Anda di halaman 1dari 24

HALAMAN JUDUL

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Management Berbasis Sekolah

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :
Kelompok 9
Sidiq Bekti S 15.23.01
Meylia Rahman 15.23.016602
Rini 15.23.01

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penyusunan makalah ini dapat

terselesaikan tepat waktu. Tidak lupa pula salam dan salawat penulis kirimkan

kepada nabi Muhammad SAW ialah nabi yang mengantar kita dari sejarah kelam

menuju sejarah yang berkesan.


Penyusunan makalah yang berjudul PAKEM ini bertujuan untuk

memenuhi tugas dari dosen pembimbing mata kuliah kajian kurikulum dan juga

sebagai acuan untuk metode pembelajaran bagi calon guru.


Penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua yang terlibat

dalam penyusunan makalah ini khususnya dosen pembimbing mata kuliah kajian

kurikulum. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan oleh penulis.

Palangka Raya, April 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian PAKEM...................................................................................3

B. Konsep Dasar PAKEM Bermuatan Karakter..........................................12

C. Nilai-Nilai Karakter dalam PAKEM.......................................................12

D. Prosedur Penerapan PAKEM Bermuatan Ka ra kte r..............................15

E. Variasi dan Pengembangan PAKEM Bermuatan Karakter.....................16

F. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran PAKEM.................17

BAB III PENUTUP..............................................................................................18

A. Kesimpulan..............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa


Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru
perlu menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa
melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap
dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja, guru
menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan dan efektif.
PAKEM kepanjangan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Aktif berarti dalam proses pembelajaran Kreatif berarti Efektif
berarti tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menyenangkan berarti suasana
dalam KBM.
Pada dasarnya guru sudah banyak yang mengetahui hal tersebut, tetapi
dalam penerapannya masih banyak kendala. Disinilah dibutuhkan kemauan
dan motivasi yang kuat dari guru untuk menerapkan PAKEM di kelasnya.
Walaupun terkesan merepotkan, guru harus berusaha semaksimal mungkin
untuk mencoba menerapkan sebuah metode baru ini didalam kelas.
Keterbatasan bukanlah halangan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih
baik dan optimal.
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
Banyak guru mengetahui pembaharuan pendidikan antara lain masalah

1
PAKEM ini, Mereka berkunjung ke sekolah yang telah mulai melaksanakan
PAKEM. Yang paling menonjol di sekolah yang dikunjungi adalah pengaturan
meja dan kursi dalam bentuk kelompok. Kemudian guru pulang ke sekolahnya
dan menganggkap bahwa PAKEM hanya kerja kelompok, dan semua tugas
dikerjakan dalam kelompok sehingga tidak ada tugas perorangan lagi! Mereka
tidak mengerti bahwa inti PAKEM adalah bukan hanya bentuk tempat duduk
tetapi kegiatan yang dikerjakan anak harus menantang siswa untuk
mengembangkan berbagai kompetensi seperti berpikir kreatif,
mengungkapkan pikiran, dan memecahkan masalah secara mandiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan PAKEM?
2. Bagaimana konsep PAKEM?
3. Bagaimana nilai-nilai karakter dalam PAKEM?
4. Apa keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran PAKEM?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian PAKEM.
2. Untuk mengetahui konsep PAKEM.
3. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter dalam PAKEM.
4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan PAKEM.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian PAKEM

Istilah PAKEM dikembangkan dari AJEL (Active Joyfull and Effective


Learning). Untuk pertama kali di Indonesia, pada tahun 1999 disebut PEAM
(Pembelajaran Efektif, Aktif dan Menyenangkan). Seiring dengan
perkembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), pada tahun 2002 istilah
PFAM diganti menjadi PAKEM, yaitu kependekan dan Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (Jamal Mamur Asmani, 2011).
Istilah Aktif dalam PAKEM dimaksudkan agar guru menciptakan
suasana belajar sedemikian rupa, sehingga peserta didik aktif bertanya
maupun mengemukakan pendapat; Kreatif dimaksudkan agar guru
menciptakan suasana belajar yang beragam, sehingga peserta didik tidak
merasa jenuh, namun penuh variasi, informasi baru, dan suasana belajar yang
segar. Efektif dimaksudkan agar guru menciptakan suasana belajar
sedemikian rupa, sehingga pembelajaran berjalan secara maksimal dengan
memanfaatkan sumber belajar yang minimal. Menyenangkan dimaksudkan
agar guru menciptakan suasana belajar sedemikian rupa, sehingga peserta
didik senang mengikuti pelajarannya, termasuk senang pada gurunya.
Dalam perkembangannya, PAKEM banyak dimodifikasi para
akademisi maupun praktisi pendidikan dengan beragam nama. Beberapa
diantaranya adalah PAIKEM, PAIKEMI, dan PAIKEM GEMBROT.
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Pada penyebutan ini, istilah PAKEM
hanya ditambah huruf I yang berarti Inovatif. Kata ini (inovatif)
dimaksudkan agar guru menciptakan suasana belajar dengan perangkat media
modern, termasuk teknologi-teknologi pendidikan terkini.
PAIKEMI merupakan singkatan dan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan Islami. Pada penyebutan ini, istilah PAIKEM hanya

