PENDAHULUAN
1
2
D. BAB II
E. GAMBARAN UMUM UPTD BPPMB
F. 2.1 Sejarah dan Perkembangan UPTD BPPMB PROV.
SULSEL
G. Balai
Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan yang sebelumnya bernama Balai
Pengujian dan Sertifikasi Barang UPTD (BPSMB) berdiri sejak tahun 1987,
3
Visi :
L. Terdepan dalam pengelolaan penilaian kesesuaian
mutu
Misi :
- Menerapkan sistem menejemen mutu ISO / IEC 17025 : 2005 :
persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan
4
T. KEPALA UPTD
U.
V. SUB BAGIAN
TATA USAHA
W.
X.
A. Kakao
1) Cricolo : Mulia : Edel (Fine Cacao/F) yang terbagi atas cricolo Amerika
Tengah dan Cricolo Amerika Selatan.
2) Forester : Lindak (Bulk Cacao) yang terbagi atas Forester Amazone dan
Trinitario yang merupakan Hybrid Cricolo San Forastero
AN. Biji Kakao Mulia adalah biji kakao yang berasal dari tanaman
kakao jenis cricolo yang ditandai dengan biji segar berwarna putih atau
ungu muda sehingga setelah fermentasi akan berwarna cokelat muda.
AO. Biji Kakao Lindak adalah biji kakao yang berasal dari tanaman
kakao jenis forastero dan trinitario, jenis ini ditandai dengan biji segar
berwarna ungu tua sehingga setelah mengalami fermentasi dan
pengeringan akan berwarna cokelat tua.
A. Biji Kakao harus mempunyai warna cokelat, segar, merata, dan tidak
berkecambah.
B. Biji Kakao tidak pecah, tidak berkerut, besarnya harus seragam.
C. Biji Kakao harus mempunyai aroma yang kuat.
D. Keadaannya harus kering dan Kadar Air 6-7%.
AT.
AW. PEMERAMAN
AX.
AY.
AZ.
BA. PENGUPASAN
BB.
BC.
FERMENTASI
BD.
PENCUCIAN
BE.
BF.
BG.
BH. PENGERINGAN
BI. SORTASI
BJ.
BK.
BL.
PENYIMPANAN
9
BM.
BO.
BP.
BQ.
A. Pemetikan Buah
BR. Buah Kakao dipetik pada saat yang tepat yaitu, masak
optimal yang dimasak optimal ditandai dengan:
1) Perubahan warna kulit buah, buah yang masak berwarna merah, terutama
jenis Forastero dan berwarna kuning untuk jenis cricollo dan trinitario.
2) Jika dilakukan pengetukan buah akan berbunyi nyaring. Buah yang belum
masak akan menghasilkan kakao kering yang keriput dan berwarna
cokelat tidak merata. Buah yang terlalu masak menghasilkan biji kakao
dengan rasa asam dan aroma kurang baik, bahkan biji mulia berkecambah.
BS. B. Pemeraman
C. Pengupasan Buah
10
D. Fermentasi
E. Pencucian
1) Keuntungan :
a) Warna buju kakao coklat dan bersih
b) Tidak mudah diserang jamur
c) Menimbulkan daya tarik pada konsumen
d) Mengurangi keasaman
2) Kekurangan :
a) Mudah pecah atau retak apabila terlalu kering
b) Bobotnya lebih rendah dibandingkan dengan kakao yang tidak dicuci
CC.
F. Pengeringan
kadar lemak 57-58%, dan kadar air maksimal 7,5% digolongkan bermutu
baik.
CI. Sortasi biji dilakukan secara visual, dengan memisahkan biji pipih,
biji dempet lebih dari dua (cluster), ranting, kulit biji pecah, plasenta, dan
benda-benda yang bukan berasal dari tanaman kakao seperti batu, pasir,
tanah dan sebagainya. Biji telah disortai dimasukkan kedalam karing koni
maksimal 62,5 kg.
H. Penyimpanan
CJ. Harus dilakukan secara tepat dan baik, mengingat sifat kakao yang
higroskopis, maka usahakan kadar airnya tidak melebihi 7,5%.
