Kondisi Umum merupakan gambaran kondisi wilayah Kabupaten Klaten secara keseluruhan.
Kondisi umum dilihat dari profil geografi, demografi, ekonomi dan profil sosial dan budaya.
Kabupaten Klaten terletak secara geografis antara 1102614 - 1104833 Bujur TImur dan
73219 - 74833 Lintang Selatan. Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan
langsung dengan kota Surakarta, yang merupakan salah satu pusat perdagangan dan Daerah
Istimewa Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dan kota wisata. Wilayah Kabupaten Klaten
berbatasan dengan beberapa Kabupaten :
Dari sisi bentangan garis katulistiwa, Kabupaten Klaten terletak antara 7032`19 Lintang Selatan
sampai 7048`33 Lintang Selatan dan antara 110026`14 Bujur Timur sampai 110047`51 Bujur
Timur.
Kondisi Fisik dasar Kabupaten Klaten digambarkan melalui beberapa kondisi, yang diuraikan
sebagai berikut :
a) Kondisi Topografi
Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten diapit oleh Gunung Merapi dan Pegunungan
Seribu dengan ketinggian antara 76 1.60 m dpl (di atas permukaan laut). Kabupaten Klaten,
secara geografis terbagi ke dalam 3 (tiga) wilayah, yaitu:
BUKU PUTIH SANITASI II - 1
KABUPATEN KLATEN
1. Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi Kecamatan
Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung.
2. Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah kecamatankecamatan
Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Ngawen,
Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring,
Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo.
3. Wilayah berbukit / gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya meliputi sebagian
Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno.
Dari sisi topografi wilayah Kabupaten Klaten, dapat dirinci sebagai berikut:
1. Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan laut (dpl) meliputi
sebagian dari kecamatan-kecamatan: Juwiring, Karangdowo dan Cawas.
2. Wilayah dengan ketinggian antara 100 200 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan:
Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas (di bagian barat), Trucuk,
Kalikotes, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Klaten Utara, Kebonarum (di bagian selatan),
Ngawen (di bagian selatan dan timur), Ceper, Pedan, Karanganom (di bagian timur),
Polanharjo (di bagian timur), Delanggu, Juwiring (di bagian barat) dan Wonosari (di
bagian barat).
3. Wilayah dengan ketinggian antara 200 400 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan
Manisrenggo, Jogonalan (di bagian utara), Karangnongko , Kebonarum (di bagian utara),
Ngawen (di bagian utara), Jatinom, Karanganom (di bagian barat), Tulung (sebagian
besar) dan Polanharjo (bagian barat).
4. Wilayah dengan ketinggian antara 400 1000 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan:
Kemalang (sebagian besar), Manisrenggo (sebagian besar), Jatinom (sebagian kecil) dan
Tulung (sebagian kecil).
5. Wilayah dengan ketinggian 1.000 2000 m dpl berada di Kecamatan Kemalang.
Gambaran Luas Daerah di Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan
Laut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Luas Daerah di Kabupaten Klaten Berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan Laut (dalam
Ha dan meter dpl)
Luas (Ha) Berdasar Ketinggian (meter dpl)
No. Kecamatan 100- 200- 400- 1000- 1500- Jumlah
100 2000
200 400 1000 1500 2000
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Prambanan 0 2.168 275 0 0 0 0 2.443
2 Gantiwarno 0 2.564 0 0 0 0 0 2.564
2.1.3 Hidrologi
Suplai air tanah maupun air tawar seluruhnya datang dari hujan yang berasal dari penguapan air
laut, yang merupakan bagian dari proses siklus hidrologi. Hujan yang jatuh akan meresap ke dalam
tanah, sebagian menjadi air tanah yang mengisi aguifer (formasi tanah yang mengandung dan
menghantarkan air tanah) dan sebagian besar mengalir di permukaan sebagai run off (surface flow
dan sub surface flow), dalam kenyatannya siklus hidrologi ini sangat rumit meskipun pada dasarnya
hidrologi adalah bagian dari ilmu bumi, namun pada hakekatnya hidrologi harus berhubungan
dengan atmosfir sebagai medium yang meneruskan air ke muka bumi maupun dari muka bumi.
