Konsep Bilangan PDF
Konsep Bilangan PDF
Kustini (10262058)
Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
ABSTRAK
Latar Belakang : Sejak semula manusia di desain dan diciptakan sebagai mahluk yang dialogis
disamping mahluk yang berakal. Adakalanya manusia berdialog dengan dirinya dengan sesama
kaleganya terlebih dengan lingkungannya. Dalam dialog tersebut manusia memerlukan sebuah
sarana atau komunikasi, karena dengan komunikasi itulah manusia dapat melangsungkan eksistensi
dirinya. Manusia merupakan mahluk yang paradokal, kadangkala ia ingin berada bersama yang lain.
Pentingnya ilmu hitung dalam kehidupan sosial telah menjadi perhatian yang menarik banyak
cendekiawan dan pakar pendidikan. Sejak zaman Aristoteles, meskipun hanya berkisar retorika
dalam lingkungan kecil, namun pada pertengahan abad ke 20, ketika dunia dirasakan semakin kecil
akibat revolusi industri dan revolusi tehnologi elektronik, para cendekiawan merasakan pentingnya
peningkatan materi berhitung. Karena didasari atau tidak manusia hidup selalu menggunakan ilmu
hitung dalam kesehariannya. Rumusan Masalah : (1) Apakah melalaui penerapan kegiatan bermain
di TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dapat meningkatkan pemahaman
konsep bilangan?. (2) Apakah memanfaatkan penerapan Kegiatan bermain untuk meningkatkan
kemampuan siswa 0 besar dalam memahami konsep bilangan di TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan
Dawe Kabupaten Kudus?. (3) Bagaiamana upaya meningkatkan kemampuan anak di TK Pertiwi
Rejosari 02 Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus untuk dapat memahami konsep bilangan?.
Kesimpulan : (1) Peningkatan kemampuan konsep bilangan anak di TK Pertiwi Rejosari 02
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dapat dilakukan dengan melalui kegiatan bermain kartu angka.
(2) Kegiatan bermain kartu angka merupakan salah satu kegiatan yang dapat menstimulus
kemampuan konsep bilangan anak anak. (3) Kegiatan bermain kartu angka dapat meningkatkan
kemampuan konsep bilangan anak. Saran : (1) Seorang guru sebaiknya menggunakan berbagai
metode dan media dalam pembelajaran diantaranya adalah kegiatan bermain. (2) Seorang guru
harus selalu aktif melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kata Kunci : Meningkatkan, Pemahaman, Konsep, Bilangan, Bermain, Media, Kartu, Angka
PENDAHULUAN
Usia lahir sampai dengan akan memasuki pendidikan dasar merupakan masa-masa keemasan
(golden age) sekaligus masa-masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Masa usia dini merupakan masa yang tepat untuk melestarikan
dasar-dasar pengembangan-pengembangan kemampuan fisik, bahasa social, emosional, konsep diri,
seni, moral dan nilai-nilai agama. Sehingga untuk pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus
dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai optimal.
Dalam mengembangkan potensi pada diri anak hendaknya dimulai sejak dini, hal ini dapat
ditempuh melalui pendidikan pra sekolah, yaitu taman kanak-kanak atau lebih dikenal dengan
TK/RA. Ini merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang dapat mempersiapkan proses
pembelajaran lebih lanjut atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga hal ini tidak lepas dari
adanya seorang guru.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Bilangan di Taman Kanak-Kanak
Dalam pedoman pembelajaran permainan konsep bilangan permulaan di taman kanak-kanak
di jelaskan bahwa: konsep bilangan merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk
menumbuhkembangkan ketrampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika
maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.
Sedangkan Sri Ningsih, mengungkapkan bahwa kegiatan berhitung untuk anak usia dini di
sebut juga sebagai kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta (route
counting/rational counting). Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan
benda-benda kongkrit. Pada anak usia 4 tahun, mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai
sepuluh. Sedangkan usia 5 atau 6 tahun dapat menyebutkan urutan bilangan sampai seratus. Lebih
lanjut sri ningsih, menjelaskan bahwa kegiatan menyebutkan bilangan ini dapat dilakukan melalui
permainan bilangan.
