Anda di halaman 1dari 19

POKOK BAHASAN I

PKLH SEBAGAI PROGRAM PENDIDIKAN

A. Pengertian Pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik
(mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.
Pengertian (B. Indonesia) atau Education (B. Inggris) berasal dari kata educare (Yunani)
yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak untuk dituntun agar tumbuh
dan berkembang. Pendidikan merupakan ilmu terapan dari psikologi yang bidang
garapannya khusus mengenai upaya mengembangkan jiwa seseorang kea rah dewasa.
Pendidikan dilakukan melalui usaha sadar, sengaja, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses pendidikan, baik
formal, non formal, maupun informal. Sikap dan nilai yang perlu ditanamkan dalam proses
pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup, di antaranya:
1. Setiap individu di mana saja harus memiliki kesadaran bahwa ia adalah anggota dari
masyarakat dunia.
2. Suatu etika baru tentang penggunaan bahan dari sumber alam, harus diajarkan kepada
peserta didik.
3. Sikap yang menekankan pada adanya harmoni dengan alam lingkungan perlu
ditanamkan, bukan sikap untuk menaklukan alam. Mahasiswa harus merasa bagian dari
alam.
4. Setiap orang harus memperhatikan dan bertindak sesuai dengan kepentingan generasi
yang akan datang.
5. Setiap orang harus mampu menghayati makna hidup di dunia ini sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

B. Pengertian PKLH
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) adalah suatu program
pendidikan untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran,
sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik
antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kaitannya dengan pengelolaan

1
dan pelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Pendidikan berusaha mengubah tingkah
laku siswa dalam berpikir dan bertindak atau bertingkah laku. PKLH dilaksanakan pada
semua tingkat dan lingkungan sekolah untuk membentuk rasa tanggung jawab atas keadaan
lingkungan, serta bagaimana memantau, memelihara, dan memperbaiki lingkungan.

C. Tujuan PKLH
1. Tujuan Umum
Membina dan mengembangkan anak didik agar memiliki sikap dan tingkah laku
kependudukan serta dapat mengelola lingkungan hidup secara rasional dan bertangung
jawab dalam rangka memelihara keseimbangan sistem lingkungan dan penggunaan SDA
secara spiritual maupun material.
2. Tujuan Khusus
a. Menghargai keuntungan-keuntungan keluarga kecil dikaitkan dengan persediaan
makanan, pakaian, perumahan, dan pendidikan.
b. Memahami hubungan antara kebiasaan sehat dan kehidupan sehat serta hubungan
antara makanan sehat dengan kehidupan sehat.
c. Mengembangkan kesadaran tentang kehidupan yang menyenangkan dalam
hubungannya dengan besar kecilnya suatu keluarga.
d. Mengembangkan kebiasaan menjaga kebersihan dirinya dan kebersihan lingkungan
keluarga.
e. Mengembangkan pengertian terhadap kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh
keluarga keluarga besar yang penghasilannya kecil.
f. Mengembangkan kesadaran tentang perilaku mempunyai keluarga kecil agar dapat
memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada seluruh anggotanya
g. Mengembangkan pengertian antara besarnya keluarga dan standar kehidupan
h. Mengembangkan sikap positif dan bertanggung jawab bahwa NKKBS adalah suatu
nilai yang sesuai dengan nilai- nilai agama dan sosial budaya yang membudaya
dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi pada kehidupan
sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin.
i. Kesediaan untuk menerima tanggung jawab bagi perbaikan dan peningkatan hidup
keluarga, lingkungan, masyarakat, dan Negara.
j. Mengembangkan dasar bertanggung jawab kea rah keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara manusia dan lingkungannya baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosialnya.

2
k. Mengembangkan dasar pengetahuan, sikap, dan perilaku professional dalam
pendayagunaan, pelestarian dan peningkatan daya dukung sumber daya yang ada.

