Anda di halaman 1dari 9

PASIEN YANG AKAN DIRAWAT DARI IGD KE RUANG

PERAWATAN
NOMOR NOMOR REVISI HALAMAN
DOKUMEN
III 1/1
DITETAPKAN OLEH
STANDAR TANGGAL TERBIT DIREKTUR
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 APRIL 2016
dr. H. SUPARDI, MM
NIP. 196401051999031002
PENGERTIAN Pasien yang akan dipindahkan ke ruang perawatan adalah pasien yang:
1. Keadaan umumnya sudah stabil dan dapat dipindahkan/dibawa ke ruang
perawatan (transportable)
2. Diagnosa sudah ditegakkan dan perlu tindakan definitiv atau perawatan
selanjutnya sesuai dengan penyakitnya di ruang perawatan.
3. Ruang perawatan yang dimaksud adalah ruang rawat inap bedah, ruang
rawat inap medik, ruang rawat inap kebidanan dan penyakit kandungan,
ruang rawat intensiv (ICU) dan ruang rawat jantung intensiv (ICCU).
TUJUAN Supaya pasien mendapatkan perawatan lanjutan sesuai kondisi penyakit
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD dr. M yunus bengkulu Nomor. 188.4/1066/HK-RS/2016
Penundaan Pelayanan Pasien
PROSEDUR 1. Perawat
a. Menanyakan tempat sesuai dengan penyakit dan kelas perawatan yang
dipilih penderita.
b. Peserta askes dan swasta lainnya kelas disesuaikan dengan ketentuan
yang disepakati bersama kecuali ada permintaan khusus dari keluarga
penderita dengan menambah biaya perawatan.
c. Perjanjian perawatan atas ruangan yang dipilih harus ditanda-tangani
oleh keluarga pasien/penderita sendiri.
2. Dokter
a. Membuat persetujuan rawat bila ada tempat yang dimaksud.
b. Membuat surat rujukan ke rumah sakit lainnya apabila ruang perawatan
yang dimaksud penuh atas persetujuan atau permintaan keluarga
penderita.
c. Alih rawat atau rujukan boleh dilakukan atas permintaan atau
persetujuan keluarga ke rumah sakit alin apabila kondisi penderita
sudah stabil dan dapat di transportasi.
3. Petugas Loket Rawat Inap
a. Membuat buku rawat sesuai dengan ruangan dan kelas yang
dikehendaki.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Perawatan
2. Pos
RUJUKAN PASIEN GAWAT DARURAT
NOMOR NOMOR REVISI HALAMAN
DOKUMEN
III 1/1
DITETAPKAN OLEH
STANDAR TANGGAL TERBIT DIREKTUR
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 APRIL 2016

dr. H. SUPARDI, MM
NIP. 196401051999031002
PENGERTIAN Rujukan Adalah pengiriman pasien yang perawatan selanjutnya tidak dapat
dilakukan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu karena keterbatasan alat, fasilitas dan
keahlian atau dapat juga karena ruang perawatan penuh dan dipindahkan atas
persetujuan / permintaan keluarga penderita.

TUJUAN Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk merujuk pasien ke rumah sakit lain
dengan fasilitas, alat dan keahlian yang lebih baik.
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD dr. M yunus bengkulu Nomor. 188.4/1066/HK-RS/2016
Penundaan Pelayanan Pasien
PROSEDUR 1. Petugas IGD menangani kegawatan pasien tersebut terlebih dahulu.
2. Dokter memberikan informasi kepada keluarga atau pasien tersebut bahwa
pasien perlu dirujuk ke rumah sakit lain karena kemampuan dan fasilitas
medis yang lebih baik untuk diagnosis dan therapi penyakit penderita
tersebut.
3. Dokter mengisi formulir pengantar pasien dengan memberikan informasi
tentang :
a. Nama, umur dan jenis kelamin penderita.
b. Kondisi penderita saat itu setelah dilakukan perawatan.
c. Diagnosa dan diagnosa banding.
d. Tindakan yang telah diberikan.
e. Obat-obatan yang telah diberikan dan hasilnya.
f. Hasil-hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
g. Hasil-hasil konsultasi kepada UPF lain.
h. Tindakan, diagnosis atau therapi apa yang diminta sebagai tujuan
rujukan.
4. Sebelum penderita dirujuk, dokter/perawat/ keluarga penderita menghubungi
rumah sakit tujuan rujukan terlebih dahulu.
5. Rujukan dilakukan apabila keadaan umum penderita stabil dan dapat
ditransportasi.
6. Perawat melaksanakan koordinasi dengan bagian ambulance bila memang
diperlukan.
UNIT TERKAIT 1. Rekam medik IGD
2. Formulir rujukan
3. Surat jalan ambulance
4. Surat tugas perawat yang mengantar.
PENDAMPING PASIEN YANG DIRUJUK
NOMOR NOMOR REVISI HALAMAN
DOKUMEN
III 1/1

DITETAPKAN OLEH
STANDAR TANGGAL TERBIT DIREKTUR
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 APRIL 2016

dr. H. SUPARDI, MM
NIP. 196401051999031002
PENGERTIAN Pasien yang dirujuk ke rumah sakit tujuan rujukan dengan menggunakan alat
transportasi darat, udara atau laut, perlu didampingi dan diawasi oleh petugas
kesehatan baik dokter atau perawat terlatih.

TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan bagi petugas pendamping pasien yang dirujuk ke
rumah sakit lain antar kota atau antar propinsi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD dr. M yunus bengkulu Nomor. 188.4/1066/HK-RS/2016


Penundaan Pelayanan Pasien
PROSEDUR 1. Petugas pendamping pasien yang dirujuk, ditunjuk oleh direktur dengan
disertai surat tugas.
2. Dokter yang merujuk harus membuat surat rujukan dan dibawa oleh petugas
pendamping.
3. Petugas pendamping pasien yang dirujuk diutamakan tenaga dari IGD.
4. Apabila tenaga dari IGD tidak ada, maka dapat ditunjuk petugas dari
ruangan lain oleh bidang pelayanan melalui bidang perawatan.
5. Apabila petugas pendamping pasien diambil dari keluarga penderita dan
bukan dan bukan karyawan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, maka tidak
disertai surat tugas.
6. Petugas mempersiapkan alat dan obat emergensi yang diperlukan.
7. Petugas mendampingi sampai ke rumah sakit tujuan rujukan.
8. Apabila sudah menyerahkan penderita kepada petugas di rumah sakit
tujuan rujukan, petugas pendamping segera kembali pulang dengan
membawa kembali pulang dengan membawa kembali peralatan yang telah
dipakai.
9. Setelah kembali, petugas melaporkan tugasnya kepada dokter yang merujuk
dan direktur.

UNIT TERKAIT 1. Surat tugas yang ditanda-tangani direktur dan dicap resmi rumah sakit.
2. Surat rujukan dari dokter yang merujuk.
3. Status penderita.
4. Sertifikat PPGD, ACLS dan ATLS petugas pendamping.
ALUR PENDERITA MASUK RS MELALUI IGD
NOMOR NOMOR REVISI HALAMAN
DOKUMEN
III 1/1
DITETAPKAN OLEH
STANDAR TANGGAL TERBIT DIREKTUR
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 APRIL 2016

dr. H. SUPARDI, MM
NIP. 196401051999031002
PENGERTIAN Sebagai acuan dan langkah-langkah alur kerja penderita-penderita yang masuk
RS melalui instalasi gawat darurat.

TUJUAN Meningkatkan kualitas pelayanan IGD.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD dr. M yunus bengkulu Nomor. 188.4/1066/HK-RS/2016


Penundaan Pelayanan Pasien
PROSEDUR 1. Penderita yang dating dijemput oleh petugas IGD dengan kursi roda atau
brancard sesuai dengan keadaan penyakitnya, langsung dibawa ke ruang
Triage.
2. Petugas IGD langsung mencatat semua identitas pada kolom-kolom ditulis
dengan lengkap.
3. Semua penderita diseleksi di ruang Triage oleh dokter jaga atau perawat.
4. Kemudian penderita dibagi menurut penyakit masing-masing menurut
kegawatan.
5. Bila penderita akan diopname, dokter jaga mengirimkan keruangan sesuai
dengan penyakitnya.
6. Penderita diantar oleh petugas portier/siswa/pekarya dari IGD ke ruang yang
dituju. Semua identitas penderita dan penyakitnya dicatat dalam buku
register IGD.