Persyaratan perlu diperhatikan agar terhindar dari kerusakan akibat:
1) Kelembaban tinggi
2) Serangga-serangga dan tikus
3) Tidak disimpan bersama-sama dengann produk lain minyak tanah, jahe,
kopra, dan sebagainya karna kakao mempunyai sifat higroskopis.
A. Ruang Lingkup
4) Biji pecah : biji kakao dengan bagian yang hilang berukuran setengah (1/20
atau kurang dari bagian biji kakao yang utuh.
5) Biji cacat : biji kakao yang berjamur, biji tidak terfermentasi (slaty), biji
berserangga, biji pipih, biji berkecambah.
6) Biji berjamur : biji kakao yang ditumbuhi kapang (jamur) dibagian dalamnya
dan apabila dibelah dapat terlihat dengan mata
7) Biji berserangga : biji kakao yang dibagian dalamnya terdapat serangga pada
stadia apapun atau terdapat bagian-bagian dari tubuh serangga atau yang
memperlihatkan kerusakan karna serangga yang dapat dilihat oleh mata.
8) Biji pipih : biji kakao yang tifak mengandung keeping biji atau keeping
bijinya tidak dapat di belah
9) Biji berkecambah : biji kakao yang telah berkecambah atau yang telah lepas
kecambanya dengan ditandai adanya lubang.
10) Biji terfermentasi : biji yang diperlihatan 3/4 atau lebih permukaan irisan
keeping, biji berwarna coklat, berongga dan beraroma khas untuk kakao
lindak.
11) Biji tidak terfermentasi (slaty) : pada kakao lindak, separuh atau lebih
permukaan irisan kepingan biji berwarna ungu, keabu-abuan seperti saba atau
biru keabu-abuan bertekstur padat serta pejal. Dan pada kakao permukaanya
berwarna putih kotor.
12) Pecahan kulit : bagian kulit kakao tanpa kepingan biji.
13) Benda-benda asing : benda-benda lain yang bukan berasal dari tanaman kakao
seperti batu, tanah, dan sebagainya.
14) Kotoran (waste) : benda-benda yang berupa plasenta, biji dempet lebih dari
dua (cluster), pecahan kulit, biji pipih, ranting dan benda lainya berasal dari
tanaman kakao.
15) Kepingan biji : biji kakao tanpa kulit
16) Biji berbau asap abnormal atau berbau asing : biji yang berbau asap, berbau
hammy, atau berbau asing lainya yang ditentukan metode uji.
17) Serangga hidup : serangga pada stadia apapun yang ditemukan dihidup pada
partai barang
18) Biji dempet (cluster) : biji kakao yang melengket (dempet0 tiga atau lebih
tidak dapat dipisahkan dengan satu tangan.
19) Plasenta : bagian dari buah kakao tempat melekatnya biji.
CP.
CQ.
CR.
15
C. Penggolongan
1) Menurut jenis tanaman, biji kakao digunakan dalam :
Jenis mulia (Fine Cocoa/F)
Jenis lindak (bulk cocoa)
2) Menurut jenis mutunya, biji kakao digolongkan dalam tiga jenis mutu :
Mutu 1
Mutu 2
Mutu 3
3) Menurut ukuran bijinya, yang dinyatakan dengan jumlah biji per 100 gram
contoh, biji kakao digolongkan dalam 5 goloongan dengan penandaan, yaitu:
AA : Maksimum 85 biji per 100 gr
A : 85 biji s/d 120 biji per 100 gr
B : 101 s/d 110 biji per 100 gr
C : 111 s/d 120 biji per 100 gr
S : lebih besar dari 120 biji per 100 gr
CS.
D. Syarat Mutu
1) SYARAT UMUM
DP.
DQ.
DR.
16
2) SYARAT KHUSUS
DT. Jenis
DU. Persyaratan
Mutu
DV. DX. DZ. EB. ED. EF. EH.
DW. K DY. K EA. K EC. K EE. Kad EG. K EI. Kad
akao akao adar Biji adar biji ar biji adar ar biji
Mulia Lindak Berjamur slaty berserangga Kotoran berkecamba
(Fine (Bulk (biji/biji) (biji/biji) (biji/biji)
Cocoa) Cocoa)
EJ. EL. EN. EP. ER. ET. EV.
EK. EM. I- EO. EQ. ES. M EU. M EW.
