3.LAPORAN PRAKTIKUM Pemeriksaan Air Bersih
3.LAPORAN PRAKTIKUM Pemeriksaan Air Bersih
PENDAHULUAN
Seringkali kita tidak mengetahui atau justru tidak peduli dengan itu
semua, padahal melalui kolam renang banyak penyakit dapat tertular, karena
air merupakan salah satu perantara penyakit. Oleh sebab itu penting sekali
mengerti kandungan air yang digunakan dalam kolam renang itu sendiri.
1
1.2 Rumusan Masalah
2. Apakah kandungan Fe dan mikrobiologi dari air minum isi ulang Tirta
dan Pure Surabaya sudah sesuai dengan Permenkes nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum :
Mempelajari ketentuan kualitas air kolam renang dan air minum kemasan,
serta mengetahui cara pemeriksaannya.
Tujuan Khusus :
1.4 Manfaat
1. Untuk mahasiswa
2
1) Mengembangkan kemampuan softskill mahasiswa untuk
melakukan praktikum mengenai air bersih yang berkaitan
dengan kolam renang dan air minum isi ulang;
2. Untuk pengusaha
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Persyaratan Kualitas
2. Kimia :
1) Aluminium
5
2) Kebasaan ( CaCo3 )
3) Oksigen Terabsorbsi ( O2 )
4) pH
5) Sisa khlor
6) Tembaga
3. Fisika
1) Bau
2) Benda Terapung
3) Kejernihan
6
Persyaratan kualitas air minum sebagaimana yang ditetapkan melalui
Permenkes RI nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air minum, meliputi persyaratan bakteriologis,
kimiawi, radioaktif dan fisik.
Tabel 2.2 Parameter wajib pada persyaratan kualitas air minum menurut
Permenkes RI nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
a. Parameter
Mikrobiologi
1) E.Coli Jumlah per 100 ml 0
sampel
2) Total Bakteri Jumlah per 100 ml 0
Koliform sampel
b. Kima an-organik
1) Arsen mg/l 0,01
2) Fluoride mg/l 1,5
3) Total Kromium mg/l 0,05
4) Kadmium 0,003
5) Nitrit mg/l 3
6) Nitrat mg/l 50
7) Sianida mg/l 0,07
8) Selenium mg/l 0,01
mg/l
2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan
a. Fisik
1) Bau
2) Warna TCU
3) TDS Mg/l
4) Kekeruhan NTU
5) Rasa
6) Suhu C
7
b. Kimiawi
1) Alumunium mg/l 0,2
2) Besi mg/l 0,3
3) Kesadahan mg/l 500
4) Khlorida mg/l 250
5) Mangan mg/l 0,4
6) pH 6,5-8,5
7) seng mg/l 3
8) sulfat mg/l 250
9) tembaga mg/l 2
10) amonia mg/l 1,5
Klorin relatif tidak stabil di dalam air sehingga biasanya akan segera
terbebas keudara, sedangkan kloramin jauh lebih stabil dibandingkan klorin
sehingga beberapa perusahan pengolah air minum (di LN) tidak sedikit yang
menggunakan bahan ini sebagai pengganti klorin. Baik klorin maupun
kloramin sangat beracun bagi ikan. Keduanya akan bereaksi dengan air
membentuk asam hipoklorus yang diketahui dapat merusak sel-sel protein
dan sisitem enzim ikan. Tingkat keracunan klorin dan kloramin secara
alamiah akan meningkat pada pH lebih rendah dan temperatur lebih tinggi,
karena pada kondisi demikian proporsi asam hipoklorus yang terbentuk akan
meningkat.
8
Untuk menghindari efek kronis dari bahan tersebut maka residu
klorin dalam air harus dijaga agar tidak lebih dari 0.003 ppm. Klorin pada
konsentrasi 0.2 - 0.3 ppm sudah cukup untuk membunuh ikan dengan cepat.
Tanda-tanda Keracunan
9
untuk mengatasi kloramin, biasanya akan mengandung bahan kimia lain
yang akan mengingat amonia tersebut. Apabila tidak maka dianjurkan untuk
mengalirkan air hasil deklorinasi tersebut melewati zeolit.