3
ditambah huruf I di belakang, yang berarti Islami. Pada awalnya, para
praktisi dan akademisi hanya ingin mengadopsi PAKEM ke dalam
pembelajaran agama, khususnya Islam. Namun dalam perkembangannya,
PAIKEMI direkomendasikan juga untuk pelajaran umum. Hal ini
dimaksudkan agar guru menciptakan suasana belajar yang religius, agamis
(islami), dan spiritualis. Oleh karena itu, guru-guru mata pelajaran umum
hendaknya mengaitkannya dengan hal-hal yang bersifat religius, agamis
(islami), dan spiritualis tersebut.
PAIKEM GEMBROT merupakan singkatan dan Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Islami Gembira Berbobot.
Penamaan ini sedikit tidak konsisten, karena kata awal (PAIKEM)
menggunakan kaidah singkatan, sedangkan kata akhir (GEMBROT)
menggunakan kaidah akronim. Namun hal ini dipandang lebih kreatif dan
berseni daripada jika kata Gembira dan Berbobot tersebut hanya disingkat
GB. Gembira dan Berbobot dimaksudkan agar proses pembelajaran tidak
hanya berorientasi pada suasana senang yang meninggalkan esensi mata
pelajaran, tetapi memperkaya dan memperdalam materi yang diajarkan.
Dalam konteks psikologi pendidikan, PAKEM juga dapat dimaknai
sebagai sebuah strategi dengan pendekatan introduksional yang
memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan secara beragam untuk
mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman.
Jika dicermati lebih lanjut, PAKEM tidak lain adalah pengembangan
teori-teori belajar dan active learning. Oleh karena itu, PAKEM belum layak
disebut sebagai pendekatan pembelajaran, karena belum ada teorinya. Di
samping itu, PAKEM hanyalah sebuah istilah yang mengintegrasikan dan
mengkompilasikan sejumlah pendekatan pembelajaran yang bertujuan
menstimulasi guru untuk dapat merancang pembelajaran yang kreatif inovatif.
Ketiadaan dasar teori inilah yang membuat istilah PAKEM kemudian dapat
diubah-ubah dan dimodifikasi menjadi PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan). Khusus untuk Nanggroe Aceh
Darussalam dimodifikasi lagi dengan nama PAIKEMIS (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan Islami).

4
Suasana belajar mengajar yang menyenangkan dapat memusatkan
perhatian peserta didik secara penuh pada belajar, sehingga waktu curah
perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti meningkatkan hasil belajar, seperti disimpulkan oleh Dimas
dalam Qomaniddin (2005) bahwa memetik senar kegembiraan pada anak akan
memunculkan keriangan dan vitalitas dalam jiwanya. Hal itu juga akan
menjadikan peserta didik selalu siap untuk menerima perintah, peringatan,
atau bimbingan apapun. Menabur kegembiraan dan keceriaan pada peserta
didik akan membuatnya mampu mengaktualisasikan kemampuannya dalam
bentuk yang sempurna.
Oleh karena itu, pembelajaran bernuansa PAKEM diarahkan pada
pembelajaran yang berpola permainan (game), yang kemudian dikenal dengan
model-model pembelajaran. Para ahli pembelajaran telah merancang sejumlah
model pembelajaran seperti model Jigsaw, Problem Based Instruction (PBI),
Think, Pair, and Share (TPS), dan sebagainya (Jamal Mamur Asmani, 2011).
Di bawah ini merupakan beberapa prinsip yang terdapat dalam pendidikan
aktif, kreatif dan menyenangkan:
1) Mengalami secara langsung