D. Sasaran PKLH
Secara ringkas, sasaran PKLH perlu diarahkan pada aspek-aspek:
1. Kesadaran
Membuat individu dan kelompok masyarakat agar sadar serta peka terhadap totalitas
lingkungan dan permasalahannya.
2. Pengetahuan
Membekali individu dan kelompok masyarakat dengan pengetahuan dasar mengenai
totalitas lingkungan, permasalahan, serta peranan dan tanggung jawab manusia.
3. Sikap
Mendorong individu dan kelompok masyarakat agar memiliki nilai-nilai sosial, kepekaan
dan kepedulian terhadap lingkungan, serta motivasi untuk partisipasi aktif dalam
perlindungan dan peningkatannya.
4. Keterampilan
Membantu individu dan kelompok masyarakat untuk meningkatkan keterampilan yang
diperlukan dalam memecahkan permasalahan lingkungan hidup.
5. Kemampuan Evaluasi
Meningkatnya kemampuan individu dan kelompok masyarakat agar dapat mengkaji
program- program pembangunan dilihat dari segi ekologis, politis, ekonomi, sosial,
estetika, maupun factor pendidikan.
6. Partisipasi
Mengembangkan rasa tanggung jawab pada individu dan kelompok masyarakat serta
member peluang agar dapat terlibat secara aktif memecahkan berbagai permasalahan
lingkungan.

E. Pendekatan PKLH
PKLH melalui jalur pendidikan formal dapat ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu
pendekatan monolitik dan pendekatan integratif.
1. Pendekatan monolitik adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu pemikiran bahwa
setiap mata pelajaran merupakan sebuah komponen yang berdiri sendiri dalam kurikulum
dan mempunyai tujuan tertentu dalam satu kesatuan yang utuh. Pendekatan monolitik
dalam PKLH dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:
Membangun satu disiplin ilmu baru yang diberi nama PKLH. Ilmu ini nantinya dalam

3
program persekolahan dapat dijadikan mata pelajaran tersendiri yang terpisah dari mata-
mata pelajaran lainnya. Membangun paket PKLH yang merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri.
2. Pendekatan integratif (Terpadu) adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu
pemikiran bahwa program suatu mata pelajaran harus terpadu dengan mata pelajaran
lain.
Pendekatan terpadu dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:
a. Membangun suatu unit atau seri pokok bahasan yang disiapkan untuk dipadukan ke
dalam mata pelajaran tertentu.
b. Membangun suatu program inti yang bertitik tolak dari suatu mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan pertimbangan, maka pemerintah dalam hal ini Depdiknas menetapkan bahwa
pelaksanaan PKLH dalam program sekolah menggunakan pendekatan terpadu (integratif).
Agar pendekatan terpadu ini berhasil dengan baik, maka perlu diperhatikan beberapa factor:
1. Perpaduan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pengetahuan mata pelajaran yang
dijadikan tempat perpaduan tidak mengalami perubahan susunan.
2. Susunan pengetahuan yang dijadikan tempat perpaduan didasarkan pada susunan
kurikulum yang berlaku.
3. Mata pelajaran pengetahuan induk yang dipilih sebagai wadah perpaduan adalah mata
pelajaran yang menurut penelitian mempunyai daya serap yang cukup. Mata pelajaran di
sekolah yang ditetapkan sebagai wadah perpaduan adalah Pendidikan Agama, PPKn,
Bahasa Indonesia, IPS, IPA, dan Pendidikan Jasmani.

F. Strategi Pembelajaran PKLH


Materi PKLH yang disajikan di Perguruan tinggi, dipilih sesuai kriteria sebagai berikut:
1. Masalah esensial dan aktual tentang kependudukan dan lingkungan dalam masyarakat.
2. Digunakan untuk mengemban kepribadian sebagai bangsa Indonesia yang berwawasan
kependudukan dan lingkungan.
3. Mempunyai relevansi dengan perkembangan minat kebutuhan dan kemampuan personel
peserta didik. Mempunyai relevansi dengan program pendidikan nasional yang
dijabarkan pada kurikulum yang berlaku. Berfungsi sebagai pengayaan terhadap program
pendidikan yang ada serta dapat membekali peserta didik menghadapi masalah
kependudukan dan lingkungan pada masa yang akan datang.

