MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Management Berbasis Sekolah
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 9
Sidiq Bekti S 15.23.01
Meylia Rahman 15.23.016602
Rini 15.23.01
terselesaikan tepat waktu. Tidak lupa pula salam dan salawat penulis kirimkan
kepada nabi Muhammad SAW ialah nabi yang mengantar kita dari sejarah kelam
memenuhi tugas dari dosen pembimbing mata kuliah kajian kurikulum dan juga
dalam penyusunan makalah ini khususnya dosen pembimbing mata kuliah kajian
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan oleh penulis.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian PAKEM...................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
PAKEM ini, Mereka berkunjung ke sekolah yang telah mulai melaksanakan
PAKEM. Yang paling menonjol di sekolah yang dikunjungi adalah pengaturan
meja dan kursi dalam bentuk kelompok. Kemudian guru pulang ke sekolahnya
dan menganggkap bahwa PAKEM hanya kerja kelompok, dan semua tugas
dikerjakan dalam kelompok sehingga tidak ada tugas perorangan lagi! Mereka
tidak mengerti bahwa inti PAKEM adalah bukan hanya bentuk tempat duduk
tetapi kegiatan yang dikerjakan anak harus menantang siswa untuk
mengembangkan berbagai kompetensi seperti berpikir kreatif,
mengungkapkan pikiran, dan memecahkan masalah secara mandiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan PAKEM?
2. Bagaimana konsep PAKEM?
3. Bagaimana nilai-nilai karakter dalam PAKEM?
4. Apa keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran PAKEM?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian PAKEM.
2. Untuk mengetahui konsep PAKEM.
3. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter dalam PAKEM.
4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan PAKEM.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PAKEM
3
ditambah huruf I di belakang, yang berarti Islami. Pada awalnya, para
praktisi dan akademisi hanya ingin mengadopsi PAKEM ke dalam
pembelajaran agama, khususnya Islam. Namun dalam perkembangannya,
PAIKEMI direkomendasikan juga untuk pelajaran umum. Hal ini
dimaksudkan agar guru menciptakan suasana belajar yang religius, agamis
(islami), dan spiritualis. Oleh karena itu, guru-guru mata pelajaran umum
hendaknya mengaitkannya dengan hal-hal yang bersifat religius, agamis
(islami), dan spiritualis tersebut.
PAIKEM GEMBROT merupakan singkatan dan Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Islami Gembira Berbobot.
Penamaan ini sedikit tidak konsisten, karena kata awal (PAIKEM)
menggunakan kaidah singkatan, sedangkan kata akhir (GEMBROT)
menggunakan kaidah akronim. Namun hal ini dipandang lebih kreatif dan
berseni daripada jika kata Gembira dan Berbobot tersebut hanya disingkat
GB. Gembira dan Berbobot dimaksudkan agar proses pembelajaran tidak
hanya berorientasi pada suasana senang yang meninggalkan esensi mata
pelajaran, tetapi memperkaya dan memperdalam materi yang diajarkan.
Dalam konteks psikologi pendidikan, PAKEM juga dapat dimaknai
sebagai sebuah strategi dengan pendekatan introduksional yang
memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan secara beragam untuk
mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman.
Jika dicermati lebih lanjut, PAKEM tidak lain adalah pengembangan
teori-teori belajar dan active learning. Oleh karena itu, PAKEM belum layak
disebut sebagai pendekatan pembelajaran, karena belum ada teorinya. Di
samping itu, PAKEM hanyalah sebuah istilah yang mengintegrasikan dan
mengkompilasikan sejumlah pendekatan pembelajaran yang bertujuan
menstimulasi guru untuk dapat merancang pembelajaran yang kreatif inovatif.
Ketiadaan dasar teori inilah yang membuat istilah PAKEM kemudian dapat
diubah-ubah dan dimodifikasi menjadi PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan). Khusus untuk Nanggroe Aceh
Darussalam dimodifikasi lagi dengan nama PAIKEMIS (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan Islami).
