Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pesatnya laju pembangunan, terutama di bidang industri, transportasi dan


ditambah dengan kegiatan manusia di bidang intensifikasi pertanian maupun
perikanan telah menimbulkan dampak nyata berupa meningkatnya jumlah
buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan
udara. Selain itu, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat
ini memungkinkan manusia memanfaatkan berbagai jenis bahan kimia termasuk
logam berat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Beberapa dari sekian banyak
logam berat tersebut adalah Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu).

Logam berat adalah unsur unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari
5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang
tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4
sampai 7. Sebagian logam berat seperti kadmium (Cd) dan tembaga (Cu)
merupakan zat pencemar yang berbahaya. Logam berat masih termasuk golongan
logam logam dengan kriteria kriteria yang sama dengan logam logam yang
lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini
berikatan dan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup. Sebagai contoh, bila
logam beracun yang dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila dimasukkan ke
dalam tubuh dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan pengaruh
pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh.

Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena
elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh
terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh
khususnya hati dan ginjal. Tidak hanya logam kadmium (Cd), logam tembaga
(Cu) merupakan mikroelemen esensial untuk semua tanaman dan hewan,
termasuk manusia. Logam Cu diperlukan oleh berbagai sistem enzim di dalam

1
tubuh manusia. Oleh karena itu, Cu harus selalu ada di dalam makanan. Yang
perlu diperhatikan adalah menjaga agar kadar Cu di dalam tubuh tidak kekurangan
dan juga tidak berlebihan. Kebutuhan tubuh per hari akan Cu adalah 0,05 mg/kg
berat badan. Pada kadar tersebut tidak terjadi akumulasi Cu pada tubuh manusia
normal. Konsumsi Cu dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan gejala-gejala
yang akut. Logam Cu yang digunakan di pabrik biasanya berbentuk organik dan
anorganik. Logam tersebut digunakan di pabrik yang memproduksi alat-alat
listrik, gelas, dan zat warna yang biasanya bercampur dengan logam lain seperti
alloi dengan Ag, Cd, Sn, dan Zn. Garam Cu banyak digunakan dalam bidang
pertanian, misalnya sebagai larutan Bordeaux yang mengandung 1-3% CuSO4
untuk membasmi jamur pada sayur dan tumbuhan buah. Senyawa CuSO4 juga
sering digunakan untuk membasmi siput sebagai inang dari parasit, cacing, dan
juga mengobati penyakit kuku pada domba. Nah, ketika logam logam berat
tersebut berada di lingkungan banyak interaksi logam logam tersebut,
penyebarannya di lingkungan serta dampaknya terhadap lingkungan hidup
manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia logam berat Kadmium (Cd) dan
Tembaga (Cu) ?
2. Darimanakah sumber atau penyebaran logam berat Kadmium (Cd) dan
Tembaga (Cu) pada lingkungan ?
3. Apa peranan logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) dalam
kehidupan ?
4. Apa dampak dari logam berat Kadmiun ( Cd ) dan tembaga ( Cu ) dalam
kehidupan ?
5. Apa saja contoh kasus yang melibatkan pencemaran logam berat kadmium
(Cd) dan tembaga (Cu) ?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia dari logam berat kadmium
(Cd) dan tembaga (Cu)

2
2. Untuk mengetahui sumber dan keberadaan logam berat kadmium (Cd) dan
tembaga (Cu) di lingkungan baik di air, tanah, tanaman, dan tubuh
manusia.
3. Untuk mengetahui pengaruh logam berat kadmium (Cd) dan tembaga
(Cu) dalam kehidupan manusia
4. Untuk mengetahui kuantitas logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu)
yang diperbolehkan masuk kedalam tubuh berdasarkan ADI dan WHO
5. Untuk melihat dan menganalisa contoh kasus yang melibatkan
pencemaran logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu)

1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis Secara teoritis, penulisan ini dapat memperkaya khasanah keilmuan kimia
logam berat. Secara praktis, penulisan ini dapat memberikan penjelasan dan
pemaparan tentang logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) secara spesifik
dan detail. Selain itu, penulisan ini dapat memberikan pengetahuan bagaimana
logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) masuk kedalam lingkungan, baik di
udara, tanah, air, dan tanaman serta pengaruhnya terhadap tubuh manusia
(toksikologi).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Logam Berat Kadmium (Cd) dan Tembaga
(Cu)

Sifat fisik adalah sifat suatu zat yang dapat diamati tanpa mengubah zat
zat penyusun materi tersebut. Sifat fisik antara lain wujud zat, warna, bau, titik
leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan, kelarutan, kemagnetan, dan kekentalan.

3
Sedangkan yang dimaksud sifat kimia adalah ciri ciri suatu zat yang
berhubungan dengan terbentuknya zat baru. Contoh sifat kimia antara lain mudah
terbakar, mudah busuk, mudah meledak, beracun, berkarat (korosif).

A. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Kadmium (Cd)


Kadmium merupakan logam yang lunak atau ductile berwarna putih
seperti putih perak dan memiliki titik lebur yang rendah, titik leleh 321oC, titik
didih 767oC dan memiliki masa jenis 8,65 g/cm3. Logam ini akan kehilangan
kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta akan cepat
mengalami kerusakan bila dikenai oleh uap amonia (NH3) dan sulfur hidroksida
(SO). Sedangkan berdasarkan sifat sifat kimianya, logam Cd di dalam
persenyawaan yang dibentuknya pada umumnya mempunyai bilangan valensi +1
bila dimasukkan kedalam larutan yang mengandung ion OH -, ion ion Cd2+ akan
mengalami proses pengendapan. Endapan yang terbentuk dari ion ion Cd 2+
dalam larutan berion OH biasanya dalam bentuk senyawa terhidrasi yang
berwarna putih. Artinya, logam kadmium tidak larut dalam basa. Didalam udara
terbuka, logam Cd jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO, serta logam
Cd bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S,Se,dan P.
B. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan
menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan.
Tembaga merupakan logam yang mudah ditempa (liat) dan bersifat elastis
sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis, dan kawat. Selain itu,
tembaga merupaka konduktor panas dan listrik yang baik kedua setelah perak,
mempunyai titik didih 2301 K dan 1083 K. Sedangkan berdasarkan sifat- sifat
kimianya, tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu
lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa,
CuOH2CO3. Pada kondisi yang istimewa, yakni pada suhu sekitar 300 K tembaga
dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan
pada suhu yang lebih tinggi, yakni sekitar 1000 akan terbentuk tembaga (I) oksida
(Cu2O) yang berwarna merah. Logam Cu dan beberapa bentuk persenyawaan

4
seperti CuO3, Cu(OH)2, dan Cu(CN)2, tidak dapat larut dalam air dingin atau air
panas dapat tetapi dapat dilarutkan dengan asam.

2.1 Sumber Logam Berat Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu)


Logam berasal dari kerak bumi yang berupa bahan bahan murni, organik,
dan anorganik. Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan
digunakan sebagai alat alat yang berperanan penting dalam sejarah peradaban
manusia. Logam mula mula diambil dari pertambangan di bawah tanah (kerak
bumi), yang kemudian dicairkan dan dimurnikan dalam pabrik menjadi logam
logam murni. Logam kemudian dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki
misalnya, sebagai perhiasan (emas, perak), peralatan pertanian (besi) dan bahkan
logam jenis tertentu dalam ukuran yang sangat kecil dapat digunakan sebagai
bahan pengganti energi minyak (uranium). Dalam proses pemurnian logam
tersebut yaitu dari pencairan sampai menjadi logam, sebagian darinya terbuang ke
dalam lingkungan. Secara alami siklus perputaran logam adalah dari kerak bumi
kemudian ke lapisan tanah, kemudian ke makhluk hidup (tanaman, hewan dan
manusia), ke dalam air, mengendap dan akhirnya kembali ke kerak bumi. Logam
itu sendiri dalam kerak bumi dibagi menjadi logam makro dan logam mikro,
dimana logam makro ditemukan lebih dari 1.000 mg/kg dan logam mikro
jumlahnya kurang dari 500 mg/kg (Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Logam - logam Makro dan Mikro yang Ditemukan dalam Kerak
Bumi
Kelompok Logam Simbol Jumlah (mg/kg)
Makro Aluminium Al 81.300
Besi Fe 50.000
Kalsium* Ca 36.300
Natrium* Na 28.300
Kalium* K 25.900
Magnesium* Mg 20.900
Mangan Mn 1.000
Mikro Barium Ba 425
Nikel Ni 75
Seng Zn 70

5
Tembaga Cu 55
Plumbum Pb 12,5
Uranium U 2,7
Timah putih Sn 2
Kadmium Cd 0,2
Merkuri Hg 0,08
Perak Ag 0,07
Emas Au 0,004
*Logam Ringan
Sumber : Darmono (1995)

Kandungan alamiah logam pada lingkungan dapat berubah - ubah


tergantung pada kadar pencemaran oleh ulah manusia atau perubahan alam,
seperti erosi. Walaupun begitu, ternyata kandungan logam dalam lingkungan oleh
pengaruh pertambangan masih lebih besar daripada akibat erosi (Tabel 1.2)
Kandungan logam berat dapat meningkat bila limbah perkotaan, pertambangan,
pertanian, dan perindustrian, yang banyak mengandung logam berat masuk ke
lingkungan. Sumber logam berat dapat masuk kedalam lingkungan dapat melalui
tanah, air, dan tanaman bahkan di dalam tubuh manusia.

Tabel 1.2 Jumlah Logam yang Mencemari Lingkungan oleh Pengaruh Erosi
dan Pertambangan

Dalam Metrik Ton


Logam Rasio tambang/erosi
Erosi Tambang
Pb 180 2.330 13
Hg 3 7 2,3
Cu 375 4.660 12
Zn 370 3.930 11
Ni 300 358 1,2
Ag 5 7 1,4
Mn 440 1.600 3,6
Mo 13 57 4,4
Sn 2 166 83
Sumber : Darmono (1995)

6
Logam kadmium (Cd) adalah salah satu logam yang dikelompokkan dalam
jenis logam berat non-esensial. Logam ini jumlahnya relatif kecil, tetapi dapat
meningkat jumlahnya dalam lingkungan karena proses pembuangan sampah
industri maupun penggunaan minyak sebagai bahan bakar. Di samping itu, daerah
pertambangan seperti pertambangan seng (Zn), timbal (Pb) maupun tembaga (Cu)
selalu mengandung kadmium sebagai bahan sampingan. Baik kadmium maupun
seng mempunyai daya gabung yang tinggi terhadap sulfur (S), sehingga sumber
kadmium dan seng yang paling utama adalah mineral sulfida, dimana kandungan
kadmium dalam mineral tersebut dapat mencapai 5%.

A. Logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) di tanah


Pencemaran logam berat pada tanah daratan sangat erat hubungannya
dengan pencemaran udara dan air. Partikel logam berat yang beterbangan di udara
akan terbawa oleh air hujan yang membasahi tanah sehingga timbul pencemaran
tanah. Pada umumnya kandungan logam berat secara ilmiah sangat rendah di
dalam tanah, kecuali tanah tersebut merupakan daerah pertambangan atau tanah
tersebut sudah tercemar.

Tabel 1.3 Kandungan Logam Berat dalam Tanah Secara Alamiah dalam ug/g
Kandungan (rata-
Logam Kisaran non polusi
rata)
As 100 5-3.000
Co 8 1-40
Cu 20 2-300
Pb 10 2-200
Zn 50 10-300
Cd 0,06 0,05-0,7
Hg 0,03 0,01-0,3

Pencemaran logam berat pada tanah daratan sangat erat hubungannya


Logam berat kadmium (Cd) dapat masuk dalam lingkungan, antara lain
dapat disebabkan karena :
1. Pelapukan batuan yang mengandung logam berat.
2. Penggunaan bahan alami untuk pupuk.
3. Pembuangan sisa limbah pabrik dan sampah.

7
Kandungan kadmium (Cd) dalam tanah tergantung dari batuan induk, cara
terbentuknya tanah dan translokasi logam berat di tanah. Jumlah Cd normal di
tanah kurang dari 1 g Kg-1 dan tertinggi 1700 g Kg-1, yaitu pada tanah yang
diambil dari pertambangan seng. Kegiatan pemupukan fosfat alam dan pupuk
kandang juga merupakan sumber pencemar Cd di lahan pertanian. Kadmium yang
terakumulasi di dalam tanah merupakan sumber utama Cd yang diserap
tumbuhan. Pemupukan fosfat dan pupuk kandang memiliki kontribusi terhadap
peningkatan Cd pada lahan pertanian. Batuan fosfat mengandung Cd 10-980 mg
Kg-1 sehingga Cd di dalam pupuk fosfat bervariasi. Pupuk fosfat mengandung Cd
30-60 mg. Penggunaan pupuk fosfat secara terus-menerus akan menyumbang Cd
ke dalam tanah sebesar 2,0-7,2 g ha/tahun. Sedangkan Konsentrasi normal
komponen Cu di tanah berkisar 20 ppm dengan tingkat mobilitas sangat lambat
karena ikatan yang sangat kuat dengan material organik dan mineral tanah liat.
Kehadiran tembaga pada limbah industri biasanya dalam bentuk ion bivalen
Cu(II) sebagai hydrolytic product. Beberapa industri seperti pewarnaan, kertas,
minyak, industri pelapisan melepaskan sejumlah tembaga yang tidak diharapkan.
Tembaga dalam konsentrasi tinggi (22-750 mg/kg tanah kering) dijumpai pada
sedimen di laut Hongkong dan jumlah yang sama juga ditemui pada sejumlah
pelabuhan-pelabuhan di Inggris (R.O.Jenkins, 1998).

B. Logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) di air


Logam dan mineral lainnya hampir selalu ditemukan dalam air tawar dan
air laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa
macam logam baik logam ringan maupun logam berat jumlahnya sangat sedikit
dalam air. Beberapa logam itu bersifat esensial dan sangat dibutuhkan dalam
proses kehidupan, misalnya kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg) yang
merupakan logam ringan berguna untuk pembentukan kutikula/sisik pada ikan dan
udang. Sedangkan tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), merupakan logam
berat yang sangat bermanfaat dalam pembentukan haemosianin dalam sistem
darah dan enzimatik pada hewan air tersebut.
Dalam proses erosi alamiah, suatu kasus pencemaran kandungan logam
dapat naik dan dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup yang ada di

8
dalamnya. Sekitar tahun 1970, beberapa persetujuan internasional dalam konvensi
di Oslo, London, Paris, Rhine, dan Barcelona mengumumkan bahwa suatu
pengontrolan terhadap pencemaran air oleh bahan kimia beracun (pestisida,logam
berat) perlu ditangani secara serius. Hal ini diumumkan dengan tujuan untuk
melindungi organisme air dari pengaruh buruk suatu perncemaran. Bahan bahan
pencemar yang biasanya mencemari lingkungan telah dimasukkan dalam daftar
hitam berdasarkan beberapa kriteria, yaitu terdapat bahan yang selalu ada dalam
setiap proses pencemaran, mempunyai sifat toksik yang tinggi, dan mempunyai
sifat tertimbun dalam jaringan organisme air (bioakumulatif).
Beberapa macam logam biasanya dominan daripada logam lainnya. Dalam
air, hal ini sangat tergantung pada asal sumber air (air tanah dan air sungai).
Disamping itu, jenis air juga mempengaruhi kandungan logam di dalamnya (air
tawar, air payau, dan air laut). Air sungai di daerah hulu mungkin kandungan
logamnya akan berbeda dengan air sungai dekat muara. Hal ini disebabkan dalam
perjalanannya air tersebut mengalami beberapa kontaminasi, baik secara karena
erosi maupun pencemaran dari sepanjang tepi sungai. Kandungan logam air laut
juga berbeda-beda, seperti di daerah pantai, daerah dekat muara sungai, dan
daerah laut lepas. Biasanya,daerah pantai memiliki kandungan logam lebih tinggi
daripada daerah laut lepas.
Logam di dalam air, baik logam ringan maupun logam berat, jarang sekali
berbentuk atom tersendiri, tetapi biasanya terikat oleh senyawa lain sehingga
berbentuk molekul. Ikatan itu dapat berupa garam organik, seperti senyawa metil,
etil, fenil, maupun garam anorganik berupa oksida, klorida, sulfida, karbonat,
hidroksida, dan sebagainy. Bentuk ion dari garam tersebut biasanya banyak
ditemukan dalam air kemudian bersenyawa atau diserap dan tertimbun dalam
tanaman dan hewan air. Logam kemudian bersenyawa dengan bahan kimia
jaringan dan membentuk senyawa organik.
Logam logam berat yang bersifat racun, seperti Hg, Cd, dan Pb yang
terdapat dalam air kebanyakan juga berbentuk ion. Kadmium (Cd) dalam air laut
berbentuk senyawa klorida (CdCl2), sedangkan dalam air tawar berbentuk
karbonat (CdCO3). Pada air payau, yang biasanya terdapat di muara sungai, kedua
senyawa tersebut jumlahnya berimbang. Kadar garam juga mempengaruhi

9
senyawa logam dalam air laut, sehingga terjadi suatu interaksi antara logam dan
logam, misalnya Ca dengan Cd. Logam berbahaya itu diserap oleh hewan air
melalui insang dan saluran pencernaan. Karena sifatnya yang toksik, logam ini
dapat mematikan. Jika hewan air tersebut tahan terhadap kandungan logam yang
tinggi, maka logam itu dapat tertimbun di dalam jaringannya, terutama hati dan
ginjal. Logam itu juga berikatan dengan protein sehingga disebut metalotioenin
yang bersifat agak permanen dan mempunyai waktu paruh cukup lama.
Kadmium lebih banyak masuk kedalam air karena kegiatan manusia
seperti perindustrian dimana limbah hasil dari pabrik tersebut dibuang langsung
kedalam perairan yang akan terakumulasi di dasar perairan yang membentuk
sedimen. Cd juga dapat masuk kedalam organisme yang hidup di air dimana Cd
dapat masuk melalui oral, inhalasi atau dermal. Cd yang masuk kedalam tubuh
suatu organisme contohnya seperti ikan, logam Cd akan terakumulasi pada ginjal
dan hati karena kedua organ tersebut sangat spesifik untuk melawan racun yang
masuk kedalam dalam tubuh.Secara alamiah, logam Cu masuk kedalam perairan
sebagai akibat peristiwa erosi dan dari udara yang terbawa oleh air hujan.
Sedangkan dari aktivitas manusia berasal dari limbah industri. Logam Cu
merupakan logam esensial yang bermafaat dalam pembentukan mosianin sistem
darah dan enzimatik bagi hewan air (Darmono 1995). Namun, keberadaanya yang
tinggi pada perairan dapat berakibat buruk bagi ikan, seperti menghambat oksidasi
asam laktat dalam insang. Konsentrasi Cu dalam badan air bila berada dalam
kisaran 2,5-3,0 ppm akan membunuh ikan yang ada didalamnya (Jackins et al
1970; bryan 1976; dan Reisch et.al 1979 diacu dalam Palar 2004). Apabila ikan
yang tercemar logam Cu dikonsumsi oleh manusia akan mengakibatkan pengaruh
buruk bagi kesehatan manusia itu sendiri.

C. Logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) di Tanaman


Logam Cd kemungkinan dapat dibawa keseluruh bagian tanaman
biasanya akumulasi dapat ditemukan apada bagian akar karena akar merupakan
gerbang awal masuknya zat-zat kimia. Zat- zat yang akan masuk kedalam tubuh
tumbuhan akan terseleksi begitu juga dengan logam Cd. Apabila Cd yang
diperlukan hanya sedikit maka akan lebih banyak Cd yang terakumulasi dibagian

