Makalah Dampak Pertambangan Batu Bara Terhadap Lingkungan Sekitar
Makalah Dampak Pertambangan Batu Bara Terhadap Lingkungan Sekitar
TUGAS MAKALAH
TENTANG
KEADAAN LINGKUNGAN DI SEKITAR AREA PERTAMBANGAN BATU BARA
DI SUSUN OLEH :
RINI RAHMIATI
A1A510231
A / 2010
Pertama, usaha pertambangan dalam waktu yang relatif singkat dapat mengubah bentuk
topografi dan keadaan muka tanah (land impact), sehingga dapat mengubah
keseimbangan sistem ekologi bagi daerah sekitarnya;
Kedua, usaha pertambangan dapat menimbulkan berbagai macam gangguan antara lain;
pencemaran akibat debu dan asap yang mengotori udara dan air, limbah air, tailing serta
buangan tambang yang mengandung zat-zat beracun. Gangguan juga berupa suara bising
dari berbagai alat berat, suara ledakan eksplosive (bahan peledak) dan gangguan lainnya;
Ketiga, pertambangan yang dilakukan tanpa mengindahkan keselamatan kerja dan
kondisi geologi lapangan, dapat menimbulkan tanah longsor, ledakan tambang,
keruntuhan tambang dan gempa.
Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata
lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing
(seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan
manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo,
2003).
1. Pencemaran air,
Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan air
menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan di sungai, tumbuhan, dan
biota air yang sensitive terhadap perubahan pH yang drastis.
Batubara yang mengandung uranium dalam konsentrasi rendah, torium, dan isotop
radioaktif yang terbentuk secara alami yang jika dibuang akan mengakibatkan kontaminasi
radioaktif. Meskipun senyawa-senyawa ini terkandung dalam konsentrasi rendah, namun akan
memberi dampak signifikan jika dibung ke lingkungan dalam jumlah yang besar. Emisi merkuri
ke lingkungan terkonsentrasi karena terus menerus berpindah melalui rantai makan dan
dikonversi menjadi metilmerkuri, yang merupakan senyawa berbahaya dan membahayakan
manusia. Terutama ketika mengkonsumsi ikan dari air yang terkontaminasi merkuri.
2. Pencemaran udara
Polusi/pencemaran udara yang kronis sangat berbahaya bagi kesehatan. Menurut
logika udara kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru. Peranan polutan ikut andil dalam
merangsang penyakit pernafasan seperti influensa,bronchitis dan pneumonia serta penyakit
kronis seperti asma dan bronchitis kronis.
3. Pencemaran Tanah
Penambangan batubara dapat merusak vegetasi yang ada, menghancurkan profil
tanah genetic, menggantikan profil tanah genetic, menghancurkan satwa liar dan habitatnya,
degradasi kualitas udara, mengubah pemanfaatan lahan dan hingga pada batas tertentu dapat
megubah topografi umum daerah penambangan secara permanen.
Disamping itu, penambangan batubara juga menghasilkan gas metana, gas
ini mempunyai potensi sebagi gas rumah kaca. Kontribusi gas metana yang diakibatkan oleh
aktivitas manusia, memberikan kontribusi sebesar 10,5% pada emisi gas rumah kaca.
Nilai atau dampak positif dari batubara itu sendiri, Sumber wikipedia.com mengatakan
Tidak dapat di pungkiri bahwa batubara adalah salah satu bahan tambang yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia adalah salah satu negara penghasil batubara terbesar no.2
setelah Australia hingga tahun 2008. Total sumber daya batubara yang dimiliki Indonesia
mencapai 104.940 Milyar Ton dengan total cadangan sebesar 21.13 Milyar Ton. Nanun hal ini
tetap memberikan efek positif dan negatif, dan hal positifnya Sumber wikipedia.com
mengatakan. Hal positifnya adalah bertambahnya devisa negara dari kegiatan penambanganya.
Secara teoritis usaha pertambangan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Para
pekerja tambang selayaknya bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Salah satu bentuknya
dengan cara memperkerjakan masyarakat sekitar dalam usaha tambang sekitar, sehingga
membantu kehidupan ekonomi masyarakat sekitar.
Tidak dapat di pungkiri bahwa pemerintah mempunyai peran yang penting dalam
mencari solusi terhadap dampak dan pengaruh pertambangan batu bara yang ada di indonesia.
Pemerintah harus menyadari bahwa tugas mereka adalah memastikan masa depan yang dimotori
oleh energi bersih dan terbarukan. Dengan cara ini, kerusakan pada manusia dan kehidupan
sosialnya serta kerusakan ekologi dan dampak buruk perubahan iklim dapat dihindari.
Sayangnya, Pemerintah Indonesia ingin percaya bahwa batubara jawaban dari permintaan
energi yang menjulang, serta tidak bersedia mengakui potensi luar biasa dari energi terbarukan
yang sumbernya melimpah di negeri ini.
Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
penambang batu bara dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk dilakukan tindakan-
tindakan tertentu sebagai berikut :
1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective) yaitu
pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara sehingga akan
mengurangi keruwetan masalah transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari ruang
udara yang kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan risiko
terpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).
2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari
kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Upaya reklamasi dan penghijauan
kembali bekas penambangan batu bara dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria.
Dikhawatirkan bekas lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk
(breeding place).
4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina
dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan
membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan.
KESIMPULAN
Setiap kegiatan pastilah menghasilkan suatu akibat, begitu juga dengan kegiatan eksploitasi
bahan tambang, pastilah membawa dampak yang jelas terhadap lingkungan dan juga kehidupan
di sekitarnya, dampak tersebut dapat bersifat negatif ataupun positif, namun pada setiap kegiatan
eksploitasi pastilah terdapat dampak negatifnya, hal tersebut dapat diminimalisir apabila pihak
yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap pengolahan sumber daya alamnya dan juga
memanfaatkannya secara bijaksana.
Sebagai contoh adalah kegiatan pertambangan batubara di pulau Kalimantan yang bisa
dibilang telah mencapai tahap yang kronis, dengan menyisakan lubang-lubang besar bekas
kegiatan pertambangan dan juga dampak-dampak yang lainnya. Hal tersebut setidaknya dapat
diminimalisir dan dikurangi dampaknya apabila kita melakukan tindakan perbaikan dan juga
memanfaatkan SDA secara bijaksana