Pengertian Bermain Bagi Anak Usia Dini
Bermain dalam hal ini adalah merupakan salah satu kegiatan yang dapat mendorong imajinasi
anak.
Adapun manfaat bermain adalah sebagai berikut:
1. Membantu untuk merangsang imajinasi anak.
2. Membantu untuk mengembangkan imajinasi anak
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), dengan alasan karena
kelas merupakan unit terkecil dalam sistem pembelajaran. Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki
pendekatan untuk meningkatkan pendidikan kearah perbaikan terhadap proses maupun hasil
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan secara partisipatif sehingga dapat
meningkatkan praktik kegiatan mengajar guru.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Lokasi
ini dipilih berdasarkan tempat tugas peneliti. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran di selama ini masih
bersifat paper-pencil-drill. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti berusaha untuk menelusuri
Upaya Meningkatkan Kemampuan konsep bilangan melalui Kegiatan Bermain dengan media kartu
angka di TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012.
Subyek Penelitian
Satu masalah penting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti, jika hendak mengadakan
Penelitian Tindakan Kelas yaitu penentuan subyek penelitian. Yang menjadi subyek penelitian adalah
siswa kelas B TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran
2012/2013 dengan pembagian kelompok didasarkan pada kelompok umur antara 5 tahun sampai 6
tahun.
Data dan sumber data
Data yang dikumpulkan merupakan informasi mengenai penggunaan media balok dalam upaya
meningkatkan kemampuan berhitung anak di TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan Dawe Kabupaten
Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Data dikumpulkan dari guru sebagai kolaborator, dan observasi
selama penelitian.
0.8
0.6
0.4
0.2
0
baik Cukupbelum
Siklus II
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan pada anak dengan kegiatan bermain, pada siklus dua ini
ada beberapa perencanaan yang harus dipersiapkan kembali oleh guru dan peneliti, yaitu peneliti
bersama guru kelas sebelum memulai kegiatan penelitian terlegih dahulu berdiskusi untuk
membuat rencana kegiatan yang tepat.
Kemudian peneliti memberikan gambaran tentang proses kegiatan menyebutkan hasil
penambahan samapi 10 dengan menggunakan kartu angka dan menyebutkan hasil pengurangan
sampai 10 dengan menggunakan kartu angka.
Setelah peneliti dan guru berdiskusi mengenai proses kegiatan yang akan dilaksanakan,
maka selanjutnya peneliti beserta guru membuat perencanaan secara tertulis yang dituangkan
dalam rencana kegiatan harian (RKH). Perencanaan yang dibuat tidak jauh berbeda dengan
kegiatan yang biasa di buat dengan kegiatan sehari-hari di kelas. Tema yang di pilih guru adalah
pekerjaan dengan sub tema alat-alat perlengkapan yang yang di pakai. Secara keseluruahan
Pelaksanaan tindakan
Pada pelaksanaan siklus ini, kegiatan yang dilakukan guru sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai observer atau pengamat,
yang mengamati langsung dan merekam proses kegiatan berhitung yang dilakukan oleh guru kelas
dan berbagai respon yang timbul dari anak.
Pelaksanaan kegiatan diawali dengan bernyanyi selamat pagi dan pak tani dan tukang kayu,
kemudian dilakukan kegiatan bercakap-cakap antara guru dan anak. Guru mengulang pembicaraan
dengan membahas tentang alat-alat perlengkapan yang di pakai saaat bekerja, misalnya dokter
membawa stetoskop, suntikan, alat pengukur darah, dan lain-lain. Guru memberikan kembali
pertanyaan kepada anak tentang berbagai alat-alat perlengkapan yang di pakai pada saat bekerja
dan respon anak cukup ramai dan antusia. Guru membawa kembali gambar beberapa alat-alat
perlengkapan yang di pakai saat bekerja.