Mengalami langsung berarti peserta didik belajar banyak hal yang


digerakkan oleh naluri berbuat untuk mengalami secara empiris dan
bersifat langsung dengan melibatkan seluruh indra. Beberapa contoh dari
pembelajaran berbasis pada pengalaman langsung ini adalah melakukan
pengamatan, perubahan, penyelidikan, wawancara dan penggunaan alat
peraga. Mengamati, wawancara, menyelidiki, eksperimental dan
menggunakan alat peraga, secara tidak langsung mampu membentuk
mental peserta didik menjadi kritis, kreatif, inovatif dan kompetitif. Prinsip
mengalami ini membuat peserta didik mampu menghayati teori yang
dipelajari, dan ide-ide progresif ketika wawancara dalam rangka membuat
bulletin/majalah, misalnya. Dengan demikian, peserta didik dapat tumbuh
dan berkembang secara alamiah, aktif dan menyenangkan.

5
6
2) Interaksi

Interaksi antar peserta didik dengan peserta didik, ataupun peserta didik
dengan guru perlu dijaga agar mempermudah dalam membangun makna.
Dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik,
kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin
mantap, dan kualitas hasil belajar meningkat. Prinsip interaksi
memberikan peluang pada peserta didik untuk berekspresi dan
berartikulasi sesuai kemampuan masing-masing. Potensi mereka akan
berkembang karena aktualisasi dinamis yang terus dikembangkan.
3) Komunikatif-interaktif

Komunikasi dapat diartikan sebagai cam menyampaikan materi pelajaran


dan pendidik (guru) kepada peserta didik Namun demikian, komuriikasi
saja tidak cukup, harus secara interaktif. Halini disebabkan interaksi akan
lebih bermakna jika interaksi tersebut komunikatif. Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran berbasis PAKEM akan teijacli komunikasi interaktif
antara guru dan peserta didik, dimana keduanya saling memberi masukan
dan tanggapan, di samping transfer ilmu pengetahuan.
4) Reflektif-introspektif

Refleksi-introspeksi adalah memikirkan kembali apa yang diperbuat atau


dipikirkan. Melalui refleksi, pendidik maupun peserta didik dapat
mengetahui efektifitas pembelajaran yang sudah berlangsung. Dengan
demikian, refleksi dapat memberikan peluang untuk memunculkan
gagasan baru yang bermanfaat dalam perbaikan makna hasil pembelajaran.
Dengan refleksi, kesalahan dapat dihindari sehingga tidak terulang lagi.
Prinsip refleksi-introspeksi ini juga dapat dijadikan sebagai wahana
evaluasi dan strategi yang telah diterapkan dan hasil yang dicapai. Dengan
kata lain, dan refleksi-introspeksi tersebut dapat diketahui kelemahan dan
kelebihan atau efektif dan tidaknya suatu strategi pembelajaran. Hasil

7
refleksi-introspeksi diharapkan tidak sekedar mengetahui kelemahan
maupun kelebihan dan efektif tidaknya strategi pembelajaran yang
digunakan, lebih dari itu dapat dikembangkannya ide-ide baru atau
pemikiran baru untuk mengurangi kelemahan dan mengoptimalkan
kelebihan yang telah dicapai.
Keempat prinsip PAKEM di atas berjalan pada kerangka dasar yang
telah dirumuskan sebelumnya, yaitu membentuk pembelajaran yang
berkualitas dan mampu melahirkan peserta didik sebagai kader bangsa.
Selanjutnya, untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran PAKEM
dengan baik, perlu memahami asas-asas yang melandasinya yang terdiri dari
delapan asas.
1. Menghafal sebagai Dasar Berpikir Kritis

Menghafal bukan berarti tidak menggunakan pikiran. Dalam


konteks PAKEM, menghafal hanya sebatas mengunci ingatan untuk
pengembangan nalar kritis keberlanjutan. Hal ini dikarenakan hafalan
mempunyai pengaruh besar terhadap kompetensi peserta didik. Peserta
didik yang hafal mempunyai kekuatan untuk memperdalam pemahaman
dan mengembangkan pemikiran secara lebih luas. Dengan menghafal
pelajaran, peserta didik bisa mengemukakan kembali materi pelajaran
setiap saat ketika dibutuhkan. Artinya, peserta didik yang mampu
menghafal materi pelajaran dapat menangkap dengan cepat pelajaran yang
diajarkan. Apalagi ketika hubungannya dengan rumus-rumus Matematika,
IPA, kosakata asing berbahasa Inggris, dan sebagainya. Aspek hafalan
memegang peranan penting yang merupakan dasar penguasaan materi
selanjutnya. Dalam konteks PAKEM, hafalan menjadi pondasi utama
dalam mengadakan komunikasi interaktif dalam bentuk diskusi, debat, dan
sebagainya.
Hanya saja, satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah bahwa
PAKEM tidak boleh hanya berhenti pada proses menghafal, tetapi harus
dilanjutkan pada tahap pemahaman dan pemaknaan, serta keterkaitan
antara materi pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian,

