PBF/Distributor
Pengiriman perbekalan farmasi dengan faktur dan dilengkapi surat pesanan asli
Penerimaan
Penyimpanan
Laboratorium
Hemodialisa, Sanitasi, Bangsal
Poli Umum non resep (Shafa, Multazam Raudah, Mina, Marwa, Arofah, Ibnu Sina, Sakinah, Zam-zam, Muzdalifah)
Radiologi Alur
Poli penerimaan sampai dengan pendistribusian perbekalan farmasi di
Bedah
Fisioterapi
Poli RB
OK/IBS gudangPolidimulai
Gigi
dari perencanaan yaitu :
IGD
RBVK
ICCU
Kamar Bayi
ECG/EFG/USG
Apotek Produksi
a Supervisor Logistik membuat laporan perencanaan obat dan perbekalan
farmasi per hari, berdasarkan data permintaan dari masing-masing depo sehari
sebelumnya. Laporan tersebut berisi perincian yang memuat nama, jumlah
stok, dan jumlah barang yang dibutuhkan. Laporan tersebut kemudian
disampaikan kepada kepala IFRS.
b Kepala IFRS membuat Surat Pesanan (SP) sebanyak rangkap 3. Lembar 1 dan
2 untuk pihak distributor, sedangkan lembar 3 untuk arsip gudang.
Barang yang telah datang dari PBF diterima dan kemudian diperiksa
kesesuaiannya antara fisik barang dengan SP (meliputi nomor SP, nama
barang, jumlah, harga, dan diskon PBF yang telah disetujui) dan fisik barang
dengan faktur (yang meliputi kuantitas, kualitas, tanggal kadaluarsa, nomor
batch, bentuk dan kekuatan sediaan). Bila telah sesuai petugas gudang akan
menandatangani faktur namun bila tidak sesuai maka barang akan
dikembalikan ke PBF, Petugas logistik lalu membuat tanda terima retur
barang yang akan diberikan kepada sales PBF, kemudian pihak PBF akan
membuat kredit nota untuk pemotongan tagihan di faktur kredit bulan
berikutnya. Barang yang datang dicatat di buku penerimaan barang (pada
kartu stok) dan penerimaan faktur (dimasukkan dalam data komputer).
Barang yang telah diterima kemudian dilakukan penyimpanan dimulai
dengan pencatatan pada kartu stok dan pemasukan data ke komputer,
selanjutnya disimpan berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, stabilitas, OKT,
narkotika dan generik. Obat-obat yang ED dapat ditukarkan kembali ke PBF
dengan melampirkan copy faktur pembelian.
c Berdasarkan SP tersebut, pihak distributor akan mengantarkan barang ke
gudang dilengkapi dengan faktur sebanyak rangkap 4.
d Bagian penerimaan gudang akan mencocokkan antara barang yang datang
dengan SP meliputi nomor SP, nama barang, jumlah, harga, dan diskon PBF
yang telah disetujui. Pencocokan faktur dan fisik meliputi kuantitas, kualitas,
tanggal kadaluarsa, nomor batch, bentuk, dan kekuatan sediaan. Hasil
pengamatan yang kami lakukan selama satu minggu PKPA di Gudang
Farmasi RS ini, kegiatan pencocokan SP dan barang datang tidak selalu
dilakukan. Kegiatan yang selalu dan harus dilakukan adalah pencocokan
antara faktur dan fisik.
e Jika barang yang datang sudah sesuai, faktur ditandatangani oleh
apoteker/asisten apoteker serta dibubuhi stempel gudang sebagai tanda bahwa
barang sudah sesuai dan sudah diterima oleh pihak gudang farmasi. Jika
barang tidak sesuai, barang dikembalikan ke PBF yang bersangkutan untuk
ditukar atau disesuaikan.
f Faktur yang telah diperiksa dan cocok dengan persyaratan di atas, dicatat di
buku faktur dan diberi nomor register, serta dicatat total nilai atau biaya dalam
faktur tersebut.
g Faktur diserahkan ke bagian administrasi untuk dimasukkan datanya ke dalam
komputer dan selanjutnya dilaporkan kebagian keuangan.
