Secara umum Kerangka Acuan Kerja yang ada telah dapat di pakai sebagai
acuan dasar serta dapat memberikan gambaran implementasi pekerjaan
kepada team konsultan. Dari hasil pemahaman terhadap Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan hasil penjelasan pekerjaan (aanwijzing), maka secara umum
konsultan dapat memahaminya, dan isi Kerangka Acuan Kerja (KAK)
cukup jelas untuk mencapai sasaran proyek. Namun demikian ada beberapa
hal yang perlu mendapatkan penajaman dan kelengkapan, untuk menunjang
kesempurnaan hasil produk. Potensi PLTMH di Aceh diperkirakan cukup besar
mengingat banyaknya desa terpencil yang ada di Aceh dan secara Hidrologis
dan topografis potensi PLTMH-nya cukup besar, maka perlu dilakukan
penelitian atau Feasibility Study Perencanaan Pembangunan PLTMH. Sesuai
dengan kondisi alam, pengembangan PLTMH dapat dibagi 2 jenis yaitu : tipe
waduk (Water Storage) dan tipe aliran langsung dengan terowongan
(Channel). Tipe waduk dapat berupa bendungan dan keluaran danau,
sedangkan tipe aliran langsung dengan terowongan dapat berupa aliran
langsung dengan bendungan pendek.
Secara umum tanggapan terhadap kerangka acuan kerja ini disusun setelah
team konsultan mempelajari dan mencermati :
Mempelajari Dokumen Tender khususnya Kerangka Acuan Kerja (KAK);
Mengikuti aanwijzing;
Review data-data sekunder lainnya yang diperoleh dari instansi terkait.
Tanggapan
Setelah membaca dan mempelajari isi dan penelaahan kami terhadap
Kerangka Acuan Kerja, secara umum uraian dan penjelasan yang ada sudah
cukup jelas dan dapat dipahami dengan baik.
Sesuai dengan isi Kerangka Acuan Kerja tersebut kami mengusulkan
tanggapan, saran dan masukan dengan harapan untuk lebih mengoptimalkan
hasil dari Pekerjaan FS dan DED PLTMH Kabupaten Gayo Lues (Migas Aceh)
yang antara lain sebagai berikut :
PERSIAPAN
Survey
- Mobilisasi Personil
- Pengurusan Ijin Survey
- Menyusun network planning,
rencana survey lapangan dan time
schedule kegiatan
SURVEY PENGUKURAN
SURVEY DAN PENGUKURAN
Survey Data
Lapangan Sekunder
Skenario
ANALISA
Perencanaan
- Sumber Air - Sistem - Sistem - Sistem - Kebutuhan - Sistem - Sistem - Jenis tanah
- Kebutuhan Sanitasi drainase Persam- Sarana & Kelistrikan Telephone & kondisi air
Air Minum - Sistem Air - Penanganan pahan prasarana Kawasan Kawasan - Jenis pohon
- Sistem Kotor genangan - Sistem - Hirarki jalan - Kebutuhan - Kebutuhan - Relasi antar
pelayanan - Sistem - Hidrologi Pengelo- - Kebutuhan Listrik Telephone bangunan,
- Tingkat Sirkulasi - Hidrolika laan lajur & lebar - Layout - Layout desain tapak
Pelayanan Udara - Debit banjir - Kelemba- jalur jaringan jaringan & alam
- Jaringan & - Kelemba- - Dimensi gaan - Geometrik - Kebutuhan - Kebutuhan - Kontur,
Dimensi gaan saluran - Teknologi perkerasan, Jaringan & prasarana view, unit
perpipaan - Motivasi - Konstruksi, tepat guna dll penerangan telepon visual
- Penerapan SDM dll jalan
Teknologi - Bangunan
Tepat Guna utilitas
DESAIN KONSEPSI
DESAIN KONSEPSI
IFRASTRUKTUR KAWASAAN
Album
Gambar RAB RKS
2.1.1. Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal kegiatan dilakukan. Pada tahap ini,
selain mempersiapkan personil dan perlengkapan, ada kegiatan yang perlu
perhatian khusus. Kegiatan dimaksud adalah Sosialisasi dan Kepastian lokasi
survey. Kepastian lokasi akan dilakukan dengan melakukan koordinasi khusus
dengan pemberi kerja, catatan yang harus dipedomani adalah kesepakatan
bahwa lokasi survey telah sesuai dengan prioritas dan kriteria yang
ditetapkan. Kepastian ini dilengkapi dengan berita acara, sehingga menjadi
pedoman bersama untuk memulai kegiatan.
Pada tahap persiapan ini juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat
setempat, bahwa pada lokasi kawasan ini akan dilakukan Pekerjaan FS dan
DED PLTMH Kabupaten Gayo Lues (Migas Aceh). Sebagai bentuk partisipasi
dalam perencanaan ini, dibentuk tim penunjang yang terdiri dari masyarakat
setempat dengan pola organisasi masyarakat setempat. Kegiatan ini sangat
diperlukan sehingga dihasilkan rencana yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan memiliki rasa kepedulian dan kepemilikan.
2.1.3. Analisa
Dari data primer dan sekunder yang telah diperoleh, kemudian dilakukan
analisa oleh tenaga ahli terkait dengan kebutuhan pelaksanaan Pekerjaan FS
dan DED PLTMH Kabupaten Gayo Lues (Migas Aceh). Untuk menganalisa
secara efektif, bersamaan dilakukan perencanaan skenario. Hal ini
dimaksudkan untuk mempercepat tersusunnya desain.
2.1.4. Desain Konsepsi
Pengembangan desain kosepsi dilakukan setelah rancangan skenario sudah
dapat dijadikan alternatif desain. Masukan altenatif ini diperoleh melalui
diskusi internsif dengan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Aceh. Desain
konsepsi merupakan penggambaran awal diikuti dengan pemetaan terukur.
2.2. Metodologi
Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan FS dan DED PLTMH
Kabupaten Gayo Lues (Migas Aceh) mengacu kepada model yang telah
ditetapkan dalam perudangan dan peraturan teknis yang terkait dengan
infrastruktur air minum, sanitasi, drainase, persampahan, jalan, listrik,
telepon, dan lansekap.
2.2.1. Survey Pengukuran
Survey pengukuran dilakukan untuk menunjang kebutuhan data satuan luas,
kemiringan, ketinggian dan penampang. Metoda yang digunakan adalah
mengukur bentuk topografi dengan memasang titik Benchmark dan Patok
Kayu, Pengukuran GPS, Pengukuran Poligon, Pengukuran Lavelling,
Pengukuran Situasi Datail dan Profil Melintang. Adapun Uraian teknis
pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Pemasangan Bench Mark (BM) dan Patok Kayu
Pemasangan Bench mark disesuaikan dengan kebutuhan dan luas daerah
yang akan dipetakan. BM tersebut akan dipergunakan untuk keperluan
pengukuran poligon, dimana minimal 2 (dua) BM saling terlihat. Jumlah
BM yang akan dipasang tergantung luas daerah yang dipetakan kira-kira
untuk luas 100 ha sebanyak 4 buah.
Lokasi pemasangan BM akan dipasang di posisi yang aman, mudah untuk
diidentifikasi dan dicari kembali dan terbuka (clear) yaitu lokasi tugu
mempunyai ruang pandang bebas halangan ke semua arah 150 diatas
horison karena BM akan diukur dengan pengukuran GPS.
Patok kayu akan dipasang untuk keperluan penambahan titik bantu
pengukuran poligon dan situasi detil.
2. Pengukuran GPS
Untuk mendapatkan sistem pengukuran yang sama dan universal, perlu
dilakukan pengukuran GPS dan diikatkan ke Tugu GPS yang ada (misal
Bakosurtanal, BPN, GPS HPH dan sebagainya). Peta yang akan dibuat
memiliki sistem proyeksi UTM.
Metoda pengukuran GPS yang akan dilakukan adalah Static Relative
Positioning dengan pengamatan "Carrier Beat Phase", yaitu pengamatan
terhadap phase gelombang pembawa (L1 dan / atau L2) untuk
menentukan panjang vektor baseline-baseline yang dapat dilihat pada
lampiran. Lamanya pengamatan setiap baseline adalah minimum 40 menit
dengan interval perekaman 15 detik.
3. Pengukuran Poligon
Pengukuran poligon dilakukan dalam dua seri rangkap, yaitu dengan
urutan bacaan biasa luar biasa luar biasa - biasa untuk masing-masing
seri. Pada seri pertama bacaan jurusan biasa diset 00 00 dan xx,
sedang pada seri kedua alat diset pada 90 00 dan xx. Di tengah area
pemetaan dipasang patok dan jalur poligon yang terikat ke poligon
luar/perimeter untuk kepentingan kontrol.
Untuk keperluan pengukuran situasi detil patok-patok kayu dipasang
sebagai titik awal dan akhir jalur (array) pengukuran. Jarak antara patok
kayu adalah 75 meter.
4. Pengukuran Levelling
Pengukuran Beda Tinggi dilakukan untuk mendapatkan tinggi dari BM
yang dipasang terhadap suatu titik referensi tinggi tertentu (misal Titik
Tinggi Geodesi (TTG) Bakosurtanal atau tinggi genangan air tertinggi dan
sebagainya). Pengukuran jaring titik kontrol vertikal dilakukan dengan
metode levelling differensial dalam bentuk loop-loop tertutup dengan
menggunakan level spirit atau level automatis.
5. Pengukuran Situasi Detail
Untuk mendapatkan gambaran mengenai bentuk permukaan tanah, maka
dilakukan pengukuran situasi detil dengan interval 25 meter, sehingga
terbentuk hasil pengukuran berupa jalur-jalur yang mempunyai posisi
(x,y) dan nilai ketinggian (z). Pengukuran profil melintang disesuaikan
dengan kebutuhan dari user
METODE PENGUKURAN
Patok
Kayu
Batas
Lokasi
GPS3
GPS2
GPS4
GPS1
Kecepatan AliranAir
Jenis Bahan Yang diizinkan
(m/detik)
Pasir Halus 0.45
Lempung kepasiran 0.50
Lanau aluvial 0.60
Kerikil halus 0.75
Lempung kokoh 0.75
Lempung padat 1.10
Kerikil kasar 1.20
Batu-batu besar 1.50
Pasangan batu 1.50
Beton 1.50
Beton bertulang 1.50
2. Kemiringan saluran samping ditentukan berdasarkan bahan yang
digunakan; hubungan antara bahan yang digunakan dengan kemiringan
saluran samping arah memanjang yang dikaitkan dengan erosi aliran (lihat
tabel berikut ini)
PEMATAH ARUS
i%
i(%) 6% 6% 7% 9% 10 %
L(m) 16 m 10 m 8m 7m 6m
4. Tipe dan jenis bahan saluran samping didasarkan kondisi tanah dasar,
kedudukan muka air tanah dan kecepatan abrasi air.
5. Penampang minimum saluran samping 0.5 m2.
2.2.4.7. Gorong-gorong Pembuang Air
Gorong-gorong pembuang air meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Ditempatkan melintang jalan yang berfungsi untuk menampung air dari
saluran samping dan membuangnya.
2. Harus cukup besar untuk melewatkan debit air maksimum dari daerah
pengaliran secara efisien.
3. Harus dibuat dengan tipe yang permanen (lihat gambar bagian gorong-
gorong).
Bagian gorong-gorong terdiri dari tiga bagian konstruksi utama, yaitu:
Pipa kanal air utama yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bagian
hulu ke bagian hilir secara langsung.
h 1
Ae = (b + m.h) h
P = b + 2h (1 + m 2 )
Ae
R=
P
Keterangan :
B = lebar saluran (m)
h = dalamnya saluran yang tergenang air (m)
m = perbandingan kemiringan talud
R = jari-jari hidrolis (m)
P = Keliling basah saluran (m)
Ae = Luas Penampang basah (m2)
Ae = b h
Ae
R=
P
P = b + 2h
Keterangan :
B = lebar saluran (m)
h = dalamnya saluran yang tergenang air (m)
R = jari-jari hidrolis (m)
P = Keliling basah saluran (m)
Ae = Luas Penampang basah (m2)
A e = Ad
Keterangan :
Ae = Luas penampang ekonomis (m2)
Ad = Luas penampang berdasarkan debit air yang ada (m2)
No Daerah Standar
1 Bisnis & Perdagangan, Fasilitas Umum 17 SST/100 jiwa
dan Sosial, Kantor Pemerintahan dan
Perumahan
2 Industri, Pariwisata dan Gudang 1 SST/Kav (0,5 Ha)
3 Telephone Umum 1 SST/1000 jiwa
2.3.2. Mobilisasi
Personil yang sesuai dengan persyaratan yan ditentukan dalam Dokumen
Seleksi Umum akan segera dimobilisasikan ke lokasi pekerjaan pada waktu
yang telah ditetapkan sesuai dengan surat mobilisasi atau Surat perintah Mulai
Kerja (SPMK).
2.3.3. Koordinasi
Sebagai langkah awal sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, perlu
dilaksanakan koordinasi antara unsur-unsur yang terkait. Koordinasi dimulai
dari organisasi konsultan dengan menjelaskan tugas dan tanggungjawab
masing-masing personil serta hubungan kerja antara satu sama lainnya.
Berkaitan dengan Penetapan lokasi yang ditentukan kriterianya, ada baiknya
dipetakan sejak awal agar kondisi lokasi tidak serba pasti. Hal ini akan
dituangkan dalam berita acara setiap keputusan yang telah disepakati.
2.3.4. Sosialisasi
Pada bagian sosialisasi ini, konsulatan dengan melibatkan masyarakat
setempat membentuk tim lokal untuk membantu melakukan survey.
Diaharapkan dengan peran aktif masyarakat, sejak dini telah dipahami
maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Harapan lain adalah
terbangun sikap bersama dalam membangun infrastruktur perumahan dan
permukiman.