10
akar tumbuhan. Beberapa tanaman mempunyai kemampuan yang sangat tinggi
untuk menghilangkan berbagai pencemaran yang ada (multiple uptake
hyperaccumulator plant), dan memiliki kemampuan menghilangkan pencemaran
yang bersifat tunggal (specific uptake hyperaccumulator). Tanaman
hiperakumulator adalah spesis tanaman yang mampu mentranslokasikan pencemar
atau logam pencemar ke bagian pucuk tanaman lebih banyak daripada ke bagian
akar tanpa mengalami gejala toksisitas. Tanaman ini dapat mengakumulasi lebih
dari 10 ppm Hg, 100 ppm Cd, 1000 ppm Co, Cr, Cu, dan Pb, 10.000 ppm Ni dan
Zn (Aiyen, 2004; Baker, dkk,2000) Fenomena logam berat yang terkonsentrasi
dalam jaringan ditemukan terkait dengan peran protein pengikat logam. Fungsi
dari protein tersebut adalah mengikat logam, protein yang dapat mengikat logam
tersebut adalah metalotionin (cys-x-cys, x adalah asam amino selain sistein, biasa
disingkat dengan MT). Sebagian dari lahan pertanian yang ada sekarang ini
diperkirakan telah tercemar baik oleh bahan pencemar yang bersumber dari alam
maupun dari aktivitas manusia (antropogenik). Di antara kedua sumber ini, logam
berat yang bersumber dari kegiatan antropogenik lebih berbahaya dan mengancam
keselamatan lingkungan.Logam berat yang dihasilkan dapat dengan mudah
memasuki permukaan sistem tanah, dan berada pada bentuk yang tidak stabil
sehingga mudah larut dan dapat diserap oleh tanaman. Terdapat beberapa cara
untuk memulihkan kualitas lahan sawah yang tekontaminasi, salah satunya adalah
dengan cara fitoremediasi yaitu menggunakan tanaman hiperakumulator yang
mampu menyerap dan mengakumulasikan logam berat di dalam jaringan tanaman.
Beberapa tanaman yang dapat menurunkan kandungan logam berat dalam tanah
yaitu mendong, eceng gondok, purun tikus, dan sawi.Tanaman mendong mampu
menurunkan kadar logam berat Pb, Cd, dan Cu dalam tanah masing-masing
sebesar 6%, 31%, dan 26%. Penanaman eceng gondok pada lahan tercemar
limbah pabrik tekstil di Rancaekek, Bandung dapat menurunkan kadar Pb, Cd,
dan Cr pada tanah masing-masing sebesar 9%, 39%, dan 20%.Pada tanah
Inceptisol yang tercemar limbah tekstil di Karanganyar, penggunaan tanaman
purun tikus mampu menurunkan kadar Pb dalam tanah sebesar 96%, Cd sebesar
93%, dan Cu sebesar 4% setelah tanah terkontaminasi tersebut ditanami tanaman

11
purun tikus selama dua bulan.Tanaman sawi dapat menurunkan kadar Cd, Pb, dan
Cu dalam tanah masing-masing sebesar 21%, 96%, dan 20%. Hal ini perlu
mendapat perhatian jika tanaman sawi ditanam pada lahan yang tercemar logam
berat maka akumulasinya dalam jaringan tanaman akan tinggi.Tanaman konsumsi
lainnya yang responsif terhadap logam berat yaitu bayam dan kangkung. Oleh
karena itu budidaya tanaman tersebut perlu memperhatikan kondisi lahan yang
akan digunakan apakah tercemar logam berat atau tidak karena akan beresiko
terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi.

D. Logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) di Tubuh manusia


Ada beberapa unsur logam yang termasuk elemen mikro merupakan
kelompok logam berat yang tidak mempunyai fungsi biologik sama sekali. Logam
tersebut bahkan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan (toksisitas)
pada makhluk hidup, yaitu timbal (Pb), merkuri (Hg), Arsen (As), kadmium (Cd)
dan aluminium (Al). Logam berat masuk kedalam tubuh manusia biasanya
melalui mulut, yaitu makanan yang terkontaminasi oleh alat masak, wadah
(minum/makanan kaleng) dan juga melalui pernapasan seperti asap dari pabrik,
proses industri, dan buangan limbah. Kontaminasi makanan juga dapat terjadi dari
tanaman pangan (bidang pertanian) yang diberi pupuk dan pestisida yang
mengandung logam.
Toksisitas logam pada manusia menyebabkan beberapa akibat negatif,
tetapi yang terutama adalah timbulnya kerusakan jaringan, terutama jaringan
detoksikasi dan eksresi (hati dan ginjal). Beberapa logam mempunyai sifat
karsinogenik (pembentuk kanker), maupun teratogenik (salah bentuk organ). Daya
toksisitas logam ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar logam yang
termakan, lamanya mengkonsumsi, umur, spesies, jenis kelamin, kebiasaan makan
makanan tertentu, kondisi fisik, dan kemampuan jaringan tubuh untuk
mengakumulasi logam. Beberapa logam toksik dapat menyerang saraf sehingga
dapat menyebabkan kelainan tingkah laku.
Toksisitas logam pada manusia kebanyakan terjadi karena logam berat
non-esensial saja, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya keracunan logam
esensial yang melebihi dosis. Toksisitas logam esensial kadang kadang pernah

12
dijumpai pada orang, tetapi hanya terbatas pada loga tertentu saja, misalnya Cu,
Zn, dan Se.
Kadmium diserap oleh tanaman dari tanah melalui akarnya dan
didistribusikan dalam bagian tanaman. Jumlah Cd yang diserap oleh tanaman
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk pH tanah, kandungan mineral lain
(Ca), dan pemupukan tanah oleh fosfat. Pada umumnya kandungan Cd dalam biji-
bijian, sayuran, dan buah buahan yang tidak terkontaminasi Cd adalah sangat
rendah. Pada daerah yang terkontaminasi misalnya, dekat tempat pembuangan
limbah kandungan tersebut meningkat. Jika bahan tersebut dikonsumsi oleh orang
atau hewan, maka logam tersebut akan masuk ke dalam tubuh mereka.

