A. Pengertian Pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik
(mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.
Pengertian (B. Indonesia) atau Education (B. Inggris) berasal dari kata educare (Yunani)
yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak untuk dituntun agar tumbuh
dan berkembang. Pendidikan merupakan ilmu terapan dari psikologi yang bidang
garapannya khusus mengenai upaya mengembangkan jiwa seseorang kea rah dewasa.
Pendidikan dilakukan melalui usaha sadar, sengaja, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses pendidikan, baik
formal, non formal, maupun informal. Sikap dan nilai yang perlu ditanamkan dalam proses
pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup, di antaranya:
1. Setiap individu di mana saja harus memiliki kesadaran bahwa ia adalah anggota dari
masyarakat dunia.
2. Suatu etika baru tentang penggunaan bahan dari sumber alam, harus diajarkan kepada
peserta didik.
3. Sikap yang menekankan pada adanya harmoni dengan alam lingkungan perlu
ditanamkan, bukan sikap untuk menaklukan alam. Mahasiswa harus merasa bagian dari
alam.
4. Setiap orang harus memperhatikan dan bertindak sesuai dengan kepentingan generasi
yang akan datang.
5. Setiap orang harus mampu menghayati makna hidup di dunia ini sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
B. Pengertian PKLH
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) adalah suatu program
pendidikan untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran,
sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik
antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kaitannya dengan pengelolaan
1
dan pelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Pendidikan berusaha mengubah tingkah
laku siswa dalam berpikir dan bertindak atau bertingkah laku. PKLH dilaksanakan pada
semua tingkat dan lingkungan sekolah untuk membentuk rasa tanggung jawab atas keadaan
lingkungan, serta bagaimana memantau, memelihara, dan memperbaiki lingkungan.
C. Tujuan PKLH
1. Tujuan Umum
Membina dan mengembangkan anak didik agar memiliki sikap dan tingkah laku
kependudukan serta dapat mengelola lingkungan hidup secara rasional dan bertangung
jawab dalam rangka memelihara keseimbangan sistem lingkungan dan penggunaan SDA
secara spiritual maupun material.
2. Tujuan Khusus
a. Menghargai keuntungan-keuntungan keluarga kecil dikaitkan dengan persediaan
makanan, pakaian, perumahan, dan pendidikan.
b. Memahami hubungan antara kebiasaan sehat dan kehidupan sehat serta hubungan
antara makanan sehat dengan kehidupan sehat.
c. Mengembangkan kesadaran tentang kehidupan yang menyenangkan dalam
hubungannya dengan besar kecilnya suatu keluarga.
d. Mengembangkan kebiasaan menjaga kebersihan dirinya dan kebersihan lingkungan
keluarga.
e. Mengembangkan pengertian terhadap kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh
keluarga keluarga besar yang penghasilannya kecil.
f. Mengembangkan kesadaran tentang perilaku mempunyai keluarga kecil agar dapat
memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada seluruh anggotanya
g. Mengembangkan pengertian antara besarnya keluarga dan standar kehidupan
h. Mengembangkan sikap positif dan bertanggung jawab bahwa NKKBS adalah suatu
nilai yang sesuai dengan nilai- nilai agama dan sosial budaya yang membudaya
dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi pada kehidupan
sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin.
i. Kesediaan untuk menerima tanggung jawab bagi perbaikan dan peningkatan hidup
keluarga, lingkungan, masyarakat, dan Negara.
j. Mengembangkan dasar bertanggung jawab kea rah keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara manusia dan lingkungannya baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosialnya.
2
k. Mengembangkan dasar pengetahuan, sikap, dan perilaku professional dalam
pendayagunaan, pelestarian dan peningkatan daya dukung sumber daya yang ada.
D. Sasaran PKLH
Secara ringkas, sasaran PKLH perlu diarahkan pada aspek-aspek:
1. Kesadaran
Membuat individu dan kelompok masyarakat agar sadar serta peka terhadap totalitas
lingkungan dan permasalahannya.
2. Pengetahuan
Membekali individu dan kelompok masyarakat dengan pengetahuan dasar mengenai
totalitas lingkungan, permasalahan, serta peranan dan tanggung jawab manusia.
3. Sikap
Mendorong individu dan kelompok masyarakat agar memiliki nilai-nilai sosial, kepekaan
dan kepedulian terhadap lingkungan, serta motivasi untuk partisipasi aktif dalam
perlindungan dan peningkatannya.