8
menghafal dapat berfungsi ganda, di satu sisi sebagai re-check (mengecek
ulang), di sisi lain dapat membantu penguasaan, pemeliharaan dan
pengembangan ilmu.
2. Mengarahkan Peserta Didik untuk Bertanya

Setelah aspek hafalan sudah kuat, implementasi PAKEM


selanjutnya adalah melatih peserta didik untuk berpikir kritis, yaitu dengan
banyak bertanya kepada guru. Dalam hal ini, materi yang telah dihafal
hanya sebatas database sebagai kekayaan wawasan. Dengan kekayaan
hafalan atau database, potensi berpikir kritis dapat dikembangkan.
Berpikir kritis berarti mempertanyakan sesuatu yang belum jelas, sesuatu
yang belum diterangkan, dan sesuatu yang masih menjadi bahan
perdebatan. Selama ini, peserta didik terlalu banyak disuguhi ilmu
pengetahuan, tanpa ada celah untuk mengolah dan menyempurnakannya.
Bertanya bisa menjadi sarana efektif untuk menguji daya kritis
peserta didik. Pada awalnya, dorongan untuk bertanya ini terasa aneh.
Peserta didik akan berpikir bagaimana caranya bertanya, dan materi apa
yang perlu dipertanyakan. Selain itu, mereka juga akan berlatih berbicara
di depan orang lain, melatih mental, percaya diri dan keyakinan kuat.
Secara bertahap, peserta didik akan terbiasa bertanya secara kritis. Mereka
akan berpikir keras bagaimana caranya menemukan sesuatu yang pantas
untuk ditanyakan. Dari sini, pendidik atau guru dapat menakar atau
menimbang pertanyaan dari peserta didiknya; mana pertanyaan yang
berbobot, dan mana yang tidak mana yang pantas dan mana yang tidak,
dan sebagainya. Walaupun demikian, guru harus merespons semua
pertanyaan peserta didik dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan, tanpa
mendiskreditkan (menganggap remeh) pertanyaan yang satu dan yang lain.
Kalau perlu, guru harus memberikan hadiah kepada peserta didik yang
aktif bertanyameskipun pertanyaannya sederhanasehingga peserta
didik yang lain terdorong untuk mengikutinya. Hal ini dapat mendorong
mereka untuk lebih banyak membaca buku, koran, majalah, dan sumber

9
pengetahuan serta informasi lainnya sebagai bahan untuk bertanya. Jika
memungkinkan, tidak selalu guru yang menjawab semua pertanyaan
peserta didik, bisa juga peserta didik lain yang memungkinkan untuk
menjawab pertanyaan dari temannya.
3. Menyelenggarakan Diskusi Kelas secara Interaktif

Diskusi menjadi tahapan lanjut setelah peserta didik mampu


bertanya. Pada tahapan ini, anak berlatih untuk berpikir kritis-analitis,
sekaligus solutif. Ia akan mengamati faktor yang tidak kelihatan dari suatu
masalah dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya, kemudian
mencarikan solusi persoalan dengan ide-ide cerdas dan visioner namun
tetap aplikatif.
Ketika diskusi, peserta didik dapat menyerap pikiran, ide, gagasan
dan silang tukar pendapat dengan peserta didik yang lain dengan filter
guru. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu dari
guru yang mengajarnya, tetapi juga dari teman-temannya. Oleh karena itu,
wajar jika diskusi satu jam lebih utama, dalam pengertian lebih efektif
daripada belajar satu hari. Sebab pikiran atau ide banyak kepala (peserta
didik) yang berpikir bersama-sama, jauh lebih utama daripada berpikir
sendiri. Di samping itu, forum diskusi juga akan memberikan banyak
manfaat. Menurut M. Firdaus Zakarsi (2009), manfaat diskusi adalah
sebagai berikut:
a. Peserta didik mampu mengukur pengetahuannya atas pemahaman
terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari.
b. Membentuk sikap dan mental peserta didik lebih toleran dan
demokratis terhadap ide maupun pendapat peserta didik yang lain.
c. Diskusi memberikan pelajaran berharga bagi peserta didik untuk
menjadi pendengar yang baik, sekaligus pembicara yang baik. Bahkan
menjadi penanya yang arif dan penjawab yang bijak.
4. Belajar di Luar Kelas (Outdoor Learning)