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
baik Cukup belum
Pembahasan
1. Kondisi Obyektif Kemampuan Berhitung Anak TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus
Kondisi obyektif berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan berhitung
anak TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus kelompok B sudah menunjukkan
hasil yang cukup baik, walaupun masih banyak yang kesulitan dalam proses pengurangan dan
penjumlahan. Namun permasalahan yang terjadi di sini adalah proses kegiatan berhitung dengan
cara kegiatan evaluasi.
Guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil buku tulis dan pensil masing-
masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak membuat beberapa buah benda dan
benda tersebut di beri lingkaran. Setelah itu, anak harus mengisi jumlah benda tersebut dengan
sebuah angka yang cocok. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk membuatnya sendiri
jumlah benda tersebut beserta angkanya sebanyak mungkin.
Pembelajaran yang lainnya yaitu anak di suruh menulis angka untuk di jumlahkan. Angka
yang di pilih sesuai keinginan anak itu sendri, dan selanjutnya anak menjumlahkan hasil
penambahan tersebut. Dalam hal ini, ada beberapa anak yang tidak mampu sama sekali untuk
menjumlahkan angka tersebut. Anak di paksa untuk mengingat di dalam kepala dan menambahkan
dengan angka selanjutnya dengan menggunakan jari. Hal ini terlihat sangat membosankan dan
membingungkan anak,, karena anak laun akan menghambat perkembangan anak selanjutnya,
seperti yang dipaparkan oleh solehuddin, bahwa:
Kurang optimalnya kegiatan berhitung di TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus, dapat di lihat dari hasil pra-siklus. Dimana secara keseluruhan hasil pra-siklus
menunjukkan bahwa secara umum kemampuan anak berada pada kategori baik sebesar 60%., pada
kategori cukup sebesar 30 % dan pada kategori kurang sebesar 10%.
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Pra Siklus I Siklus
Siklus II
KESIMPULAN
Setelah peneliti cermati selama dalam kegiatan penelitian dari proses sampai pada hasil, maka
peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan Konsep bilangan anak di TK Pertiwi Rejosari 02 Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus dapat dilakukan dengan melalui kegiatan bermain kartu angka.
2. Kegiatan bermain kartu angka merupakan salah satu kegiatan yang dapat menstimulus kemampuan
konsep bilangan anak
3. Hasil penelitian tindakan kelas di masing-masing siklus adalah sebagai berikut:
a. Pra Siklus : kemampuan konsep bilangan sebelum diberikan tindakan masih ada beberapa anak
yang belum mampu melakukan kegiatan secara mandiri atau pada kategori kurang (K) yaitu 5,8
%, dan masih ada beberapa anak yang masih memerlukan bantuan pada saat melakukan
kegiatan konse bilangan ini atau pada kategori cukup (C) yaitu 26 %. sedangkan kemampuan
anak yang berada pada kategori baik (B) atau anak telah mampu melakukannya sesuai dengan
Indikator yaitu sebesar 68,2 %.
b. Pasca Siklus : kemampuan berhitung anak setelah diberikan pembelajaran melalui kegiatan
bermain kartu pada tindakan ini tidak ada anak yang belum mampu melaksanakan secara
mandiri atau pada kategori kurang yaitu 25 % pada kategori cukup dan selebihnya, kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Anggani Sudono, Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Anak Usia Dini, Depdiknas, 1995
Bandung.
Basuki Wibawa Dan Farida Mukti, Media Pengajaran, CV. Maulana, 2004. Bandung.
Departemen Pendidikan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian,
Pembuatan dan Penggunaan Sarana (Alat Peraga) di Taman Kanak-Kanak, 2003 Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak, Depdiknas.
2003. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak, 2004. Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Alat Permaianan Edukatif Unuk Kelompok Bermain,
Depdiknas, 2003. Jakarta.
E Mulyas, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Bandung.
Moeslihaton, R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Rineka Cipta, 1991.
Suhaenah A. S. Pemanfaatan dan Pengembangan Sumber Belajar di Sekolah Dasar, Depdiknas,
1998. Jakarta.