G;8'403
ITS CI~
Institut
Teknologi
Sepuluh-Nopember 1J
::2,010
Surabaya
Yang terhormat,
Ketua, sekretaris dan para anggota Senat serta Guru Besar ITS,
Bapak Rektor dan para pimpinan di lingkungan ITS,
Bapak Ketua dan para Anggota Dewan Penyantun ITS,
Bapak/Ibu Pejabat Sipil, Militer dan Polri, Konsul Jendral
Perwakilan Negara Sahabat
Bapak/Ibu pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta,
Para sesepuh ITS,
Para Civitas akademika dan karyawan di lingkungan ITS,
Para handai taulan, kerabat, keluarga dan undangan serta hadirin
yang saya muliakan.
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pada kesempatan yang berbahagia ini perlu rasanya kita tundukan
kepala sejenak sambil mengucap syukur kehadirat Allah, Tuhan
Yang Maha Esa, karena hanya berkat rahmat, taufik dan
hidayahNya, kita semua dapat berkumpul di acara Sidang Terbuka
Senat ITS untuk mengikuti acara pengukuhan Guru Besar saya
dalam bidang ilmu Pengambilan Keputusan Multi Kriteria pada
Jurusan Teknik Industri ITS.
Kehadiran, Bapak, Ibu dan saudara-saudara sekalian, bagi kami
sekeluarga sungguh merupakan suatu kehormatan tersendiri. Dari
lubuk hati yang paling dalam, saya ingin menyampaikan
penghargaan yang setinggi -tingginya dan mengucapkan beribu
ribu terima kasih.
Ijinkan, saya menggunakan mimbar terhormat ini untuk
menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar dengan judul :
Paradigma Pengambilan Keputusan Multikriteria Dalam
Berwawasan Lingkungan
Asumsi
Sasaran orBanisasianal
Prosedur pemindaian dan penelitian
sebagai berikut: (i) Melakukan identifikasi situasi keputusan yang Pengumpulan data
Identifikasi masalah
terkait dengan masalah yang akan diselesaikan, (ii) Membuat Kepemilikan masalah
Klasifikasi masalah
klarifikasi tujuan yang diinginkan oleh pengambil keputusan, (iii) masalah
Membangkitkan berbagi alternatif untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, (iv) Mendapatkan solusi yang tepat dari model dan Formulasi sebuah model
Yalidas; mod..1 Menentukan kriteria untuk dipilih
melakukan evaluasi berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan I Meneari alternatif
(v) Memilih dan merekomendasikan implementasi alternatif solusi Memprediksi dan menBukur hasH
akhir
keputusan kedalam problem nyata.
dengan memperhitungkan kriteria atau objektif yang lebih dari satu Kendala
pasif aktif
Alttematif
jumlah terbatas jumlah tidak terbatas
yang berada dalam situasi yang bertentangan (conflicting). dan kontinu (integer)
Paradigma ini berbeda dengan cara pandang tradisonal problem jarang lebih sering
lnteraksi
pencarian solusi optimal suatu keputusan. Problem keputusan yang Pemakaian
problem seleksi dan problem konsepsi dan
kompleks dimodelkan hanya sebagai problem sederhana dari pemilihan altematif rekayasa
model optimasi keputusan berobjektif tunggal. Sehingga terjadi Source: HWANG et Yoon. [1981]
simplikasi rialitas problem yang berlebihan, akhimya solusi
keputusan gagal mencari solusi permasalahan yang sebenamya.
Pendekatan MODM (Multiple Objective Decision Makin
Artinya pendekatan model optimasi pendekatan tunggal gagal
mengakomodasikan "heterogenitas", dinamika dan kondisi kriteria Pendekatan MODM berkenaan dengan penyelesaian mo
yang mengalami konflik tersebut. optimasi yang memiliki objektifmajemuk dan objektifnya bersi
saling mengalami konflik. Keberadaan adanya solusi "optim
7
6
untuk objektif yang majemuk ini akan menjadi pembeda dengan secara simultant. Masih diperlukan informasi berupa preferc
pendekatan optimasi klasik objektif tunggal semacam lineir dari pengambilan keputusaan pencapaian fungsi objektif m~
programmmg. yang perlu diprioritaskan. Sehingga yang dicari sebagai jawat
bukan solusi yang optimal tetllpi solusi "kompromis" pada soil
efisiennya.