10
Untuk menyegarkan suasana (refreshing), sesekali guru boleh
mengajak peserta didik untuk duduk di taman dan berdiskusi di ruang
terbuka tersebut. Lebih efektif lagi jika peserta didik diajak ke
perpustakaan yang memiliki koleksi buku, majalah, dan koran lebih
lengkap. Misalnya perpustakaan pemerintah daerah, perpustakaan kampus,
dan lain-lain. Dengan pembelajaran seperti ini peserta didik menjadi sadar
bahwa ilmu yang selama ini mereka miliki masih sangat sedikit. Di luar
sana ada jutaan pengetahuan yang belum dipelajari. Hal ini membuat
mereka semakin tertantang untuk belajar lebih keras dan penuh semangat.
Mereka akan menelusuri lorong-lorong ilmu pengetahuan yang
belum pernah disangka sebelumnya. Mereka akan menemukan mutiara
pengetahuan yang dahsyat, yang tak terbayangkan sebelumnya. Dengan
belajar di luar kelas ini, peserta didik bisa menyatu dengan lingkungan dan
budaya yang berkembang, sehingga mereka mudah beradaptasi dan
melakukan transformasi kultural secara bertahap dan fungsional dalam
kehidupan bermasyarakat di kemudian hari.
5. Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik

Salah satu ciri PAKEM adalah kreatif. Oleh karena itu guru tidak
cukup hanya mengajarkan materi pelajaran, melainkan juga harus mampu
mengembangkan kreativitas peserta didiknya. Tanpa kreativitas, pemikiran
peserta didik akan miskin dan gagasan. Sayangnya aspek kreativitas ini
tidak mendapatkan perhatian serius dari sekolah. Proses pendidikan kita
saat ini terlalu mementingkan aspek kognitif dan mengabaikan kreativitas
(Anita Lie, 2008). Proses pembelajaran di sekolah lebih mementingkan
target pencapaian kurikulum daripada penghayatan dalam kurikulum
secara imajinatif dan kreatif. Akibatnya, proses pendidikan yang demikian
tidak membuka peluang bagi peserta didik untuk berpikir divergen dan
non-konvensional.
6. Berlatih Meneliti (Mini Research)

11
Sebuah penelitian, meskipun sederhana, dapat menstimulasi
peserta didik pada hal-hal yang selama ini belum terpikirkan. Misalnya,
pada pelajaran IPA, guru bisa mendorong peserta didik untuk meneliti
objek yang menjadi mata pelajarannya. Terjun langsung sebagai peneliti
dengan bekal metodologi penelitian sederhana, membuat peserta didik
masuk dalam ruang laboratorium dengan kepercayaan diri dan keyakinan
yang tinggi bahwa mereka mampu memecahkan masalah yang diberikan
guru. Ketika peserta didik praktik penelitian di laboratorium, misalnya,
sebaiknya guru menerapkan asas objektivitas, sehingga hasilnya dapat
maksimal. Menurut Deddy Mulyana (2004), pendekatan objektif/
pendekatan ilmiah (scientific) diterapkan dalam penelitian yang sistematik,
terkontrol, empiris dan kritis, atas dasar hipotesis yang dimunculkan
tentang hubungan antara fenomena satu dengan yang lainnya. Pendekatan
ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat
menyingkirkan campur tangan manusia (subjektivitas) ketika melakukan
penelitian. Guru harus melatih peserta didik untuk mengadakan penelitian
secara objektif, bertahap dan berkelanjutan, sehingga secara teoritis
maupun praktis, peserta didik menjadi matang dalam melakukan penelitian
sederhana.
7. Studi Banding

Studi banding ke sekolah-sekolah ternama akan meningkatkan


kepercayaan yang tinggi dalam din peserta didik. Di samping itu, studi
banding dapat dimanfaatkan untuk berekreasi atau berwisata (study tour)
ke tempat-tempat yang menarik. Hal ini membuat pemahaman peserta
didik menjadi komprehensif dan kaya makna. Dengan mengajak studi
banding ke lembaga lain yang berkualitas, peserta didik akan berkaca diri
dan melihat sejauh mana kemampuannya selama ini dibandingkan dengan
kemampuan peserta didik lain di sekolah yang lain.
Dengan studi banding peserta didik dapat mengetahui kelemahan
dan kekurangan yang harus ditutupi, dan masih banyak tantangan ke depan