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.2 Waktu dan tempat pengambilan sampel air minum isi ulang
3.1.3 Praktikum
11
e. Miringkan tabung timba alternatif 45 , lalu masukkan air
yang keluar dari selang ke dalam botol winkler
f. Tutup rapat dan beri label (waktu dan tempat)
g. Pengambilan sampel dilakukan dua kali (sore hari setelah
digunakan dan pagi hari sebelum digunakan)
12
2. Tunggu hingga 1 menit hingga kertas strip indikator
pH berubah warna
3. Cocokkan kertas strip indikator pH dengan skala
warna yang tersedia
4. Catat hasil pH dari kedua sampel yang telah
dicocokkan dengan skala warna yang tersedia
5. Ulangi langkah kerja di atas untuk sampel air yang
kedua
13
2) Menambahkan 20 ml H2SO4 pekat dan 50 ml
aquadest, aduk sampai larut;
14
i) Pada labu ke-6 dipakai untuk menentukan titik nol
(diisi murni aquadest sebanyak 6 ml)
c. Penentuan Besi
e) Kocok rata
f) Biarkan 5 10 menit
a. Presumptive Test
15
c. Mengocok tabung dan memasukkan ke dalam inkubator 37
selama 48 jam
b. Confirmed Test
Misal:
Confirmed test : 4 1 -
16
( tanda () berarti tidak dilakukan penanaman, karena
presumptive test negatif)
Pengeluaran :
Pemeriksaan kimia
Pemeriksaan biologi
Rp 190.000,00
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
yang terjadi pada sampel air setelah diberi Chlorine test sesuai
ketentuan lalu dicocokkan dengan indikator warna yang
menginterpretasikan besarnya kadar chlorine.
Menurut Permenkes No.416/ MENKES/ PER/IX/1990
tentang persyaratan kualitas air kolam renang, residu Chlorine yang
diperbolehakan sebanyak minimum 0,2 dan maksimum 0,5 . Dan
hasil pengukuran residu Chlorine air kolam renang Waterpark
Kenjeran Surabaya sebesar 0,1 mg/l Cl2. Jadi kadar residu Chlorine
masih belum memenuhi batas minimal yang diberikan oleh
Permenkes, sehingga masih dimungkinkan kurang berfungsi baik
dalam desinfeksi.
a. Kaliberasi besi
19
Tabel 4.1 Kurva kalibrasi besi
blanko 0 0 0 0
Konsentrasi :
Keterangan Tabel :
F : 1,00
C : 0,0
A : 0,0
%T : 100
20
1) Sampel AMIU Pure (I) : 0,052
Faktor :
Jadi :
Mg Besi =
Jadi :
21
1)Sampel AMIU Pure (I) :
mg/l
mg/l
22
gelembung udara setelah di inkubator selama 2x24 jam. Sehingga
untuk confirmed test diperoleh hasil kandungan coliform 33 tiap
100 ml
4.3 Kendala
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi selama praktikum
pemeriksaan kualitas air bersih ini, seperti berikut :
a. Pengambilan sampel AMIU yang tidak streril dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan, kemungkinan sampel AMIU terkontaminasi saat
dilakukan pengambilan sampel karena keterbatasan pengalaman
dan pengetahuan.
23
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Menurut Permenkes No.416/ MENKES/ PER/IX/1990 tentang
persyaratan kualitas air kolam renang, kadar pH air kolam renang yang
diperbolehkan adalah 6,5 -8,5 . Sedangkan hasil pengukuran didapatkan
pH sebesar 6 untuk kedua sampel. Maka kadar pH air kolam renang
Waterpark Kenjeran Surabaya tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
b. Menurut Permenkes No.416/ MENKES/ PER/IX/1990 tentang
persyaratan kualitas air kolam renang, residu Chlorine yang
diperbolehakan sebanyak minimum 0,2 dan maksimum 0,5 . Dan hasil
pengukuran residu Chlorine air kolam renang Waterpark Kenjeran
Surabaya sebesar 0,1. Jadi kadar residu Chlorine masih belum
memenuhi batas minimum ketentuan yang berlaku.
c. Kandungan Besi (Fe) dalam AMIU Pure dan AMIU Tirta masih
melebihi kadar besi yang diijinkan menurut Permenkes No 492 /
MENKES / PER / IV / 2010.
d. Menurut Permenkes nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 , kadar
maksimum total Coliform sebanyak 0 . Sedangkan kedua sampel positif
mengandung coliform, maka kedua sampel tersebut tidak memenuhi
persyaratan kualitas air minum.
5.2 Saran
a. Memperkecil resiko kontaminasi bakteri pada saat pengambilan sampel
dengan menutup mulut selama proses pengambilan sampel Air Minum
Isi Ulang.
b. Memperbaiki system dan sarana prasarana laboratorium kesehatan
lingkungan di FKM Unair agar dapat digunakan sebagai sarana
perkuliahan, sehingga mahasiswa tidak perlu melakukan praktikum di
instansi lain.
25
c. Menurunkan kadar besi dalam air minum isi ulang, karena kadar besi
yang berlebih dapat mempengaruhi rasa dari air tersebut dan berakibat
buruk bagi kesehatan tubuh.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Lampiran 1
Dokumentasi
28
Alat pengukuran pH Persumptive Tes
29