Pada metoda MODM, aktivitas keputusan yang dirupakan sebagai
variabel keputusan yang dicari (varibel kontinu) tidak ditetapkan
terlebih dahulu. Fungsi objektif yang berjumlah lebih dari 2 Dalam kerangka model "bounded rationality" dari Simon (198
objektif yang harns dioptimalkan secara simultant dan kendala solusi keputusan terbaik adalah solusi yang paling memuasl<
sistem keputusan dibentuk dari variabel ini. sesuai preferensi pengambil keputusan. Model Sim
memaparkan adanya keterbatasan pemaham~ atas keragam
Sebagai ilustrasi, misal X adalah suatu set vanabel keputusan. kriteria dan "value judgment" dan persoalan keputusan ya
Fungsi objektif dan kendala dibentuk sebagai fungsi matematika mendorong pengambil keputusan untuk berpikir dalam keranf
dari variabel keputusan dan parametemya. Solusi yang memenuhi rasionalitas terbatas (bounded rationality) dari pada seke
kendala membentuk daerah fisibel. Bilamana pengambil mencapai solusi keputusan yang optimal.
keputusan dihadapkan pada problem fungsi objektif tunggal maka Fungsi
Objek'if z/ =.(,(xj
solusi didaerah fisibel yang memberikan nilai terbaik yang disebut
sebagai solusi optimal. Nilai ini dapat dicari dengan jelas pada titik ... ...
tertentu di daerah fisibel yang memberikan nilai terbesar pada ... ...
fungsi objektifuya. Tetapi dalam kasus seperti diperlihatkan dalam
Gambar 2, terdapat dua fungsi objektif yang saling bertentangan,
pencapaian suatu solusi optimal pada fungsi objektif yang satu
Daerah fisibel
akan mengurangi pencapaian objektif yang lain. Solusi optimal Yang lebih baik
tidak terdapat pada suatu titik yang unik karena terdapat Gambar-3. Himpunan Solusi efi
Gambar 2 Ruang Solusi Fisibel
kumpulan titik-titik didaerah fisibel yang dimungkinkan menjadi
solusi "optimal". Kita hanya berharap dan puas kalau ada titik non
Proses penyelesaian model multiobjektif ini secara te
inferior (solusi efisien-Pareto Optimal) yang masih didaerah memerlukan informasi mengenai preferensi subjektif
fisibel sebagai solusi "kompromis" yang lebih baik seperti pengambil keputusan (dalam bentuk pembobotan), sehin
ditunjukkan dalam Gambar 3 persoalan pembobotan dan preferensinya menjadi peranan k
dalam pengembangan dan riset penyelesaian model MODM.
Bila pada kenyataanya masih dihasilkan suatu set solusi efisien,
maka pertanyaannya adalah mana titik yang kita anggap sebagai
keputusan yang terbaik diantara titik-titik solusi non-inferior itu.?
Artinya masih belum bisa menentukan solusi keputusan di satu
titik variabel yang unik untuk menghasilkan nilai maksimum
9
8
Pendekatan (Multiple Attribute Decision Making)
Pendekatan MADM (Multiple Attribute Decision Making) adalah
teknik penyelesaian multikriteria untuk persoalan pemilihan atau Pendekatan cara melakukan agregasi fungsi kriteria memuncuU
seleksi , tidak diperlukan pendekatan program matematik klasik. berbagai perbedaan pandangan yang diantara peneliti multikritc
Variabel keputusan dipertimbangkan sebagai variabel diskrit yang antara pendekatan "ecole americain" (seperti contoh metoda AI
terbatas. Pendekatan ini hanya ditujukan sebagai alat bantu MAUT dan lainnya) yang mewakili pendekatan sintesis dan "ecI
keputusan supaya bisa mempelajari dan memahami problem yang francophone" yang mewakili pendekatan agregasi parsial ya
dihadapi, menentukan prioritas, values, objektif melalui eksplorasi metode outranking (contohnya metoda ELECTRE, PROMETHl
komponen keputusan itu sehingga mempermudah bagi pengambil dan lainnya)
keputusan nantinya untuk mengidentifikasi mana pilihan terbaik
yang disukai. Pada gambar 4, diperlihatkan taksonomi keseluruhan pengambi
keputusan multikriteria yang esensial, meskpun dal
Karena mendasarkan pada faktor preferensi pengambil keputusan, pengembangannya sekarang sudah terdapat lebih dari 96 mo
maka subjektifitas selalu terkait khususnya dalam pemilihan serta model baru.
pemberian "bobot" kriteria yang dipergunakan dalam proses
keputusan, juga "judgment" subjektif dalam menurunkan kriteria
yang dipertimbangkan dalam proses keputusan yang jelas. Belton
dan Stewart (2005) menekankan beberapa aspek penting
penggunaan pendekatan ini: (i) pertimbangan keputusan yang
secara kriteria dan sifatnya kontlik dinyatakan secara eksplisit; (ii)
pendekatan ini hanya membantu menstrukturkan problem
keputusan (iii) sebagai alat bantu pengambil keputusan memahami
dirinya, value, judgment melalui proses sintesis juga eksplorasi
yang sistimatis sehingga bisa membantu memilih keputusan yang
paling disukainya.
Secara metodologis perbedaan metode MADM dalam
penggunaannya didasarkan cara melakukan agregasi dari kriteria
pilihan (Maystre et.al. ,1994) yaitu: (i) Pendekatan sintesis yang
membentuk fungsi kriteria tunggal dari berbagai kriteria yang yang
bisa diperbandingkan (agrl?gation complete transitive); (ii) ~ .
.,~--~-
-.
_i
IaatIaaII:IIIDIHtIU _ _
l: JIIIU'tIIIa fbcuiaa oe ...
801K ............CI!IWIIda.I
3: JCIIftIIIII 1M
~ .wilDaal1III. mo.,. or
401K dIuI.c.....
4:~...-c:b.
. . . . . ."t~1IId
Artificial Intelligence dan I 829 30.4 aO% dII:ItIkIa tcIIIaQ. jotmuII
Information System 5: CliIIwjolnlJl.
Manajemen dan Bisnis 1587 23.0 0%
1111-1184 U.-1* 18IlI-I004
Aplikasi Matematika dan Studi 1066 15.4 Surnber: Zhou et.al (2006)
Interdisipliner Gambar 7. Kecenderungan Kontribusi Pendekatan Multikriteria dal
Lingkungan Hidup 689 10.0 Perrnasalahan lingkungan hidup dan energi
Teknik Industri 641 9.4 Diantara teknik pengambilan keputusan multikriteria menor
Rekayasa Manufaktur 405 5.9 penggunaannya adalah metode AHP (Analytical Hierar,
Ekonomi 308 4.5 Process) yang semakin menaik, sementara pendekatan
francophone seperti ELECTRE (Elimination Et Choix Tradui
Teknik Sipil 289 4.2
la Realite)serta PROMETHEE (Preference Ranking Organisa
Enerji dan Sumber Oaya Air 267 3.9 Method for Enrichment Evaluation) menjadi teknik pengamb
Surnber: Wallenius (2007) keputusan multikriteria yang mulai menonjol keberadaan
Pendekatan multikriteria dengan teknik multiple attribute decis
Paparan dari Zhou et.al (2006) juga menunjukkan semakin jelas making lebih banyak berkembang (Gambar 8). Meski
secara statistik bahwa aplikasi pendekatan pengambilan keputusan implementasi pendekatan AHP memberikan kontribusi yang pal
multikriteria tidak bisa dikatakan menjadi domain khusus yang besar tetapi pendekatan ini masih memunculkan isue kontrover;
dikembangkan hanya pada sain manajemen serta teknik industri yang belum rampung secara ilmiah (Dyer, 1990 juga Wa
tetapi juga melebar cakupannya dalam persoalan keputusan energi
2004).
dan lingkungan hidup (Gambar 7). Semakin banyak problem
multikriteria yang dikupas dalam jumal yang berkaitan dengan
isue lingkungan, ekologis dan perubahan iklim
15
14
100%.
Bapak lbu para hadirin Yang saya hormati,
80%
Untuk memberi apresiasi pada pendekatan pengambilan keput
multikriteria, ijinkanlah dalam kesempatan ini saya menjela:
80%. secara panoramik sebagian kecil hasil studi pengembangan m
pengambilan keputusan multikriteria yang kami tekuni selam
40%, tahun terakhir ini untuk evaluasi dan pengembangan proyek en
eco-manufacturing serta green-suply chain.