Kadmium masuk kedalam tubuh bisa melalui berbagai cara yaitu dari
pernafasan (dari asap rokok dan kendaraan), bisa melalui oral (makanan), dan bisa
melalui suntikan ke daerah kulit. Menurut WHO jumlah Cd yang dapat diterima
oleh tubuh manusia adalah sebanyak 400-500 mikrogram setiap kilogram berat
badan setiap hari. Batasan toleransi Cd dalam ginjal pda manusia adalah 200 ppm,
bila batas tersebut terlewati akan timbul efek-efek tertentu. Keracunan Cd pada
hewan akan membuat Cd tertimbun didalam hati dan korteks ginjal. Apabila
terjadi keracunan akut akan ditemukan penimbunan logam Cd di dalam hati.
Keracunan kronis Cd akan ditimbun di dalam bermacam-macam organ tubuh
terutama di dalam ginjal, hati, dan paru-paru, tetapi juga ditimbun di dalam
pankreas, jantung, limpa, alat kelamin dan jaringan adiposa. Cadmium yang
masuk ke dalam tubuh biasanya akan tertimbun di dalam organ target yang paling
banyak menyerap Cd yaitu hati dan ginjal. Pemasukan Cd ke dalam tubuh dapat
terjadi melalui traktus digestivus, traktus respiratorius atau melalui suntikan
kedalam tubuh. Cadmium yang ada di dalam makanan dan air minum akan
diserap di dalam saluran pencernaan. Penyerapan Cd di dalam paru-paru jauh
lebih besar dibandingkan dengan di dalam saluran pencernaan. Menurut (Voogt et
al., 1980) penyerapan Cd di dalam paru-paru berkisar 13-19 % dari jumlah Cd
yang terserap dengan rata-rata 16%. Menurut (Voogt et al., 1980) cadmium yang
dihirup melalui saluran pernafasan biasanya berbentuk aerosol. Kecepatan
penyerapan di dalam paru-paru dipengaruhi oleh diameter partikel Cd yang

13
masuk. Cadmium yang diserap tubuh akan dibawa oleh darah khususnya di dalam
eritrosit. Cadmium yang ada dalam plasma dan eritrosit akan berikatan dengan
protein yang akan mempunyai berat molekul tinggi, contohnya hemoglobin (Hb).
Cadmium yang masuk biasanya diusahakan tubuh untuk dikeluarkan kembali.
Dan Tembaga didalam tubuh manusia biasanya ditemukan dibagian ginjal,hati
otak,usus dan jantung, umumnya dalam sehari tubuh manusia membutuhkan
asupan 1-2 mg tembaga. Kebutuhan itu telah dicukui dari makanan yang kita
konsumsi kemudian diserap oleh sel-sel dinding usus dan diantarkan ke hati., di
orggan tersebut,sebagian tembaga di ubah menjadi cerulolasmin dengan perantara
ATP78 mengalami mutasi,produksi ceruloplasmin pun berkurang ,itu ditandai
dengan kadarnya yang rendah di dalam darah.

2.3 Pengaruh Logam Kadmium ( Cd) dan Tembaga ( Cu) Dalam


Kehidupan

Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik


cair terendah. Unsur ini di gunakan dalam capuran logam poros dengan koefisien
gesek yang rendah dan tahan lama . ia jua banyak digunakan dalam aplikasi
sepuhan listrik. Kadmium digunakan pula dalam pembuatan solder ,baterai Ni-Cd
dan sebagai penjaga reaksi nuklir fisi . senyawa kadmium digunakan dalam fosfor
tabung TV Hitam putih dan fosfor hijau dalam TV berwarna, Cadmium (Cd)
digunakan sebagai bahan stabilitasi sebagai bahan pewarna dalam industri plastik
dan pada elektroplating,Allay Cd digunakan sebagai pemandu peluru-peluru
kendali. Substansi dari alloy Cd digunakan sebagai bahan solder,Logam Cd dan
senyawa Kadmium Nitrat sangat berguna dalam pengembangan reaktor
nuklir,berfungsi sebagai bahan untuk mengontrol kecepatan pemecahan inti atom
dalam rantai reaksi(reaksi berantai),Senyawa CdS dan CdSeS banyak digunakan
sebagai zat warna,selain itu,kadmium banyak digunakan dalam industri-industri
ringan seperti pada proses pengolahan roti,pengolahan ikan,pengolahan
ikan,industri tekstil dan lain-lain. Dalam hal ini,tembaga juga mempunya peranan
penting dalam kehidupan yaitu penghantar panas dan listrik yang sangat baik,
maka banyak digunakan pada alat-alat listrik, Sebagai perhiasan, campuran antara

14
tembaga dan emas,bahan pembuat uang logam,bahan pembuat logam lain, seperti
kuningan (campuran antara tembaga dan seng), perunggu (campuran antara
tembaga dan timah), monel, dan alniko,CuSO 4 dalam air berwarna biru, banyak
digunakan sebagai zat warna, CuCl2, digunakan untuk menghilangkan kandungan
belerang pada pengolahan minyak,Cu(OH)2 yang larut dalam larutan NH4OH
membentuk ion kompleks cupri tetramin (dikenal sebagai larutan schweitser),
digunakan untuk melarutkan selulosa pada pembuatan rayon (sutera buatan).

