangga. kanker secara in vitro dan mengurangi
Karakterisasi bahan meliputi penentuan kadar perkembangan tumor pada hewan uji (Mori et
total fenol, kadar flavonoid, dan aktivitas al., 1988 dalam Narayana et al., 2001). Senyawa
penangkapan radikal bebas. Menurut Molan et flavonoid juga dapat menghambat oksidasi LDL
al. (2011), komponen fenol berkontribusi sehingga dapat berperan sebagai
signifikan terhadap aktivitas antioksidan antiinflammatory, antithrombogenic,
tanaman obat. Komponen fenol merupakan antiosteoporotic, dan mencegah atherosclerosis
antioksidan yang bagus karena efektif dalam karena kemampuannya dalam menangkal
mendonorkan hidrogen (Rice, 1995 dalam Chen radikal bebas (Nijveldt et al., 2001). Dibanding
et al., 2009). Komponen fenol berperan sebagai kunyit, temu mangga lebih unggul karena
terminator radikal bebas dan mekanisme memiliki beragam senyawa flavonoid. Menurut
flavonoid adalah dengan mengakhiri proses Yang et al. (2008), dalam kunyit (Curcuma
penangkapan radikal bebas (Saikia dan aromatica) tidak terdeteksi kadar flavonoid
Upadhyaya, 2011). Tingginya reaktivitas grup total. Ditinjau dari aktivitas antioksidannya,
hidroxyl dari flavonoid menyebabkan radikal temu mangga memiliki aktivitas penangkapan
inaktif (Nijveldt, 2001). radikal bebas sebesar 12.28 mg eq kuersetin.
Jeruk lemon memiliki kadar total fenol
Tabel 4.1 Karakteristik Bahan sebesar 60.50 mg/liter. Sedangkan senyawa
Total Aktivitas flavonoid pada jeruk lemon sebesar 15.64 mg eq
Flavon Penangkap kuersetin/liter bahan. Menurut Gattuso (2007),
Total
oid an Radikal jenis flavonoid dalam jeruk lemon berupa
Sampel Fenol
(mg Eq Bebas (mg eriocitrin, hesperidin, diosmin, luteolin, 6,8-di-
(mg)
kuerset Eq C-Glu-Apigenin, 6,8-di-C-Glu-Diosmetin, dan
in) kuersetin) 7-O-Rut-Luteolin. Jeruk lemon memiliki
Temu aktivitas penangkapan radikal bebas sebesar
4669.10 + 0.15 + 12.28 + 153,62 mg eq kuersetin.
Mangga
157.36 0.00 2.19 Gula kristal memiliki kadar total fenol
(/kg bk)
Jeruk sebesar 17.10 mg/kg bk. Dalam gula kristal
60.50 + 15.64 + 153.62 + tidak terdeteksi adanya senyawa flavonoid.
Lemon
2.27 1.18 27.64 Akan tetapi, gula kristal memiliki aktivitas
(/liter)
Gula penangkapan radikal bebas. Hal ini
17.10 + mengindikasikan bahwa senyawa yang berperan
Kristal nd 0.81 + 0.01
1.74 dalam aktivitas penangkapan radikal bebas temu
(/kg bk)
mangga adalah senyawa fenolik yang bukan
Temu mangga memiliki senyawa fenolik flavonoid.
berupa kalkon, flavon, flavanon, kurkumin,
demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin, B. Kualitas Sensoris Minuman Temu Mangga
asam galat, katekin, epikatekin, epigalokatekin, Minuman fungsional merupakan minuman
epigalokatekingalat, dan galokatekingalat (Lajis, yang karena kandungan komponen aktifnya,
2007; Suryani, 2009; Abas et al., 2005; dan tidak hanya memberikan manfaat kesehatan di
Pujimulyani et al., 2011). Sebagai bahan utama, luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi,
temu mangga memiliki kadar total fenol sebesar tetapi juga harus dapat dikonsumsi selayaknya
4669.10 mg/kg bk. Menurut Grafianita (2011), minuman (BPOM, 2004). Untuk itu, perlu
30
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
dilakukan uji sensoris terhadap minuman temu disukai daripada proporsi lain. Temu mangga
mangga. Uji sensoris yang digunakan berupa uji mengandung minyak atsiri (Sait dan Lubis,
kesukaan menggunakan metode skoring. Uji ini 1989) yang kemungkinan menyebabkan aroma
bertujuan untuk mengetahui kesukaan panelis minuman fungsional temu mangga disukai.
