Anda di halaman 1dari 8

PENYELENGGARAAN

KESEHATAN HAJI
MENUJU ISTITHAAH

MUCHTARUDDIN MANSYUR

Kepala Pusat Kesehatan Haji


Kementerian Kesehatan
Rakerkesnas, Jakarta 27 Februari 2017
Pendahuluan
1. Indonesia merupakan negara terbesar
yang mengirimkan Jemaah Haji jika
dibandingkan dengan negara lainnya di
dunia. Pada 2017, telah ditetapkan kuota
haji Indonesia berjumlah 221,000
Jemaah.
2. Pemerintah memiliki tanggungjawab
dalam penyediaan akomodasi,
transportasi , konsumsi dan pelayanan
kesehatan. Hal ini sesuai dengan amanah
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
3. Penyelenggaraan kesehatan haji terdiri
dari (Permenkes Nomor 62 Tahun 2016):
a. Penyelenggaraan pada tahap persiapan di
Indonesia.
b. Pelaksanaan di Arab Saudi.
c. Pasca operasional.
Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji

Mencegah Vulnerabilitas Jemaah Haji melalui:


1. Penyiapan Jemaah Haji menuju Istithaah.
2. Pengendalian faktor risiko kesehatan haji.
3. Menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan Jemaah haji di Indonesia, selama dalam
perjalanan dan di Arab Saudi.
4. Menjaga terjadinya penularan penyakit yang berpotensi wabah yang kemungkinan
dapat terbawa oleh Jemaah haji.
5. Penguatan pemberdayaan masyarakat.

ISTITHAAH KESEHATAN :
a. Merupakan bagian dari Istithaah secara umum.
b. Istithaah merupakan informasi kesehatan Jemaah haji yang dikaitkan dengan
kemampuan Jemaah haji dalam menjalankan prosesi ibadah haji.
MABRUR

ISTITHAAH

REGULASI:
UU Nomor 13 Tahun 2008. UU No.36 Tahun 2009.
Permenkes No.15 Tahun 2016. Permenkes No.62 Tahun 2016.
Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri No. 450/1861/SJ. Nota Diplomatik Kerajaan Arab Saudi
No. 8/8/281683.
Kemampuan Fisik, Mental, Keagamaan dan Ekonomi.
Istithaah Kesehatan: Sehat, Bugar and Bebas Cedera.
Faktor determinan: Usila, Penyakit Kronis (Cardiologi, Metabolik, Muskuloskeletal,
Neurologis, Respiratori), Penyakit menular, Psikososial (Akut dan Kronik), Gizi,
Kesehatan reproduksi, Kecelakaan, Lingkungan (Air, Sanitasi, Cuaca/Iklim), and
Pengetahuan Kesehatan.
5-LEVEL PREVENTION in: Masa Tunggu, Masa Keberangkatan, Dalam Perjalanan, Masa
Operasional (Jeddah, Mekkah dan Madinah), Masa Pasca Operasional
PERIODE PERSIAPAN PERIODE PELAKSANAAN
(Indonesia) (Arab Saudi)
PPIH BIDANG KESEHATAN
Tim Penyelenggara Tim Penyelenggara ARAB SAUDI (TPP, TGC, KURATIF)
Kesehatan Haji Kesehatan Haji
Kab/Kota Kab/Kota PPIH Bidang

SELAMA PERJALANAN

MASA KEPULANAG
Kesehatan Embarkasi
REGISTRASI

Nomor Pembinaan

SURVEILANCES
Porsi Pembinaan

SAUDI ARABIA
Masa
Masa Tunggu Keberangkatan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Kesehatan I Kesehatan II Kesehatan III

Penentuan Istithaah:
Risiko Kesehatan: 1. Memenuhi Syarat. Status Laik Terbang:
1. Risti. 2. Memenuhi Syarat dengan 1. Laik Terbang
2. Non Riski. Pendampingan 2. Tidak Lain Terbang
3. Tidak Memenuhi Syarat untuk
Sementara
4. Unqualified.
SISKOHAT KESEHATAN
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) JKN
Peran Daerah

Advokasi Kepala Daerah, Kanwil Kemenag dan sektor lain untuk


implementasi Permenkes No.15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan
Jemaah Haji dan petunjuk teknisnya.
Penyiapan SK Penetapan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji bidang
Kesehatan tingkat Kabupaten.
Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji menuju Istithaah
Kesehatan termasuk bekerja sama dengan akademisi, profesi (AKHI,
PERDOKHI, Organisasi Profesi lainnya), KBIH dan Masarakat lainnya.
Penggunaan Siskohatkes secara maksimal sebagai bagian pembinaan
kesehatan Jemaah Haji untuk ketersediaan data kesehatan terkini dan
penerbitan BKJH ( khusus pulau Jawa ).
Penetapan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji pada 3 (tiga) bulan sebelum
keberangkatan oleh PPIH Kabupaten.
Kesimpulan
1. Tujuan utama penyelenggaraan kesehatan haji adalah meningkatkan kapasitas
kesehatan Jemaah haji melalui implementasi Permenkes Nomor 15 Tahun 2016.
2. Indonesia melakukan prioritas pendekatan promosi/preventif dalam
penyelenggaraan kesehatan haji.
3. Dalam menjaga kondisi istithaah kesehatan, dilakukan kegiatan five-level
prevention dalam tiap tahapan kegiatan ibadah haji.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berperan dalam pembentukan Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota.
5. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten berperan penting dalam implementasi
Permenkes No.15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.
6. Penguatan penggunaaan data informasi kesehatan (Siskohatkes) digunakan dalam
rangka ketersediaan data mutakhir kesehatan Jemaah Haji, BKJH dan evaluasi untuk
peningkatan pelayanan kesehatan haji.
7. Calon petugas kesehatan haji (TKHI dan PPIH) agar berperan aktif dalam proses
pembinaan kesehatan haji.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai