Beaux Arts Dan Bauhaus Masihkah Berpengaruh Pada Pendidikan Arsitektur
Beaux Arts Dan Bauhaus Masihkah Berpengaruh Pada Pendidikan Arsitektur
Arsitektur?
Awal adanya perkembangan design studio yang paling berpengaruh yaitu cole
des Beaux-Arts (School of Fine Arts) dan Bauhaus. Sistem studio bisa saja menerapkan
sistem magang (apprenticeship) atau sistem kuliah (pupilage), dan pengajaran akan
membentuk sebuah kelompok (Lueth, 2008). Perbedaannya pengajaran pada Beaux-Arts
yaitu menempatkan mahasiswa di dalam sebuah studio selama duabelas jam yang diisolir
pada sebuah ruang bersekat untuk menyelesaikan tugasnya. Hal ini bertujuan agar
mahasiswa dapat meningkatkan konsentrasi, mengeluarkan semua ide untuk memecahkan
masalah, dan mengeluarkannya dalam bentuk gambar-gambar. Setelah proses tersebut
selesai, mahasiswa kembali ke studio bersama dan berdiskusi dengan kelompok yang
dibimbing oleh great master baik secara teori atau secara lapangan (Chafee, 1977).
Mahasiswa kembali lagi ke ruangannya untuk membuat jawaban dari hasil diskusi, terus
berlanjut dan berulang-ulang sampai akhirnya akan ada penilaian dari super jury yang
sudah ditunjuk oleh pembimbing, bagi mereka yang mendapatkan hasil terbaik dari juri
maka akan mendapatakan prizes dan award (www.beauxartsatelier.org/curriculum/,
diakses tanggal 31 Maret 2014).
Hal ini menjadikan sistem Beaux-Arts sebagai atelier yang berbasis magang
yang berarti mahasiswa akan tergambar langsung bagaimana situasi kerja yang akan
dihadapi. Mahasiswa juga mendapatakan pembelajaran melalui master atau instrukturnya
saja, sehingga ilmu yang dominan didapat berasal dari master tersebut (Lueth, 2008).
Kecenderungan metode ini menjadikan mahasiswa hanya mengulang apa yang sudah
diajarkan oleh masternya. Karakter yang diciptakan oleh Beaux-Arts yaitu orang-orang
yang memiliki basis pengetahuan desain yang sudah pernah ada. Pada kurikulum Beaux-
Arts, mahasiswa akan mempelajari bagaimana mengopi dari karya-karya yang sudah ada
dan kemudian dianalisa dan diterapkan pada karyanya sendiri.
a.
b.
c.
Dari kedua metode pembelajaran baik dari Beaux-Arts dan Bauhaus memiliki
kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Namun yang perlu dicatat adalah kondisi dan
kebutuhan setiap zaman akan berbeda sehingga perubahan trend pada kurikulum
pendidikan sudah seharusnya berubah. Hal ini menjadikan kurikulum sebaiknya dibuat
lebih fleksibel dan berguna untuk jangka panjang, bukan hanya diterapkan satu ranah
disiplin satu karakter. Kekreativitasan mahasiswa dengan berbagai latar belakang dan
bidang yang dikuasainya akan membentuk karakter yang mandiri, bukan saja berasal dari
instruktur seperti halnya di Beaux-Arts dan Bauhaus. Hal ini menjadikan kemungkinan
sistem pendidikan arsitektur dapat menciptakan disiplin baru, bukan saja menerapkan
disiplin ke dalam sebuah rancangan (Piotrowski dan Robinson, 2001).
Resiko yang akan dihadapi apabila kurikulum yang fleksibel adalah institusi
tersebut kurang membentuk identitas lulusannya. Seperti halnya Beaux-Arts dan Bauhaus
yang memiliki identitas tersendiri, secara tidak langsung orang-orang akan memahami
karakter lulusan dari kedua sekolah tersebut. Bagi mahasiswa yang kurang peka terhadap
esensi kurikulum yang diterapkan dan penggugahan dari pihak institusi tidak
tersampaikan, yang akan terjadi adalah kemungkinan tidak tercapainya tujuan baik
institusi dan mahasiswa, kemudian mahasiswa hanya menjadi bahan eksperimen. Berarti
memang ada baiknya sistem studio yang dihadirkan suatu identitas yang setidaknya
terintegrasi pada kurikulum.
Sampai saat ini belum pasti ada metode pendidikan arsitektur yang tepat, namun
seharusnya baik dari pihak institusi dan mahasiswa dapat menyadari bahwa ada tujuan
tertentu yang disesuaikan dengan konteksnya, pada saat itu, dan di lokasi itu. Beaux-Arts
dan Bauhaus sudah memberikan kontribusinya pada dunia arsitekur terutama dalam
mencetak orang-orang dengan metodenya tersendiri. Kebudayaan dan sejarah tetap
dibutuhkan karena dari hal-hal tersebut arsitek tau esensi bagaimana usaha manusia di
masa lalu dalam berinovasi dan menjadi kreatif. Kebutuhan dan teknologi terus berubah,
sistem pendidikan arsitektur sekarang merupakan suatu hal yang berpengaruh, bukan saja
menerapkan disiplin yang sudah ada, namun mengembangkan dan menciptakan disiplin
tersebut agar profesi arsitek berguna untuk menghadapi kebutuhan yang akan datang.
Belajar dari hal tersebut, diperlukan juga pengalaman-pengalaman yang dapat diambil
contoh baiknya, dan dievaluasi kekurangannya.
Referensi:
Drexler, Arthur. 1977. The Architecture of the Ecole Des Beaux Arts. New York: The
Museum of Modern Art.
Gharaati K., Mehran. 2006. A New View on Architectural Design Studio; Comprehensive
StudioI. Canada. McGill University: School of Architecture.
Handinoto, & Samuel Hartono. ___. Pendidikan SIstim Studio Dari Beaux-Arts ke
Bauhaus, Sampai Abad 21 di Indonesia. Surabaya. Universitas Kristen Petra:
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur. (diunduh tanggal 31
Maret 2014)
Klein, Marilyn W. & David P. Fogle.. 1986. Clues to American Architecture (edisi 3).
University of Virginia: Starrhill Press.
Lueth, Patience Lamunu Opiyo. 2008. The Architectural Design Studio as a Learning
Environment: A Qualitative Exploration of Architecture Design Student
Learning Experiences in Design Studios from First-Through-Fourth-year. Iowa
State University. Educational Leadership and Policy Studies: ProQuest.