12
yang harus segera dijawab. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai
dinamisator dan fasilitator, sehingga potensi tersebut bisa tergali dan
dikembangkan secara produktif.
8. Memberikan Pelatihan Jurnalistik

Jurnalistik adalah segala hal yang berhubungan dengan dunia tulis


menulis. Memberikan pelatihan di bidang ini dapat memberikan bekal
yang efektif untuk menggali dan mengembangkan potensi peserta didik.
Strategi pembelajaran PAKEM dapat dikembangkan dengan metodologi
ini.
B. Konsep Dasar PAKEM Bermuatan Karakter

Mengingat landasan teoretis PAKEM adalah pengembangan active


learning dalam konteks keindonesiaan, maka konsep dasar PAKEM
bermuatan karakter tidak jauh berbeda dengan konsep dasar active learning
bermuatan karakter.
Oleh karena itu, konsep dasar PAKEM bermuatan karakter diadopsi
dan active learning bermuatan karakter. Pertama, PAKEM dikaji atau digali
nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya untuk diaktualisasikan dalam
pembelajaran, sehingga nilai-nilai karakter tersebut dapat ditanamkan atau
diinternalisasikan ke dalam diri peserta didik. Dalam hal ini, PAKEM
dianggap seolah-olah telah memuat sejumlah nilai karakter. Misalnya, dalam
PAKEM terdapat nilai kreatif sebagaimana tercantum secara eksplisit dalam
istilah PAKEM itu sendiri. Namun tidak semua nilai karakter termuat dalam
PAKEM, sehingga perlu pengembangan variasi yang lebih beragam agar
memuat lebih banyak nilai karakter. Kedua, PAKEM dapat dimodifikasi dan
dikembangkan secara kreatif agar memuat nilai-nilai karakter lebih variatif.
Artinya, PAKEM dapat diisi muatan nilai karakter dari luar sesuai kepentingan
guru dalam pembelajaran. Dalam hal ini PAKEM diperlakukan sebagai
strategi pembelajaran yang netral dan dapat diisi dengan muatan nilai-nilai
karakter sesuai kepentingan guru dan peserta didik.

13
Sebagai contoh, nilai karakter kreatif dalam PAKEM dapat
dikembangkan menjadi nilai-nilai karakter yang lebih variatif, seperti religius,
rasa ingin tahu, mandiri dan sebagainya. Contoh kongkrit adalah PAIKEMI.
Huruf I dalam PAIKEM-I diartikan sebagai Islami. Sedangkan Islami
itu sendiri adalah salah satu bentuk nilai karakter religius. Demikian
seterusnya, sehingga nilai-nilai asli dalam PAKEM dapat dikembangkan lebih
kreatif.
C. Nilai-Nilai Karakter dalam PAKEM

Berikut ini akan dikemukakan nilai-nilai karakter yang dapat


ditransformasikan melalui strategi pembelajaran PAKEM. Setidaknya,
terdapat delapan dari 18 nilai karakter yang dicanangkan Kemendikbud.
1. Religius

Modifikasi PAKEM menjadi PAIKEMI merupakan upaya serius


agar pembelajaran yang menyenangkan tersebut bersentuhan dengan
pengalaman spiritual peserta didik, sehingga nuansa pembelajaran terkesan
religius dan agamis. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam PAKEM
maupun PAIKEMI mengandung nilai karakter religius. Contoh sederhana
adalah mengawali pembelajaran dengan berdoa dan menutup pembelajaran
dengan ucapan Alhamdulillah. Termasuk dalam hal ini adalah syukur-an
atau bersyukur ketika peserta didik meraih prestasi tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa PAKEM dapat diisi nilai religius dalam
pembelajaran.
2. Kreatif

Istilah kreatif dalam PAKEM yang tercantum secara eksplisit,


menunjukkan dengan jelas bahwa PAKEM mengandung nilai karakter
kreatif. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa PAKEM dapat
digunakan untuk membentuk jiwa kreatif peserta didik.