1 Copy faktur diambil 2 lembar, 1 lembar utuk arsip gudang dan 1 lembar
untuk arsip keuangan.
2 Dilakukan pengarsipan faktur, yaitu faktur dijadikan satu dengan SP nya,
dibukukan, diholder menurut nomor order, bulan, dan disimpan di almari
arsip.
3 Barang yang diterima dan diserahkan ke gudang farmasi selanjutnya
disimpan dengan ketentuan dan aturan penyimpanan.
Perbekalan kesehatan yang sudah diterima kemudian disimpan sesuai
ketentuan. Petugas penerimaan dan penyimpanan biasanya adalah petugas yang
sama. Perbekalan kesehatan yang disimpan tersebut lalu dicatat di kartu stok
barang (yaitu tanggal, asal PBF, jumlah yang masuk, dan jumlah total yang ada di
gudang). Sedangkan petugas yang lain melakukan entry data faktur ke komputer.
Petugas yang meng-entry data tersebut yang mencocokkan faktur dengan SP,
dimana jika ada faktur yang bermasalah atau tidak sesuai SP kemudian dicatat di
buku bermasalah. Setelah itu dilakukan pengarsipan faktur, yaitu faktur dijadikan
satu dengan SP nya, dimasukkan ke odner, disusun menurut nomor order, bulan,
dan disimpan di almari arsip.
Dokumen yang terkait proses penerimaan obat/alkes
a. Buku penerimaan faktur
Berisi tentang nama PBF, nomor faktur, dan tanda tangan petugas gudang.
b. Dokumen faktur
Berisi kumpulan faktur beserta surat pesanan yang dikelompokkan
berdasarkan bulan pada saat pemesanan dan pengiriman barang.
c. Dokumen surat penolakan
Merupakan dokumen yang berisi surat-surat penolakan penyediaan barang
pesanan dari PBF.
Jam
No
Tanggal No Nama PBF No SP Jam SP Antar Lead Time
Faktur
Barang
PT.Antarmitra 2 jam 40
13/08/2012 1. PO06294916A 1/458 10.50 13.30
Sembada menit
Anugrah
2. 3 jam 38
Pharmindo PO0024917A 75085 10.52 14.30
menit
Lestari
3. Kebayoran 3 jam 51
PO0024924A 6093 10.59 14.50
Farma menit
4. Enseval Putera 3 jam 21
PO0024915A 4851 10.39 15.00
Mega Trading menit
5. 1 jam 56
CV.Gondosuli PO0024930A 0289 11.04 13.00
menit
PT.Indofarma 22 jam 29
14/08/2012 6. PO0024927A 11116 11.01(13/8/12) 09.30
Global Medica menit
7. 23 jam 55
Unicare PO0024931A 0405 11.05(13/8/2012 10.00
menit
8. Anugrah Argon 4 jam 53
PO0024947A 40061 10.02 15.55
Medica menit
9. APL Jogjakarta PO0024958A 75912 10.18 10.30 12 menit
10. PT.Great 1 jam 28
PO0024963A 2345 10.32 12.00
Mataram menit
11. Surya Karunia PO0024970A 144 12.11 12.05 24 jam
12. Antarmitra 2 jam 37
PO0024951A 798 10.08 12.45
Sembada menit
13. 2 jam 29
Enseval PO0024960A 5477 10.21 12.55
menit
14. PT.Mensa Bina 3 jam 7
PO0024944A 9384 09.53 13.00
Sukses menit
15. 3 jam 28
PT.Kalista Prima PO0024961A 40682 10.22 13.50
menit
16. 4 jam 1
Setya Budi Cipta PO0024955A 269 10.14 14.15
menit
17. PT.Junger farma 3 jam 48
PO0024964A 1196 10.32 14.20
distribusi menit
18. PT.Tawada 2 jam 21
PO0024941A 0522 11.19 14.50
Healthcare menit