Wilayah kabupaten Klaten termasuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo yaitu Sub DAS Bengawan
Solo hulu. Ada beberapa sumber air yang terdapat di Kabupaten Klaten dan sangat bermanfaat
untuk keperluan rumah tangga, irigasi, industry serta kepentingan-kepentingan lainnya. Sungai-
sungai besar yang mengalir dari atas/pegunungan menuju dan bermuara di Bengawan Solo
diantaranya : Kali Dengkeng, Kali Simping, Kali Pusur, Kali Brambang, dan Kali Soko. Sungai-
sungai tersebut mempunyai beberapa anak sungai pada bagian hulunya. Kecuali pemanfaatan air
beserta sumber-sumber air tersebut, terutama ditujukan untuk menjaga kelestarian serta mencegah
BUKU PUTIH SANITASI II - 4
KABUPATEN KLATEN
pencemaran terhadapnya. Dengan adanya banyak sungai (air permukaan) yang mengalir diwilayah
Kabupaten Klaten tersebut akan membawa manfaat dan pengaruh terhadap kedalaman air tanah.
Adanya sungai-sungai tersebut merupakan suatu cara untuk menaikkan kedalaman air tanah
sebagai discharge atau sebagai pengisi yang merupakan suplai air tanah, di samping untuk
kegiatan pengairan serta kegiatan-kegiatan lainnya.
2.2 Administratif
Secara Administrasi, Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 ( dua puluh enam ) Kecamatan, 391 (
tiga ratus sembilan puluh satu ) desa dan 10 ( sepuluh ) Kelurahan. Jumlah Rukun Tetangga (
RT ) sebanyak 9.559 RT, dan Rukun Warga ( RW ) sebanyak 3.663 RW .
Sedangkan berdasarkan luas wilayah Desa/Kelurahan. Pedukuhan , Blok Sensus menurut
kecamatan pada tahun 2010 dapat dilihat dalam table berikut :
Tabel. 2.2
Luas Wilayah, Desa / Kalurahan, Pedukuhan, Blok Sensus Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Klaten Tahun 2010
Kecamatan / BS Biasa / BS Khusus LuasWilayah
Desa /
No Kalurahan Dukuh Cencus /Cencus ( Km2 ) /
Sub District Village
Block Block Area ( Km2 )
Penduduk Kabupaten Klaten pada tahun 2010 sebesar 1.307.562 jiwa, naik sebesar 3.652 jiwa
atau 0,28% bila dibandingkan tahun 2009. Kenaikkan penduduk ini, menyebabkan kepadatan
penduduk di Kabupaten Klaten sebesar 1.995 per Kilo meter persegi. Apabila dilihat dari jenis
kelamin, penduduk laki laki sebesar 640.187 jiwa, naik sebesar 0,35%, perempuan sebesar
667.375 jiwa, naik sebesar 0,21 bila dibandingkan terhadap tahun 2009. Apabila dilihat dari
kelompok umur, maka kelompok umur 15 - 19 sebesar 134.644 jiwa mendo-minasi penduduk
Kabupaten Klaten. Jumlah kepala keluarga tahun 2010 sebesar 377.234 kepala keluarga. Keadaan
ini menyebabkan rata - rata jiwa per keluarga sebesar 3,47 orang per keluarga. Sedangkan jumlah
penduduk dan laju pertumbuhan penduduk kabupaten Klaten dapat dilihat dalam table berikut :
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
di Kabupaten Klaten Tahun 1983 - 2010
Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk Persentase /
Tahun / Year ( Jiwa ) / Growth of Populati
( Jiwa ) / Populatio ( Person ) Persentage
( Person )
(1) (2) (3) (4)
1983 1.124.869 12.334 1,10
1984 1.138.542 13.673 1,20
1985 1.149.171 10.269 0,89
1986 1.154.788 5.617 0,49
1987 1.161.255 6.437 0,55
1988 1.166.618 5.393 0,46
1989 1.172.976 6.358 0,54
1990 1.179.047 6.071 0,51
1991 1.184.619 5.572 0,47
1992 1.189.964 5.345 0,45
1993 1.196.501 6.537 0,55
1994 1.202.742 6.241 0,52
1995 1.216.009 13.267 1,09
1996 1.223.439 7.430 0,61
1997 1.228.640 5.201 0,42
1998 1.234.113 5.473 0,44
1999 1.242.711 8.598 0,69
2000 1.257.682 14.971 1,19
2001 1.265.295 7.613 0,60
2002 1.271.530 6.235 0,49
2003 1.277.297 5.767 0,45
2004 1.281.786 4.489 0,35
2005 1.286.058 4.272 0,33
Jumlah Kepala Keluarga, Penduduk akhir tahun dan rata-rata anggota Kepala Keluarga menurut
kecamatan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.4.