14
3. Rasa Ingin Tahu

Secara alamiah, iklim pembelajaran yang kreatif dan


menyenangkan akan mendorong munculnya rasa ingin tahu pada diri
peserta didik. Sebaliknya, iklim pembelajaran yang mencekam dan tidak
memberi ruang bebas bagi peserta didik untuk berpikir akan semakin
memasung munculnya rasa ingin tahu. Istilah menyenangkan dalam
PAKEM memberi ruang bagi munculnya kebebasan berpikir peserta didik,
sehingga mendorong rasa ingin tahunya.
4. Mandiri dan Tanggung Jawab

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa strategi pembelajaran


PAKEM akan efektif jika sebelum pelajaran dimulai, guru telah
menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik akan
terlibat aktif, kreatif dan penuh keceriaan. Nuansa pembelajaran yang
demikian mendorong peserta didik untuk melakukan tugas belajar dengan
penuh rasa tanggung jawab, baik secara mandiri maupun kelompok.
5. Toleransi

Nilai toleransi dalam strategi pembelajaran PAKEM terletak pada


daya kreatif peserta didik. Setiap kepala mempunyai ide dan kreativitasnya
sendiri. Jika di dalam kelas terdapat 30 peserta didik, maka akan ada 30
ide kreatif, dan semua ide yang muncul tidak mungkin sama, bahkan
sering kali bertentangan satu dengan yang lainnya. Dalam konteks yang
demikian, secara tidak langsung peserta didik dituntut untuk menghargai
ide maupun pemikiran peserta didik yang lain. Termasuk dalam hal ini
adalah guru wajib memberikan apresiasi terhadap setiap ide yang muncul
dari peserta didik. Penghargaan terhadap setiap ide yang muncul tersebut
adalah manifestasi tertinggi terhadap nilai karakter toleransi.
6. Demokratis

15
Meskipun PAKEM menghargai setiap ide kreatif peserta didik,
tentu tidak semua ide dapat ditampung, khususnya dalam kasus-kasus
penyelesaian masalah tertentu dalam pembelajaran. Artinya, hanya ide
kreatif yang terbaiklah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Ide kreatif terbaik itu dapat dirangkum dari
seluruh ide peserta didik yang ada, atau dipilih dari beberapa ide yang
muncul.
Dalam konteks yang demikian, secara tidak langsung peserta didik
dituntut untuk mengakui kelebihan ide orang lain dan mengakui
kelemahan idenya sendiri, kemudian memutuskan secara bersama-sama
untuk menggunakan ide kreatif terbaik tersebut untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi bersama. Inilah nilai demokratis yang dapat
ditanamkan dalam diri peserta didik melalui strategi PAKEM.
7. Peduli Lingkungan

Nilai kepedulian terhadap lingkungan dalam pembelajaran PAKEM


terletak pada aplikasi-aplikasi pembelajaran, karena sering kali
pembelajaran dengan strategi ini tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di
lingkungan alam bebas. Nuansa menyenangkan dan kreativitas berpikir
menuntut guru menyediakan suasana belajar yang variatif agar tidak
membosankan. Salah. satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
pembelajaran di alam terbuka, sehingga peserta didik berinteraksi
langsung terhadap lingkungan secara baik.
8. Kepedulian Sosial.

Nilai kepedulian sosial dalam pembelajaran PAKEM terletak pada


pembentukan kelompok-kelompok kecil saat strategi ini digunakan.
Kelompok-kelompok kecil dalam satu kelas dipacu untuk lebih kreatif dari
yang lain, sehingga menyenangkan bagi yang lain pula. Hal ini
menunjukkan bahwa PAKEM mempunyai nilai kepedulian sosial yang
tinggi.

16
D. Prosedur Penerapan PAKEM Bermuatan Ka ra kte r

Setelah diketahui nilai-nilai karakter yang dapat ditransformasikan


oleh guru kepada peserta didik melalui strategi PAKEM sebagaimana
disebutkan di atas, berikut ini akan dikemukakan prosedur pelaksanaan
strategi PAKEM bermuatan karakter dalam praktis pembelajaran.
1. Peserta didik dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan dengan berorientasi
pada belajar secara langsung.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu, media, teknologi pendidikan,
dan sumber belajar yang lebih variatif, termasuk dalam hal ini adalah
memanfaatkan lingkungan atau alam terbuka untuk belajar, sehingga
peserta didik lebih tertarik, senang, penuh semangat dan antusias.
3. Guru mengatur ruang kelas lebih menarik, dan mengubah secara
berkala agar peserta didik tidak bosan. Di samping itu, suasana kelas
yang selalu berubah dapat mempengaruhi perubahan pola pikir peserta
didik. Misalnya, gambar pemandangan yang selama ini dilukis peserta
didik adalah dua gunung kembar yang di tengahnya terbit matahari.
Dengan nuansa kelas yang berubah-ubah serta selalu ada hal yang
baru, dimungkinkan ketika peserta didik diminta menggambar
pemandangan bisa lebih baik dari sekedar gunung kembar.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang kooperatif dan bervariatif serta
menjalin komunikasi lebih intensif dengan peserta didik.
5. Guru memberikan kebebasan berpikir dan berkreasi kepada peserta
didik untuk menemukan caranya sendiri dalam memecahkan masalah,
termasuk cara belajar itu sendiri.
E. Variasi dan Pengembangan PAKEM Bermuatan Karakter

Sebenarnya PAKEM ini sendiri sudah merupakan pengembangan atau


variasi dari active learning. Namun demikian, bukan berarti PAKEM adalah
harga mati dan tidak bisa dikembangkan lagi. Jika dicermati, kelemahan
utama PAKEM adalah kurangnya pengembangan nalar kritis peserta didik.