2.3.7. Keluaran
Dengan adanya pelaksanaan kegiatan penyusunan Detail Engineering Design
(DED) dapat menghasilkan keluaran antara lain :
Pembuatan Gambar Detail;
Pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-syarat;
Pembuatan Rencana Volume dan Rencana Anggaran Biaya;
Pembuatan Program Pelaksanaan.
Struktur organisasi proyek yang diusulkan oleh konsultan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar lampiran dibawah ini.
STRUKTUR ORGANISASI HUBUNGAN KERJA
OWNER DIREKTUR/PIMPINAN
PERUSAHAAN
PPK PKPP
TEAM LEADER
BADAN PEMBINAAN
DAYAH
Tenaga Pendukung :
1. SURVEYOR
2. PEKERJA LOKAL
3. SEKRETARIS/ADM
4. OPERATOR KOMPUTER/OFFICE BOY
5.
Tenaga Ahli
(Personil Inti)
Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
Banta Usman, ST CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Ahli Perencanaan Team Leader Mampu memimpin team kerja secara 3,00 OB
CONSULTANT Infrastruktur efektif dan berpengalaman menjadi
Kawasan team leader dengan kualitas proyek
setara.
Memiliki kemampuan komunikasi dan
daya analisis yang baik terhadap situasi
yang berkembang dan familiar terhadap
permasalahan-permasalahan perumahan
dan permukiman.
Memahami tata kerja pemerintah
setempat.
Adnan Idris, ST CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Teknik Sipil Ahli Teknik Sipil
- Mempelajari dan menganalisa data 3,00 OB
CONSULTANT hasil survey serta mendiskusikan
dengan tenaga ahli dalam
mempertimbangkan perencanaan
struktur Bangunan
- Bersama- sama dengan tenaga ahli
membuat perencanaan detail struktur
bangunan fasilitas
- Membuat spesifikasi teknik kontruksi
fasilitas yang telah direcanakan
- Membantu Team Leader dalam
menyusun laporan
Ir. Mukhtar Khalidin CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Teknik Mesin Ahli Mesin - Bertanggung Jawab Kepada Team 2,00 OB
CONSULTANT Leader
- Melaksanakan Semua Kegiatan yang
mencakup pengumpulan data harga
satuan bahan dan upah
- Menyiapkan analisa harga satuan
pekerjaan
- Membuat perhitungan kuantitas
pekerjaan sarana dam prasarana
dilokasi perencanaan
- Membuat perkiraan biaya pekerjaan
konstruksi.
Heri Sahputra, ST CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Teknik Elektro Ahli Elektro - Merencanakan Model Gedung dan Tipe 2,00 OB
CONSULTANT Gedung
- Merencanakan Site Plan dan Blok Plan
- Membuat spesifikasi bangunan
Ir. Ichwan CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Teknik Geologi Ahli Geologi - Merencanakan Model Gedung dan Tipe 3,00 OB
CONSULTANT Gedung
- Merencanakan Site Plan dan Blok Plan
- Membuat spesifikasi bangunan
Tenaga Pendukung
(Pendukung)
Ir. Munar Syafii CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Teknik Sipil Draftman CAD
- Mempelajari dan menganalisa 2,00 OB
Muliani, ST CONSULTANT data hasil survey serta
Muniruddin, ST mendiskusikan dengan tenaga
ahli dalam mempertimbangkan
perencanaan struktur Bangunan
- Bersama- sama dengan tenaga
ahli membuat perencanaan
detail struktur bangunan fasilitas
- Membuat spesifikasi teknik
kontruksi fasilitas yang telah
direcanakan
- Membantu Team Leader dalam
menyusun laporan
Hendri Saputra, ST CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Pekerja Lokal 2,00 OB
Muntazir, ST CONSULTANT
Nila Surya Ningsih, SE CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Pembukuan Sekretaris/ADM 2,00 OB
CONSULTANT
Mulia Saputra, ST CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Pemograman Operator Komputer 4,00 OB
Azhari CONSULTANT
Tube Name CV. TRY Tenaga Ahli Lokal Office Boy Office Boy 4,00 OB
CONSULTANT
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
NASIONAL
A. TENAGA PROFESIONAL
1 Team Leader Banta Usman, ST 4 1
Subtotal 18
TENAGA
C. ASING
Subtotal 0
Total 18
4.2.9. Sekretaris/ADM
Lulusan D3 ekonomi, Sekretaris/sederajat sejumlah 1 (satu) orang, dengan
pengalaman kerja paling kurang 2 (dua) tahun.
4.2.10. Drafman
Lulusan STM/sederajat sejumlah 2 (dua) orang, dengan pengalaman kerja
paling kurang 2 (dua) tahun.
NASIONAL
A. TENAGA PROFESIONAL
1 Team Leader Banta Usman, ST 4 1
Subtotal 18
TENAGA
C. ASING
1
2
Subtotal 0
Total