Kepala Keluarga, Penduduk Akhir Tahun dan Rata-rata Anggota Kepala Keluarga Menurut
Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010
Kecamatan / Penduduk Akhir
Kepala Keluarga / Rata-rata Jiwa / KK
No Tahun / Last Year
Sub District Head of Family (%)
Population
Sedangkan jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di kabupaten Klaten dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Klaten Tahun 2010
Kecamatan / Laki Laki / Wanita / Jumlah / Rasio Jenis
No
Sub District Male Female Total Kelamin / Sex Ratio
Tabel 2.6
Proyeksi Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Klaten
Tahun 2010-2030
2.4 Pendidikan
Masalah pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan nasional maupun
daerah. Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sarananya merupakan hal utama
yang harus diperhatikan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal yang
sangat berharga bagi pembangunan, baik itu pembangunan manusia sendiri ataupun
pembangunan ekonomi. Pendidikan ataupun pengetahuan diakui secara luas sebagai unsur
mendasar dari pembangunan manusia. Data mengenai pendidikan merupakan salah satu
komponen yang sangat penting untuk melihat kualitas penduduk. Tinggi rendahnya tingkat
pendidikan di suatu daerah dikaitkan oleh beberapa komponen yang di antaranya adalah angka
partisipasi sekolah, angka putus sekolah dan angka melek huruf.
Tabel 2.7
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009
Bila dilihat pada tabel tersebut terjadi penurunan jumlah SD Negeri dari 772 pada Tahun 2007
menjadi 766 di tahun 2009. sementara disisi lain, terjadi peningkatan SD swasta dari 27 pada
Tahun 2007 menjadi 40 SD di Tahun 2009. Untuk tingkatan pendidikan menengah, baik SMP
maupun SMK swasta, terjadi penurunan jumlah sekolah. Jumlah SMP swasta di tahun 2007
Tabel 2.9
Angka Putus Sekolah di Kabupaten Klaten Selama Tahun 2007 - 2009
Gambar 2.2 Rerata Lama Sekolah di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 (dalam
tahun)
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.
Gambar 2.3 Tingkat Melek Huruf Orang Dewasa di Kabupaten Klaten Tahun 2007-
2009 (dalam persen)
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009
Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat
memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut
diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, sebagaimana pada
kalimat pembuka pada Human Development Report (HDR): tujuan utama dari pembangunan
adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur
panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif (BPS Kab. Klaten (2010). IPM
Kabupaten Klaten Tahun 2009). Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.
Berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan oleh
pemerintah Kabupaten Klaten selama ini. Di antaranya dengan memberikan penyuluhan kesehatan
agar semua anggota keluarga berperilaku hidup sehat, penyediaan berbagai fasilitas umum seperti
puskesmas, posyandu, pos obat desa, pondok bersalin desa serta penyediaan fasilitas air bersih.
Salah satu indikator kesehatan dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH), dimana Angka
Harapan Hidup saat lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir
pada suatu tahun tertentu. Variabel AHH diharapkan dapat mencerminkan Lama Hidup sekaligus
Hidup Sehat suatu masyarakat dan estimasi umur yang bisa dicapai oleh bayi yang baru
dilahirkan. Usia hidup panjang tanpa ditunjang oleh kesehatan tentunya hanya akan menjadi
beban, sehingga membicarakan masalah usia harapan hidup, tidak dapat dilepaskan dari upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.
