Anda di halaman 1dari 3

PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN

ISNTALASI LISTRIK, AIR, VENTILASI DAN


GAS
No. Dok : 440/ 060 /prng/UPT

No. Revisi :
SOP
TglTerbit : 8 Februari 2016

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
PARUNG
Jl. Raya Parung No. 575 Ka. UPT Puskesmas Parung
Telp (0251) 8615184 dr. NINING SUNENGSIH
Email : NIP.197809102008012009
pkmparung@gmail.com

1. Pengertian Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik, air limbah,
air bersih, telepon dan lain-lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
industri.
Perawatan instalasi listrik terdiri dari perawatan rutin dan perbaikan/rehab.
Perawatan rutin diklakukan secara rutin dan berkala, sedangkan
perbaikan/rehab dilakukan hanya terhadap instalasi listrik yang rusak.
Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak.
Penyehatan udara ruangan adalah upaya yang dilakukan agar suhu dan
kelembaban, debu, pertukaran udara, bahan pencemar dan mikroba di
ruang kerja memenuhi persyaratan kesehatan.
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga
mengganggu atau membahayakan kesehatan.
2. Tujuan Sebagai pedoman perawatan insatalasi listrik, air,ventilasi, gas dan system lain
bagi seluruh pengelola unit kerja di lingkungan klinik
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/045/VIII/prng/UPT
4. Prosedur/Langkah A. Pemantauan Instalasi Listrik
1. Instalasi untuk masing-masing peruntukan sebaiknya menggunakan
kode warna dan label.
2. Diupayakan agar tidak terjadi hubungan silang dan aliran balik antara
jaringan distribusi air limbah dengan air bersih sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Pengoperasian instalasi sesuai dengan prosedur tetap yang telah
ditentukan.
4. Konstruksi instalasi diupayakan agar sesuai dengan standard desain
yang berlaku.
5. PerawatanRutin
6. Perbaikan/Rehab
7. Persetujuan pelaksanaan
8. Proses Pengadaan JasaPemborongan
9. Pelaksanaan Perbaikan/Rehab dilaksanakan dengan swakelola
10. Pelaksanaan Perbaikan/Rehab dilaksanakan dengan Kontraktor
11. Pelaporan

B. Pemantauan Air
1. Air bersih untuk keperluan perkantoran dapat diperoleh dari
Perusahaan Air Minum, sumber air tanah atau sumber lain yang telah
diolah sehingga memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Tersedia air bersih untuk kebutuhan karyawan sesuai dengan
persyaratan kesehatan.
3. Distribusi air bersih untuk klinik harus menggunakan sistim perpipaan.
4. Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari
pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis.
5. Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak
penampungan dan pada kran terjauh untuk diperiksakan di
laboratorium minimal 2 kali setahun, yaitu musim kemarau dan musim
hujan.

C. Pemantauan Udara
1. Suhu dan kelembaban Agar ruang kerja klinik memenuhi persyaratan
kesehatan perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
2. Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.
3. Bila suhu udara> 28 0 C perlu menggunakan alat piata udara seperti
Air Conditioner (AC), kipas angin, dll.

D. Pemantauan Pencahayaan
1. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan

kesilauan dan memilki intensitas sesuai dengan peruntukannya.


1. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang
optimum dan bola lampu sering dibersihkan.
2. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

E. Pemantauan Kebisingan
1. Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar terhindar dari
kebisingan.
2. Sumber bising dapat dikendalikan dengan beberapa cara antara lain:
meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon,
peninggian tembok, membuat bukit buatan, dan lain-lain.
3. Rekayasa peralatan (engineering control)

F. Pemantauan Gas Pencemar


1. Pertukaran udara ruang diupayakan dapat berjalan dengan baik.
2. Ruang kerja tidak berhubungan langsung dengan dapur.
3. Dilarang merokok didalam ruang kerja
4. Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan bau yang
menyengat.
5. Unit Terkait Petugas Sanitarian
Pengelola Barang
Petugas kesehatan lainnya
6. Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Fisik.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Perawatan Bangunan Gedung
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
7. Bagan Alur

Anda mungkin juga menyukai