Metering and Regulating Station Disingkat MRS
Metering and Regulating Station Disingkat MRS
alat custody transfer antara pemasok dan konsumen gas bumi. Komponen utamanya adalah unit
meter untuk menghitung volume/flow gas dan regulator untuk mengatur/menurunkan tekanan.
Tipe dan jenis meter maupun regulator disesuaikan dengan jumlah gas yang disalurkan dan
tekanan yang dibutuhkan.
Fungsi M/RS; sebagai penurun (regulating) tekanan atau sebagai pengukur laju alir
(volume) gas
Karakteristik jaringan (tekanan, impurities upstream)
Kondisi lingkungan
1. Isolation Valve (Inlet-Outlet); mengisolasi tekanan masuk (inlet) & tekanan keluar
(outlet).
2. Insulating Joint / Insulating Flange (Inlet-Outlet); mengisolasi tegangan proteksi
katodik (CP) dari jaringan pipa ke modul stasiun (MR/S) serta pipa setelahnya.
3. Gas Filter; menyaring gas yang masuk dari partikel serta impurities lainnya.
4. Safety Shut Off Valve/ Slam Shut Valve; sebagai pengaman tekanan berlebih, yang
menghentikan aliran gas dengan menutup otomatis dan dibuka secara manual.
5. Regulator Active; mengatur tekanan keluar (outlet)
6. Regulator Monitor (optional)
7. Relief Valve; mengeluarkan gas yang bertekanan ke udara melalui vent stack.
8. Check Valve; menahan aliran balik (return).
9. Meter Gas; mengukur jumlah volume gas yang mengalir/ dipakai pelanggan.
10. Manometer (Inlet-Outlet); mengukur tekanan gas.
11. Thermometer (Inlet-Outlet); mengukur temperatur gas.
12. Volume Corrector / Flow Computer; mengkoreksi secara elektronik volume gas
(standar) menjadi volume kontrak.
13. Automatic Meter Reader (AMR); alat bantu untuk mendisplay volume secara otomatis
setiap pemakaian gas bumi (yang terkoreksi) secara real-time.
Setiap M/RS memiliki identifikasinya masing-masing yang ditunjukan dengan sistem identifikasi
sebagai berikut :
4/6-(40-10)/(6-4)-G.400-2000
Keterangan :
Bahan Bakar Gas Cair,yang secara umum, biasa kita sebut dengan ELPIJI ( LPG ),
kita tentu sering mendengar dan akrab sehari-hari dengan kehidupan kita, terutama
bagi ibu-ibu rumah tangga, namun apakah ELPIJI itu.
ELPIJI merupakan campuran dari berbagai unsur Hydrocarbon yang berasal dari
penyulingan Minyak Mentah dan berbentuk Gas. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair, sehingga dapat disebut sebagai
Bahan Bakar Gas Cair. Komponennya didominasi Propana ( C3H8 ) dan Butana
(C4H10). ELPIJI juga mengandung Hydrocarbon ringan lain dalam jumlah kecil,
misalnya Etana (C4H6) dan Pentana (C5H12). Dalam kondisi Atmosferis , ELPIJI
berupa gas dan dapat dicairkan pada tekanan diatas 5kg/cm2. Volume ELPIJI dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair. Sifat lain ELPIJI lebih berat dibanding
udara, karena Butana dalam bentuk Gas mempunyai Berat Jenis dua kali Berat Jenis
udara.
LPG banyak dipakai sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah di rumah tangga,
namun di luar negeri LPG sudah banyak kegunaannya, salah satunya sebagai bahan
bakar mobil.
LNG Jelas LNG adalah gas alam yang dicairkan, yang komposisi kimia terbanyaknya
adalah Methana, lalu sedikit Ethana, Propana, Butana dan sedikit sekali pentana dan
nitrogen. LNG biasanya di pakai di Industri sebagai bahan bakar.
LNG adalah kepanjangan dari Liquefied Natural Gas (Gas Alam Cair). LNG adalah
Gas Alam yang didinginkan lalu di kondensasikan menjadi liquid (cair). Kandungan
utama dari LNG adalah methane dengan sedikit ethana, propane, Iso-butana,
normal-butana, iso pentana +, serta kandungan kandungan H2S yang beragam.