2.4 Dampak Logam Berat Kadmium ( Cd ) dan Tembaga (Cu)

Kadmium (Cd) dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan terutama terikat
sebagai metalotionein mengandung unsur sistein, dimana Kadmium (Cd) terikat
dalam gugus sufhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil,
hidroksil, dan fosfatil dari protein purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas
kadmium (Cd) disebabkan oleh interaksi antara kadmium (Cd) dan protein
tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam
tubuh (Darmono, 2001). Efek keracunan kadmium (Cd) juga dapat
mengakibatkan kerapuhan pada tulang. Gejala rasa sakit pada tulang sehingga
menyulitkan untuk berjalan. Terjadi pada pekerja yang bekerja pada industri yang
menggunakan kadmium (Cd). Penyakit tersebut dinamakan itai-itai. Terhadap
paru-paru kadmium bisa menyebabkan Emphysema , yaitu penyakit yang gejala
utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di
paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas dan
Edema, yaitu pembengkakan yang diakibatkan kelebihan cairan di dalam tubuh
(Palar, 2004). Daya racun yang dimiliki oleh kadmium (Cd) juga mempengaruhi
sistem reproduksi dan organ-organnya. Pada konsentrasi tertentu kadmium (Cd)
dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar
bahwa akibat terpapar oleh uap logam kadmium (Cd) dapat mengakibatkan
impotensi. Logam kadmium (Cd) dapat menimbulkan gangguan dan bahkan
mampu menimbulkan kerusakan pada sistem yang bekerja di ginjal. Kerusakan
yang terjadi pada sistem ginjal dapat terjadi pada tubulus tubulus ginjal. Petunjuk
kerusakan yang dapat terjadi pada ginjal akibat logam kadmium (Cd) yaitu

15
terjadinya asam amniouria dan glokosuria, dan ketidaknormalan kandungan asam
urat kalsium dan fosfor dalam urin.

Bentuk tembaga yang paling beracun adalah debu-debu Cu yang dapat


mengakibatkan kematian pada dosis 3,5 mg/kg. Garam-garam khlorida dan sulfat
dalam bentuk terhidrasi yang sebelumnya diduga mempunyai daya racun paling
tinggi, ternyata memiliki daya racun yang lebih rendah dari debu debu Cu. Pada
manusia, efek keracunan utama yang ditimbulkan akibat terpapar oleh debu atau
uap logam Cu adalah terjadinya gangguan pada jalur pernapasan sebelah atas.
Efek keracunan yang ditimbulkan akibat terpapar oleh debu atau uap Cu tersebut
adalah terjadinya kerusakan atropik pada selaput lendir yang berhubungan dengan
hidung. Kerusakan itu, merupakan akibat dari gabungan sifat iritatif yang dimiliki
oleh debu atau uap Cu. Sesuai dengan sifatnya sebagai logam berat beracun, Cu
dapat mengakibatkan keracunan akut dan kronis. Terjadinya keracunan akut dan
kronis ini ditentukan oleh besar dosis yang masuk dan kemampuan organisme
untuk menetralisir dosis tersebut.contoh nya : adanya rasa logam pada pernapasan
penderita,adanya rasa terbakar pada epigastrum dan muntah yang terjadi secara
berulang ulang,pada manusia, keracunan Cu secara kronis dapat dilihat dengan
timbulnya penyakit Wilson dan Kinsky.gejala dari penyakit Wilson ini adalah
terjadi hepatic cirrhosis, kerusakan pada otak, dan demyelinas, serta terjadinya
penurunan kerja ginjal dan pengendapan Cu dalam kornea mata. Penyakit Kinsky
dapat diketahui dengan terbentuknya rambut yang kaku dan berwarna kemerahan
pada penderita. Sementara pada hewan seperti kerang, bila didalam tubuhnya
telah terakumulasi dalam jumlah tinggi, maka bagian otot tubuhnya akan
memperlihatkan warna kehijauan. Hal ini dapat menjadi petunjuk apakah kerang
tersebut masih bisa dikonsumsi manusia atau tidak.

2.5 Kasus Logam Berat Kadmiun ( Cd ) dan Tembaga ( Cu )


Efek keracunan kadmium (Cd) juga dapat mengakibatkan kerapuhan pada
tulang. Gejala rasa sakit pada tulang sehingga menyulitkan untuk berjalan. Terjadi
pada pekerja yang bekerja pada industri yang menggunakan kadmium (Cd).
Penyakit tersebut dinamakan itai-itai. (Palar, 2004)

16
Penyebab

Penyakit itai-itai ( /ouch ouch sickness) adalah kasus


massal keracunan kadmium yang didokumentasikan di Prefektur Toyama, Jepang.
Nama penyakit ini berdasarkan kata dalam bahasa Jepang yaitu nyeri ( itai)
yang disebabkan pada persendian dan tulang belakang Penyakit itai-itai
disebabkan oleh keracunan kadmium akibat pertambangan di Prefektur Toyama.
Meningkatnya permintaan terhadap bahan baku selama Perang Rusia-Jepang dan
Perang Dunia I, serta teknologi pertambangan baru dari Eropa, meningkatkan
output dari pertambangan, menempatkan Kamioka Pertambangan di Toyama
terkenal pada pertambangan kelas atas. Hal ini kemudian meningkatkan
pencemaran Sungai Jinzu dan anak-anak sungainya. Sungai ini digunakan
terutama untuk pengairan sawah, tetapi juga untuk air minum, mencuci,
memancing, dan kegunaan lain oleh penduduk hilir. Air ini kemudian digunakan
untuk mengairi sawah. Beras menyerap logam berat, terutama kadmium.
Kadmium pun akhirnya terakumulasi dalam tubuh orang-orang yang memakan
nasi yang terkontaminasi. (Palar, 2004)

Gejala

Salah satu efek utama yang ditimbulkan dari keracunan kadmium


adalah lemah dan rapuh tulang. Umumnya tulang belakang dan kaki sakit, dan
gaya berjalan pincang karena cacat tulang yang disebabkan oleh kadmium.
Rasa sakit kemudian melemahkan, dengan patah tulang yang lebih umum
dibandingkan tulang yang melemah. Komplikasi lain yang tejadi adalah batuk,
kanker, anemia, dan gagal ginjal, yang kemudian menyebabkan kematian.
Penderita penyakit ini banyak terjadi pada wanita pascamenopause.
Penyebabnya belum sepenuhnya dapat dipahami, dan kemudian diselidiki.
Hingga penelitian akhirnya menemukan bahwa hal ini berhubungn dengan
gizi umum, serta metabolisme kalsium yang miskin yang berkaitan dengan
usia perempuan.

17
Penelitian terhadap hewan telah menunjukkan bahwa keracunan kadmium saja
tidak cukup untuk menimbulkan gejala penyakit itai-itai. Penelitian ini
menunjukkan kerusakan mitokondria sel ginjal oleh kadmium sebagai faktor
kunci dari penyakit ini. (Palar, 2004). Dan kasus dari logam berat tembaga
sendiri di ambil salah satu penelitian
Dewasa ini , burung burung condor california di beri tanda dan di pantau,
dua kali deperangkap dalam setahun untuk di pertiksa darah,dan kalu perlu
ditangani untuk mengatasi keracunan tembaga di rumah sakit hewan dan
mereka msih tetap mati akibat keracunan tembaga atas dasar reguler. Setiap
tahunnya,hampir sepertiga dari sampel darah condor menunjukkan tanda
keracunan tembaga serius dan 20 persen dari condor liar di California di
temukan memiliki level tembaga dalam darah yang menuntut pengobatan.
Tanpa terapi khusus untuk menyingkirkan tembaga itu dari darah , burung itu
dapat menderita kelumpuhan , sendi-sendi kaku dan kehilangan kemampuan
untuk terbang. Pada level yang tinggi,keracunan tembaga bisa membunuh.
Sekira separuh dari semua condor liar di California menuntut pengobatan
untuk mengatasi keracunan tembaga pada tahun 1997. Keracunan unsur
tembaga diyakini sebgai salah satu faktor yang menyebabkan species itu
nyaris mengalami kepunahan dalam beberapa dekade lalu. Kendati demikian ,
berbagai upaya oleh para ahi lingkungan untuk meyakinkan pemerintah AS
melarang penggunaan amunisi tembaga dalam memburu hewan-hewan darat
mendapat perlawanan sengit dari berbagai kelompok hak senjata apai dan
gugatan-gugatan kini berlanjut. Makanan utama dari memakan bangkai
mamalia besar seperti rusa,atau tumpukan usu yang ditinggalkan para
pemburu. Peluru tembaga menyebar ketika menghantam sasaran sehingga
pecahannya meyebar ke seluruh tubuh binatang tersebut.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kadmium merupakan logam yang lunak atau ductile berwarna putih
seperti putih perak dan memiliki titik lebur yang rendah, titik leleh 321oC, titik
didih 767oC dan memiliki masa jenis 8,65 g/cm3, Tembaga (Cu) secara fisik
berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan
berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Kandungan alamiah logam pada
lingkungan dapat berubah - ubah tergantung pada kadar pencemaran oleh ulah
manusia atau perubahan alam, seperti erosi. Keberadaan logam berat Cd dan Cu
banyak terdapat air,tanah,tanaman dan tubuh manusia sehingga meinimbulkan
dampak yang membayakan seperti keracunan dan jika dalam kosentrasi yang
tinggi bisa menyebabkan kematian.

19
DAFTAR PUSTAKA

Chemistry Spot. 2012. Keracunan Kadmium (Cd). Dapat diakses pada URL :
http://chittapn.blogspot.com/2012/06/keracunan-kadmium-cd.html?m=1

Dwianto, Agus. 2012. Sifat Fisika dan Sifat Kimia. Dapat diakses pada URL :
http://www.indonesiacerdas.web.id/2012/06/sifat-fisika-dan-sifat-
kimia.html?m=1

Kuswanto, Agus.2012. Toksikologi : Logam Berat. Dapat diakses pada URL :


http://aguskuswanto.com/makalah/92/-toksikologi-logam-berat.html

Lala, Faraht. 2012. Tugas Toksikologi Logam Berat Tembaga (Cu). Dapat diakses
pada URL : http://tralalaikrima.blogspot.com/2012/04/tugas-toksikologi-
logam-berat-tembaga.html?m=1

Word Press. 2011. Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd). Dapat diakses
pada URL : http://noviakl10ambi.wordpress.com/2011/06/16/logam-
berat-timbal-pb-dan-kadmium-cd

Word Press. 2012. Makalah Toksikologi Lingkungan Kadmium Cd. Dapat diakses
pada URL: http://adilalida.wordpress.com/2012/11/26/makalah-
toksikologi-lingkungan-kadmium-cd/.html

20
21

Anda mungkin juga menyukai