Anda di halaman 1dari 2

Jumat, 13 Januari 2017

TAJUK RENCANA: Ekspor Mineral Masih Dibolehkan (Kompas)


Pemerintah akhirnya memutuskan ekspor mineral masih boleh dilakukan
lima tahun ke depan dengan sejumlah syarat.
Isu izin untuk mengekspor mineral mengemuka ketika batas mengekspor
mineral seharusnya berakhir pada 11 Januari 2017 sesuai Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1 Tahun 2014.
Kementerian ESDM merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No 1/2014 tentang
pelaksanaan kegiatan usaha mineral dan batubara sebagai induk Permen
ESDM No 1/2014, menjadi PP No 1/2017.
Dalam aturan baru tersebut, pemerintah memberi kelonggaran selama
lima tahun untuk mengekspor mineral konsentrat tembaga, bauksit, dan
nikel dengan persyaratan. Persyaratan tersebut, antara lain, kontrak karya
harus berubah menjadi izin usaha penambangan (IUP) atau IUP khusus
dan membangun unit pengolahan konsentrat mineral di dalam negeri
dalam jangka lima tahun. Apabila dalam lima tahun pengolahan tak
dilakukan, izin ekspor dicabut. Pemerintah akan menunjuk pihak untuk
memantau pembangunan pengolahan mineral tiap enam bulan sampai
selesai dalam lima tahun.
Peraturan tersebut menjadi jalan tengah dari kebuntuan pelaksanaan
Undang-Undang No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(UU Minerba) yang disebabkan peraturan pelaksanaan yang
bertentangan. Menghentikan ekspor mineral dari, misalnya, perusahaan
sekelas PT Freeport Indonesia yang memegang kontrak karya berisiko
pada nasib 9.200 karyawan dan pendapatan negara dari pajak. Di sisi lain,
pemerintah harus menjalankan perintah UU Minerba.
Undang-undang mewajibkan pemegang kontrak karya memurnikan
mineral dari kuasa tambang paling lama lima tahun sejak undang-undang
berlaku. Permen ESDM No 1/2014 memperpanjang batas waktu itu hingga
11 Januari 2017. PP No 1/2017 memperpanjang izin ekspor lima tahun lagi
dengan sejumlah syarat.
Pengolahan mineral di dalam negeri bertujuan mendapat nilai tambah
setinggi-tingginya, menciptakan lapangan kerja, dan menumbuhkan
industri dalam negeri.
Indonesia memang harus bersaing dengan banyak negara lain dalam
menarik investasi, tetapi kita tetap harus berpihak pada kepentingan
nasional. Ketidakpastian berusaha justru merugikan daya saing kita,
sementara melanggar undang-undang bukan pilihan yang baik.
Belajar dari pengalaman, kita menginginkan pemerintah kali ini konsisten
menjalankan peraturan yang dibuatnya. Setelah janji diucapkan, rakyat
bersama-sama akan memantau pelaksanaan janji tersebut dari waktu ke
waktu.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Januari 2017, di
halaman 6 dengan judul "Ekspor Mineral Masih Dibolehkan".

Anda mungkin juga menyukai