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. POS
3. Satpam
PROSEDUR PASIEN PULANG PAKSA
NOMOR NOMOR REVISI HALAMAN
DOKUMEN
III 1/1
DITETAPKAN OLEH
STANDAR TANGGAL TERBIT DIREKTUR
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 APRIL 2016

dr. H. SUPARDI, MM
NIP. 196401051999031002
PENGERTIAN Pasien pulang paksa adalah suatu keadaan dimana pasien atau keluarga pasien
keluar rumah sakit dan mengakhiri perawatan atas permintaan sendiri dan bukan
atas persetujuan dokter yang merawat.

TUJUAN Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk mempersiapkan pasien pulang paksa.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD dr. M yunus bengkulu Nomor. 188.4/1066/HK-RS/2016


Penundaan Pelayanan Pasien.
PROSEDUR 1. Memberikan KEBIJAKAN pada pasien dan keluarganya akibat dari pulang
paksa dan mengakhiri perawatan.
2. Melaporkan kepada dokter yang merawat atau dokter jaga, dan
mempersiapkan pasien pulang.
3. Pasien dan keluarganya menandatangani surat pernyataan bahwa pulang
atas permintaan sendiri.
4. Memberikan KEBIJAKAN bahwa apabila ada kejadian yang tidak diinginkan
di luar rumah sakit akibat pulang paksa tersebut, maka pihak IGD RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu tidak ikut bertanggung jawab.
5. Anjurkan pasien supaya tetap berobat dan kontrol secara teratur.
6. Anjurkan pasien supaya makan obat secara teratur dengan dosis yang tepat
atau sesuai dengan petunjuk dokter.
7. Administrasi harus diselesaikan terlebih dahulu oleh keluarga pasien.

UNIT TERKAIT 1. Status penderita


2. Rekam medik
3. Buku laporan
4. Blanko pulang paksa

PASIEN YANG DIPULANGKAN DARI IGD


NOMOR NOMOR REVISI HALAMAN
DOKUMEN
D 1/1
DITETAPKAN OLEH
STANDAR TANGGAL TERBIT DIREKTUR
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 APRIL 2016

dr. H. SUPARDI, MM
NIP. 196401051999031002
PENGERTIAN Penderita yang sudah mendapatkan diagnosis dan therapy di IGD, bila penyakit
yang dideritanya tidak memerlukan perawatan lebih lanjut di ruangan perawatan,
diperbolehkan untuk rawat jalan atau pulang.

TUJUAN 1. Mengorganisasikan pemulangan pasien dengan baik dan lancar.


2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja perawat dan dokter.
3. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada penderita.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD dr. M yunus bengkulu Nomor. 188.4/1066/HK-RS/2016


Penundaan Pelayanan Pasien
PROSEDUR 1. Ada instruksi dokter yang merawat.
2. Jelaskan pada keluarga tentang pemulangan pasien.
3. Lengkapi dengan kartu kendali atau kartu kontrol.
4. Administrasi pembayaran pasien pulang diselesaikan oleh keluarga
penderita di loket pembayaran dengan membawa kartu kendali.
5. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan penderita di rumah,
kapan pasien di kontrol, diet dan obat-obatan, dll.
6. Memberikan kartu kontrol dan resep obat rawat jalan yang dibuat oleh
dokter yang merawat.
7. Pasien diperbolehkan pulang dengan menyerahkan bukti pembayaran dari
loket pembayaran.
8. Pasien diantar oleh petugas ruangan dengan menggunakan kursi roda
sampai ke pintu gerbang rumah sakit.