Pada umumnya LNG disimpan dengan temperatur yang sangat rendah yaitu 150oC
dengan tekanan 17 bar.g.
Perbedaan LNG (Liquified Natural Gas) dengan LPG (Liquified Petroleum Gas).
LNG adalah Gas Metana (C1) yang dicairkan, sedangkan LPG adalah Gas Propana
( C3) atau Butana (C4) yang dicairkan.
Apa saja hasil dari LPG,
Bahan Bakar Gas ELPIJI untuk kebutuhan Rumah Tangga, Industri dan Komersial
yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI campuran Propana dan Butana selanjutnya disebut
ELPIJI CAMPURAN.
LPG ini mempunyai Vapour Pressure pada 100F sebesar 120 psig, dengan komposisi
:
% Vol C2 maksimum 0.2,
% Vol C3 & C4 minimum 97.5 dan
% Vol C5+ (C5 & Heavier) maksimum 2.0.
Sedangkan Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan khusus dan Komersial, yaitu
Bahan Bakar Gas ELPIJI Propana, selanjutnya disebut ELPIJI PROPANA.
LPG ini mempunyai vapour pressure pada 100 F sebesar 210 psig, dengan
komposisi:
% vol C3 total minimum 95,
% vol C4 (C4 & heavier) maksimum 2.5.
Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan komersial yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI
Butana, selanjutnya disebut LPG BUTANA. LPG ini mempunyai vapour pressure pada
100 F sebesar 70 psig, dengan komposisi:
% Vol C4 minimum 97.5,
% Vol C5 maksimum 2.5 dan
% Vol C6+ (C6 & Heavier) NIL.
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar
selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas
(BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua bahan
bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat
dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG
disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.
Argentina dan Brazil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan
pengguna CNG terbesar. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang
lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar),
peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus
berkembang. Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran
lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan
truk barang berdaya ringan hingga menengah.
Saat ini di Jakarta hanya terdapat 14 Stasiun Pengisi Bahan Bakar Gas (SPBG),
tetapi yang berfungsi tak lebih dari enam SPBG. Untuk mendorong penggunaan
CNG, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengharuskan bus TransJakarta yang melayani
rute 2, rute 3, dan rute selanjutnya untuk menggunakan CNG.
CNG juga perlu dibedakan dari LPG, yang merupakan campuran terkompresi dari
propana (C3H8) dan butana (C4H10).
Dengan sedikit tulisan ini seharusnya kita menyadari bahwa persediaan itu semakin
lama semakin habis dan hal tersebut membutuhkan waktu jutaan tahun untuk
mendapatkan sumber energi tersebut. Gunakanlah energi dari alam semaksimal
dan se efisien mungkin karena, mahalnya semua yang akan kita terima akan
berdampak pada anak cucu kita kemudian hari.
1 Vote
Ada banyak jenis material pipa yang biasa digunakan dalam dunia industri kimia. Sebagai contoh
adalah carbon steel dan stainless steel. Kedua jenis material pipa ini paling banyak digunakan.
Lalu ada berapa pipa steel standar yang ada di pasaran saat ini?
Nah berikut ini adalah standar pipa jenis steel yang biasa digunakan dalam konstruksi pabrik
kimia.
Pi = (2 S x t) / D
untuk t = tn A
dimana :
Pi = Tekanan desain internal, Psi (Bar)
S = Allowable stress value, Psi (MPa)
t = tebal tekanan desain aktual, in (mm)
tn = tebal nominal memenuhi tekanan desain dan allowance
A =Jumlah allowance-allowance (grooving,corosion factor dan
penambahan/pengurangan ketebalan)
D = Diameter luar pipa, in (mm)
Contoh Perhitungan :
Misalkan data spesifikasi pipa yang akan dihitung nilai MAWP-nya sebagai berikut:
Pipa Schedule 40
Keterangan:
*Nilai Minimum yield strength dan nilai E dilihat pada Tabel 402.3.1(a) dalam
dokumen ASME B31.4, intinya,nilai tersebut diatas adalah nilai Minimum yield
strength dan E untuk pipa dengan material API STD 5L GrB, adapun jika material
berbeda,maka nilainya pun berbeda.
*Untuk mengetahui outside diameter dan tebal nominal dari Pipa Schedule 40, bisa
menggunakan tabel berikut:
Tabel Dimensi Pipa Schedule 40
Pi = (2 S x t) / D
Pada aliran fluida yang mempunyai kekentalan (viscous) maka efek dari gesekan
akan menimbulkan adanya perubahan energi dalam (internal energy) pada fluida
tersebut, sehingga akan menimbulkan adanya perubahan energi mekanik dari fluida
tersebut. Perubahan energi mekanik ini dapat diekspresikan dengan persamaan
sebagai berikut :
dimana hLT merupakan headloss total yang terjadi pada saluran aliran fluida.
Headloss total ini didapat dari penjumlahan headloss karena gesekan (mayor
losses) dan headloss karena adanya belokan, katup, pembesaran penampang dan
lain sebagainya (minor losses).
Headloss Major
Dari analisa dimensi, headloss major merupakan fungsi dari bilangan Reynold,
perbandingan panjang dan diameter dalam (L/d) dan perbandingan tingkat
kekasaran pipa terhadap diameter (/d). Kemudian bilangan Reynold dan kekasaran
pipa didefinisikan sebagai faktor gesekan (f) yang besarnya ditentukan dari
eksperimen L.F Moody yang dipublikasikan dalam bentuk grafik. Sehingga besarnya
headloss major dapat dirumuskan sebagi berikut :
Headloss Minor
Aliran fluida dalam suatu saluran mungkin melewati beberapa sambungan,
percabangan, saluran masuk, belokan dan kelengkapan sistem saluran lainnya.
Pada saat melewati keadaan seperti diatas maka aliran tersebut akan mengalami
kerugian kerugian (losses). Secara umum besarnya headloss minor dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
dimana harga koefisien kerugian (k) dapat ditentukan dari table / grafik sesuai
dengan jenis kelengkapan sistem saluran yang dilewati oleh aliran fluida.
Kemudian jika rumus headloss mayor dan headloss minor dimasukan kedalam
persamaan bernoulli, maka akan menjadi sebagai berikut:
Flowline adalah pipa penyalur minyak dan gas bumi yang mengalirkan fluida dari
sumur menuju ke fasilitas produksi. Kita bisa mengatakan bahwa batasan pipa
flowline adalah pipa yang mengalirkan fluida mulai dari Wellhead sampai ke
Manifold. Panjang flowline bisa puluhan meter, ratusan meter, bahkan terkadang
ada flowline dengan panjang kiloan meter. Desain dari flowline didasarkan pada 4
komponen utama, yaitu :
Tekanan kerja
Laju Alir
Keekonomian
Desain tekanan kerja maksimum dari flowline harus lebih besar dari semua tekanan
yang mungkin terjadi pada sumur (wellhead) maupun saat pengetesan flowline.
Penurunan tekanan dari wellhead menuju fasilitas produksi harus diminimalkan
karena akan mempengaruhi laju produksi, yaitu akibat gesekan (friction losses).
Jenis yang pertama dan kedua merupakan jenis yang hampir selalu ditemui
dilapangan produksi. Sedangkan jenis yang ketiga hanya ada pada lapangan yang
memiliki sumur dengan artificial lift berupa gas lift.
Pada sistem ini, sumur-sumur hanya mempunyai flowline yang pendek yang
kemudian terhubung dengan pipa yang lebih besar (production lateral) yang
kemudian dihubungkan ke stasiun pengumpul. Hal ini bertujuan agar flowline dari
masing-masing sumur tidak sangat panjang yang nantinya bisa menyebabkan
pressure drop yang besar, dan juga lebih ekonomis. Biasanya sistem ini dijumpai di
lapangan minyak/gas yang luas dengan jumlah sumur yang relatif banyak
Ab