20%
Salah satu dimensi barn yang menonjol dalam pengelolaan e
0% pada umumnya adalah adanya keinginan memasukan rna
1878-1984 188S-1984 1.&-2004 lingkungan sebagai kriteria terpisah dari pertimbangan efis
Sumber: Zhou et.al (2006) ekonomis. Hal ini sebagai bentuk komitment dalam menjala
Gambar 8. Penggunaan Teknik Penyelesaian Pengambilan Kepufusan
prinsip-prinsip konsep pembangunan berkelanjutan (sustai
development). Artinya ada pergeseran orientasi kebijakan
Metode AHP mendekomposisi problem keputusan komplek hanya mempertimbangkan optimalisasi beaya (least
menjadi terstruktur dalam bentuk yang lebih sederhana secara
optimization) ke paradigm a barn multikriteria. Pernbahan
hirarkhis. Pendekatan ini dikembangkan dari dasar teori
memberikan kesulitan barn dalam merencanakan atau eva
pengukuran preferensi dengan melakukan perbandingan
mengingat kedua objektif ekonomi dan lingkungan s
berpasangan untuk semua kriteria keputusan yang bersifat
bertentangan (konflik).
kuantitatif maupun kualitatif. Karenanya prinsip dari pendekatan
ini bernsaha mengakomodasi aspek-aspek kognitif, pengalaman
3. Paradigma Multi Kriteria Untuk Pemiliban Proyek
dan pengetahuan subjektif. Artinya informasi yang dilibatkan
Berwawasan Lingkungan.
dalam proses pengukuran preferensi ini dimungkinkan bersifat
"fuzzy". Mempertimbangkan hal itu misalnya Ciptomulyono
Kegagalan Metoda Evaluasi Proyek Investasi Tradision
(2008) melakukan kajian aspek fuzzy dari proses itu dengan
menerapkan model 'fuzzy goal programming" untuk memperbaiki
Persoalan perencanaan dan pemilihan proyek investasi dan inc
metoda pencarian nilai pembobotan dalam perhitungan metoda
disektor apapun, memiliki problem keputusan yang s
AHP. Masih banyak berbagai kelemahan yang masih belum
dihadapkan pada situasi yang sarna, lebih banyak altematif pr
teIjawab. Menurut Warren (2004) problem lain yang menjadi titik
yang potensial dibandingkan ketersediaan sumber-sumber
lemah antara lain aksioma yang melandasi konsep AHP seperti
langka untuk bisa merealisinya. Sudah banyak literatur
aksioma resiprokalitas, kerancuan atau kesamaran skala
membahas berbagai metoda evaluasi dan seleksi macam pr
perbandingan berpasangan yang dipergunakan dalam mengukur
investasi ini misalnya Bridier dan Serge (1995) juga Ch
rasio preferensi, prinsip-prinsip pembentukan hierarkhis serta
(1998), tetapi sebagian besar kriteria perencanaan dan evalua
adanya "rank reverse I problem".
hanya memperhitungkan aspek finansial belum mempertimban
]6
17
Discounted Sarna seperti PBP Mengabaikan "cash
kriteria kualitatif yang bersifat "non moneter". Misalnya dalam
Payback Memperhitungkan "time in" yang masuk sel
konteks evaluasi proyek publik umumnya, belum memperhitungkan Period value of money" PBP
secara eksplisif kriteria yang berkaitan dampak lingkungan, sosial, (DPBP)
maupun pengembangan wilayah, transfer teknologi, dan Sumber : Ciptomulyono (2000)
sebagainya. Biasanya aspek tersebut dikaji dan dianalisis terpisah
sebagai "posteriory analysis", setelah analisa finansialnya Pendekatan dengan memanfaatkan indikator performance finan
memberikan kelayakan . semata seperti yang ditunjukkan oleh nilai IRR, NPV
sebagainya ito akan gagal menilai secara komprehensif pencap.