4
POKOK BAHASAN II
PKLH UNTUK PERGURUAN TINGGI

A. Latar Belakang Pentingnya PKLH dalam Pendidikan


Kepedulian manusia terhadap lingkungan sangat mempengaruhi maka dari itu sekarang
banyak slogan-slogan tentang lingkungan hidup yaitu BACK TO NATURE! Yang mana
slogan tersebut akan menggugah hati manusia untuk mencintai alam dengan baik.
Kepedulian terhadap lingkungan hidup makin tinggi, diantaranya Konferensi Lingkungan
Hidup se Dunia dibuka pada tanggal 5 Juni 1972 bertempat di Stockholm Swedia (sekarang
diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup se Dunia). Pada tahun 1992 berlangsung
Konferensi Pembangunan dan Lingkungan dilanjutkan dengan KTT Bumi di Rio De Janeiro
Brazil tanggal 1 14 Juni 1992. Yang memutuskan untuk mencanangkan pola pembangunan
baru yang dikenal dengan Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan untuk
memenuhi keperluan hidup manusia masa kini dengan tidak mengabaikan kepentingan
manusia pada generasi yang akan datang.
Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator pembangunan
berkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek ekonomi,
ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya. Sejalan dengan pemikiran tersebut,
Djajadiningrat (2005) dalam buku Suistanable Future: Menggagas Warisan peradaban bagi
Anak Cucu, Seputar Pemikiran Surna Tjahja Djajadiningrat, menyatakan bahwa dalam
pembangunan yang berkelanjutan terdapat 5 aspek keberlanjutan yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1. Keberlanjutan Ekologis
2. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi
3. Keberlanjutan Sosial dan Budaya
4. Keberlanjutan Politik
5. Keberlanjutan Pertahanan Keamanan

Soemarwoto dalam Sutisna (2006), mengajukan enam tolok ukur pembangunan


berkelanjutan secara sederhana yang dapat digunakan baik untuk pemerintah pusat maupun
di daerah untuk menilai keberhasilan seorang Kepala Pemerintahan dalam pelaksanaan
proses pembangunan berkelanjutan. Keenam tolok ukur itu meliputi:
a. Pro lingkungan hidup;
b. Pro rakyat miskin;

5
c. Pro kesetaraan jender;
d. Pro penciptaan lapangan kerja;
e. Pro dengan bentuk negara kesatuan ri dan
f. Harus anti korupsi, kolusi serta nepotisme. Berikut ini penjelasan umum dari masing-
masing tolok ukur.

Keberlanjutan pertahanan keamanan Guna mendukung pelaksanaan PBBL


(Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan) di Indonesia didukung dengan
munculnya Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) yang diharapkan:
a. Mampu menjadi ajang pendidikan dalam upaya menuju kehidupan berkelanjutan di bumi
b. Mampu menjadi warga pengamal dan pengembang IPTEK yang ramah lingkungan dan
hemat SDA
c. Mampu menerima dan menjalankan etika dan moralitas insane pembangunan
berkelanjutan.

B. Peranan Pendidikan (PKLH)


Pendidikan berusaha mengubah tingkah laku peserta didik dalam berpikir, bersikap dan
bertingkah laku. Mahasiswa diusahakan sejak dini untuk berpikir dan bertindak arif terhadap
lingkungan. Pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam
mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kepadatan penduduk.
Sasaran PKLH diarahkan pada:
a. Kesadaran
b. Pengetahuan
c. Sikap
d. Keterampilan
e. Kemampuan evaluasi
f. Partisipasi

6
POKOK BAHASAN III
LINGKUNGAN HIDUP

A. Ekologi dan Ilmu Lingkungan


Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti
berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya
termasuk tanah, air, udara dll. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk
hidup tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Makhluk hidup dalam memenuhi
kebutuhannya tidak terlepas dari bantuan makhluk hidup lain, contohnya makhluk hidup
membutuhkan pelepas dahaga yaitu air, manusia membutuhkan energy yaitu makanan baik
sumber makanannya dari tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, dsb.
Ekologi yang pertama kali berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel, 1869.
Berasal dari bahasa Yunani Oikos (rumah tangga) dan logos (ilmu), secara harfiah
ekologi berarti ilmu tentangg rumah tangga makhluk hidup. Yang merupakan makhluk hidup
adalah lingkungan hidupnya.
Berikut beberapa pengertian Ekologi menutu para ahli:
1. Miller dalam Darsono (1995:16) Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik
antara organism dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya
2. Odum dalam Darsono (1995: 16) Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam,
tentang struktur dan interaksi antara sesame organism dengan lingkungannya dan ekologi
adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan
manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama lain
3. Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
4. Resosoedarmo dkk, (1985:1) ekologi adalah ilu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
5. Subagja dkk, (2001:1.3). Ekologi merupakan bagian ilmu dasar
Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang dari
kepentingan manusia, tetapi manusia juga harus mempunyai tanggung jawab yang paling
besar terhadap lingkungannya dimana tanggung jawab ini tidk mungkin diserahkan kepada
makhluk hidup lain.
Manusia memandang alam dari sudut pandang manusia, yaitu antroposentrik. Manusia
menganggap alam diciptakan untuk kepentingan dirinya. Secara implicit bahwa sudah sejak
lama telah dibutuhkan bangun alam agar tercipta lingkungan yang sesuai dengan kehidupan
manusia. Ilmu dan tekhnologi diciptakan untuk menguasai alam. Dengan pandangan