4. Keterampilan
Membantu individu dan kelompok masyarakat untuk meningkatkan keterampilan yang
diperlukan dalam memecahkan permasalahan lingkungan hidup.
5. Kemampuan Evaluasi
Meningkatnya kemampuan individu dan kelompok masyarakat agar dapat mengkaji
program- program pembangunan dilihat dari segi ekologis, politis, ekonomi, sosial,
estetika, maupun factor pendidikan.
6. Partisipasi
Mengembangkan rasa tanggung jawab pada individu dan kelompok masyarakat serta
member peluang agar dapat terlibat secara aktif memecahkan berbagai permasalahan
lingkungan.
E. Pendekatan PKLH
PKLH melalui jalur pendidikan formal dapat ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu
pendekatan monolitik dan pendekatan integratif.
1. Pendekatan monolitik adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu pemikiran bahwa
setiap mata pelajaran merupakan sebuah komponen yang berdiri sendiri dalam kurikulum
dan mempunyai tujuan tertentu dalam satu kesatuan yang utuh. Pendekatan monolitik
dalam PKLH dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:
Membangun satu disiplin ilmu baru yang diberi nama PKLH. Ilmu ini nantinya dalam
3
program persekolahan dapat dijadikan mata pelajaran tersendiri yang terpisah dari mata-
mata pelajaran lainnya. Membangun paket PKLH yang merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri.
2. Pendekatan integratif (Terpadu) adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu
pemikiran bahwa program suatu mata pelajaran harus terpadu dengan mata pelajaran
lain.
Pendekatan terpadu dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:
a. Membangun suatu unit atau seri pokok bahasan yang disiapkan untuk dipadukan ke
dalam mata pelajaran tertentu.
b. Membangun suatu program inti yang bertitik tolak dari suatu mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan pertimbangan, maka pemerintah dalam hal ini Depdiknas menetapkan bahwa
pelaksanaan PKLH dalam program sekolah menggunakan pendekatan terpadu (integratif).
Agar pendekatan terpadu ini berhasil dengan baik, maka perlu diperhatikan beberapa factor:
1. Perpaduan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pengetahuan mata pelajaran yang
dijadikan tempat perpaduan tidak mengalami perubahan susunan.
2. Susunan pengetahuan yang dijadikan tempat perpaduan didasarkan pada susunan
kurikulum yang berlaku.
3. Mata pelajaran pengetahuan induk yang dipilih sebagai wadah perpaduan adalah mata
pelajaran yang menurut penelitian mempunyai daya serap yang cukup. Mata pelajaran di
sekolah yang ditetapkan sebagai wadah perpaduan adalah Pendidikan Agama, PPKn,
Bahasa Indonesia, IPS, IPA, dan Pendidikan Jasmani.
4
POKOK BAHASAN II
PKLH UNTUK PERGURUAN TINGGI
5
c. Pro kesetaraan jender;
d. Pro penciptaan lapangan kerja;
e. Pro dengan bentuk negara kesatuan ri dan
f. Harus anti korupsi, kolusi serta nepotisme. Berikut ini penjelasan umum dari masing-
masing tolok ukur.
6
POKOK BAHASAN III
LINGKUNGAN HIDUP
7
antroposentrik yang disertai dengan keinginan taraf hidup yang maki tinggi dan
perkembangan ilmu dan teknologi yang amat pesat, eksploitasi lingkungan semakin
meningkat. Kecenderungan peningkatan itu ditambah pula oleh anggapan adanya sumber
daya umum yang dimiliki bersama atau boleh dikatakan tidak ada yang memiliki. Oleh
karena itu perlunya mempelajari ilmu lingkungan hidup agar dapat menempatkan diri sesuai
dengan porsinya di dalam lingkungan yang harus kita jaga.
B. Jenis-jenis Lingkungan
Ada 3 jenis lingkungan (Darsono, 1995:17) yaitu :
1. Lingkungan fisik (physical environment), yaitu segala sesuatu yang ada disekitar kita
yang berwujud benda mati seperti gedung, jembatan, candi, dll.
2. Lingkungan Biologi (biological environment), yaitu segala sesuatu yang berada disekitar
kita yang berujud benda hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dll.
3. Lingkungan social (social environtment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di
sekitar kita.