Prinsip evaluasi dengan pendekatan finansial yang paling sering suatu objektif proyek. Karena tidak semua kriteria perencar
dilakukan dalam praktek seleksi proyek adalah dengan dan evaluasi bisa di "moneterisasi" kemudian diagregas
menghitung beberapa indikator kinerja finansial untuk setiap menjadi satu nilai tunggal. Misalnya dalam konteks proyek pu
rencana cash-flow afltematif proyek dengan menggunakan sangat sulit memberi "valuasi ekonomi" dati objektif pri
parameter yang diperlihatkan dibawah.(Lihat Tabel 3) sehingga bisa terukur secara moneter untok: (i) Kriteria kebij
publik: memililih proyek yang bisa memberi manfaat
Tabel 3. Perbandingan metoda evaluasi finansial untuk pengembangan teknologi lokal juga kemungkinan tranc
proyek teknologi. (ii) Kriteria ekonomis: memilih proyek yang me
pertumbuhan ekonomi regional, menyerap tenaga kerja
Mej:oda...
.........
19
18
aspek dan visi ekonomi, sosial, lingkungan, teknologis dan
peningkatan kualitas SDM. Dalam konteks keberadaan proyek publik seperti proyek e
listerik, dilingkupi oleh lingkungan sistem yang multidim
Hal ini tampak misalnya dalam konteks dan prinsip dasar proses penyederhanaan praktis, kriteria evaluasi hanya menyanda
perencanaan jangka panjang dan pengambilan keputusan untuk pada keputusan yang terbaik menurut term "mone
memilih proyek energi di Indonesia, di sektor tenaga listrik mengabaikan variabel dan kriteria lingkungan proyek yang
misalnya kriteria dan perencanaan hanya difokuskan pada aspek maka perlu dikembangkan model dan alat bantu keput
keandalan, biaya produksi dan investasi yang nilainya dapat evaluasi proyek yang bisa menjawab persoalan itu. Sehi
diwujudkan dalam satuan beaya investasi pembangkitan. dalam pengembangan pengambilan keputusannya, multipli
Karenanya, model keputusan yang dipergunakan untuk membantu dan dimensi individual dari kriteria pemilihan dan pengemba
proses keputusan tersebut umumnya menggunakan model optimasi suatu proyek misalnya kriteria finansial, ekonomis, strati
berfungsi objektif tunggal yaitu hanya meminimunkan biaya kewilayahan, sosial, ekologis tidak diagregasikan dalam satu
investasi pembangkitan totaL Hal ini tampak dari model utilitas tunggal tetapi sebaliknya tetap berada dalam sa:
perencanaan yang pernah diterapkan misalnya model MARKAL, kriteria/dimensi yang ada.
WASP dan INDOCOST .
Model Keputusan Multikriteria Ter-integrasi U
Objektif lain dari aspek perencanaan yang non moneter/ekonomi Optimalisasi Perencanaan Energi
serta pertimbangan kriteria kualitatif seperti dampak lingkungan
sebagainya belum dimasukkan sebagai kriteria perencanaan Rancangan model keputusan multikriteria untuk perencanaan
secara integral hanya sebagai bagian proses assessment AMDAL, sekaligus seleksi projek yang berkaitan dengan pengemba
sebagai pertimbangan sampingan. Sementara kriteria yang energi di sektor listrik, telah dikembangkan oleh Ciptomul
dijabarkan oleh kebijakan energi nasional jangka panjang yang (2001). Hasillaporan secara lengkap dari penelitian ini bisa di
berdimensi majemuk tidak secara integral dijadikan dalam dalam laporan Penelitian Due-Like Jurusan TI--2001. U
perencanaan. Karena kriteria tersebut biasanya mengandung kasus dalam optimalisasi pembangunan proyek pemb
"value" dari kebijakan yang merefleksikan suatu objektif yang listerik dimasukan "value" dari misi tujuan jangka panjang s
acap kali sulit diakomodasikan dalam satuan moneter bahkan energi nasional untuk: (i) mendukung pertumbuhan ekono
acapkali memiliki kriteria yang bertentangan/konflik. Misalnya (ii)penyerapan tenaga kerja; (iii) penghematan devisa;
antara objektif untuk meminimalkan beaya dengan pemanfaatan peningkatan nilai sumber daya dan bahan baku lokal;
energi terbarukan atau kebijakan melestarikan lingkungan. Untuk peningkatan kualitas hidup dan SDM; (vi) konservasi sumber
melindungi degradasi lingkungan akibat pengembangan sektor ini, energi; (vii) peningkatan keterkaitan antar industri dan (
diarahkan pemilihan pembangkit listrik dengan bahan bakar energi proteksi lingkungan.