19. 5 jam 9
PT.Enseval PO0024945A 5717 09.56 15.05
menit
20. PT.United Dico
PO0024966A 0182034 10.45 15.45 4 jam
Citas
21. 5 jam 35
APL PO0024946A 5725 10.00 15.35
menit
22. PT.Bina PO0024948A 06825 10.03 15.50 5 jam 47
Sanprima menit
23. PT.Anugrah 5 jam 53
PO0024947A 40032 10.02 15.55
Argon Medica menit
24. 5 jam 48
PT.Kalima Satus PO0024954A 0105 10.12 16.00
menit
15 Agustus 25. PT.Parit Padang 23 jam 5
PO0024956A 6011 10.15(14/8/12) 09.20
2012 Global menit
26. CV. Karya Sejati - 1 jam 7
PO0024998A 199 11.03 10.10
Prima menit
27. PT. Carendo - 1 jam 5
PO0025000A 482F 11.05 10.10
Putra Gama menit
28. 24 jam 4
PT.Penta Valent PO0024953A 15490 10.11(14/8/12) 10.15
menit
29. CV.Darma 24 jam 19
PO0024692A 138 10.19(2/8/12) 10.00
Pratama menit
30. APL PO0024958A 75995 10.18(14/8/12) 10.55 24 jam
31. PT.Mensa Bina 1 hari 1
PO0024959A 12767 10.19(14/8/12) 12.00
Sukses jam
32. PT.Promedika - 1 jam 8
PO0025004A 0151 13.38 12.30
Sejahtera menit
33. 2 jam 27
MBS PO0024994A 4733 10.58 13.25
menit
34. 3 jam 10
AMS PO0024976A 184 10.20 13.30
menit
35. 3 jam 24
APL PO0024987A 6467 10.44 14.08
menit
36. PT.Distriversa 4 jam 4
PO0024982A 5575 10.36 14.40
Buana Mas menit
37. 4 jam 41
PT.Dosniroha PO0024978A 9029 10.23 15.14
menit
38. 4 jam 36
PT.Enseval PO0024988A 4922 10.45 15.16
menit
39. 4 jam 22
PT.AAM PO0024999A 0439 11.03 15.25
menit
40. 4 jam 34
PT.Merapi Utama PO0024992A 24948 10.51 15.25
menit
288 jam
Total
52 menit
7 jam 21
Nilai Rata-rata
menit
Nilai rata-rata lead time pengiriman barang oleh PBF menunjukkan
kinerja rekanan PBF kurang memuaskan yaitu 7 jam 21 menit. Hal ini dapat
dilihat dari waktu pengiriman barang yang melebihi standar yang telah
ditetapkan RS PKU Muhammadiyah Jogjakarta, yaitu 6 jam. Beberapa PBF
dapat mengirimkan barang dengan lead time 2 jam setelah pemesanan barang
tetapi ada beberapa juga yang mengirim barang setelah 4-5 jam setelah
pemesanan. Letak rumah sakit yang strategis serta lokasi PBF di dalam kota
mendukung pendeknya lead time barang. Hal ini tentu sangat menguntungkan
rumah sakit dalam aspek pengendalian persediaan serta pertimbangan
kapasitas gudang farmasi. Namun dari data tersebut juga menunjukkan bahwa
tidak semua PBF dapat mengirimkan barang dengan lead time kurang dari 6
jam. Hal ini dapat terjadi akibat beberapa kemungkinan antara lain keadaan
barang kosong pabrik (industri tidak memproduksi); nilai barang sangat tinggi
sehingga tidak semua PBF mempunyai stok; atau akibat lokasi PBF jauh dari
rumah sakit. Selain itu, ada beberapa data dari SP yang terlambat
mengirimkan surat pesanan kepada PBF sementara barang telah sampai di
gudang RS, hal ini kemungkinan pihak logistic rumah sakit melakukan
pemesanan barang melalui telepon sehingga surat pesanannya menyusul
kemudian.
II. Penyimpanan Obat dan Alkes
a. Rancangan Desain Layout Gudang Farmasi dan system penyimpanan
yang menjamin mutu Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
3 O
2
1
4
1
4 4 5
A B C
P
E F G
L M
a
c
N
D 6 I K J
Pada desain lay out gudang, kami mengusulkan membagi 3 blok antara
lain Blok pertama, ruang tengah yang berisi alkes, kulkas, lemari B3 dengan
suhu penyimpanan adalah suhu kamar antara 25 -30 oC. Blok kedua adalah
blok untuk sediaan obat branded name termasuk tablet, sirup, drop, salep,
injeksi dan lain-lain dengan suhu sejuk antara 25-30 oC. Blok ketiga adalah
blok sediaan generik yaitu sediaan obat generik termasuk tablet, sirup, drop,
o
salep, injeksi dan lain-lain penyimpanan suhu sejuk antara 15-25 C.
Kemudian sediaan yang membutuhkan suhu dingin seperti vaksin dan serum
ditempatkan lemari pendingin dengan pengatur suhu yang sesuai antara 2-8
o
C. Sehingga suhu disetiap blok bisa di pantau setiap hari dan bisa disesuaikan
dengan kebutuhan suhu tiap sediaan obat atau alat kesehatan. Untuk bahan
yang mudah terbakar diletakkan di ruang produksi dekat dengan wastafel agar
aman dan mudah dijangkau sedangkan untuk bahan beracun dan berbahaya
(B3) disimpan di lemari sendiri. Kemudian ruangan produksi terpisah dari
ruang penyimpanan sediaan obat, hal ini dimaksudkan agar dalam proses
produksi berjalan lancar.
Pada pembuatan lay out gudang tersebut, ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap desain lay out gudang, antara lain luas bangunan,
jumlah perbekalan farmasi yang dimungkinkan masuk kedalam gudang, tata
letak penyusunan dan penyimpanan perbekalan farmasi dan juga kebebasan
ruang gerak petugas dan perbekalan yang terdapat digudang. Dengan adanya
faktor-faktor tersebut makan rancangan lay out gudang harus dibuat seefektif
dan seefisien mungkin.
Pada proses tata letak dan desain penyimpanan kami mengusulkan untuk
membuat penyimpanan masing-masing obat disimpan dalam kardus/box
plastik yang disertai dengan nama obat dan karti stok yang menempel pada
kardus/box plastik tersebut. Kardus/box plastik tersebut tetap disusun secara
alfabet. Hal ini dapat mengurangi adanya kartu stock ganda dan
mempermudah pencarian.
1) Gudang Farmasi
Pengambilan data kesesuaian obat dengan kartu stock dan
fisik barang yang ada di gudang farmasi dilakukan pada tanggal
13 Agustus 2012. Sedangkan pengecekan kesesuaian dengan
komputer dilakukan pada tanggal 14 dan 15 Oktober 2010. Hal
tersebut dikarenakan jumlah item obat yang yang diperiksa
sangat banyak, sehingga memerlukan waktu pencatatan yang
sedikit lama. Jenis obat yang digunakan sebagai sample adalah
semua sediaan tablet branded yang ada. Penentuan sampel
jumlah sampel menggunakan purposive sampling. Agar sampel
yang diambil mewakili populasi, maka dapat ditentukan jumlah
sampel yang dihitung dengan menggunakan rumus slovin (dalam
Umar, 199) sebagai berikut :
n = N/1 + Ne2
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian (presisi) karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih dapt ditolerir.
Diketahui N sebesar 494 jenis obat tablet branded, e
ditetapkan sebesar 5 %, jadi jumlah minimal sampel yang
diambil sebesar 221.
obat yg sesuai
% kesesuain obat = x 100%
sample obat
205
= x 100%
221
= 92,05%
2) Rawat jalan
Pengambilan data kesesuaian sediaan di computer serta fisik barang yang
ada dilakukan pada bulan Agustus 2012. Jumlah obat yang digunakan
sebagai sample adalah sediaan tablet branded berdasarkan penggolongan
pareto A dan B. Jumlah sample obat sebanyak 86 item obat.
= 2,26 %
Daftar obat yang death stock di unit Rawat Inap sebagai berikut :
Tabel XI.Daftar obat death stock di unit Rawat Jalan
= 1,19%
Daftar obat yang death stock di unit Rawat Jalan sebagai berikut :
Tabel X.Daftar obat death stock di unit Rawat Jalan
= 1,16%
obat yg hampir ED
% obat hampir ED = x100%
total sampel obat
5
= x100%
494
= 1.01 %
obat yg hampir ED
% obat hampir ED = x100%
total sampel obat
8
= x100%
84
= 9,52%
obat yg hampir ED
% obat hampir ED = x100%
total sampel obat
8
= x100%
86
= 9,30%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari gudang farmasi, unit
rawat jalan dan rawat inap persentase obat yang hampir ED berada di atas 1
%, sehingga pengendalian obat yang ada di masing-masing unit ruangan
farmasi di RS PKU Muhammadiyah masih kurang. Hal ini bisa diakibatkan
antara lain karena perubahan pola peresepan yang terkait dengan kerjasama
antara dokter dengan PBF, perubahan pola penyakit berdasarkan perubahan
iklim dan cuaca tiap tahunnya, dan karena memang pengelolaan obat di rumah
sakit yang kurang baik. Solusi yang bisa diberikan untuk menghindari
terjadinya obat yang kadaluarsa yaitu dengan menginformasikan kepada
dokter sehingga dokter bisa meresepkan obat-obat yang ada dalam daftar obat
yang akan kadaluarsa, melakukan konsinyasi atau didistribusikan ke unit lain,
melakukan retur kepada PBF yang bersangkutan, dan melakukan pemantauan
secara berkala terhadap setiap perbekalan farmasi yang ada.
Pemantauan perbekalan yang akan kadaluarsa dilakukan oleh petugas
farmasi unit setiap 3 bulan sekali dengan cara menulis semua perbekalan
farmasi yang akan kadaluarsa 6 bulan kedepan yang ada pada masing-masing
unit meliputi jumlah fisik barang dan waktu kadaluarsa serta menandai
dengan label atau pita merah pada box penyimpanan. Setelah itu kepala
urusan farmasi unit melaporkan kepada kepala urusan logistik farmasi untuk
direncanakan proses retur kepada pemasok sesuai dengan perjanjian. Apabila
perbekalan farmasi yang akan kadaluarsa tersebut tidak bisa di retur maka
oleh kepala Instalasi Farmasi akan dilaporkan kepada Panitia Farmasi Terapi
(PFT). Pemantauan obat yang akan kadaluarsa dilakukan di setiap unit
farmasi.
TOR yang dihitung pada kegiatan PKPA yaitu TOR semester kedua
pada tahun 2011, sehingga rumus yang digunakan dalam periode 6 bulan,
yaitu :
Jadi,
( persediaan awal Juli 2011+ pembelian semester II th2011) persediaanakhir
TOR=
persediaan ratarata
( Stok opname Juli 2011+ pembeliaan semester II ) Stok opname Desember 2011
( Stok opname awal+ akhir ) :2
( Stok opname Juli 2011+ pembeliaan semester I 2011 )Stok opname Des 2011
( Stok opname awal+akhir ) :2
( Stok opname Juli+ pembeliaan semester II 2011 ) Stok opname Des 2011
( Stok opname awal+ akhir ) :2
( Stok opname Juli 2011+ pembeliaan semester II 2011 ) Stok opname Des 2011
( Stok opname awal +akhir ) :2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. PENDAHULUAN