Menurut penjelasan UU nomor 4 tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan
hidup, lingkungan hidup dibedakan menjadi 4 :
a. Lingkungan Alam Hayati
b. Lingkungan Alam Non Hayati
c. Lingkungan Buatan
d. Lingkungan Sosial
8
3. Mengadakan atau mempunyai hubungan tertentu yang tetap/ teratur satu sama lain.
Sebagai akibat hubungan itu membentuk satu sistem hubungan antar manusia. Mereka
terlibat karena memiliki hubungan bersama.
4. Mengadakan ikatan/ kesatuan berdasarkan unsur-unsur sebelumnya. Berdasarkan
pengalaman ini, akhirnya mereka mempunyai perasaan solidaritas dan perasaan berbagai
rasa. Sadar akan saling ketergantungan satu sama lain. Berdasarkan sistem yang
terbentuk, dengan sendirinya membentuk kebudayaan bersama- sama hubungan antar
manusia.
D. Masalah Lingkungan
Beberapa masalah lingkungan hidup di Indonesia antara lain:
a. Kemerosotan SDA dan perusakan lingkungan
b. Penyempitan wilayah hutan
c. Bertambahnya lahan kritis
d. Pencemaran lingkungan
e. Pencemaran tanah
f. Pencemaran air
g. Pencemaran udara
E. Ekosistem
Ekosistem adalah interaksi atau saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan
makhluk hidup lainnya dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Tipe- tipe ekosistem:
1. Ekosistem Daratan
a) Tundra Merupakan padang rumput yang terdapat di daerah kutub yang bersalju dan
ber-es abadi.
Flora : lumut, rumput, dan semak belukar.
Fauna : kelinci, rusa, serigala, beruang.
b) Taiga Merupakan hutan yang didominasi oleh tumbuhan berdaun jarum.
Flora : didominasi cemara dan pinus.
Fauna : rusa, anjing hutan, serigala, kucing liar.
c) Hutan Iklim Sedang
Terdapat di daerah iklim sedang yang banyak hujannya, terdiri dari hutan
gugur, hutan evergreen, hutan hujan.
Flora : pinus, tumbuhan berdaun lebar, rerumputan.
9
Fauna : rusa, tupai, anjing.
d) Hutan Hujan Tropis
Hutan yang amat kaya dengan keanekaragaman hayati, terdapat di sepanjang
khatulistiwa.
Flora : tumbuhan berdaun lebar yang tidak gugur.
Fauna : 40% jenis hewan yang hidup di permukaan bumi
e) Savana
Merupakan ekosistem padang rumput yang terlentak di daerah lintang dengan suhu
rata- rata tinggi, musim kering lebih dari 6 bulan, 6 bulan berikutnya turun banyak
hujan.
Flora : rumput, semak, dan pohon yang menggugurkan daunnya pada musim
kering.
Fauna : kelinci, serigala, kijang.
f) Padang Rumput Iklim Sedang
Terletak di daerah pedalaman benua yang mempunyai suhu rata- rata sedang.
Flora : rumput, semak dan belukar.
Fauna : domba, kelinci, serigala.
g) Padang Pasir
Merupakan daerah yang terdiri dari bukit-bukit pasir tandus yang hanya ditutupi batu
dan pasir.
Flora : kaktus dan tumbuhan berdaun kecil.
Fauna : hewan yang tahan terhadap kekurangan air.
2. Ekosistem Perairan
a) Air tawar
b) Danau
c) Rawa
d) Kolam
e) Sungai
f) Air laut
g) Pantai
h) Terumbu karang
i) Laut lepas
j) Mangrove
3. Ekosistem Buatan
10
a) Perkotaan
b) Pemukiman
c) Industri
d) Pertanian/ Perikanan
e) Sawah
f) Kebun
g) Kolam
h) Danau
i) Pariwisata
F. Populasi
Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada dasarnya
dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu spesies
organism hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah-
pisah dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagi penghalang antar individu, seperti
halnya gajah atau harimau di Asia, pohon cemara di Eropah, bahkan manusia di dunia.
Planet bumi pada saat ini kurang lebih ditemui 5 juta species vegetasi, 10 juta spesies
vegetasi, 10 juta spesies binatang dan mungkin sebanyak 2-3 juta spesies mikroorganisme
yang kira-kira baru baru 10 % dari semua organisme itu baru berhasil didentifikasi dan diberi
nama.