7
antroposentrik yang disertai dengan keinginan taraf hidup yang maki tinggi dan
perkembangan ilmu dan teknologi yang amat pesat, eksploitasi lingkungan semakin
meningkat. Kecenderungan peningkatan itu ditambah pula oleh anggapan adanya sumber
daya umum yang dimiliki bersama atau boleh dikatakan tidak ada yang memiliki. Oleh
karena itu perlunya mempelajari ilmu lingkungan hidup agar dapat menempatkan diri sesuai
dengan porsinya di dalam lingkungan yang harus kita jaga.

B. Jenis-jenis Lingkungan
Ada 3 jenis lingkungan (Darsono, 1995:17) yaitu :
1. Lingkungan fisik (physical environment), yaitu segala sesuatu yang ada disekitar kita
yang berwujud benda mati seperti gedung, jembatan, candi, dll.
2. Lingkungan Biologi (biological environment), yaitu segala sesuatu yang berada disekitar
kita yang berujud benda hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dll.
3. Lingkungan social (social environtment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di
sekitar kita.
Menurut penjelasan UU nomor 4 tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan
hidup, lingkungan hidup dibedakan menjadi 4 :
a. Lingkungan Alam Hayati
b. Lingkungan Alam Non Hayati
c. Lingkungan Buatan
d. Lingkungan Sosial

C. Lingkungan Hidup Sosial


Individu adalah satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas bila dibandingkan dengan
masyarakat. Manusia senantiasa membutuhkan orang lain atau masyarakat di mana ia tinggal
untuk memenuhi segala kebutuhannya. Manusia sebagai makhluk sosial hidup dalam
masyarakat baik dalam lingkungan masyarakat kecil maupun masyarakat luas.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah hidup bekerja sama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai satu kesatuan masyarakat/ sosial
dengan batas- batas yang dirumuskan sekurang- kurangnya 2 orang. Syarat lainnya yaitu
orang- orang yang ada di dalamnya hidup bersama dalam waktu yang cukup lama.
Ciri-ciri masyarakat:
1. Adanya sejumlah orang
2. Tinggal dalam daerah tertentu

8
3. Mengadakan atau mempunyai hubungan tertentu yang tetap/ teratur satu sama lain.
Sebagai akibat hubungan itu membentuk satu sistem hubungan antar manusia. Mereka
terlibat karena memiliki hubungan bersama.
4. Mengadakan ikatan/ kesatuan berdasarkan unsur-unsur sebelumnya. Berdasarkan
pengalaman ini, akhirnya mereka mempunyai perasaan solidaritas dan perasaan berbagai
rasa. Sadar akan saling ketergantungan satu sama lain. Berdasarkan sistem yang
terbentuk, dengan sendirinya membentuk kebudayaan bersama- sama hubungan antar
manusia.

D. Masalah Lingkungan
Beberapa masalah lingkungan hidup di Indonesia antara lain:
a. Kemerosotan SDA dan perusakan lingkungan
b. Penyempitan wilayah hutan
c. Bertambahnya lahan kritis
d. Pencemaran lingkungan
e. Pencemaran tanah
f. Pencemaran air
g. Pencemaran udara

E. Ekosistem
Ekosistem adalah interaksi atau saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan
makhluk hidup lainnya dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Tipe- tipe ekosistem:
1. Ekosistem Daratan
a) Tundra Merupakan padang rumput yang terdapat di daerah kutub yang bersalju dan
ber-es abadi.
Flora : lumut, rumput, dan semak belukar.
Fauna : kelinci, rusa, serigala, beruang.
b) Taiga Merupakan hutan yang didominasi oleh tumbuhan berdaun jarum.
Flora : didominasi cemara dan pinus.
Fauna : rusa, anjing hutan, serigala, kucing liar.
c) Hutan Iklim Sedang
Terdapat di daerah iklim sedang yang banyak hujannya, terdiri dari hutan
gugur, hutan evergreen, hutan hujan.
Flora : pinus, tumbuhan berdaun lebar, rerumputan.

9
Fauna : rusa, tupai, anjing.
d) Hutan Hujan Tropis
Hutan yang amat kaya dengan keanekaragaman hayati, terdapat di sepanjang
khatulistiwa.
Flora : tumbuhan berdaun lebar yang tidak gugur.
Fauna : 40% jenis hewan yang hidup di permukaan bumi
e) Savana
Merupakan ekosistem padang rumput yang terlentak di daerah lintang dengan suhu
rata- rata tinggi, musim kering lebih dari 6 bulan, 6 bulan berikutnya turun banyak
hujan.
Flora : rumput, semak, dan pohon yang menggugurkan daunnya pada musim
kering.
Fauna : kelinci, serigala, kijang.
f) Padang Rumput Iklim Sedang
Terletak di daerah pedalaman benua yang mempunyai suhu rata- rata sedang.
Flora : rumput, semak dan belukar.
Fauna : domba, kelinci, serigala.
g) Padang Pasir
Merupakan daerah yang terdiri dari bukit-bukit pasir tandus yang hanya ditutupi batu
dan pasir.
Flora : kaktus dan tumbuhan berdaun kecil.
Fauna : hewan yang tahan terhadap kekurangan air.

2. Ekosistem Perairan
a) Air tawar
b) Danau
c) Rawa
d) Kolam
e) Sungai
f) Air laut
g) Pantai
h) Terumbu karang
i) Laut lepas
j) Mangrove
3. Ekosistem Buatan

10
a) Perkotaan
b) Pemukiman
c) Industri
d) Pertanian/ Perikanan
e) Sawah
f) Kebun
g) Kolam
h) Danau
i) Pariwisata

F. Populasi
Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada dasarnya
dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu spesies
organism hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah-
pisah dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagi penghalang antar individu, seperti
halnya gajah atau harimau di Asia, pohon cemara di Eropah, bahkan manusia di dunia.
Planet bumi pada saat ini kurang lebih ditemui 5 juta species vegetasi, 10 juta spesies
vegetasi, 10 juta spesies binatang dan mungkin sebanyak 2-3 juta spesies mikroorganisme
yang kira-kira baru baru 10 % dari semua organisme itu baru berhasil didentifikasi dan diberi
nama.
Populasi merupakan bagian dari ekologi, dimana Populasi adalah sebagai kumpulan
individu organisme disuatu tempat yang memiliki sifat serupa, mempunyai asal usul yang
sama, dan tidak ada yang menghalangi individu anggotanya untuk berhubungan satu sama
lain dan mengembangkan keturunannya secara bebas karena individu itu merupakan
kumpulan heteroseksual.
Dalam lingkungan kondisi ideal apabila yidak ada hambatan fisik dan biologic, populasi
dapat dipandang memiliki kadar pertambahan intrinsic maksimal (potensi abiotik). Contoh:
ikan paus yang menonjol potensi biotiknya rendah, akan tetapi secara alami paus itupun
menunjukkan kadar mortalitas yang rendah pula sebanding dengan jumlah populasi secara
alami yang rata-ratanya tetap dipantau. Hal ini terjadi juga bagi makhluk lain hingga pada
kenyataannya teori pertumbuhan populasi eksponensial itu senantiasa mendapat perlawanan
lingkungan (environtmental resistance) yang menurunkan natalitas dan meningkatkan
mortalitas.
Pada dasarnya konsep pertumbuhan populasi yang ditelusuri bagi makhluk bukan
manusia harus berlaku juga bagi manusia yang disebut oleh para pakar sebagai dinamika

11
populasi, atau demografi. Patokan-patokan khusus bagi manusia diantaranya laju
pertumbuhan dan populasi stabil.
Soeriaatmadja (1989:5),, ada 2 faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak
populasi yaitu Factor yang bergantung kepada kepadatan populasi itu sendiri (density
dependent factor), misalnya kekurangan bahan makanan, kekurangan ruang untuk hidup
karena populasi terlampau padat. Sedang factor yang tak bergantung kepada kepadatan
populasi (density independent factor), umpamanya terdapat penurunan suhu lingkungan
secara drastic dan mendadak, atau angin rebut yang melanda siuatu daerah pada suatu
musim, sehingga banyak membunuh banyak individu dalam sebuah populasi.
Ada empat bentuk populasi oleh manusia:
a. Biomasa, ialah berat total populasi. Jumlah individu dalam populasi x berat rata-rata
individu tersebut.
b. Hasil bawaan/standing crop, ialah jumlah individu atau biomasa suatu populasi pada
suatu waktu tertentu.
c. Produktivitas, ialah jumlah jaringan hidup yang dihasilkan oleh suatu populasi dalam
suatu jangka waktu tertentu.
d. Kepadatan individu dalam suatu populasi, langsung dapat dikaitkan dengan
keanekaragaman.

12
POKOK BAHASAN IV
KEPENDUDUKAN

A. Pengertian Kependudukan
Kependudukan melibatkan demografi yakni ilmu yang mempelajari penduduk suatu
wilayah mengenai jumlah, struktur dan perubahannya.

B. Sumber data Penduduk


1. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah perhitungan penduduk yang mencakup wilayah suatu Negara
yang dilakukan dengan cara pencacahan langsung tiap orang atau tiap rumah tangga. Di
Indonesia pernah dilakukan pada tahun 1961 dan tahun 1971 dan yang terakhir adalah
pada tahun 2010.
2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah suatu sistem registrasi yang dilakukan secara tetap oleh
pemerintah setempat dengan cara mencatat setiap kelahiran, kematian, adopsi,
perkawinan, perceraian, perubahan pekejaan, maupun perybahan tempat tinggal. Di
Indonesia registrasi penduduk dilakukan oleh Departemen Dalam Negeri, Departemen
Agama, Kantor Imigrasi, Departemen Kehakiman, Departemen Kesehatan, dan Biro
Pusat Statistik.
3. Survai
Dilakukan oleh Biro Pusat Statistik bekerja sama dengan departemen-departemen terkait.
Misalnya Survey Ekonomi nasional, Survey Pendidikan, Survey Ketenagakerjaan dsb.

C. Komposisi dan Piramida Penduduk


a. Komposisi penduduk disusun berdasarkan:
Biologis (umur dan jenis kelamin)
Ekonomis (lapangan kerja, tingkat pendapatan, dsb)
Sosial (Tingkat pendidikan, kemampuan membaca, status perkawinan, agama, dsb)
Geografis : berdasarkan tempat tinggal (desa, kota propinsi, dsb).

b. Piramida Penduduk

13
Merupakan penyajian secara grafik komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin.
Contoh piramida penduduk
Tipe Ekspansif (Bangladesh)
Tipe Konstruktif(Singapura)
Tipe Statis(Swedia)

C. Masalah Kependudukan
Beberapa masalah kependudukan di Indonesia adalah:
1. Jumlah penduduk yang besar
2. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
3. Sebaran penduduk yang tidak merata
4. Perpindahan penduduk dari desa ke kota
5. Komposisi penduduk yang kurang menguntungkan
6. Kualitas SDM yang rendah

D. Pembangunan (Orientasi Baru Pembangunan)


Pembangunan adalah proses pengolahan sumber daya alam dan sumber daya manusia
dengan memanfaatkan teknologi. Karena pembanunan membutuhkan dan memanfaatkan
SDA dan SDM sedangkan SDA mudah rusak, kritis bahkan habis maka diperlukan
perubahan perilaku pembangunan. Lahirlah model pembangunan lain yakni pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pada
saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhannya.
Indikator keberhasilan:
1. Mortalitas bayi yang terus menurun;
2. Umur harapan hidup meningkat;
3. Kemampuan baca tulis meningkat;
4. Anak sekolah semakin banyak;
5. Produksi pangan meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk.
Menurut D. Chiras penyebabnya adalah:
a. Imperialism biologis
b. Saya vs Bukan Say
c. Tumbuhan frontier mentality
d. Pembangunan dengan mengembangkan ilmu dan teknologi yang makin canggih
Anggapan bahwa SDA bumi tidak terbats
e. Manusia ada di atas alam
f. Ekonomis

14
POKOK BAHASAN V
MASALAH LINGKUNGAN DAN KEPENDUDUKAN

A. Populasi Manusia
1. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi.
Indonesia menempati peringkat keempat jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah
RRC, India, dan Amerika Serikat, urutan ketiga di Asia setelah RRC, dan India, dan
urutan terbanyak di antara Negara- Negara ASEAN.
2. Sebaran penduduk yang tidak merata
Bagi Indonesia penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan masalah yang cukup
serius terutama dalam pemanfaatan SDA, SDA hayati, kegiatan ekonomi, pertahanan
keamanan, dan pembangunan nasional. Penduduk terkonsentrasi di pulau Jawa (60% dari
jumlah penduduk Indonesia padahal luasnya 7% dari daratan ndonesia.
3. Komposisi penduduk yang tidak menguntungkan
Masalah yang ada adalah meningkatnya pasangan usia subur dan peningkatan jumlah
penduduk usia lanjut.
4. Perpindahan penduduk ke kota
Hampir 40% jumlah penduduk Indonesia hidup di perkotaan. Daya tarik mereka untuk
pergi ke kota adalah factor pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Akibat yang terjadi
adalah timbulnya masalah- masalah: penyediaan perumahan, fasilitas perkotaan,
kemacetan lalu lintas, pembuangan sampah, pencemaran, dsb. Akibatnya terjadi
transformasi areal pertanian menjadi kawasan pemukiman, jalan, pusat perbelanjaan,
areal parker, dsb.
5. Kualitas penduduk yang rendah
Kualitas penduduk Indonesia masih rendah terutama dilihat dari tingkat pendidikan yang
masih rendah, tingkat pendapatan yang masih rendah yang mengakibatkan angka
kemiskinan yang tinggi, angka pengangguran yang masih tinggi, kualitas hidup (gizi)
yang masih rendah, angka pesakitan masih tinggi, angka mortalitas yang masih tinggi
terutama pada balita, dan umur harapan hidup yang masih rendah.

B. ERK (Efek Rumah Kaca) dan Pemanasan Global


Efek rumah kaca terjadi karena meningkatnya lapisan gas terutama karbondioksida yang
menyelubungi bumi. Gas Rumah Kaca (GRK) ini banyak dihasilkan dari aktivitas manusia
terutama dalam penggunaan energy fosil (minyak batu bara, gas). Dalam keadaan normal,
gas rumah kaca (CO2, NO2, SO2, O3) menyebabkan lapisan atmosfer bumi menjadi hangat

15
karena pantulan sinar matahari yang menyinari bumi diserap oleh GRK. Tetapi jika GRK ini
makin menebal, maka selimut gas ini akan makin banyak memantulkan kembali panas
matahari yang menyinari bumi. Akibatnya suhu bumi akan makin tinggi dan adanya
perubahan iklim global.
Menurut perkiraan, dalam waktu 50 tahun yang akan dating suhu bumi akan meningkat
rata- rata 3 derajat Celcius. Hal ini akan menyebabkan mencairnya gunung es yang ada di
kedua kutub. Akibatnya permukaan air laut akan makin tinggi dan menenggelamkan daratan
yang rendah, dan daerah yang kering akan makin kering dan tandus. Akibat jangka panjang
yang mungkin timbul di antaranya menurunnya produktivitas pertanian, peternakan, dan
perikanan.

C. Penipisan Lapisan O3 (Ozon)


Lapisan Ozon (O3) terdapat kira-kira 30 km di atas permukaan bumi. Lapisan ozon ini
berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di
antaranya adalah kanker kulit, kerusakan mata (katarak), gangguan rantai makanan, dan
rusaknya tanaman budidaya. Lapisan ozon akan rusak oleh berbagai bahan kimia seperti
halon (untuk pemadam kebakaran), dan CFC (chlorofluorocarbon) yang dihasilkan oleh
aerosol (gas penyemprot minyak wangi), mesin pendingin (kulkas, AC), dan diperlukan
dalam proses pembuatan plastic dan kertas busa. Gas- gas ini oleh sinar matahari akan
berubah menjadi chlorine dan chlorinemonoksida yang akan mengikat gas ozon sehingga
berubah menjadi gas oksigen. Lama kelamaan ozon akan habis dan berubah menjadi gas
oksigen. Lubang ozon saat ini sudah terdapat di daerah Antartika dan Kutub Utara.

D. Turunnya Hujan Asam


Kegiatan industry menghasilkan gas- gas pencemar SO2, NO2, dan CO2. Apabila gas-
gas tersebut bereaksi dengan air maka akan terbentuk air yang asam dan turun ke tanah
dalam bentuk hujan asam yang di dalamnya terkandung asam sulfat (H2SO4), asam nitrat
(HNO3), dan asam karbonat (H2CO3). Air hujan yang asam akan dapat merusak hutan,
mengkaratkan logam, merusak berbagai bangunan dari marmer, tegel, dan beton pada
umumnya. Kehidupan di sungai dan danau juga akan terpengaruhi.
Gas- gas tersebut 44,1 % berasal dari asap kendaraan bermotor, 33 % dari rumah tangga, dan
14, 6 % dari industri.