I-F B Maks.2 Maks.3 aks.1 aks.1,5 Maks.2
EX.
EY. FA. FC. FF. FH. FJ. FL.
EZ. FB. II- FD. Ma FG. Ma FI. Mak FK. M FM. Mak
II-F B ks.4 ks.8 s. 2 aks.2,0 s.3
FE.
FN. FP. FR. FT. FV. FX. GA.
FO. III- FQ. III- FS. Ma FU. M FW. Mak FY. M GB. Mak
F B ks.4 aks.20 s.2 aks.3,0 s.3
FZ.
GC. BAB IV
GF. Adapun kegiatan kerja praktek yang dilaksanakan pada UPTD BPPMB
Disperindag Provinsi Sulawesi Selatan antara lain yaitu :
GJ. Penentuan mutu biji kakao melalui pengujian karakteristik biji kakao
secara visual, dilanjutkan dengan pengujian kadar air sehingga dapat
diketahui mutu dari biji kakao tersebut. Selain itu, mahasiswa kerja
praktek (KP) juga di ajarkan bagaimana cara membuat dan mengolah data
laporan analisa serta pelaporan hasil analisa kepada kepala seksi
sertifikasi.
tetapi sebagian besar langsung diekspor dalam bentuk biji kakao sehingga
nilai tambah yang dihasilkan sedikit.
1) Kendala
GP. Secara umum kendala dari pemecahan masalah di atas adalah
pengetahuan petani yang kurang untuk mengolahnya, petani hanya
bermodalkan pengalaman saja namun tidak berpacu kepada prosedur-prosedur
yang benar. Kurangnya pengetahuan kebanyakan petani ini disebabkan oleh
banyaknya kalangan petani yang latar belakangnya hanya lulusan SD, SMP,
dan SMA bahkan ada petani yang tidak merasakan jenjang persekolahan.
GQ. Mengingat mahasiswa Kerja Praktek hanya dipusatkan pada
lingkup laboratorium UPTD BPPMB, maka mahasiswa tidak dapat terjun
langsung ke petani-petani penghasil kakao di daerah.
2) Faktor Pendukung
a) Adanya pohon kakao yang tersedia di belakang kantor UPTD BPPMB
Disperindag Provinsi SulSel, yang sedianya mahasiswa KP akan diberikan
pengetahuan secara umum mengenai pengolahan biji kakao pasca panen
secara baik dan benar.
19
b) Adanya sampel biji kakao dari beberapa eksportir yang harus di uji
mutunya melalui pengawasan serta pengujiannya di UPTD BPPMB,
sehingga mahasiswa diberikan pengetahuan cara menentukan mutu biji
kakao tersebut berdasarkan SNI 2323:2008/Amd1:2010.
.. (IV.1)
GU. Keterangan :
a) M0 adalah bobot contoh uji, dinyatakan dalam gram.
b) M1 adalah kaca arloji/cawan kosong , dinyatakan gram.
c) M2 adalah bobot kaca arloji/cawan kotoran
GV.
c. Kadar biji pecah dinyatakan dalam presentase bobot dengan
perhitungan sebagai berikut :
M 2M 1
GW. M0 X 100%
.. (IV.2)
GX. Keterangan :
a) M0 adalah bobot uji, dinyatakan dalam gram.
b) M1 adalah bobot kaca arloji/cawan kosong, dinyatakan dalam
gram.
c) M2 adalah bobot kaca arloji/cawan dan biji pecah.
GY.
21
GZ.
d. Kadar biji cacat dinyatakan dalam persentasi biji perbiji dengan
perhitungan sesuai berikut :
M1
HA. M0 X 100%
.. (IV.3)
HB. Keterangan :
a) M0 adalah jumlah contoh uji (300 biji kakao).
b) M1 adalah jumlah masing-masing biji cacat.
HC.
M 1M 2
HE. M0 X 100%
.. (IV.3)
HF.Keterangan :
a. M0 adalah bobot contoh penimbangan, dinyatakan dalam gram.
b. M1 adalah bobot cawan, tutup dan contoh uji sebelum pengeringan
dinyatakan dalam gram.
c. M2 adalah bobot cawan, tutup dan contoh uji sesudah pengeringan,
dinyatakan dalam gram.