AHH di Kabupaten Klaten tahun 2009 adalah 71,40 tahun, lebih tinggi dibanding tahun 2008 yang
sebesar 71,14 tahun. Angka harapan hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh Angka Kematian
Bayi (Infant Mortality Rate / IMR) dimana pada tahun 2009 ini IMR lebih rendah dibanding tahun
2008 yaitu dari 7,3 / 1000 kelahiran hidup menjadi 6,5 / 1000 kelahiran hidup. Angka ini
menunjukkan keberhasilan pemerintah menekan angka kematian bayi di Kabupaten Klaten. Faktor
sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan,
kepercayaan, nilai-nilai dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi
mortalitas dalam masyarakat. Tingginya kematian ibu melahirkan merupakan cerminan dari
ketidaktahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya
komplikasi kehamilan. Gambaran perkembangan UHH di Kabupaten Klaten selama tahun 2007-
2009 selengkapanya dapat dilihat pada bagian berikut.
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya
dapat dilihat dari peningkatan Angka/Usia Harapan Hidup (AHH / UHH) penduduk dari suatu
wilayah. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya akses terhadap
pelayanan kesehatan, terpenuhinya kebutuhan gizi dan kalori, kemampuan mempunyai pendidikan
yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, pada
gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan
hidupnya. Dalam hal ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Klaten, selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.10
Sarana Kesehatan di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009
- Rumah Sakit 7 7 7
- Rumah sakit jiwa 1 1 1
- Puskesmas 34 34 34
- Puskesmas Pembantu 82 86 86
- Rumah Bersalin Swasta 18 19 19
- Balai Pengobatan Swasta 6 28 28
Selain jumlah fasilitas kesehatan, kualitas kesehatan juga diukur dari jumlah kematian bayi lahir
dan ibu melahirkan. Selama 3 (tiga) tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah ibu melahirkan. Pada
Tabel 2.11
Jumlah Kelahiran, Kematian Bayi, Ibu Melahirkan dan Kematian Ibu Maternal
di Kabupaten Klaten Tahun 2007 2009
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Angka Kematian Ibu Bersalin (MMR) turun pada tahun 2009
dibanding tahun 2008 mengalami penurunan, dari sejumlah 7 kematian menjadi 4 kematian.
Meskipun demikian, masih adanya kematian ibu bersalin tetap perlu menjadi perhatian, mengingat
usaha pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi maupun kematian ibu melahirkan
dihadapkan pada kemampuan mengatasi permasalahan status ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu
nifas yang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pendidikan dan
pengetahuan serta status gizi dan pelayanan kesehatan.
Status gizi berkaitan erat dengan perbaikan gizi masyarakat dengan sasaran: Balita Kekurangan
Energi Protein (KEP), Balita Kekurangan Vitamin A (KVA), Ibu hamil KEK, Ibu hamil kekurangan
Zat Besi, Penderita GAKY anak Sekolah, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Wanita
Usia Subur Anemia.
a. Kesejahteraan Masyarakat
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap beberapa indikator sosial,
yang mencakup: (1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM); (2) Tingkat Kemiskinan; dan (3)
Rasio Penduduk yang Bekerja. Gambaran rincian terhadap fokus kesejahteraan sosial di
Kabupaten Klaten, secara umum adalah sebagai berikut:
Pemanfaatan IPM sebagai alat pemantauan juga merupakan alat paling penting dalam
manajemen pembangunan, karena IPM dapat memperlihatkan dampak pembangunan yang
dilakukan pada periode sebelumnya. IPM sebagai suatu ukuran yang mengkaitkan
pertumbuhan ekonomi dengan kualitas fisik untuk mengambarkan tingkat kualitas hidup dan
kesejahteraan rakyat merupakan alat ukur yang sensitif karena juga dapat mengukur dampak
krisis ekonomi pada kehidupan penduduk.
