Hepatitis A
Hepatitis A
Virus hepatitis A adalah suatu penyakit dengan distribusi global. Prevalensi infeksi
yang ditandai dengan tingkat antibody anti HAV telah diketahui secara universal
dan erat hubungannya dengan standar sanitasi atau kesehatan daerah yang
bersangkutan.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Seuntai molekul RNA terdapat dalam kapsid, satu ujung RNA ini disebut viral protein
genomic (VPg) yang berfungsi menyerang ribosom sitoplasma sel hati. Virus
hepatitis A bisa dibiak dalam kultur jaringan. Replikasi dalam tubuh dapat terjadi
dalam sel epitelusus dan epitel hati. Virus hepatitis A yang ditemukan di tinja
berasal dari empedu yang diekskresikandari sel-sel hati setelah replikasinya,
melalui sel saluran empedu dan dari sel epitel usus. Virus hepatitis A sangat stabil
dan tidak rusak dengan perebusan singkat.stabil pada suhu udara dan pH yang
rendah. Tahan terhadap pH asam dan asam empedu memungkinkanVHA melalui
lambung dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran empedu.
Masa inkubasi hepatitis A akut bervariasi antara 14 hari sampai 49 hari, dengan
rata-rata 30 hari. Penularan hepatitis A yang paling dominan adalah melalui fecal-
oral yaitu melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh virus hepatitis
A. Umunya penularan dari orang ke orang, akan tetapi sering ditemukan kerang
sebagai pembawa virus. Untuk kelompok homoseksual, sangat mungkin cara
penularannya adalah fecal-anal-oral.
GEJALA KLINIS
Hepatitis A merupakan penyakit yang terutama menyerang anak dan dewasa muda.
Pada fase akut, hepatitis A umumnya asimtomatikatau bentuk yang ringan dan
hanya sekitar 1 % yang timbul ikterus. Pada manifestasinya seringkali asimtomatik
dan anikterik. Gejala dan perjalanan klinis hepatitis virus akut secara umum dapat
dibedakan dalam 4 stadium :
1. Fase inkubasi
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus.
Panjang fase ini tergantung pada dosis inokolum yang ditularkan dan jalur
penularan, makin besar dosis inokolum, makin pendek fase inkubasi ini.
Lamanya pada hepatitis A2-4 minggu.
2. Fase prodromal (praikterik)
Fase diantara keluarnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala
ikterus. Ditandai denganmalaise umum, anoreksia , mialgia,atralgia, mudah
lelah, gejala saluran napas atas. Diare dan konstipasi dapat terjadi, demam
derajat rendah, nyeri abdomen biasanya menetap dan ringan di kuadran
kana atas atau epigastrium dan kadang diperberat dengan aktivitas. Fase ini
dapat berlangsung 2-7 hari.
3. Fase ikkterus
Ikterus munculsetelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus, fase ini tidak terdeteksi.
Setelah timbul ikterikjarang terjadi perburukan gejalaprodromal, tetapi justru
akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
4. Fase konvalesen (penyembuhan)
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali
dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat
dan kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam
2-3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan laboratorium lengkap
terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk hepatitis B. pada 5-10 % kasus
perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya 1% yang menjadi
fulminan.
DIAGNOSIS
PATOGENESIS
Antigen hepatitis A dapat ditemukan di dalam sitoplasma sel hati segera sebelum
hepatitis akut timbul. Kemudian jumlah virus akan menurun setelah timbul
manifestasi klinis, baru kemudian muncul IgM anti HAV spesifk. Kerusakan sel-sel
hati terutama karena viremia yang terjadi dlaama waktu yang sangat pendek dan
terjadi pada masa inkubasi. Sedangkan antigen virus hepatitis A dapat ditemukan
dalam tinja satu minggu setelah ikterus timbul. Kerusakan sel hati disebabkan oleh
aktivitas sel T limfosit sitolitik terhadat targetnya, yaitu antigen virus hepatitis A.
pada keadaan ini ditemukan HLA-restricted virus specifc cytotoxic CD8+T cell di
dalam hati pada hepatitis virus A yang akut.
Gambaran histologi dari sel parenkim hatiyaitu terdapatnya nekrosis sel hati
berkelompok, dimulai dari senter lobules yang diikuti dengan inflitrasi sel limfosit,
makrofag,sel plasma, eosinofl, dan neutrofl. Ikterus terjadi sebagai akibat
hambatan aliran empedu karena kerusakan sel parenkim hati, terdapat peningkatan
bilirubin direk dan indirek dalam serum. Ada 3 kelompok kerusakan yaitu di daerah
portal, dalam lobules dan dalam sel hati sendiri. Daerah lobules yang mengalami
nekrosis terutama yang terletak di daerah sentral. Kadang-kadang hambatan aliran
empedu ini mengakibatkan tinja berwarna pucat seperti dempul dan terjadi
peningkatan enzim alkali fosfatase, 5 nukleotidase dan gamma glutamil transferase
(GGT), kerusakan sel hati akann menyebabkan pelepasan enzim transaminase ke
dalam darah. Peningkatan SGPT member petunjuk adanya kerusakan sel parenkim
hati lebih spesifk dari peningkatan SGOT. LDH juga akan meningkat pada kerusakan
sel hati.
LABORATORIUM
PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya penatalaksanaan infeksi virus hepatitis A dan hepatitis yang lainnya
adalah terapi yang diberikan bersifat suportif, tidak ada yang spesifk, yaitu :
1. Tirah baring, terutama pada fase awal penyakitnya dan dlama keadaan
penderita merasa lemah.
2. Diet
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat dan rendah lemakuntuk pasien
dengan anoreksia dan nausea.
3. Pemberian obat-obatan simtomatik seperti : tablet antipiretik paracetamol
untuk demam, sekit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, pemberian anti mual
muntah dapat membantu menhilangkan keluhan mual.
4. Hindari alcohol dan pemakaian obat dibatasi
5. Obat-obatan yang dimetabolisir di hepar harus dihindari tetapi jika sangat
diperlukan dapat diberikan dengan penyesuaian dosis.
PROGNOSIS
Prognosis penyakit ini baik dan sembuh sempurna. Angka kematian akibat hepatitis
fulminan berkisar antara 0,1%-0,2%. Laporan lainnya menunjukan bahwa gagal hati
fulminan, hanya terjadi pada 0,13%-0,35% kasus-kasus hospitalisasi.kematian
dikaitkan dengan umur penderita atau bila ada penyakit hepatitis kronik lainny,
terutama hepatitis kronik C.
PENCEGAHAN
Ikterus adalah perubahan warna kulit, sclera mata atau jaringan lainnya (membrane
mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat
konsentrasinya dalam sirkulasi darah. Ikterus yang ringan dapat dilihat paling awal
pada sclera mata dan kalau ini terjadi konsentrasi bilirubinsudah berkisar antara 2-
2,5 mg/dL (34-43 umol/L). Jika ikterusnya sudah jelas dapat dilihat dengan nyata
maka bilirubin mungkin sebenarnya sudah mencapai angka 7 mg%.
Patofsiologi
1. Fase prehepatik
a. Peningkatan penghancuran sel darah merahpeningkatanpembentukan
bilirubin.
b. Transport plasma (albumin) ikatannya melemah dengan bilirubin indirek
seperti pada asidosisbilirubin berlomba dengan salisilat berikatan
dengan albumin.
2. Fase intrahepatik
c. Liver uptake. Pengambilan bilirubin tidak terkonjugasi oleh hati belum
jelas
d. Konjugasi bilirubin dengan asam glukoronik oleh enzim glukoronil
transferase terganggupembentukan bilirubin yang terkonjugasi tidak
terjadi
3. Fase posthepatik
e. Gangguan ekskresi bilirubin akibat gangguan hepatoselular atau kolestatis
intrahepatik.