HI. BAB V
masih tinggi, sehingga kakao menjadi lembab. Selain itu juga karena ventilasi
gudang penyimpanan yang kurang memadai.
10) Kadar biji berkecambah memenuhi syarat mutu khusus, yaitu berkisar 2,2%.
IB.
IC.
ID.
IE.
IF.
IG.
IH.
II.
IJ.
IK. LAMPIRAN
IL.
IM.
26
IN.
IO.
IP.
IQ.
IR.
IS.
IT.
IU.
IV.
IW.
IX.
IY.
IZ.
JA.
JB.
JC.
JD.
JE.
JF.
JG.
JH.
27
JI.
JJ.
JK.
JL.
JM.
JN.
JO.
JP.
JQ.
JR.
JS.
JT.
JU.
JV.
JW.
JX.
JY.
JZ.
KA.
KB.
KC.
28
KD.
KE.
KF.
KG.
KH.
KI.
KJ.
KK.
KL.
KM.
KN.
KO.
KP.
KQ.
KR.
KS.
KT.
KU.
KV.
KW.
KX.
29
KY.
KZ.
LA.
LB.
LC.
LD.
LE.
LF.
LG.
LH.
LI.
LJ.
LK.
LL.
LM.
LN.
LO.
LP.
LQ.
LR.
LS.
30
LT.
LU.
LV.
LW.
LX.
LY.
LZ.
MA.
MB.
MC.
MD.
ME.
MF.
MG.
MH.
MI.
MJ.
MK.
ML.
MM.
MN.
31
MO.
MP.
MQ.
MR.
MS.
MT.
MU.
MV.
MW.
MX.
MY.
MZ.
NA.
NB.
NC.
ND.
NE.
NF.
NG.
NH.
NI.
32
NJ.
NK.
NL.
NM.
NN.
NO.
NP.
NQ.
NR.
NS.
NT.
NU.
NV.
NW.
NX.
NY.
NZ.
OA.
OB.
OC.
OD.
33
OE.
OF.
OG.
OH.
OI.
OJ.
OK.
OL.
OM.
ON.
OO.
OP.
OQ.
OR.
OS.
OT.
OU.
OV.
OW.
OX.
OY.
34
OZ.
PA.
PB.
PC.
PD.
PE.
PF.
PG.
PH.
PI.
PJ.
PK.
PL.
PM.
PN.
PO.
PP.
PQ.
PR.
PS.
PT.
35
PU.
PV.
PW.
PX.
PY.
PZ.
QA.
QB.
QC.
QD.
QE.
QF.
QG.
QH.
QI.
QJ.
QK.
QL.
QM.
QN.
QO.
36
QP.
QQ.
QR.
QS.
QT.
QU.
QV.
QW.
QX.
QY.
QZ.
RA.
RB.
RC.
RD.
RE.
RF.
RH.
Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam mengerjakan laporan KP ini
kami tidak melakukan pemalsuan (fabricating) data dan tidak menjiplak
karya orang lain. Semua materi dalam laporan KP ini merupakan hasil
37
karya kami sendiri, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika di kemudian hari terbukti
terdapat plagiat dalam laporan KP, maka kami bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan.
RI.
RJ.
RL. Mahasiswa
RM.
Mater
RN. ai
6000
RO. (Roby
Handris)
RP.NIM: 1320422010
RQ.
RR.
RS.
RT.
RU.
RV.
RX.
38
SC.Nomor hp : 085299901676
SD. Telah melaksanakan kerja praktek (KP) di UPTD Balai Pengawasan dan
Pengendalian Mutu Barang (BPPMB), yang di mulai pada tanggal 15 Agustus s/d
15 September 2016. Dan telah menyelesaikan seluruh administrasi yang terkait
dangen perusahaan.
SF.
SG. Makassar,
SH. Menyetujui :
SJ.
SK.
SM.
SN.
VR.
VT.
VU.
VV.
VW.
VX.
VY.
VZ.
WA.
WB.
WK.
WI. WO. Tanda tangan
WM.
WJ.
WL. Tan WN. Materi bimbingan WS. Dos WT. Mah
No.
ggal en asiswa
WU. WV. WW. WX. WY.
XJ.
XK. Makassar,
XL. Dosen Pembimbing
XM.