IPM merupakan suatu indeks komposit yang disusun dari 3 (tiga) komponen esensial untuk
kehidupan manusia, yaitu: (i) Usia hidup panjang dan sehat (diukur dengan Angka Harapan
Hidup ketika lahir), (ii) Pengetahuan (knowledge) yang diukur dengan Angka Melek Huruf
(literacy rate) dan Rata-rata lama sekolah yang ditempuh oleh penduduk usia 15 tahun ke
atas (Mean years of schooling), dan (iii) Standar hidup layak yang diukur dengan komsumsi
perkapita riil yang sesuaikan (PPP Purchasing Power Parity dalam rupiah). Hasil
penghitungan IPM Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel berikut.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa bahwa IPM di Kabupaten Klaten pada tahun 2009
secara total mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 72,48 pada tahun 2007; menjadi
sebesar 72,93 pada tahun 2008 dan meningkat lagi menjadi 73,29 pada tahun 2009. Dilihat
dari 3 (tiga) komponen pendukungnya maka terjadi peningkatan pada beberapa indeks, yaitu
Indeks Harapan Hidup (IHH) dari sebesar 76,55 pada tahun 2007, menjadi sebesar 76,92 di
tahun 2008 dan tahun 2009 naik lagi menjadi sebesar 77,33. Indeks Pendidikan (IP) justru
mengalami penurunan dari 76,74 pada tahun 2008 menjadi sebesar 76,33 pada tahun 2009,
sedangkan Indeks Daya Beli Masyarakat mengalami peningkatan dari 64,26 pada tahun 2007
menjadi sebesar 65,13 pada tahun 2008, selanjutnya untuk tahun 2009 meningkat lagi
menjadi sebesar 66,20.
2. Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu fokus utama dalam Tujuan Pembangunan Global atau
Millenium Development Goals (MDGs). Jika dilihat berdasarkan pentahapan Keluarga
Sejahtera (KS), menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2009 terjadi penurunan keluarga Pra
Sejahtera dan peningkatan dalam Keluarga Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera III dan
Keluarga Sejahtera III Plus (KS III dan KS Plus). Jumlah keluarga Pra Sejahtera yang pada
tahun 2007 sebanyak 89.881 KK turun menjadi 78.179 KK di Tahun 2009. Peningkatan terjadi
di kelompok jumlah Keluarga Sejahtera I (KS I) yang pada tahun 2007 sebanyak 69.923 KK,
pada tahun 2009 bertambah menjadi sebesar 72.997 KK. Gambaran selengkapnya dapat
dilihat pada gambar berikut.
100,000.00
80,000.00
60,000.00
40,000.00
20,000.00
0.00
2007 2008 2009
Jumlah Penduduk Miskin, yang biasa diartikan sebagai penjumlahan penduduk dalam kategori
Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) juga bisa dilihat menurut kecamatan di
Kabupaten Klaten. Dari Gambar 2.12 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin, untuk
kategori peringkat 5 besar, masing-masing ada di Kecamatan Bayat, Kecamatan Trucuk,
Kecamatan Jatinom, Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Cawas. Gambaran selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.13
Jumlah Penduduk Miskin (Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I) Berdasar Kecamatan
(dalam satuan KK)
Pra
No Kecamatan KS I KS II KS III KS II+ Jumlah PS+KSI Ranking
sejahtera
Kualitas dan efektifitas Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai korelasi positif yang
cukup erat dengan suksesnya program-program pembangunan. Dalam hal ini gambaran
profil SDM merupakan suatu informasi masukan untuk mengevaluasi pembangunan
ekonomi pada tahap sebelumnya, dan merencanakan tahapan pembangunan berikutnya.
Masalah angkatan kerja adalah masalah yang perlu mendapat perhatian besar dalam
melakukan perencanaan pembangunan, karena di dalam kelompok angkatan kerja ini
terdapat kelompok penduduk yang bertindak sebagai pelaku ekonomi. Karakteristik
angkatan kerja ini sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan penduduk, terutama jika
dilihat secara ekonomi makro.
Semakin besar jumlah tenaga kerja dalam satu negara, maka semakin besar penawaran
tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja
(kesempatan kerja) maka pengangguran akan terjadi. Di samping itu, semakin besar
Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan
pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Di samping itu, trend indikator ini akan
menunjukkan keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Secara teori,
penduduk dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu: (i) penduduk usia kerja, dan (ii)
penduduk bukan usia kerja,
Gambaran beberapa indikator kependudukan dan ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten
selama tahun 2007 - 2009, selengkapnya dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.14
Beberapa Indikator Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten
Tahun 2007 - 2009
Indikator Ketenagakerjaan 2007 2008 2009
(1) (2) (3) 4)
Tabel 2.15
Penduduk Menurut Kecamatan dan Pemeluk Agama Di Kabupaten Klaten Tahun 2010
Kecamatan / Islam / Katholik Protestan
No Hindu Budha Jumlah/Total
Sub District Moslem /Katholik / Christian
Tabel 2.16
Sarana Ibadah Menurut Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010
Gereja Gereja
Kecamatan / Pure dan
Masjid Surau Khatolik / Kristen
No Vihara /
Sub District /Moscue /Mushola Kapel / Ptotestan /
Vihara
Church Church
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)
1. Prambanan 94 92 6 8 2
2. Gantiwarno 76 45 3 3 3
3. Wedi 131 49 2 2 3
4. Bayat 132 103 2 1 2
5. Cawas 128 130 4 5 1
6. Trucuk 148 117 6 - -
7. Kalikotes 74 26 1 - -
8. Kebonarum 36 39 1 1 -
9. Jogonalan 100 84 5 8 4
10. Manisrenggo 86 112 2 - -
11. Karangnongko 69 90 4 4 1
12. Ngawen 117 47 2 2 4
13. Ceper 102 120 3 1 1
14. Pedan 79 68 9 1 2
15. Karangdowo 72 87 4 - 6
16. Juwiring 118 104 1 3 2
17. Wonosari 101 86 5 3 -
18. Delanggu 78 69 5 1 1
19. Polanharjo 165 101 1 2 1
20. Karanganom 103 96 3 1 -
21. Tulung 165 36 4 - -
22. Jatinom 117 67 4 4 2
2.7 Perekonomian
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Klaten selama tahun 2010 dapat dilihat pada pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas dasar harga konstan 2000 yaitu sebesar 1,73%.
Dibandingkan tahun 2009, pertumbuhan tahun 2010 lebih rendah, hal ini disebabkan karena
adanya serangan hama wereng coklat yang menyerang tanaman padi hingga 4.409 Ha. Cuaca
ekstrim yang terjadi pada tahun 2010 juga merupakan salah satu penyebab turunnya PDRB di
sektor Pertanian. Demikian juga, dengan telah diselesaikannya pembangunan infrastruktur pada
tahun 2010, menyebabkan penurunan di sektor Bangunan / Konstruksi.
3 ( tiga ) sektor yang pertumbuhannya paling tinggi yairu sektor Jasa jasa sebesar 8,23%, Listrik
dan Air Minum sebesar 7,89% dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar
7,30%. Sedangkan 3 ( tiga ) sektor yang mengalami pertumbuhan yang paling kecil yaitu sektor
Bangunan / Konstruksi sebesar -10,18%, Sektor Pertanian sebesar 9,15% dan Angkutan dan
Komunikasi sebesar 5,36%.
Tabel 2.17
Pertumbuhan ekonomi Agregat Tahun 2000-2010
Perbandingan PDRB Provinsi Jawa Tengah dan Solo Raya tahun 2010 dapat dilihat sebagai
berikut.
Tabel 2.18
Perbandingan PDRB Provinsi Jawa Tengah dan Solo Raya
Tahun 2010 ( Jutaan Rupiah )
Rincian Berlaku Konstan 2000
1 2 3
Propinsi 444.396.468,19 186.995.480,65
Klaten 11.272.386,97 4.843.247,28
Sukoharjo 9.911.509,17 4.978.263,31
Surakarta 9.941.136,57 5.103.886,25
Karanganyar 9.223.851,60 5.452.435,49
Boyolali 8.101.684,50 4.248.048,20
Wonogiri 6.302.822,89 2.998.123,41
Sragen 6.746.779,80 3.068.863,66
Sumber : Klaten dalam Angka ,2010
Tabel 2.19.
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Klaten Tahun 2009 2010 ( % )
Perekonomian Kabupaten Klaten tahun 2010, menurut Produk Domestik Regional Bruto atas dasar
harga berlaku didominasi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 26,51%, sektor Industri
Pengolahan sebesar 20,59% dan sektor Pertanian sebesar 18,30%.
Sedangkan sektor sektor yang kontribusinya kecil adalah sektor Listrik dan Air Minum sebesar
1,15%, sektor Penggalian sebesar 1,81% dan sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 3,23%.
Tabel 2.20.
Struktur Ekonomi Kabupaten Klaten Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 2010 ( % )
Inflasi merupakan salah satu alat untuk melihat perubahan harga. Inflasi Produk Domestik Regional
Bruto tahun 2010 diperoleh dengan membagi antara Indeks Implisit tahun 2010 dan tahun 2009.