17
Selama ini, terdapat perbedaan yang tegas antara berpikir kritis atau serius
dengan aktif-menyenangkan. Berpikir serius identik dengan diam merenung
serta mengernyitkan kening, sedangkan aktif-menyenangkan identik dengan
bergerak bebas serta tertawa riang.
Pengembangan PAKEM bermuatan karakter harus mampu
menumbuhkan nalar kritis peserta didik dalam suasana yang tetap aktif-
menyenangkan. Penulis menyebut pengembangan ini dengan istilah
PAKKAIM, yang berarti Pembelajaran Aktif, Kreatif, Kritis, Analitis dan
Menyenangkan.
Dalam praktiknya, pengembangan ini tidak jauh berbeda dengan
prosedur pelaksanaan PAKEM bermuatan karakter di atas. Tetapi
pengembangan ini menekankan sikap kritis dan analitis peserta didik.
Misalnya, pada langkah pertama, yakni melibatkan peserta didik secara
langsung dan aktif, maka peserta didik tersebut harus menyadari mengapa
dirinya aktif, apa alasan harus aktif, bagaimana aktif secara bermakna, dan
seterusnya.
Demikian pula pada tahap ke-dua, yakni guru menggunakan alat atau
media. Dalam hal ini peserta didik harus mengetahui media apa yang paling
tepat digunakan.
Selanjutnya pada tahap ke-tiga (guru mengubah ruang kelas agar tidak
membosankan), maka peserta didik harus terlibat bahkan berhak menentukan
formasi susunan kursi sesuai dengan gaya belajar yang mereka sepakati.
Kemudian pada tahap ke-empat (guru berdialog secara kooperatif
dengan peserta didik), maka peserta didik harus mengembangkan nalar
kritisnya untuk mempertanyakan informasi lebih mendalam mengenai materi
pelajaran yang dibahas.
Pada tahap terakhir (peserta didik menemukan caranya sendiri dalam
memecahkan masalah), maka setiap peserta didik harus meragukan setiap
pemikirannya dan membuka diri untuk menerima saran dan masukan, baik
dari guru maupun dari teman sebayanya.
F. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran PAKEM
1. Keunggulan Strategi Pembelajaran PAKEM

18
Strategi pembelajaran PAKEM membuat guru tidak monoton
dalam menyampaikan materi pelajaran, namun dapat bervariatif dan lebih
kreatif dalam menampilkan berbagai materi kepada peserta didik. Begitu
pula dengan peserta didik, mereka akan lebih enjoy dan tidak mudah bosan
dalam menangkap materi. Peserta didik selalu termotivasi untuk meraih
prestasi yang lebih tinggi. Guru lebih dekat dengan peserta didik dengan
prinsip PAKEM, maka guru selalu menjadi inspirator dan motivator bagi
peserta didik.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran PAKEM

Kelemahan utama PAKEM adalah kurang menumbuhkan nalar


kritis peserta didik. Hal ini disebabkan iklim kebebasan kreatif, sehingga
secara tidak langsung menolak metode berpikir logis secara prosedural.
Padahal metode berpikir demikian menjadi tumpuan bagi pengembangan
berpikir kritis. Terlebih lagi istilah menyenangkan dalam PAKEM yang
terkesan kontradiksi dengan keseriusan. Dengan kata lain, jika
menyenangkan (dalam PAKEM) identik dengan tertawa riang, maka
berpikir kritis identik dengan mengernyitkan kening.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,


efektif dan menyenangkan. Siswa tidak memungkiri metode PAIKEM sama
dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif ,efektif dan menyenangkan.
Merupakan metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa.
Ada empat aspek yang mempengaruhi model PAIKEM, yaitu
pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam suatu
pembelajaran terdapat empat aspek tersebut, maka pembelajaran PAIKEM
terpenuhi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Suyadi, 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

21

Anda mungkin juga menyukai