terhadap proporsi pelarut pada ekstrak minuman Ditinjau dari segi rasa, kelima ekstrak minuman
temu mangga. Terdapat 5 formula minuman temu mangga menunujukkan tingkat kesukaan
temu mangga dengan perbandingan temu tidak berbeda. Sedangkan dari segi aftertaste,
mangga dan air yaitu 1:10; 1:15; 1:20; 1:25; dan proporsi temu mangga banding air 1:10 tidak
1:30. Panelis diminta menilai 5 sampel minuman berbeda nyata dengan proporsi lainnya. Secara
fungsional temu mangga yang tersedia keseluruhan, proporsi yang paling disukai
berdasarkan kesukaan dari skala 1 (tidak suka) adalah pada perbandingan temu mangga air
sampai 5 (suka). Uji kesukaan ini menggunakan 1:10.
20 panelis semi terlatih. Hasil uji kesukaan
minuman fungsional temu mangga disajikan C. Aktivitas Antioksidan Minuman Temu
pada Tabel 4.2. Mangga
Minuman ekstrak temu mangga dapat
Tabel 4.2 Hasil Uji Sensoris Minuman Ekstrak dikatakan sebagai minuman fungsional jika
Temu Mangga dengan Berbagai Variasi Proporsi dapat diterima secara sensoris layaknya
Pelarut minuman dan didalamnya terbukti memiliki
Temu
Keken- After- aktivitas antioksidan.
Mangga Warna Aroma Rasa Overall
: Air
talan taste Perbedaan proporsi pelarut minuman
1 : 10 4.15+ 4.30+ 3.75+ 3.85+ 3.40+ 3.90+ ekstrak temu mangga akan mempengaruhi
0.75c 0.66c 0.79b 0.99a 0.88ab 0.72b aktivitas penangkapan radikal bebas. Data
1 : 15 3.85+ 3.80+ 3.55+ 3.75+ 3.50+ 3.70+ aktivitas penangkapan radikal bebas minuman
0.67bc 0.52b 0.51ab 1.02a 0.83b 0.66b
1 : 20 3.55+ 3.45+ 3.35+ 3.75+ 3.40+ 3.55+ fungsional temu mangga dengan penggunaan
1.10b 0.69ab 0.81ab 0.14a 0.75ab 0.76ab berbagai proporsi pelarut air disajikan pada
1 : 25 2.60+ 3.45+ 3.15+ 3.75+ 3.55+ 3.25+ Tabel 4.3.
0.88a 0.51ab 1.04a 0.19a 0.83b 0.55a
1 : 30 2.85+ 3.30+ 3.30+ 3.30+ 2.95+ 3.20+ Tabel 4.3 Aktivitas Antioksidan Minuman
0.67a 0.57a 0.80ab 0.15a 0.69a 0.52a
Ekstrak Temu Mangga dengan
Keterangan:
Berbagai Variasi Proporsi Pelarut
Angka yang diikuti huruf berbeda pada kolom yang
Temu Aktivitas Penangkapan
sama menunjukkan adanya beda nyata pada taraf
Mangga : Radikal Bebas (mg Eq
0.05. Skor kesukaan 1 : tidak suka; 2 : kurang suka;
Air kuersetin/100 ml minuman)
3 : netral; 4 : cukup suka; 5 : suka
1 : 10 0.39 + 0.01e
Tingkat kesukaan tertinggi ditinjau dari 1 : 15 0.26 + 0.01d
parameter warna, aroma, kekentalan, dan overall 1 : 20 0.23 + 0.01c
pada minuman temu mangga adalah yang 1 : 25 0.21 + 0.01b
menggunakan proporsi temu mangga dan air 1 : 30 0.19 + 0.00a
1:10 (Tabel 4.2). Temu mangga mengandung Keterangan:
kurkuminoid yang menghasilkan warna kuning Angka yang diikuti huruf berbeda pada kolom
(Jitoe et al., 1992 dalam Pujimulyani, 2005). yang sama menunjukkan adanya beda nyata
Semakin sedikit air yang ditambahkan maka pada taraf 0.05. Semakin besar skor
warna minuman semakin kuat. Demikian juga menunjukkan semakin tinggi kapasitas
dari segi kekentalan, semakin sedikit air yang antioksidannya.
ditambahkan, kekentalan minuman fungsional
temu mangga semakin tinggi dan minuman Tabel 4.3 menunjukkan bahwa semua
fungsional temu mangga yang paling kental proporsi menunjukkan adanya aktivitas
yang paling disukai. Dari segi aroma, proporsi penangkapan radikal bebas dan masing-masing
temu mangga banding air 1:10 secara lebih berbeda nyata. Semakin tinggi proporsi air yang

31
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
ditambahkan pada ekstraksi temu mangga maka Esvandiari. 2002. Pengaruh Ekstrak Temu Putih
aktivitas antioksidannya semakin rendah, (Curcuma zedoaria (Christ.) Rosc.) dan Kunir
antioksidan tertinggi pada perbandingan Putih (Curcuma mangga Val.) pada
proporsi temu mangga dengan air sebesar 1:10 Pertumbuhan Saccharomyces cereviceae.
dengan aktivitas penangkapan radikal bebas Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
0.39 mg ekivalen kuersetin/100 ml minuman. Gattuso, G., D. Barreca, C. Gargiulli, U. Leuzzi, and
Dengan mempertimbangkan hasil uji sensoris C. Caristi. 2007. Flavonoid Composition of
(Tabel 4.2) dan hasil uji aktivitas penangkapan Citrus Juice. Molecules 2007, 12, 1641-1673.
radikal bebas, dapat diketahui proporsi yang
tepat untuk minuman fungsional temu mangga Ghafar, M. F. A., K. N. Prasad, K. K. Weng, dan A.
yaitu 1:10. Ismail. 2009. Flavonoids, Hesperidine, Total
Phenolic Contents, and Antioxidant Activities
KESIMPULAN DAN SARAN from Citrus Species. African Journal of
A. Kesimpulan Biotechnology Vol. 9 (3), pp. 326-330, 11
1. Temu mangga, jeruk lemon, dan gula kristal Januari 2010.
berpotensi untuk dikembangkan menjadi Ghasemi, K., Y. Ghasemi, dan M. A. Ebrahimzadeh.
minuman fungsional. 2009. Antioxidant Activity, Phenol, and
2. Formula minuman fungsional temu mangga Flavonoid Contents of 13 Citrus Species Peels
yang dapat memberikan kualitas sensoris dan and Tissue. Pak. J. Pharm. Sci, Vol. 22, No. 3,
aktivitas antioksidan tertinggi adalah formula July 2009, pp. 277-281.
dengan proporsi temu mangga dan air 1:10.
B. Saran Grafianita. 2011. Kadar Kurkuminoid, Total Fenol,
Saran untuk penelitian tentang Potensi dan Aktivitas Antioksidan Simplisia
Temu Mangga (Curcuma mangga Val.) sebagai Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Minuman Fungsional adalah perlu dilakukan pada Berbagai Teknik Pengeringan. Skripsi.
penelitian lebih lanjut mengenai fungsionalitas Universitas Sebelas Maret Surakarta.
minuman fungsional temu mangga bagi
kesehatan. Gusmaini, M. Yusron, dan M. Januwati. 2004.
Teknologi Perbanyakan Benih Sumber Temu
DAFTAR PUSTAKA Mangga. Perkembangan Teknologi Tro Vol.
XVI, No 1, 2004.
Abas, F., N. H. Lajis, K. Shaari, D. A. Israf, J. Jamal. 2009. Karakteristik dan Efektivitas Alat
Stanslas, U. K. Yusuf, dan S. M. Raof. 2005. A Pengering Jagung Sistem Hibrid. Teknologi
Labdane Diterpene Glucoside from The Volume 9 No. 1 April 2009.
Rhizome of Curcuma Mangga. American
Lajis, N. H. 2007. Recent Aspect of Natural Products
Chemical Society of Pharmacognosy,
Research and Development in Malaysia.
Published on Wed 28 Agustus 2005..
International Symposium Biology, Chemistry,
Chang, C. C., M. H. Yang, H. M. Wen, dan J. C. Pharmacology, and Clinical Studies of Asian
Chern. 2002. Estimation of Total Flavonoid Plants. Surabaya-Indonesia.
Content in Propolis by Two Complementary
Molan, A. L., A. B. Faraj, Dan A. S. Mahdy. 2011.
Colorimetric Methods. Journal of Food and
Antioxidant Activity and Phenolic Content of
drug Analysis, Vol. 10, No. 3, 2002, Pages
Some Medicinal Plants Traditionally Used in
178-182.
Northern Iraq. Phytopharmacology 2012, 2(2)
Chen, W., Q. Zhu, Q. Xia, W. Cao, S. Zhao, Dan J. 224-233.
Liu. 2009. Reactive Oxygen Species
Nijveldt, R. J., E. V. Nood, D. E. C. V. Hoorn. P. G.
Scavenging Activity and DNA Protecting Effect
Boelens. K. V. Norren, dan P. A. M. V.
of Fresh and Naturally Fermented Coconut
Leewan. 2001. Flavonoids: A Review of
Sap. Journal of Food Biochemistry 35 (2011)
Probable Mechanisms of Action and Potential
13811388 2011 Wiley Periodicals, Inc.
Applications. Am J Clin Nutr 2001;74:41825.

32
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
Nurhayati. 1996. Mempelajari Kontribusi Flavor Setyaningsih, D., A. Apriyantono, dan Sari M. P.
Gula Kelapa pada Pembentukan Flavor Kecap 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan
Manis. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian dan Agro. IPB Press. Bogor.
Institut Pertanian Bogor. Sia, J., H. B. Yee, J. H. Santos, dan M. K. A.
Phytochemicals. 2012. Flavonoids. Abdurrahmana. 2009. Cyclic Voltammetric
http://www.phytochemicals.info/phytochemica Analysis of Antioxidant Activity in Cane
ls/flavonoids.php. Diakses pada Hari Selasa, Sugars and Palm Sugars from Southeast Asia.
15 Mei 2012. Food Chemistry Volume 118, Issue 3, 1
February 2010, Pages 840-846.
Pujimulyani, D. 2005. Sifat Antioksidatif Ekstrak
Kunir Putih (Curcuma mangga Val.) dengan Suryani. 2009. Isolasi dan Identifikasi Kandungan
Pelarut Aseton, Etanol, atau Metanol. Biota Flavonoid pada Rimpang Temu Mangga
Vol. XI (1): 14-19, Februari 2006. (Curcuma Mangga Val. et Zyp) dengan
Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri
Pujimulyani, D., A. Wazyka, S. Anggrahini, and U.
UV-VIS. Skripsi. Universitas Islam Indonesia.
Santoso. 2004. Antioxidative Properties of
Yogyakarta.
White Saffron Extract (Curcuma mangga Val.)
in The -Carotene Bleaching and DPPH- Tedjo, A., D. Sajuthi, dan L. K. Darusman. 2005.
Radical Scavening Methods. Indonesian Food Aktivitas Kemoprevensi Ekstrak Temu
and Nutr. Progress. II(2): 35-40. Mangga. Makara, Kesehatan, Vol. 9, No. 2,
Desember 2005: 57-62.
Pujimulyani, D., S. Raharjo, Y. Marsono, dan U.
Santoso. 2012. The Effect of Size Reduction Tewtrakul, S. and S. Subhadhirasakul. 2007. Anti-
and Preparation Duration on The Antioxidant allergic Activity of Some Selected Plants in
Activity of White Saffron (Curcuma mangga The Zingiberaceae Family. Journal of
Val.). Journal of Food and Pharmaceutical Ethnopharmacology 109, 535-538.
Science 1 (2013) 18-21. Sait, S. dan E.H.Lubis, 1989. Pengaruh Umur
Pujimulyani, D., S. Raharjo, Y. Marsono, and U. Tanaman terhadap Komposisi Minyak
Santoso. Antioxidant Activity and The Phenolic Curcuma Mangga Val. Warta IHP. 6 (2) : 24
Profile of White Saffron (Curcuma Mangga 26.
Val.) as Affected by Blanching Method. 2011. Yang, R. Y., S. Lin, And G. Kuo. 2008. Content and
http://www2.kenes.com/apccn/science/pages/li Distribution of Flavonoids among 91 Edible
stofabstract.aspx. Diakses pada Hari Kamis, 22 Plant Species. Asia Pac J Clin Nutr 2008; 17
Maret 2012. (S1): 275-279.
Rachmawan, O. 2001. Pengeringan, Pendinginan,
dan Pengemasan Komoditas Pertanian. Modul
Dasar Bidang Keahlian Kode Modul
SMKP1G08-10DBK. Departemen Pendidikan
Nasional Proyek Pengembangan Sistem dan
Standar Pengelolaan SMK Direktorat
Pendidikan Menengah Kujuruan Jakarta.
Saikia L. R. dan S. Upadhyaya. 2011. Antioxidant
Activity, Phenol and Flavonoid Content of
Some Less Known Medicinal Plants of Assam.
International Journal of Pharma and Bio
Sciences Vol 2/Issue 2/Apr-Jun 2011.
Sait, S. dan E.H.Lubis, 1989. Pengaruh Umur
Tanaman terhadap Komposisi Minyak
Curcuma Mangga Val. Warta IHP. 6 (2) : 24
26.

33

Anda mungkin juga menyukai