Indeks Implisit merupakan hasil bagi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku
dengan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000. Indeks Implisit tahun
2010 sebesar 232,74%, sedang tahun 2009 sebesar 217,57%, jadi inflasi PDRB tahun 2010 =
6,97%.
Produk Domestik Regional Bruto per Kapita merupakan hasil bagi PDRB dan penduduk
pertengahan tahun. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita menurut harga berlaku tahun 2010
sebesar Rp. 8.635.310,07 naik sebesar 8,57% bila dibandingkan terhadap tahun 2009. Sedang jika
dilihat atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 3.710.211,70 naik sebesar 1,50% bila
dibandingkan terhadap tahun 2009.
Tabel 2.22.
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Tahun 2000 - 2010
Berlaku Konstan 2000
T ahun
Nilai (Rupiah) % Pertum- buhan Nilai (Rupiah) % Pertum- buhan
(1) (2) (3) (4) (5)
2000 2.656.913,59 - 2.656.913,59 -
2001 3.040.848,95 14,45 2.755.295,68 3,70
2002 3.472.177,09 14,18 2.848.384,33 3,38
2003 3.856.046,44 11,06 2.974.265,23 4,42
2004 4.279.722,86 10,99 3.107.333,54 4,47
2005 5.078.862,92 18,67 3.238.691,91 4,23
2006 5.805.021,37 14,30 3.290.470,00 1,60
2007 6.444.304,16 11,01 3.392.004,66 3,09
Belajar dari sejarah, dan berangkat dari potensi yang dimiliki, maka visi pembangunan daerah
Kabupaten Klaten yang dirumuskan dalam RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015
adalah: Terwujudnya Klaten Yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo. Visi tersebut mengandung
makna:
1. Masyarakat Klaten yang TOTO TITI : terwujudnya tatanan kehidupan yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan sosial yang harmonis, kehidupan perekonomian yang
dinamis, kehidupan politik yang demokratis dan kondusif serta menjaga kelestarian lingkungan
hidup dan kepemerintahan yang menerapkan 10 prinsip Tata Pemerintahan yang Baik dan
Bersih (Good Governance dan Clean Goverment) meliputi: Partisipasi, Penegakan Hukum,
Transparansi, Kesetaraan, Daya tanggap, Wawasan kedepan, Akuntabilitas, Pengawasan,
Efisiensi dan Efektivitas, Profesionalisme.
1. WAREG dalam arti terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi masyarakat secara
menyeluruh.
2. WARAS dalam arti terpenuhinya tingkat kesehatan masyarakat yang lebih bermutu dan
meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Klaten.
5. WISMA dalam arti terpenuhinya papan/perumahan yang lebih layak dan semakin
bermutu serta dapat terjangkau bagi lapisan masyarakat, baik di wilayah perkotaan dan
pedesaan serta didukung oleh terwujudnya lingkungan yang sehat , tertata dan
BERSINAR.
Dengan rumusan visi yang mempunyai jangka menengah dan rumusan misi yang diharapkan
dapat mewujudkan visi diperlukan suatu arah dan strategi pembangunan daerah, untuk
mengimplementasikannya dengan menyusun langkah-langkah yang berisikan tujuan, sasaran
dan program indikatif. Program indikatif tersebut juga dapat dirumuskan dalam suatu agenda
daerah, yang akan dijabarkan dalam program- kegiatan pembangunan selama 5 (lima) tahun
ke depan.
Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai
berikut:
3. Misi 3: Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan
materiil dan spiritual dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Bersandar pada prinsip prinsip otonomi daerah bahwa pemerintah daerah memiliki hak,
wewenang dan kewajiban mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan yang mendukung tugas tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas tugas
pembantuan lainnya yang terejawantahkan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor .... Tahun ... tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Klaten.
Pemerintah Kabupaten Klaten dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya selalu
mengedepankan pola pendekatan partisipastif (partisipatory approach) yang diharapkan
penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan daerah selalu berkembang dinamis dan sejalan
dengan aspirasi masyarakat, sehingga akan terjadi atau tumbuh timbal balik (feed back) antara
pemerintah daerah, masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya secara selaras, sinergi
dan berkesinambungan.