16
E. Berkurangnya Luas Hutan
Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini telah terjadi pengurangan luas hutan yang terus
menerus dan makin meluas. Pengurangan luas hutan tersebut diakibatkan oleh aktivitas
manusia mencakup perladangan berpindah, proyek pembangunan, penjarahan hutan, bencana
alam (kebakaran dan banjir/ longsor). Dengan terjadinya penyusutan luas hutan, maka resiko
akan terjadinya erosi dan banjir sudah tidak terelakkan, demikian juga dengan kekurangan
iar pada musim kemarau.

F. Penurunan Kualitas SDA


Merosotnya kualitas dan kuantitas SDA terjadi karena pemanfaatannya yang melampaui
kemampuan pulih atau memang kerusakan sumber daya itu tidak dapat pulih. Dewasa ini
terdapat sekitar 7.269.700 ha tanah yang harus dihijaukan, dan 5.830.200 ha yang masih
harus dihutankan kembali. Kualitas SDa yang juga mengalami kemunduran yang parah
adalah SDA Air. Di berbagai wilayah, baik air tawar maupun air laut telah mengalami
pencemaran yang memerosotkan kualitasnya.

G. Perluasan Padang Pasir


Dengan makin meningkatnya pemanasan global, berkurangnya luas hutan, berkurangnya
air tanah, dan hujan asam, akan menyebabkan makin luasnya tanah yang tandus atau gurun
pasir. Apabila kejadian pengrusakan dan pencemaran dari tahun ke tahun tidak lagi bias
dicegah, maka paling lama 100 tahun lagi sebagian besar Negara Indonesia akan menjadi
padang pasir.

H. Musnahnya Spesies
Indonesia merupakan Negara tropis yang mempunyai luas kawasan hutan tropis basah
terbesar ketiga di dunia serta memiliki keanekaragaman hayati terbesar ketiga di dunia
disamping Brazil. Meskipun mempunyai keanekaragaman hayati yang melimpah, yang telah
berhasil dimanfaatkan baru sekitar 6.000 jenis tumbuhan, 1000 jenis hewan, dan 100 jenis
jasad renik. Laju pengrusakan hutan yang tinggi mengakibatkan kondisi keanekaragaman
hayati yang makin mengkhawatirkan. Pada saat ini, akibat dari pengrusakan hutan telah
menyebabkan Indonesia mempunyai daftar spesies terancam punah terpanjang di dunia,
yaitu 126 jenis burung, 63 jenis mamalia, dan 21 jenis reptile. Spesies yang dipastikan telah
punah diantaranya harimau jawa. Sementara banteng, penyu laut, burung maleo, burung akak
tua, dan burung cendrawasih terancam punah karena eksploitasi yang berlebihan.

17
Dari kelompom tumbuhan ada 36 spesies kayu terancam punah, misalnya kayu ulin dari
Kalsel, kayu keruing di Jawa, sawo kecik, kayu hitam di Sulawesi, kayu pandak, pakis haji,
pakis hias, anggrek jawa, dan rotan.

I. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan masalah lingkungan yang paling parah. Hampir
semua sumber daya yang penting bagi kehidupan yaitu tanah, air, dan udara telah tercemar
terutama di kota- kota besar. Tanah dan air banyak tercemar oleh sampah dan limbah rumah
tangga/ domestic, limbah pabrik, pestisida, dan limbah berbahaya dan beracun lainnya.
Sementara udara telah banyak tercemar oleh gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan
pabrik, dan berbagai hasil aktivitas manusia lainnya. Akibat dari pencemaran ini, SDA
menjadi merosot, yang juga akan menyebabkan kemerosotan kualitas hidup manusia pada
akhirnya.

18
POKOK BAHASAN VI

PENGELOLAAN MASALAH KLH

A. Pembinaan Kesehatan Lingkungan


B. Perumahan
C. Penyediaan air bersih
D. Pembuanagn kotoran manusia
E. Pengelolaan sampah
F. Pengelolaan air limbah
G. Pengelolaan Pencemaran
H. Pemanfaatan dan Perlindungan SDA
I. Tanah
J. Air
K. Hutan
L. Perlindungan dan konservasi alam
M. Keluarga Berencana
N. Penerapan Analisis Dampak Lingkungan

19

Anda mungkin juga menyukai