Populasi merupakan bagian dari ekologi, dimana Populasi adalah sebagai kumpulan
individu organisme disuatu tempat yang memiliki sifat serupa, mempunyai asal usul yang
sama, dan tidak ada yang menghalangi individu anggotanya untuk berhubungan satu sama
lain dan mengembangkan keturunannya secara bebas karena individu itu merupakan
kumpulan heteroseksual.
Dalam lingkungan kondisi ideal apabila yidak ada hambatan fisik dan biologic, populasi
dapat dipandang memiliki kadar pertambahan intrinsic maksimal (potensi abiotik). Contoh:
ikan paus yang menonjol potensi biotiknya rendah, akan tetapi secara alami paus itupun
menunjukkan kadar mortalitas yang rendah pula sebanding dengan jumlah populasi secara
alami yang rata-ratanya tetap dipantau. Hal ini terjadi juga bagi makhluk lain hingga pada
kenyataannya teori pertumbuhan populasi eksponensial itu senantiasa mendapat perlawanan
lingkungan (environtmental resistance) yang menurunkan natalitas dan meningkatkan
mortalitas.
Pada dasarnya konsep pertumbuhan populasi yang ditelusuri bagi makhluk bukan
manusia harus berlaku juga bagi manusia yang disebut oleh para pakar sebagai dinamika
11
populasi, atau demografi. Patokan-patokan khusus bagi manusia diantaranya laju
pertumbuhan dan populasi stabil.
Soeriaatmadja (1989:5),, ada 2 faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak
populasi yaitu Factor yang bergantung kepada kepadatan populasi itu sendiri (density
dependent factor), misalnya kekurangan bahan makanan, kekurangan ruang untuk hidup
karena populasi terlampau padat. Sedang factor yang tak bergantung kepada kepadatan
populasi (density independent factor), umpamanya terdapat penurunan suhu lingkungan
secara drastic dan mendadak, atau angin rebut yang melanda siuatu daerah pada suatu
musim, sehingga banyak membunuh banyak individu dalam sebuah populasi.
Ada empat bentuk populasi oleh manusia:
a. Biomasa, ialah berat total populasi. Jumlah individu dalam populasi x berat rata-rata
individu tersebut.
b. Hasil bawaan/standing crop, ialah jumlah individu atau biomasa suatu populasi pada
suatu waktu tertentu.
c. Produktivitas, ialah jumlah jaringan hidup yang dihasilkan oleh suatu populasi dalam
suatu jangka waktu tertentu.
d. Kepadatan individu dalam suatu populasi, langsung dapat dikaitkan dengan
keanekaragaman.
12
POKOK BAHASAN IV
KEPENDUDUKAN
A. Pengertian Kependudukan
Kependudukan melibatkan demografi yakni ilmu yang mempelajari penduduk suatu
wilayah mengenai jumlah, struktur dan perubahannya.
b. Piramida Penduduk
13
Merupakan penyajian secara grafik komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin.
Contoh piramida penduduk
Tipe Ekspansif (Bangladesh)
Tipe Konstruktif(Singapura)
Tipe Statis(Swedia)
C. Masalah Kependudukan
Beberapa masalah kependudukan di Indonesia adalah:
1. Jumlah penduduk yang besar
2. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
3. Sebaran penduduk yang tidak merata
4. Perpindahan penduduk dari desa ke kota
5. Komposisi penduduk yang kurang menguntungkan
6. Kualitas SDM yang rendah
14
POKOK BAHASAN V
MASALAH LINGKUNGAN DAN KEPENDUDUKAN
A. Populasi Manusia
1. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi.
Indonesia menempati peringkat keempat jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah
RRC, India, dan Amerika Serikat, urutan ketiga di Asia setelah RRC, dan India, dan
urutan terbanyak di antara Negara- Negara ASEAN.
2. Sebaran penduduk yang tidak merata
Bagi Indonesia penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan masalah yang cukup
serius terutama dalam pemanfaatan SDA, SDA hayati, kegiatan ekonomi, pertahanan
keamanan, dan pembangunan nasional. Penduduk terkonsentrasi di pulau Jawa (60% dari
jumlah penduduk Indonesia padahal luasnya 7% dari daratan ndonesia.
3. Komposisi penduduk yang tidak menguntungkan
Masalah yang ada adalah meningkatnya pasangan usia subur dan peningkatan jumlah
penduduk usia lanjut.