UNIT TERKAIT 1. Administrasi


2. Apotik
3. Medical Record (MR)
TRANSPORTASI PASIEN
NOMOR NOMOR REVISI HALAMAN
DOKUMEN
D 2/2
PENGERTIAN Pemindahan perawatan pasien ke tempat lain atau ke rumah sakit lain dengan
tujuan tertentu
TUJUAN 1. Memberikan pelayanan optimal kepada penderita apabila yang ingin pindah
tempat perawatan.
2. Dalam rangka rujukan atau alih rawat pasien ke rumah sakit lain.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD dr. M yunus bengkulu Nomor. 188.4/1066/HK-RS/2016


Penundaan Pelayanan Pasien
PROSEDUR 1. Penderita atau keluarganya harus melengkapi semua administrasi.
a. Surat rujukan atau ketengan alih rawat.
b. Administrasi keuangan sudah lunas dibayar.
c. Mengetahui dan mengerti maksud dan tujuan alih rawat dengan
segala resikonya.
d. Menyetujui dan menandatangani semua persyaratan yang
dibutuhkan.
e. Apabila alih rawat atas permintaan pasien atau keluarganya, maka
segala resiko ditanggung oleh pasien dan keluarganya.
2. Pasien diperiksa dan disiapkan dalam keadaan stabil untuk diberangkatkan.
3. Alat life saving dipersiapkan untuk menanggulangi masalah jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi.
4. Obat dan cairan yang dibutuhkan dipersiapkan untuk kebutuhan selama
diperjalanan.
5. Apabila sarana transportasi yang dipakai adalah ambulance, maka harus
siap dan layak pakai dengan membawa peralatan yang dibutuhkan dan
surat-surat kendaraan yang lengkap.
6. Petugas pendamping sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
7. Pasien siap diantar ke tempat tujuan.

Catatan :
Pada suatu situasi adanya permintaan pasien/keluarga untuk pemindahan
pasiien secara paksa :
Semua resiko akan ditanggung oleh pasien/keluarganya.
Menandatangani pernyataan pemindahan pasien atas permintaan sendiri.
Menyelesaikan administrasi dan keuangan selama dirawat.
Pihak rumah sakit akan membantu semampunya dengan fasilitas dan
tenaga yang ada.

UNIT TERKAIT 1. Status penderita


2. Rujukan pasien
3. Buku daftar rujukan pasien
4. Laporan
TRANSPORTASI PASIEN DALAM RS
NOMOR NOMOR REVISI HALAMAN
DOKUMEN
D 1/1
DITETAPKAN OLEH
STANDAR TANGGAL TERBIT DIREKTUR
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 APRIL 2016

dr. H. SUPARDI, MM
NIP. 196401051999031002
PENGERTIAN Sebagai acuan pemindahan pasien dari IGD keruangan lain guna menunjang
penegakan diagnosa atau perawatan sesuai dengan penyakit yang dideritanya
dengan menggunakan alat-alat yang ada seperti brancard, kursi roda ataupun
dengan digendong (bagi bayi atau anak-anak di bawah 4 tahun).

TUJUAN 1. Untuk menunjang penegakan diagnosa terhadap pasien.


2. Agar pasien mendapatkan pelayanan perawatan yang lebih baik.
3. Untuk tindakan operasi lanjutan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD dr. M yunus bengkulu Nomor. 188.4/1066/HK-RS/2016


Penundaan Pelayanan Pasien
PROSEDUR 1. Pasien atau keluarga harus melengkapi semua administrasi.
2. Petugas IGD menghubungi ruangan yang akan dituju agar mereka dapat
mempersiapkannya.
3. Pasien diperiksa atau disiapkan.
4. Pasien harus berada dalam keadaan stabil untuk bisa diantar.
5. Alat transportasi yang akan digunakan harus diperiksa terlebih dahulu apakah
masih layak untuk dipakai atau tidak.
6. Bila dari pemeriksaan alat transportasi yang akan digunakan masih layak dan
baik, maka pasien dapat dipindahkan dari tempat tidur atau meja periksa ke
alat terebut.
7. Setelah semuanya dipersiapkan, maka pasien dapat diantar keruangan yang
dapat dituju.
8. Keluarga dan pengantar pasien diberitahu bahwa pasien akan dipindahkan
keruangan.
9. Seluruh data atau rekam medik pasien sudah harus dicatat dibuku register
ruangan IGD.
10. Pasie siap diantar.

UNIT TERKAIT 1. POS


2. Ruangan perawatan

Anda mungkin juga menyukai