4
Suasana belajar mengajar yang menyenangkan dapat memusatkan
perhatian peserta didik secara penuh pada belajar, sehingga waktu curah
perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti meningkatkan hasil belajar, seperti disimpulkan oleh Dimas
dalam Qomaniddin (2005) bahwa memetik senar kegembiraan pada anak akan
memunculkan keriangan dan vitalitas dalam jiwanya. Hal itu juga akan
menjadikan peserta didik selalu siap untuk menerima perintah, peringatan,
atau bimbingan apapun. Menabur kegembiraan dan keceriaan pada peserta
didik akan membuatnya mampu mengaktualisasikan kemampuannya dalam
bentuk yang sempurna.
Oleh karena itu, pembelajaran bernuansa PAKEM diarahkan pada
pembelajaran yang berpola permainan (game), yang kemudian dikenal dengan
model-model pembelajaran. Para ahli pembelajaran telah merancang sejumlah
model pembelajaran seperti model Jigsaw, Problem Based Instruction (PBI),
Think, Pair, and Share (TPS), dan sebagainya (Jamal Mamur Asmani, 2011).
Di bawah ini merupakan beberapa prinsip yang terdapat dalam pendidikan
aktif, kreatif dan menyenangkan:
1) Mengalami secara langsung
5
6
2) Interaksi
Interaksi antar peserta didik dengan peserta didik, ataupun peserta didik
dengan guru perlu dijaga agar mempermudah dalam membangun makna.
Dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik,
kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin
mantap, dan kualitas hasil belajar meningkat. Prinsip interaksi
memberikan peluang pada peserta didik untuk berekspresi dan
berartikulasi sesuai kemampuan masing-masing. Potensi mereka akan
berkembang karena aktualisasi dinamis yang terus dikembangkan.
3) Komunikatif-interaktif
7
refleksi-introspeksi diharapkan tidak sekedar mengetahui kelemahan
maupun kelebihan dan efektif tidaknya strategi pembelajaran yang
digunakan, lebih dari itu dapat dikembangkannya ide-ide baru atau
pemikiran baru untuk mengurangi kelemahan dan mengoptimalkan
kelebihan yang telah dicapai.
Keempat prinsip PAKEM di atas berjalan pada kerangka dasar yang
telah dirumuskan sebelumnya, yaitu membentuk pembelajaran yang
berkualitas dan mampu melahirkan peserta didik sebagai kader bangsa.
Selanjutnya, untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran PAKEM
dengan baik, perlu memahami asas-asas yang melandasinya yang terdiri dari
delapan asas.
1. Menghafal sebagai Dasar Berpikir Kritis
8
menghafal dapat berfungsi ganda, di satu sisi sebagai re-check (mengecek
ulang), di sisi lain dapat membantu penguasaan, pemeliharaan dan
pengembangan ilmu.
2. Mengarahkan Peserta Didik untuk Bertanya
9
pengetahuan serta informasi lainnya sebagai bahan untuk bertanya. Jika
memungkinkan, tidak selalu guru yang menjawab semua pertanyaan
peserta didik, bisa juga peserta didik lain yang memungkinkan untuk
menjawab pertanyaan dari temannya.
3. Menyelenggarakan Diskusi Kelas secara Interaktif
10
Untuk menyegarkan suasana (refreshing), sesekali guru boleh
mengajak peserta didik untuk duduk di taman dan berdiskusi di ruang
terbuka tersebut. Lebih efektif lagi jika peserta didik diajak ke
perpustakaan yang memiliki koleksi buku, majalah, dan koran lebih
lengkap. Misalnya perpustakaan pemerintah daerah, perpustakaan kampus,
dan lain-lain. Dengan pembelajaran seperti ini peserta didik menjadi sadar
bahwa ilmu yang selama ini mereka miliki masih sangat sedikit. Di luar
sana ada jutaan pengetahuan yang belum dipelajari. Hal ini membuat
mereka semakin tertantang untuk belajar lebih keras dan penuh semangat.
Mereka akan menelusuri lorong-lorong ilmu pengetahuan yang
belum pernah disangka sebelumnya. Mereka akan menemukan mutiara
pengetahuan yang dahsyat, yang tak terbayangkan sebelumnya. Dengan
belajar di luar kelas ini, peserta didik bisa menyatu dengan lingkungan dan
budaya yang berkembang, sehingga mereka mudah beradaptasi dan
melakukan transformasi kultural secara bertahap dan fungsional dalam
kehidupan bermasyarakat di kemudian hari.
5. Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik
Salah satu ciri PAKEM adalah kreatif. Oleh karena itu guru tidak
cukup hanya mengajarkan materi pelajaran, melainkan juga harus mampu
mengembangkan kreativitas peserta didiknya. Tanpa kreativitas, pemikiran
peserta didik akan miskin dan gagasan. Sayangnya aspek kreativitas ini
tidak mendapatkan perhatian serius dari sekolah. Proses pendidikan kita
saat ini terlalu mementingkan aspek kognitif dan mengabaikan kreativitas
(Anita Lie, 2008). Proses pembelajaran di sekolah lebih mementingkan
target pencapaian kurikulum daripada penghayatan dalam kurikulum
secara imajinatif dan kreatif. Akibatnya, proses pendidikan yang demikian
tidak membuka peluang bagi peserta didik untuk berpikir divergen dan
non-konvensional.
6. Berlatih Meneliti (Mini Research)
11
Sebuah penelitian, meskipun sederhana, dapat menstimulasi
peserta didik pada hal-hal yang selama ini belum terpikirkan. Misalnya,
pada pelajaran IPA, guru bisa mendorong peserta didik untuk meneliti
objek yang menjadi mata pelajarannya. Terjun langsung sebagai peneliti
dengan bekal metodologi penelitian sederhana, membuat peserta didik
masuk dalam ruang laboratorium dengan kepercayaan diri dan keyakinan
yang tinggi bahwa mereka mampu memecahkan masalah yang diberikan
guru. Ketika peserta didik praktik penelitian di laboratorium, misalnya,
sebaiknya guru menerapkan asas objektivitas, sehingga hasilnya dapat
maksimal. Menurut Deddy Mulyana (2004), pendekatan objektif/
pendekatan ilmiah (scientific) diterapkan dalam penelitian yang sistematik,
terkontrol, empiris dan kritis, atas dasar hipotesis yang dimunculkan
tentang hubungan antara fenomena satu dengan yang lainnya. Pendekatan
ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat
menyingkirkan campur tangan manusia (subjektivitas) ketika melakukan
penelitian. Guru harus melatih peserta didik untuk mengadakan penelitian
secara objektif, bertahap dan berkelanjutan, sehingga secara teoritis
maupun praktis, peserta didik menjadi matang dalam melakukan penelitian
sederhana.
7. Studi Banding
12
yang harus segera dijawab. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai
dinamisator dan fasilitator, sehingga potensi tersebut bisa tergali dan
dikembangkan secara produktif.
8. Memberikan Pelatihan Jurnalistik
13
Sebagai contoh, nilai karakter kreatif dalam PAKEM dapat
dikembangkan menjadi nilai-nilai karakter yang lebih variatif, seperti religius,
rasa ingin tahu, mandiri dan sebagainya. Contoh kongkrit adalah PAIKEMI.
Huruf I dalam PAIKEM-I diartikan sebagai Islami. Sedangkan Islami
itu sendiri adalah salah satu bentuk nilai karakter religius. Demikian
seterusnya, sehingga nilai-nilai asli dalam PAKEM dapat dikembangkan lebih
kreatif.
C. Nilai-Nilai Karakter dalam PAKEM
14
3. Rasa Ingin Tahu
15
Meskipun PAKEM menghargai setiap ide kreatif peserta didik,
tentu tidak semua ide dapat ditampung, khususnya dalam kasus-kasus
penyelesaian masalah tertentu dalam pembelajaran. Artinya, hanya ide
kreatif yang terbaiklah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Ide kreatif terbaik itu dapat dirangkum dari
seluruh ide peserta didik yang ada, atau dipilih dari beberapa ide yang
muncul.
Dalam konteks yang demikian, secara tidak langsung peserta didik
dituntut untuk mengakui kelebihan ide orang lain dan mengakui
kelemahan idenya sendiri, kemudian memutuskan secara bersama-sama
untuk menggunakan ide kreatif terbaik tersebut untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi bersama. Inilah nilai demokratis yang dapat
ditanamkan dalam diri peserta didik melalui strategi PAKEM.
7. Peduli Lingkungan
16
D. Prosedur Penerapan PAKEM Bermuatan Ka ra kte r
17
Selama ini, terdapat perbedaan yang tegas antara berpikir kritis atau serius
dengan aktif-menyenangkan. Berpikir serius identik dengan diam merenung
serta mengernyitkan kening, sedangkan aktif-menyenangkan identik dengan
bergerak bebas serta tertawa riang.
Pengembangan PAKEM bermuatan karakter harus mampu
menumbuhkan nalar kritis peserta didik dalam suasana yang tetap aktif-
menyenangkan. Penulis menyebut pengembangan ini dengan istilah
PAKKAIM, yang berarti Pembelajaran Aktif, Kreatif, Kritis, Analitis dan
Menyenangkan.
Dalam praktiknya, pengembangan ini tidak jauh berbeda dengan
prosedur pelaksanaan PAKEM bermuatan karakter di atas. Tetapi
pengembangan ini menekankan sikap kritis dan analitis peserta didik.
Misalnya, pada langkah pertama, yakni melibatkan peserta didik secara
langsung dan aktif, maka peserta didik tersebut harus menyadari mengapa
dirinya aktif, apa alasan harus aktif, bagaimana aktif secara bermakna, dan
seterusnya.
Demikian pula pada tahap ke-dua, yakni guru menggunakan alat atau
media. Dalam hal ini peserta didik harus mengetahui media apa yang paling
tepat digunakan.
Selanjutnya pada tahap ke-tiga (guru mengubah ruang kelas agar tidak
membosankan), maka peserta didik harus terlibat bahkan berhak menentukan
formasi susunan kursi sesuai dengan gaya belajar yang mereka sepakati.
Kemudian pada tahap ke-empat (guru berdialog secara kooperatif
dengan peserta didik), maka peserta didik harus mengembangkan nalar
kritisnya untuk mempertanyakan informasi lebih mendalam mengenai materi
pelajaran yang dibahas.
Pada tahap terakhir (peserta didik menemukan caranya sendiri dalam
memecahkan masalah), maka setiap peserta didik harus meragukan setiap
pemikirannya dan membuka diri untuk menerima saran dan masukan, baik
dari guru maupun dari teman sebayanya.
F. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran PAKEM
1. Keunggulan Strategi Pembelajaran PAKEM
18
Strategi pembelajaran PAKEM membuat guru tidak monoton
dalam menyampaikan materi pelajaran, namun dapat bervariatif dan lebih
kreatif dalam menampilkan berbagai materi kepada peserta didik. Begitu
pula dengan peserta didik, mereka akan lebih enjoy dan tidak mudah bosan
dalam menangkap materi. Peserta didik selalu termotivasi untuk meraih
prestasi yang lebih tinggi. Guru lebih dekat dengan peserta didik dengan
prinsip PAKEM, maka guru selalu menjadi inspirator dan motivator bagi
peserta didik.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran PAKEM
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
21