4. Perpindahan penduduk ke kota
Hampir 40% jumlah penduduk Indonesia hidup di perkotaan. Daya tarik mereka untuk
pergi ke kota adalah factor pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Akibat yang terjadi
adalah timbulnya masalah- masalah: penyediaan perumahan, fasilitas perkotaan,
kemacetan lalu lintas, pembuangan sampah, pencemaran, dsb. Akibatnya terjadi
transformasi areal pertanian menjadi kawasan pemukiman, jalan, pusat perbelanjaan,
areal parker, dsb.
5. Kualitas penduduk yang rendah
Kualitas penduduk Indonesia masih rendah terutama dilihat dari tingkat pendidikan yang
masih rendah, tingkat pendapatan yang masih rendah yang mengakibatkan angka
kemiskinan yang tinggi, angka pengangguran yang masih tinggi, kualitas hidup (gizi)
yang masih rendah, angka pesakitan masih tinggi, angka mortalitas yang masih tinggi
terutama pada balita, dan umur harapan hidup yang masih rendah.
15
karena pantulan sinar matahari yang menyinari bumi diserap oleh GRK. Tetapi jika GRK ini
makin menebal, maka selimut gas ini akan makin banyak memantulkan kembali panas
matahari yang menyinari bumi. Akibatnya suhu bumi akan makin tinggi dan adanya
perubahan iklim global.
Menurut perkiraan, dalam waktu 50 tahun yang akan dating suhu bumi akan meningkat
rata- rata 3 derajat Celcius. Hal ini akan menyebabkan mencairnya gunung es yang ada di
kedua kutub. Akibatnya permukaan air laut akan makin tinggi dan menenggelamkan daratan
yang rendah, dan daerah yang kering akan makin kering dan tandus. Akibat jangka panjang
yang mungkin timbul di antaranya menurunnya produktivitas pertanian, peternakan, dan
perikanan.
16
E. Berkurangnya Luas Hutan
Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini telah terjadi pengurangan luas hutan yang terus
menerus dan makin meluas. Pengurangan luas hutan tersebut diakibatkan oleh aktivitas
manusia mencakup perladangan berpindah, proyek pembangunan, penjarahan hutan, bencana
alam (kebakaran dan banjir/ longsor). Dengan terjadinya penyusutan luas hutan, maka resiko
akan terjadinya erosi dan banjir sudah tidak terelakkan, demikian juga dengan kekurangan
iar pada musim kemarau.
H. Musnahnya Spesies
Indonesia merupakan Negara tropis yang mempunyai luas kawasan hutan tropis basah
terbesar ketiga di dunia serta memiliki keanekaragaman hayati terbesar ketiga di dunia
disamping Brazil. Meskipun mempunyai keanekaragaman hayati yang melimpah, yang telah
berhasil dimanfaatkan baru sekitar 6.000 jenis tumbuhan, 1000 jenis hewan, dan 100 jenis
jasad renik. Laju pengrusakan hutan yang tinggi mengakibatkan kondisi keanekaragaman
hayati yang makin mengkhawatirkan. Pada saat ini, akibat dari pengrusakan hutan telah
menyebabkan Indonesia mempunyai daftar spesies terancam punah terpanjang di dunia,
yaitu 126 jenis burung, 63 jenis mamalia, dan 21 jenis reptile. Spesies yang dipastikan telah
punah diantaranya harimau jawa. Sementara banteng, penyu laut, burung maleo, burung akak
tua, dan burung cendrawasih terancam punah karena eksploitasi yang berlebihan.
17
Dari kelompom tumbuhan ada 36 spesies kayu terancam punah, misalnya kayu ulin dari
Kalsel, kayu keruing di Jawa, sawo kecik, kayu hitam di Sulawesi, kayu pandak, pakis haji,
pakis hias, anggrek jawa, dan rotan.
I. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan masalah lingkungan yang paling parah. Hampir
semua sumber daya yang penting bagi kehidupan yaitu tanah, air, dan udara telah tercemar
terutama di kota- kota besar. Tanah dan air banyak tercemar oleh sampah dan limbah rumah
tangga/ domestic, limbah pabrik, pestisida, dan limbah berbahaya dan beracun lainnya.
Sementara udara telah banyak tercemar oleh gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan
pabrik, dan berbagai hasil aktivitas manusia lainnya. Akibat dari pencemaran ini, SDA
menjadi merosot, yang juga akan menyebabkan kemerosotan kualitas hidup manusia pada
akhirnya.
18
POKOK BAHASAN VI
19