terbarukan, tetapi akan mahal (tidak mencapai optimal) dari sisi
beaya pembangkitan, keputusan ini akan mengalami "trade off" Pengembangan model multikriteria yang dikembangkan be
antara satu objektif dengan objektifyang lain. model integrasi dari pendekatan yang ada dalam metod
multikriteria. Model keputusan ini ditujukan untuk memb
20 pengambilan keputusan strategis dalam merencanakan
21
melakukan seleksi sekaligus penjadwalannya. Keunggulan model Setiap altematif proyek yang akan dipilih selain '
ini antara lain karena: (t) memasukkan model mental-subjektif memproduksi energi listrik akan menghasilkan da
kedalam model formal dalam proses pemilihan keputusan proyek. lingkungan baik disaat pembangunan maupun d
(ii) memasukkan infomasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif operasionalnya. Proyek pembangkit berbahan bakar dari batu
serta memfasilitasi kemungkinan komunikasi antar analisist akan membuat pencemaran udara yang tinggi dan berkontri
dengan data inputan model (iiii) memberi suatu bentuk model pada terjadinya pemanasan global, pernbangkit hidro
operasional dimana pengambil keputusan dapat menyusun geothermal memerlukan lahan yang luas yang akan ba
skenario, merubah parameter keputusan sekaligus bisa mengukur memberi dampak buruk terhadap lingkungan seperti
output konskwensinya dan sekaligus mendapatkan solusi yang kualitas air, tanah, ekonomi sosial tertentu. Masing-masing j
optimal dari setiap "state'! perubahan itu. pembangkit memiliki "trade off' antara satu dengan yang lain
Sedemikian juga bila dilihat dari aspek penggunaan pemak
Secara umum struktur model, objektif, kriteria, parameter serta bahan bakar fosil pada masing-masing jenis pernbangkit P
kendala keputusan serta elemen keputusan yang lain dan PLTD geothermal serta pembangkitan energi yang lain. Ma
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan digambarkan masing rnerniliki nilai "trade off' bagi kontribusinya
dalam Gambar 9. 'dampak global warming akibat emisi CO 2 , hujan asam akibat
dan NOx, dan seterusnya. Hal yang sarna dari kriteria b
pembangkitan. Sehingga dalam konteks "optirnalisasi" pr
yang akan dipilih tentunya harus secara ekonomis rn
memenuhi objektif-objektif yang sudah didefinisikan dan s
dengan level aspirasi pengambil keputusan juga perlu dipast
kriteria strategis/teknologis yang ditetapkan penentu kebij
diperhitungkan dalam model keputusan itu, diprioritaskan se
dengan preferensi pengambil keputusan. Produksi energi
dihasilkan tentu saja harus memenuhi demand yang diproyeks
selama periode perencanaannya, sesuai skenario ekonomi
dirancang. Model keputusan yang kompleks ini kemu
diwujudkan dalarn model matematika yang rumit berupa s
model integrasi rnultiobjectif dan multiatribut. Secara keselufl
struktur keputusan dari persoalan ini terdiri 5 kriteria ut
(kuantitatiflkualitatif), 25 sub kriteria dan 21 intensitas kri
kuantitatif dan kualitatif dan ada 18 proyek rencana
dievaluasi. Persoalan ini mernbentuk model matematika de
Gambar 9. Struktur Model dan Elemen Keputusan Untuk Evaluasi
jumlah 168 variabel keputusan dengan 212 persarnaan fu
Projek Energi
kendala.
22 23
Solusi model keputusan menghasilkan serangkaian skenario
perencanaan proyek, jumlah kapasitas pembangkitan yang harus
dibangun secara optimal untuk suatu peri ode perencanaan tertentu
dalam memenuhi demand yang tumbuh dimasa depan sesuai
dengan skenario ekonomi yang dikembangkan.
berbeda, sehingga "trade off' antar hasil skenario pengambilan pengembangan produk dengan terus berusaha mereduksi dam]
keputusan bisa dipelajari oleh pengambil keputusan. negatif terhadap lingkungan. Semakin banyak sistem indu
merespon isu lingkungan ini secara positif, dari sikap rea
menjadi lebih proaktif dan antisipatif..
25
24
bagaimana suatu "trade off " keputusan yang memunculkan Z2.... ' Z.,
28
29