Pemerintah Daerah terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang meliputi :
a. Sekretariat Daerah
b. Staf Ahli
c. Sekretariat DPRD
d. Dinas Daerah
e. Lembaga Teknis Daerah
f. Satpol PP
g. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
h. Kecamatan
i. Kelurahan
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah Koordinatif dan Perencanaan Pembangunan adalah Badan
Perencana Pembangunan Daerah yaitu pada Bidang Fisik Prasarana dan Bidang Sosial dan
Budaya.
1. Dinas Pekerjaan Umum yaitu pada Bidang Cipta Karya dan Bidang Kebersihan dan
Pertamanan dan Bidang SDA.
2. Dinas Kesehatan yaitu pada Bidang pengendalian Penyakit, Bidang Kesehatan Keluarga
dan Masyarakat, dan Bidang Promosi Kesehatan.
4. Dinas Pendidikan terkait dengan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan non formal.
6. SKPD lainnya yang terkait dalam koordinasi pelaksanaan program kegiatan sanitasi yaitu
Bagian Kesra, Bagian Administrasi Pembangunan dan Bagian Perekonomian Setda
Kabupaten Klaten.
7. Perangkat Daerah Kewilayahan yang terdiri dari Kecamatan, KeJelurahan dan Desa.
8. UPTD Puskemas
10. PDAM Klaten yang melaksanakan tugas pokok dana fungsi penyediaan air minum yang
mendukung program AMPL.
Dalam upaya percepatan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) yang
sejalan dengan kebijakan nasional pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan, di
Kabupaten Klaten sejak tahun 2007 telah dibentuk Tim Koordinasi yang beranggotakan para
pinpinan SKPD terkait penyelenggaraan pembangunan AMPL dan Pokja AMPL yang bertugas
membantu Tim Koordinasi AMPL yang beranggotakan personil pejabat eselon III, IV dan staf yang
berasal dari SKPD terkait. Tugas pokok dari Pokja AMPL adalah :
c. Memfasilitasi proses penyusunan program, kegiatan dan pemilihan /penentuan desa yang akan
menerima bantuan;
Desa dan kelurahan yang yang tidak termasuk dalam sistem perkotaan, akan dikembangkan pusat
pelayanannya secara berjenjang sesuai dengan karakter dan potensi yang dimiliki oleh masing-
masing desa/kelurahan.
Sistem perdesaan disusun berdasarkan pelayanan perdesaan secara berhierarki, meliputi:
a. Pusat pelayanan lingkungan (PPL) yang melayani beberapa wilayah administrasi desa;
b. Pusat pelayanan setiap desa;
c. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.
Hierarki pusat pelayanan desa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pusat Pelayanan Lingkungan
Pusat pelayanan lingkungan adalah desa yang memiliki peran selain melayani wilayah
desanya sendiri juga melayani beberapa desa di sekitarnya.
Kriteria penetapan desa pusat pertumbuhan adalah:
1. Tidak termasuk dalam kawasan perkotaan
2. Jarak dari kawasan perkotaan > 5 km
3. Tidak termasuk dalam kawasan rawan bencana
4. Memiliki skor/nilai yang relatif lebih tinggi dari desa lainnya, yang diukur dengan
indikator:
a) Proporsi penduduk yang bekerja di sektor selain pertanian
b) Banyaknya jenis fasilitas perkotaan yang dimiliki
c) Tingkat aksesibilitas
d) Jumlah dan kepadatan penduduk
Berdasarkan pertimbangan kriteria di atas, pusat pelayanan lingkungan di Kabupaten Klaten
ditetapkan meliputi: Desa Randusari Kecamatan Prambanan, Desa Mutihan Kecamatan
Gantiwarno, Desa Gentan Kecamatan Gantiwarno, Desa Trotok Kecamatan Wedi, Desa Wiro
Untuk mengembangkan sarana dan prasarana wilayah, maka diprediksikan terlebih dahulu jumlah,
distribusi dan kepadatan penduduk di kabupaten Klaten hingga akhir tahun rencana, yaitu tahun
2010 sampai dengan tahun 2029.
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air di Kabupaten Klaten terdiri
atas:
Pengembangan Sistem jaringan prasarana lainnya berupa pengelolaan lingkungan yang terdiri
atas: