Anda di halaman 1dari 16

Kritisi Penilaian Kualitas Pelayanan Puskesmas Dengan Model Donamedian:

Studi Kasus Puskesmas Di Kota Depok

Hili Aulianah / 12.1310110.29

KRITISI JURNAL

Dalam kehidupan kita tentu tidak lepas dari masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang

dihadapi tentunya harus memiliki manajemen yang baik. Dan dalam hal ini, pemerintah turut

campur tangan di bawahi oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Sebagai suatu lembaga yang

mengatur jalannya sistem kesehatan di Indonesia, Kementrian Kesehatan sangat bertanggung

jawab akan hal ini. Kemenkes selaku pembuat kebijakan kesehatan juga perlu melakukan

analisis terhadap setiap kebijakan kesehatan yang dibuat supaya derajat kesehatan di Indonesia

lebih terarah untuk mencapai Indonesia Sehat.

Analisis Kebijakan Kesehatan, terdiri dari 3 kata yang mengandung arti atau dimensi

yang luas, yaitu analisa atau analisis, kebijakan, dan kesehatan. Analisa atau analisis, adalah

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (seperti karangan, perbuatan, kejadian atau peristiwa)

untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, sebab musabab atau duduk perkaranya. Kebijakan

adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu

pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak (tentag organisasi, atau pemerintah); pernyataan

cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha

mencapai sasaran tertentu. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis.

Jadi, analisis kebijakan kesehatan adalah pengunaan berbagai metode penelitian dan

argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan

sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah kebijakan

kesehatan.

Berdasarkan jurnal yang telah saya baca tentang PENILAIAN KUALITAS

PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN MODEL DONAMEDIAN: STUDI KASUS

PUSKESMAS DI KOTA DEPOK, ditemukan :

A. Rumusan Masalah
Dalam jurnal ini yang menjadi topik masalahnya adalah Perkembangan struktur sosio-

demografi penduduk dan infrastruktur kota depok yang pesat berpengaruh terhadap masalah

kesehatan yang semakin kompleks.


B. Tujuan Penelitian
Dalam jurnal ini penelitian bertujuan untuk menganalisis mutu pelayanan puskesmas dan

hubungan struktur dan proses terhadap hasil pelayanan puskesmas, kepuasan pelanggan.
C. Tempat dan waktu penelitian
Di rumah responden pada bulan maret 2004, dalam wilayah kerja enam puskesmas kecamatan di

Kota Depok
D. Populasi
Semua penduduk yang bermukim diwilayah kerja puskesmas kecamatan se-kota Depok
E. Sampel
300 Rumah tangga yang tersebar disetiap kelurahan wilayah kerja masing-masing puskesmas

kecamatan dengan responden ibu rumah tangga


F. Metode penelitian
Penelitian cross seksional dengan metode pengumpulan data survei.
G. Hasil penelitian
- Nilai median atribut mutu struktur proses dan kepuasan pelanggan adalah 75;71,4 dan 75,0.
- Variasi pada dimensi struktur lebih lebar daripada dimensi proses
- Secara bersama-sama ada hubungan statistik yang bermakna antara struktur dan proses terhadap

hasil di Puskesmas kecamatan di kota Depok.


H. Saran
Aspek atribut struktur pelayanan Puskesmas yang dinilai pelanggan perlu

perbaikan adalah kelengkapan sarana , sedangkan untuk atribut proses adalah waktu tunggu

pendaftaran.
I. Landasan Teori
Di jurnal ini belum dijelaskan secara mendalam teori-teori yang mendukung

tentang mutu pelayanan kesehatan, puskesmas, dan pelayanandan permasalahan yang ada.

Dimana Pengertian mutu atau kualitas layanan kesehatan bersifat multi dimensi, yaitu mutu

menurut jasa pelayanan kesehatan (pasien dan keluarganya), menurut penyelenggara pelayanan

kesehatan (pihak insititusi dan petugas pemberi layanan kesehatan) serta menurut penyandang

dana penyelenggara layanan kesehatan tersebut.


Pengertian dan Fungsi Puskesmas

Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja (Kebijakan

Dasar Puskesmas Depkes RI, 2004:5).

ungsi Puskesmas

1. Pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan

kesehatan masyarakat.

Pengertian Pelayanan

Karakteristik Pelayanan menurut Norman (1991;14) dalam Sari (1998) adalah sebagai

berikut:

a. Sifat tidak dapat diraba dari pelayanan sangat berlawanan dari sifat nyata dari barang jadi.
b. Pelayanan itu pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang

sifatnya adalah tindakan sosial. Sementara kontrol dan manajemen dari tindakan sosial ini lebih

menyangkut masalah keterampilan dan teknik.

c. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak bisa dipisahkan secara nyata, karena pada

umumnya kejadian bersamaan dan terjadinya di tempat yang sama.

Karakteristik lain daripada jasa (Pelayanan) dikemukakan oleh Tjiptono (1998 ; 15-18)

meliputi :

a. Intangibility

Konsep intangible memiliki dua pengertian (Berry dalam Enis dan Cox, dalam Tjiptono,

1998;16), yaitu:

1. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.

2. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah.

b. Inseparability

Bahwa service biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara

bersamaan.

c. Variability

Service bersifat sangat variabel karena merupakannon standarizet output artinya banyak variasi

bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana service tersebut dihasilkan.

Ada tiga faktor yang menyebabkan variabelitas kualitas service (Bovee, Houston, dan Thill,

dalam Tjiptono 1998;17) yaitu partisipasi pelanggan selama penyampaian service,

moral/motivasi karyawan dalam melayani pelanggan dan beban kerja perusahaan.

d. Perishability

Service merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak bisa disimpan. Service berasal
dari orang-orang, bukan dari perusahaan. Tanpa memberi nilai pada diri sendiri, karyawan tidak

punya arti. Harga diri yang tinggi adalah unsur yang paling mendasar bagi keberhasilan

organisasi yang menyediakan jasa pelayanan apapun. Jika para karyawan merasa enak tentang

dirinya sendiri dan kepada atasannya, pandangan positif seperti ini akan menular kepada para

pelanggan. Rasa peduli yang ditunjang oleh semangat kerjasama dari manajemen tingkat puncak

sampai pada tingkat operasional merupakan kunci utama perusahaan jasa dalam memberikan

pelayanan yang berkualitas. Pada hakekatnya everybody is a service provider pada deskripsi

tugas yang berbeda.

Adapun kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

yang harus dilakukan yaitu mengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi,

informasi dan edukasi (KIE), pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat dan

generasi muda, dan peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Untuk mewujudkan

kebijakan program lingkungan sehat maka harus diterapkan penyediaan sarana air bersih dan

sanitasi dasar, pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak resiko

pencemaran lingkungan, dan pengembangan wilayah yang sehat.

Hasil penelitian yang didapatkan sudah sesuai dengan tujuan yang di inginkan yaitu telah

membahas tentang mutu pelayanan puskesmas dan hubungan struktur dan proses terhadap hasil

pelayanan puskesmas, kepuasan pelanggan. Dari jurnal memang kualitas pelayanan pihak

puskesmas kepada pelanggan memang sudah cukup baik, tetapi tidak ditemukan adanya masalah

yang berhubungan dengan Perkembangan struktur sosio-demografi penduduk dan infrastruktur

kota depok yang pesat berpengaruh terhadap masalah kesehatan yang semakin kompleks.

Saran yang terbaik untuk pihak puskesmas untuk lebih baik lagi harusnya tetap

menjalankan kebijakan program upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang harus diterapkan
yaitu :pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya, pengadaan,

peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya, pengadaan

peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial, peningkatan pelayanan

kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan

anak, keluarga berencana, dan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Adapun

kebijakan-kebijakan tersebut adalah :

Kebijakan program upaya kesehatan perorangan

1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS


2. Pembangunan sarana dan parasarana RS di daerah tertinggal secara selektif
3. Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit
4. Pengadaan obat dan perbekalan RS
5. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan
6. Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga
7. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit

1. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko


2. Peningkatan imunisasi
3. Penemuan dan tatalaksana penderita
4. Peningkatan surveilans epidemologi
5. Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit

Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat

1. Peningkatan pendidikan gizi


2. Penangulangan KEP, anemia gizi besi, GAKI, kurang vitamin A, kekuarangan zat gizi mikro

lainnya
3. Penanggulangan gizi lebih
4. Peningkatan surveilans gizi
5. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

Kebijakan program sumber daya kesehatan

1. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan


2. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk

miskin
3. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit

Kebijakan program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan


2. Pengembangan sistem perencanaan dan pengangaran, pelaksanaan dan pengendalian,

pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum kesehatan


3. Pengembangan sistem informasi kesehatan
4. Pengembangan sistem kesehatan daerah
5. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan

Kebijakan program penelitian dan pengembagan kesehatan

1. Penelitian dan pengembangan


2. Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian

3. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan[4][7]

Definisi Pelayanan Kesehatan - Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan
dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan
menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan )
dengan sasaran masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan
Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas,
mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak
macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:

Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara bersama-


sama dalam suatu organisasi.

Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan,


pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi dari
padanya.
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat
dibedakan atas dua, yaitu:

1. Pelayanan kedokteran : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok


pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi.
Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta
sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam


kelompok kesehatan masyarakat (public health service) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi. Tujuan
utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat.

3. makalah kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan


BAB 1
PENDAHULUAN

4. A.LATAR BELAKANG

5. Dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu periode kedua, Presiden RI
menetapkan 45 program penting yang akan dijalankan di seluruh tanah air berkaitan
dengan pembangunan sektoral dan regional.
Dari 45 program ini telah dipilih 15 program unggulan, dimana kesehatan masuk dalam
program ke 12. Landasan kerja pembangunan kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu
ke-2 ini, akan memperhatikan tiga tagline penting yaitu change and continuity;
debottlenecking, acceleration, and enhancemen; serta unity, together we can
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.
telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun
2010 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.

6. Program 100 hari Menkes mengangkat 4 isu, yaitu:


(1) peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan Jaminan Kesehatan
Masyarakat,
(2) peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target
MDGs
(3) pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana,
serta
(3) peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan terutama
di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK)
7. B. MAKSUD DAN TUJUAN

8. Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
manajemen

9. 1. .Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah kebijakan
kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan

10. 2. Tujuan Khusus

11. Tujuan khusu dalam penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah-masalah:
a. Dasar-hukum Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Perubahan paradigm system pelayanan kesehatan
c. Oragnisasi depkes
d. Visi, misi depkes
e. Strategi depkes

12. C. RUANG LINGKUP

13. Adapun ruang lingkup penulisan makalah ini adalah hanya akan membahas maslah
kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan, terutama perubahan paradigm pelayanan
kesehatan, visi, misi dan strategi depkes.

14. BAB II
PEMBAHASAN

15. A.Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan


I. Dasar Hukum
Menimbang
1. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem
Kesehatan Nasional
2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan
3. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan
organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

16. II. Memutuskan


Menetapkan :
1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional
2. Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan sebagai

Pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia


3 . keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).

17. B.Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

18. Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif semua komponen bangsa
dalam menetapkan perencanaan pembangunan selalu berorientasi untuk mengedapankan
upaya promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun bukan berarti
mengesampingkan kegiatan kuratif.
Gerakan tersebut berlaku untuk semua komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara
aktif baik yang berupa kegiatan individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi
pemerintah ataupun swasta. Promotif yang dimaksud adalah suatu upaya untuk
meningkatkan status kesehatan dan menjaganya dari semua kemungkinan-kemingkinan
yang menyebabkan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan. Kegiatan tersebut bisa
berupa meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, menjaga kebugaran tubuh,
mengatur menu seimbang termasuk didalamnya kegiatan rekreasi dan pembinaan mental
spiritual
Kegiatan preventif dapat dilaksanakan dengan cara mencegah dan menghindari
timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lain. Kegiatan ini bisa berupa pemberian
imunisasi, perbaikan lingkungan ( hygiene dan sanitasi )baik perorangan, perumahan,
industri rumah tangga maupan indistri perusahaan. Kegiatan preventif juga diulakukan
untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas juga kereta api dan keselamatan kerja
terhadap seluruh pekerja termasuk pekerja perusahaan. Pada tingkat perusahaan dan
departemen dampak lingkungan dengan kegiatan analisa dampak lingkungan ( AMDAL)
Pada departemen yang terkait misalkan Departemen Pertanian harus dipikirkan juga
bagaimana mencegah dan mengurangi terjadinya dampak insectisida terhadap
penggunanya.
Contoh yang lain : misal pada kegiatan industri perusahaan, jadi semua industri
perusahaan dalam mengolah produknya harus sudah memikirkan dampak lingkungan
utamanya terhadap pengolahan polutan (limbah produksi) sehingga memenuhi batas
ambang kesehatan yang ditentukan
19. C.Pembangunan Berwawasan Kesehatan
1. Promotif
Meningkatkan pengetahuan
Menjaga stamina tubuh
Menu seimbang

2. Preventif
Imunisasi
Hygiene
Lingkungan
Amdal
Taat lalu lintas
Keselamatan kerja
3. Kuratif
Pengobatan
Rehabilitasi

20. STRATEGI
1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
3. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

21. D. Visi dan misi Indonesia sehat 2010-2014

22. Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.
telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun
2010 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai Depkes adalah Masyarakat Yang Mandiri dan
Berkeadilan. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu :

23. 1. .Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,


termasuk swasta dan masyarakat madani,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,
4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.

24. Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 2014, yaitu:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam
pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta
berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif
3. MEningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan
jaminan social kesehatan nasional
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan
bermutu
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan
serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan
berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.

25. JAMPERSAL
Menteri Kesehat an akhirnya mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) mengenai jaminan
persalinan (jampersal). Juknis ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.
Diterbitkannya Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan ini untuk digunakan sebagai acuan
penyelenggaraan program Jaminan Persalinan. Petunjuk Teknis ini merupakan bagian tak
terpisahkan dari Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Petunjuk Teknis ini telah disusun bersama-sama secara lintas sektor dan lintas program
serta masukan dari ikatan profesi dan pelaksana program di daerah. Kepada semua pihak
yang memberikan kontribusinya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat dalam mendukung upaya kita untuk mewujudkan
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Sebagaimana diketahui, dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011
Kementerian Kesehatan meluncurkan kebijakan jampersal.
Dari beberapa pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta MDGs,
pihaknya menghadapi berbagai hal yang multi kompleks seperti masalah budaya,
pendidikan masyarakat, pengetahuan, lingkungan, kecukupan fasilitas kesehatan,
sumberdaya manusia dan lainnya.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya
Oleh karena itu, upaya penurunan AKI tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa,
diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk
mengejar ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai target MDGs.
Salah satu faktor yang penting adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat terhadap
persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh
ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan.
Jaminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses
pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemerikasaan nifas dan pelayanan KB
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada gilirannya dapat menekan
angka kematian ibu dan bayi.

26. JAMKESMAS

27. Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program pelayanan kesehatan gratis
bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat
Miskin (Askeskin).
Program yang dimulai pada tahun 2008 ini dilanjutkan pada tahun 2009 karena (menurut
pemerintah) terbukti meningkatkan akses rakyat miskin terhadap layanan kesehatan
gratis. Program itu nantinya terintegrasi atau menjadi bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional yang bertujuan memberi perlindungan sosial dan kesehatan bagi seluruh lapisan
masyarakat. Jika Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) efektif diterapkan di Indonesia,
program Jamkesmas akan disesuaikan dengan sistem itu. Salah satunya, pengaturan
proporsi iuran pemerintah pusat dan daerah untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan
rakyat miskin.
o

28. Strategi kesehatan di Indonesia:


Mewyjudkan komitmen pembangunan kesehatan
Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
Dr. Wasis Budiarto, MS menyatakan perubahan paradigma sentralisasi menjadi
desentralisasi memberikan konsekuensi terhadap pergeseran orientasi pelayanan dari
kuratif-rehabilitatif menjadi preventif-promotif, pendekatan fisik organik menjadi
pendekatan paradigma sehat yang holistik dengan pendekatan masyarakat, pasif-reaktif
dan individual centered menjadi proaktif dan community centered. Lebih lanjut
dikemukakan, perubahan paradigma pelayanan kesehatan juga berdampak pada
terjadinya pergeseran orientasi pembiayaan dan anggaran kesehatan. Semula berorientasi
pada pembiayaan out of pocket ke sistem prabayar dan asuransi. Terlihat bahwa sistem
kesehatan sekarang ini merupakan sistem yang terintegrasi antara pelayanan,
pembiayaan, jaminan mutu (quality assurance) dan pengendalian biaya (cost
containment).

29. PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN

30. 4. Promotif
Meningkatkan pengetahuan
Menjaga stamina tubuh
Menu seimbang
5. Preventif
Imunisasi
Hygiene
Lingkungan
Amdal
Taat lalu lintas
Keselamatan kerja
6. Kuratif
Pengobatan
Rehabilitasi

31. STRATEGI
5. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
6. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
7. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
8. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

32. GRAND STRATEGI DEPKES


1. Meningkatkan system survey, monitoring dan informasi kesehatan
2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

33. Menggerakan dan memberdayakan masy arakat untuk hidup sehat


1. Seluruh desa menjadi desa siaga
2. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Seluruh keluarga sadar gizi

34. Meningkatkan akses Masy rakat terhadap pelayan an kesehatan


1. Setiap orang miskin mendapat yan kes yang bermutu
2. Setiap bayi,anak,bumil,dan kelompok masy resti terlindungi dari penyakit
3. Di setiap desa tersedia SDM yang kompeten
4. Di setiap desa cukup tersedia obat essensial dan ala kesehatan dasar
5. Setiap puskesmas dapat menjangkau wil kerjanya
6. Yan kes disetiap tempat memenuhi standar mutu

35. Meningkatkan sistem Survey, monitoring Informasi kesehatan


1. Setiap KLB harus dilaporkan secara tepat
2. Setiap insiden penyakit harus masuk pada RR
3. Semua sediaan farmasi, makanan & perbekalan kesehatan memenuhi syarat kesehatan
4. Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai standart
5. Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang on line di seluruh Indonesia

36. Menigkatkan pembiayaan kesehatan


1. Pembangunan kesehatan hrs memperoleh preoritas pemerintah Pusat dan Daerah
2. Anggaran kesehatan dipreoritaskan untuk promotif dan preventif
3. Terciptanya JPKM terutama bagi rakyat miskin

37. E. Perubahan Paradigma Sehat


Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap konsep sehat sakit serta
makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan
yang bersifat multifaktural, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah
paradigma baru, yaitu pardigma sehat
Paradigma adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan dan perlindungan
penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang sakit, sehingga kebijakan lebih
ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan maksud melindungi dan
meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan lebihn produktif serta tidak jatuh sakit
karena adanya upaya preventif. Sehingga perlu diupayakan semua polecy pemerintah
selalu berwawasan kesehatan dengan mottonya menjadi Pembangunan Berwawasan
Kesehatan
Paradigma sehat diharapkan menjadi suatu cara pandang baru masyarakat yang
merupakan perubahan pandang terhadap konsep sehat sakit. Paradigma sehat dijadikan
sebagai suatu komitmen
gerakan nasional segenap masyarakat sehingga betul-betul kesehatan menjadi tanggung
jawab bersama (shared responsibility) yang mengacu pada prinsip-pronsip kemitraan
( partner ship).
Menggunakan paradigma sehat maka segenap masyarakat bersama pemerintah
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan agar terwujud
INDONESIA SEHAT TAHUN 2010.
Wujud nyata para digma sehat
Merealisasikan visi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu :
gambaran masa depan masyarakat Indonesia yang akan dicapai melalui
penyelenggarakan pembangunan kesehatan yakni :
1. Masyarakat bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam
lingkungan yang sehat.
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata
4. memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Indonesia
38. PILAR UTAMA UNTUK MENOPANG VISI INDONESIA SEHAT
Lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat setiap anggota masyarakat
Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang dibutuhkan
Masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengakses pelayanan kesehatan tanpa
terpengaruh faktor sosial ekonomi maupun non ekonomi

39. UU No 32-33 2004 yaitu tentang :


1. Regulasi Nasional
2. Regulaso Provinsi
3. Regulasi Daerah
Yang membahas tengtang fungsi puskesmas yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
yang bermutu, perilaku hidup sehat, dan lingkungan sehat.
Fungsi puskesmas :
1. Pusat kesehatan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan keluarga
3. Pusat pelayanan kesehatan setara yaitu : Yankesmas dan yankes perorangan

40. PENUTUP

41. KESIMPULAN

42. Dalam menjalankan program pembangunan di bidang kesehatan pemerintah menjalankan


misi dan visi di bidang kesehatan dan merubah paradigm kesehatan dari kuratif dan
rehabilitative bergeser menjadi preventif dan edukatif dan paradigm kesehatan juga
diubah dari sentralisasi menjadi disentralisasi, sehingga tidak terpusat oleh pemerintah
pusat tetapi diserahkan kepada masing-masing daerah karena tiap-tiap daerah mempunyai
problem masing-masing.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,serta menurunkan
angka kematian ibu dan anak yang biasanya terjadi ketika ibu melahirkan, oleh karena itu
pemerintah meluncurkan program jampersal dan jamkesmas yang diharapkan dapat
menurunkan angka kematian dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai