Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN

PERKERASAN JALAN

Disusun oleh:

Kelompok 3
Fitriyah Ulfa 3115100068
Hafid Alfianto 3115100069
Nugraha Alfanda Wildan 3115100070
Rosita Eka Aprilyanti 3115100071
Christ Billy Prakoswa 3115100072
Erwin Widyanto Nugroho 3115100073
Ayuning Diah Nuryani 3115100080
Ricky Dharma Putra 3115100081
Fahmi Shofi Aulia 3115100082
Dewi Ayu Rahmawati 3115100084
Maria Wijaya 3115100085
Daniel Adrian 3115100089
Naura Assyifa Salma 3115100092
Hadyan Arvin Aditya 3115100096
M. Dachreza Tri Kurnia P. 3115100097

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

NAMA NAMA PESERTA PRAKTIKUM


KELOMPOK 3:

FITRIYAH ULFA 3115100068


HAFID ALFIANTO 3115100069
NUGRAHA ALFANDA WILDAN 3115100070
ROSITA EKA APRILYANTI 3115100071
CHRIST BILLY PRAKOSWA 3115100072
ERWIN WIDYANTO NUGROHO 3115100073
AYUNING DIAH NURYANI 3115100080
RICKY DHARMA PUTRA 3115100081
FAHMI SHOFI AULIA 3115100082
DEWI AYU RAHMAWATI 3115100084
MARIA WIJAYA 3115100085
DANIEL ADRIAN 3115100089
NAURA ASSYIFA SALMA 3115100092
HADYAN ARVIN ADITYA 3115100096
M. DACHREZA TRI KURNIA P. 3115100097

SURABAYA, 2 MEI 2017


MENGETAHUI / MENYETUJUI
LABORATORIUM PERHUBUNGAN DAN KONSTRUKSI BAHAN JALAN
FTSP ITS
SURABAYA

UBAIDILLAH

PROGRAM SARJANA (S-1)


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NIPEMBER
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

NAMA NAMA PESERTA PRAKTIKUM


KELOMPOK 3 :

FITRIYAH ULFA 3115100068


HAFID ALFIANTO 3115100069
NUGRAHA ALFANDA WILDAN 3115100070
ROSITA EKA APRILYANTI 3115100071
CHRIST BILLY PRAKOSWA 3115100072
ERWIN WIDYANTO NUGROHO 3115100073
AYUNING DIAH NURYANI 3115100080
RICKY DHARMA PUTRA 3115100081
FAHMI SHOFI AULIA 3115100082
DEWI AYU RAHMAWATI 3115100084
MARIA WIJAYA 3115100085
DANIEL ADRIAN 3115100089
NAURA ASSYIFA SALMA 3115100092
HADYAN ARVIN ADITYA 3115100096
M. DACHREZA TRI KURNIA P. 3115100097

SURABAYA, 2 MEI 2017


MENGETAHUI / MENYETUJUI

DOSEN ASISTENSI PRAKTIKUM LABORATORIUM PERHUBUNGAN DAN


PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KONSTRUKSI BAHAN JALAN
FTSP ITS
SURABAYA

IR. DYAH IRIANI W. MSc UBAIDILLAH

PROGRAM SARJANA (S-1)


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NIPEMBER
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

NAMA NAMA PESERTA PRAKTIKUM


KELOMPOK 3 :

FITRIYAH ULFA 3115100068


HAFID ALFIANTO 3115100069
NUGRAHA ALFANDA WILDAN 3115100070
ROSITA EKA APRILYANTI 3115100071
CHRIST BILLY PRAKOSWA 3115100072
ERWIN WIDYANTO NUGROHO 3115100073
AYUNING DIAH NURYANI 3115100080
RICKY DHARMA PUTRA 3115100081
FAHMI SHOFI AULIA 3115100082
DEWI AYU RAHMAWATI 3115100084
MARIA WIJAYA 3115100085
DANIEL ADRIAN 3115100089
NAURA ASSYIFA SALMA 3115100092
HADYAN ARVIN ADITYA 3115100096
M. DACHREZA TRI KURNIA P. 3115100097

SURABAYA, MEI 2017


MENGETAHUI / MENYETUJUI
DOSEN ASISTENSI PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

IR. DYAH IRIANI W. MSc

PROGRAM SARJANA (S-1)


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NIPEMBER
2017
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan kasih setiaNya
lah kami dapat menyelesaikan praktikum Perencanaan Perkerasan Jalan ini dengan tepat waktu.
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini kami telah dibantu oleh banyak pihak. Untuk itu, kami
mengucapakan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1 Bapak Istiar, ST., MT. selaku dosen mata kuliah Perencanaan Perkerasan Jalan,
2 Ibu Ir. Dyah Iriani W. MSc selaku dosen asistensi praktikum Perencanaan Perkerasan Jalan,
3 Para laboran Laboratorium Perhubungan dan Bahan Konstruksi Jalan jurusan Teknik Sipil
ITS,
4 Teman teman angkatan 2015, para senior, dan segenap pihak yang telah ikut membantu
menyelesaikan laporan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan
laporan ini dikemudian hari. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 2 Mei 2015

Penyusun

TEKNIK SIPIL FTSP ITS - 2017


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya, dalam mendesain perkerasan jalan raya, konsep yang digunakan adalah
dinamis. Ada beberapa metode yang dapat digunaka untuk mendesain, tetapi teori dasar yang
digunakan hamper sama. Perkerasan jalan memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin
keamanan dan keselamatan dalam berkendara di jalan raya. Kualitas material yang digunakan
dalam perkerasan jalan sangat berpengaruh dalam memberikan hasil yang optimum. Untuk dapat
mengetahui kualitas material tersebut, diperlukan penyelidikan yang cermat di laboratorium dan
lapangan. Pada praktikum ini, beban yang digunakan adalah beban lalu lintas berat karena pada
kenyataan di lapangan, beban yang diperhitungkan adalah beban lalu lintas berat.

1.2 Permasalahan
Bagaimana menentukan komposisi campuran agregat dan aspal yang optimal dan sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan.

1.3 Tujuan
Untuk menentukan komposisi yang optimal antara agregat dan aspal agar perkerasan jalan
yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan


Beberapa batasan studi dalam praktikum ini adalah:
1. Merencanakan komposisi campuran agregat dan aspal yang optimal
2. Data yang diperlukan adalah data hasil praktikum di laboratorium, lapangan, dan juga studi
literatur

1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Pendahuluan
Meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan, ruang lingkup dan metodologi dari
praktikum perkerasan jalan.
2. Pemeriksaan Agregat
Meliputi analisa ayakan, tes keausan agregat kasar dengan mesin Los Angeles, dan
menentukan berat jenis agregat

3. Pemeriksaan Aspal
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Meliputi tes penetrasi aspal, daktilitas aspal, dan emeriksaan titik nyala, titik bakar, dan titik
lembek aspal
4. CBR dan DCPT
Menentukan nilai CBR baik melalui tes CBR maupun tes DCPT
5. Mix Design
Meliputi perencanaan campuran agregat dan aspal, kemudian hasil yang didapatkan di-test
menggunakan alat Marshall (Marshall Test)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

BAB II
PEMERIKSAAN AGREGAT

2.1 Analisa Saringan (Sieve Analysis)


Pemeriksaan ini disesuaikan dengan:
( SNI 03 1968 1990 )
( ASTM C 136 46 )

2.1.1 Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk:
Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan saringan (Standart ASTM).
Mengetahui ukuran butiran agar dapat menentukan suatu komposisi campuran
agregat yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.

2.1.2 Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji
b. Satu set saringan : 19,1 mm ( 3/4 ) ; 12,5mm ( ) ; 9,5 mm ( 3/8 ) ; No. 4 ;
No. 8 ; No.16 ; No. 30 ; No. 50 ; No. 100 ; No. 200 ; Pan (standart ASTM).
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai pada
suhu ( 110 + 5 ) oC.
d. Alat pemisah contoh
e. Mesin pengguncang saringan
f. Talam-talam untuk tempat agregat
g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat lainnya

Gambar 1. Ayakan untuk Analisa Saringan


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

2.1.3 Benda Uji


Fraksi Agregat, digolongkan menjadi 3 fraksi :
F1, ukuran 1 - 3/4, berat contoh 5000 gram
F2, ukuran 3/4 - No. 4, berat contoh 3500 gram
F3, ukuran No. 4 - No. 200, berat contoh 2250 gram

Semua contoh yang digunakan sebagai benda uji diambil pada berat tetap. Berat
tetap adalah berat agregat kering oven pada suhu kamar dan diulang dioven satu jam
lagi setelah didinginkan pada suhu kamar lagi maka beratnya tetap, oven harus
senantiasa pada suhu ( 110 +5 ) oC, karena air pada suhu 100 oC akan menguap
sehungga kandungan air pada agregat itu akan hilang.

Klasifikasi Agregat :
Agregat kasar yaitu agregat yang tertahan pada saringan No. 4
Agregat halus yaitu agregat yang lolos melalui saringan No. 4

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat
tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No. 4, selanjutnya agregat
halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas.
Benda uji disiapkan sesuai dengan persyaratan (PB-0208-76) kecuali apabila
butiran yang melalui saringan No. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila
syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.

2.1.4 Cara Kerja dan Pelaksanaan


Pelaksanaan disini disesuaikan buku petunjuk dengan nomor kode PB-0201-76.
1. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110 + 5)oC sampai berat
tetap
2. Benda uji disaring lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang selama 15 menit.

Gambar 2. Proses Pelaksanaan Praktikum Analisa Saringan

2.1.5 Hasil Praktikum


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Dari hasil percobaan diketahui bahwa campuran agregat tersebut memiliki


gradasi baik (well graded) dimana terdapat butiran dari agregat kasar sampai halus.
Campuran dengan gradasi baik memiliki stabilitas yang tinggi, agak kedap
terhadap air dan memiliki berat isi yang besar.

2.1.6 Perhitungan
Menghitung prosentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing
saringan terhadap berat total benda uji.
Hasil percobaan dapat dilihat pada hal berikut ini:
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Tes Analisa Agregat


(AASHTO T27)
Nomor :1
Jenis Material : Coarse (F1)
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017
Berat Contoh : 5000 Gram

Berat
Berat
Ukuran Ukuran Masing- Prosentase Prosentase
Jumlah
Saringa Saringa masing Jumlah Jumlah
Tertahan
n (inch) n (mm) Tertahan Tertahan Lolos
(Gram)
(Gram)
1" 25.4 0 0 0% 100 %
" 19.1 1005.5 1005.5 20.11 % 79.89 %
" 12.7 3027.5 4033 80.66 % 19.34 %
3/8 " 9.25 698.2 4731.2 94.62 % 5.38 %
No. 4 4.75 241 4972.2 99.44 % 0.56 %
No. 8 2.36 0.7 4972.9 99.46 % 0.54 %
No. 30 0.53 2.6 4975.5 99.51 % 0.49 %
No. 50 0.297 0.3 4975.8 99.52 % 0.48 %
No. 100 0.149 4.9 4980.7 99.61 % 0.39 %
N0. 200 0.074 1.5 4982.2 99.64 % 0.36 %

Surabaya, 10 Maret 2017

Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Tes Analisa Agregat


(AASHTO T27)
Nomor :2
Jenis Material : Medium (F2)
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017
Berat Contoh : 3500 Gram

Berat
Berat
Ukuran Ukuran Masing- Prosentas Prosentas
Jumlah
Saringa Saringa masing e Jumlah e Jumlah
Tertahan
n (inch) n (mm) Tertahan Tertahan Lolos
(Gram)
(Gram)
1" 25.4 0 0 0% 100 %
" 19.1 0 0 0% 100 %
" 12.7 460 460 13.14 % 86.86 %
3/8 " 9.25 2322.3 2782.3 79.49 % 20.51 %
No. 4 4.75 560.9 3343.2 95.52 % 4.48 %
No. 8 2.36 78.8 3422 97.77 % 2.23 %
No. 30 0.53 20.9 3442.9 98.37 % 1.63 %
No. 50 0.297 1.1 3444 98.40 % 1.6 %
No. 100 0.149 4.4 3448.4 98.53 % 1.47 %
N0. 200 0.074 0.7 3449.1 98.55 % 1.45 %

Surabaya, 10 Maret 2017

Diperiksa oleh Diuji oleh

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


(Ubaidillah) DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN3)
(Kelompok
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

SURABAYA 60111

Tes Analisa Agregat


(AASHTO T27)
Nomor :3
Jenis Material : Fine (F3)
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017
Berat Contoh : 2250 Gram

Berat
Berat
Ukuran Ukuran Masing- Prosentas Prosentas
Jumlah
Saringa Saringa masing e Jumlah e Jumlah
Tertahan
n (inch) n (mm) Tertahan Tertahan Lolos
(Gram)
(Gram)
1" 25.4 0 0 0% 100 %
" 19.1 0 0 0% 100 %
" 12.7 0 0 0% 100 %
3/8 " 9.25 0 0 0% 100 %
No. 4 4.75 314.7 314.7 13.99 % 86.01 %
No. 8 2.36 382 696.7 30.96 % 69.04 %
No. 30 0.53 626.8 1323.5 58.82 % 41.18 %
No. 50 0.297 409.8 1733.3 77.04 % 22.96 %
No. 100 0.149 294.8 2028.1 90.14 % 9.86 %
N0. 200 0.074 106.7 2134.8 94.88 % 5.12 %

Surabaya, 10 Maret 2017

Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

2.2 Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar


Pemeriksaan ini disesuaikan dengan :
(SNI 03 - 1969 - 1990)
PB-0202-76
AASHTO T-85-74
ASTM C-127-68

2.2.1 Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk :
Menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface
dry) dan berat jenis semu (apparent) dari agregat kasar, dimana :
A. Berat Jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada
suhu tertentu.
B. Berat Jenis Kering Permukaan (SSD) yaitu perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
C. Berat Jenis Semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu.
D. Penyerapan adalah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering.

2.2.2 Peralatan
A. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8) dengan kapasitas
kira-kira 5 kg.
B. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan, tempat ini
harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
C. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
D. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5)C
E. Alat pemisah contoh
F. Saringan No. 4

2.2.3 Benda Uji


Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no. 4, diperoleh dari alat pemisah
contoh atau cara perempat, sebanyak kira-kira 5 kg.

2.2.4 Cara Kerja


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

A. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain, yang melekat
pada permukaan.
B. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105C, sampai berat tetap.
C. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian timbang dengan
ketelitian 0,5 gram (Bk)
D. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 4 jam.
E. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu.
F. Timbang benda uji kering-permukaan jenuh.
G. Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba). Ukur suhu air untuk
penyesuaian perhitungan kepada suhu standard (25C).

Gambar 3. Proses Pelaksanaan Praktikum Agregat Kasar

2.2.5 Perhitungan
Bk
Bj Ba
A. Berat Jenis (Bulk Specific Gravity) =
Bj
Bj Ba
B. Berat jenis kering-permukaan (Saturated Surface Dry) =
Bk
Bk Ba
C. Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity) =
Bj Bk
100%
Bk
D. Penyerapan =

Bk = berat benda uji kering oven, (gram)


Bj = berat benda uji kering-permukaan jenuh, (gram)
Ba= berat benda uji kering-permukaan jenuh di dalam air, (gram)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

2.2.6 Catatan
Bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalma pekerjaan beton, dimana
agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya, maka tidak perlu dilakukan
pengeringan dengan oven.
Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir berat dan ringan.
Bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap, walaupun
pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati.
Dalam hal ini beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga
rata-rata yang memuaskan.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Tes Analisa Agregat


(PB-0202-76)
(AASHTO T-85-74)
(ASTM C-127-68)

Nomor :1
Jenis Material : Agregat Kasar
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017
Berat Contoh (gram) : 5000

Jenis Pengujian Percobaan


Berat benda uji kering oven /Bk (Gram) 5000,00
Benda uji kering permukaan jenuh /Bj (Gram) 5051,23
Berat benda uji dalam air /Ba (Gram) 3228,12

Berat Jenis ( Bulk Spesific Gravity ) = 2,74


Bj
Bj Ba
Berat Kering Permukaan jenuh (Saturated Surface Dry) = 2,77
Bk
Bk Ba
Berat Jenis Semu (Aparent Spesific Gravity) = 2,82
Bj Bk
100%
Bk
Penyerapan = 1,03%

Surabaya, 10 Maret 2017


Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

2.3 Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus


(PB-0203-76)
(AASHTO T-84-74)
(ASTM C-128-68)

2.3.1 Maksud dan Tujuan


Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik,danteknologi agregat serta pengaruhnya terhadap
beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat :
a. Menentukan berat jenis dan penyerapan agregat halus.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan
agregat kasar.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.

2.3.2 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh.
b. Oven ( pengering ) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 5)C.
c. Talam atau cawan. Terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Piknometer / gelas ukur, dengan kapasitas 500 ml.
e. Kerucut terpancung (Cone) ubtuk menentukan berat JPK / SSD, dengan diameter
atas (40 3) mm, diameter bawah (90 3) mm dan tinggi (75 3) mm terbuat dari
bahan logam dengan tebal minimum 0,8 mm.
f. Penumbuk yang mempunyai penampang rata, berat (340 15) gram, diameter
permukaan penumbuk (25 3) mm
g. Saringan no.4 (4,75 mm)
h. Termometer
i. Hotplate
j. Desikator
k. Alat pembagi contoh (riffle sample)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

l. Air suling

Gambar 4. Agregat Halus

2.3.3 Bahan Uji


a. Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no.4 yang diperoleh dari alat
pembagi contoh atau sistem perempat bagian (quartering) dan dibuat dalam
keadaan jenuh permukaan kering (SSD)
b. Berat benda uji sebanyak 1000 gram

2.3.4 Cara Kerja


Penentuan agregat halus dalam kondisi jenuh permukaan kering atau SSD :
a) Memasukkan benda uji kedalam kerucut terpancung dalam 3 lapis, dimana pada
masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 8 kali, ditambah 1 kali penumbukan
untuk bagian atasnya (total penumbukan sebanyak 25 kali)
b) Cetakan kerucut terpancung diangkat secara perlahan-lahan.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

c) Memeriksa bentuk agregat hasil pencetakan setelah kerucut terpancung diangkat,


keadaan jenuh permukaan kering/SSD tercapai bila benda uji runtuh akan tetapi
masih dalam keadaan tercetak.
Penentuan berat jenis dan penyerapan agregat halus:
a) Menimbang agregat dalam keadaan SSD sebanyak 500 gram dan masukkan
kedalam piknometer/gelas ukur.
b) Memasukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, dan putar sambil
diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya. Proses untuk:
c) menghilangkan gelembung udara dalam piknometer dapat dipercepat dengan
menggunakan pompa hampa udara atau dengan cara merebus piknometer.
d) Menambahkan air suling sampai mencapai tanda batas.
e) Menimbang piknometer yang berisi air dan benda uji (B1).
f) Mengeluarkan benda uji dan keringkan benda uji dengan talam/cawan didalam
oven dengan suhu (110 5) C, sampai beratnya tetap, kemudian dinginkan
i. dan timbang beratnya (B2)
g) Piknometer diisi kembali dengan air suling sampai pada tanda batas, kemudian
timbang beranya (B3)

2.3.5 Data Praktikum

Agregat Halus
Rata-rata
I II
Berat piknometer (gram) 218,2 128,8
Berat piknometer + benda uji (gram) 624,6 630.2
Berat benda uji SSD/JPK Bj (gram) 500 500,0
Berat piknometer + air B3 (gram) 640.4 635,5
Berat piknometer + air + benda uji B1 (gram) 948.5 957.2
Berat cawan (gram) 453,6 670,8
Berat cawan + benda uji (gram) 799,8 994,1
Berat benda uji kering oven B2 (gram) 491.8 494.2
Bj Bulk (ov) 2,6 2,8 2,7
Bj JPK/SSD 2,6 2,8 2,7
Bj App 2,7 2,9 2,8
Penyerapan (%) 1,7 1,2 1,4

2.3.6 Analisa dan Perhitungan


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

B2 B2
Berat Jenis Kering (bulk dry spesific gravity) = B 3+BjB 1 B 2+500B 1

Bj
Berat Jenis Permukaan Kering/SSD = B 3+ BjB 1

B2
Berat Jenis Semu ( Apparent Spesific Grafity ) = B 3+ B 2B1

BjB 2
100
Penyerapan / Absorpsi = B2

a. Berat Jenis Kering ( bulk dry spesific grafity )


491.8
Bj bulk I = (640.4+500958,0) = 2,6

494.2
Bj bulk II = (635.5+500957.2) = 2,8

2,56 +2,77
Bj bulk rata-rata = 2 = 2,7

b. Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering / SSD


500
Bj jpk I = (640.4+500948.5) = 2,6

500
Bj jpk II = (635.5+500957.2) = 2,8

2,60+ 2,80
Bj jpk rata-rata = 2 = 2,7

c. Berat Jenis Semu ( Apparent Spesific Grafity )


491,8
Bj app I = (640,4+ 491,8948,5) = 2,7

494,2
Bj app II = (635,5+ 494,2957,2) = 2,9
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

2,67 +2,86
Bj app rata-rata = 2 = 2,8

d. Penyerapan / Absorpsi
500491.8
Bj abs I = 491.8 x 100 %= 1,7 %

500494.2
Bj abs II = 494.2 x 100 %= 1,2 %

1,66+ 1,17
Bj abs rata-rata = 2 = 1,4 %

Dimana : B1 = berat piknometer berisi benda uji dan air ( gram )


B2 = berat benda uji kering oven ( gram )
B3 = berat piknometer berisi air suling ( gram )
Bj = berat benda uji dalam keadaan JPK / SSD ( gram )
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR IU M PER HU BU N GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS


(PB-0203-76)
(AASHTO T-84-74)
(ASTM C-128-68)

Nomor :5
Jenis Material : Abu batu
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : Jumat, 10 Maret 2017
Berat Contoh (gram) : 1000

Jenis Pengujian Percobaan


Benda uji direndam selama 24 Jam
Berat benda uji kering permukaan jenuh (Bj) 500,00 gr
Berat piknometer + air (25C) (B3) 637,95 gr
Berat piknometer +-benda uji SSD + air (25C) (B1) 952,85 gr
Berat benda uji kering oven (B2) 493,00 gr
B2
Berat Jenis ( Bulk Spesific Gravity ) = B 3+ BjB 1
2,66
Berat Kering Permukaan jenuh (Saturated Surface Dry) =
Bj
B 3+ BjB 1
2,70
B2
Berat Jenis Semu (Aparent Spesific Gravity) = B 3+ B 2B1
2,76
BjB 2
100
Penyerapan = B2
1,41 %

Surabaya, 10 Maret 2017


Disetujui, Diperiksa / Di Uji,

(Kelompok 3)
(Ubaidillah)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

2.4 Pemeriksaan Agregat dengan Mesin Los Angeles


PB-206-76
(AASHTO T-96-74*)
(SDTM C-131-55*)
(ASTM C-53s-9*)

2.4.1 Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregate kasar terhadap
keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles.
Keausan tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat
saringan nomer l2 terhadap berat semula, dalam persen.

2.4.2 Peralatan
A. Mesin Los Engeles
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 7l
cm (28.5"), panjang dalam 50 cm (20"). Silinder bertumpu pada dua poros
pendek yang tak menerus dan berpular pada poros mendatar. Silinder berlubang
untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang terpasang rapat sehingga
permukaan dalam silinder tak terganggu. Dibagian dalam silinderterdapat bilah
baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,56").
B. Saringan nomer 12 dan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalam daftar
nomer 1.
C. Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
D. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4.68 cm (1,718") dan berat masing
masing antara 390 gram sampai 445 gram.
E. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110+-5o
C).

Gambar 5. Mesin Los Angeles


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

2.4.3 Benda Uji


A. Berat dan gradasi benda uji sesuai daftar nomer l.
B. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110 +- 5oC) sampai
berat tetap.

2.4.4 Cara Kerja


A. Benda uji dan bola-bola baja dimasukkan kedalam mesin Los Engeles.
B. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk gradasi
A,B,C dan D; 1000 putaran untuk gradasi E. F, dan G.
C. Setelah selesai pemutaran keluarkan benda uji dari mesin, kemudian saring
dengan saringan No. 12. Butiran yang tertahan diatasnya dicuci bersih,
selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu (110+-5oC)

2.4.5 Perhitungan
ab : c
x 100
Keausan = a

a : Berat benda uji semula ( gram )


b : Berat benda uji tetahan saringan no. 12 (gram)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Los Angeles Abrasion Test


(PB-0206-76)
(AASHTO T-96-74)
(ASTM C-535-9)
Nomor :1
Jenis Material :-
Proyek : Praktikum Perencanaan Perkerasan Jalan
Tanggal Pengujian : Jumat, 10 Maret 2017
Berat Contoh : 5000
Grade :B

Saringan Berat (Gram), A Berat (Gram), B


Lolo a b a b
s Tertahan (Sebelum) (Sesudah) (Sebelum) (Sesudah)
3" 2"
2" 2"
2" 1"
1" 1"
1" "
" " 2500
" 3/8' 2500
3/8' No. 4
No. 4 No. 8
No. 8 No. 12 4283
Berat Total 5000 4283

Banyaknya material A yang aus:


a = 5000
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

b = 4283
c= 717
c/a x 100% = 14.34%

Surabaya, 10 Maret 2017

Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)

BAB III
PEMERIKSAAN ASPAL

3.1 Penetrasi Aspal


Pemeriksaan ini disesuaikan dengan :
( AASHTO T 49 68 )
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

( SNI 06 2456 1991 )

3.1.1 Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk :
Menentukan penetrasi Bitumen keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan
memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu kedalam
bitumen pada suhu tertentu pula.

3.1.2 Peralatan
a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan
dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
b. Pemegang jarum seberat ( 47 + 0,05 ) gram yang dapat dilepas dengan mudah dari
alat penetrasi untuk penetran.
c. Pemberat dari ( 50 + 0,05 ) gram dan ( 100 + 0,05 ) gram masing-masing digunakan
untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200 gram.
d. Jarum penetrasi stainless steel dengan mutu 440 C atau HRC 54 sampai 60 dengan
ukuran dan bentuk menurut gambar dibawah, ujung jarum harus berbentuk kerucut
terpancung.
e. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang
rata-rata berukuran :

PENETRASI DIAMETER KEDALAMAN


<200 55 mm 35 mm
200 300 70 mm 45 mm
Tabel 2.1 : Dimensi Cawan Pada Uji Penetrasi

f. Bak peredam ( Waterbath ), terdiri dari bejana tidak kurang 10 liter dan dapat
menahan suhu tertentu dengan ketelitian + 0,1 oC. Bejana ini dilengkapi dengan
pelat dasar berlubang-lubang terletak 50 mm di atas bejana dan tidak kurang dari
100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.
g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat tersebut
mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup untuk meredam
benda uji tanpa bergerak.
h. Pengukuran waktu ( Stopwatch ). Pengukuran waktu penetrasi dengan skala
pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1 detik per jam.
i. Termometer

3.1.3 Benda Uji


Benda uji adalah aspal keras atau ter sebanyak 100 gram yang dipersiapkan
dengan cara sebagai berikut :
1. Panaskan contoh dipanaskan berlahan-lahan serta diaduk-aduk sehingga cukup
untuk dituangkan. Pemanasan contoh ter tidak boleh lebih dari 60 oC diatas
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

titik lembek, dan untuk Bitumen tidak boleh lebih dari 90 oC di atas titik
lembek.
2. Waktu pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit, diaduk-aduk perlahan-lahan
agar udara tidak masuk ke dalam contoh.
3. Setelah contoh air merata, tuangkan ke dalam tempat contoh dan diamkan
hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka
penetrasi ditambah 10 mm. Benda uji dibuat dua,
4. Benda uji ditutup agar bebas dari debu dan didiamkan dalam suhu ruang
selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil, 1,5 sampai 2 jam untuk benda
uji besar

3.1.4 Cara Kerja dan Pelaksanaan


a. Benda uji diletakkan dalam tempat air yang kecil dan tempat air tersebut
dimasukkan dalam bak peredam yang bersuhu ( 25 + 0,1 ) oC, didiamkan
dalam bak tersebut selama 1 1,5 jam.
b. Pemegang jarum diperiksa agar jarum dapat dipasang dengan baik dan jarum
penetrasi dibersihkan dengan toluena, kemudian jarum tersebut dikeringkan
dengan lap bersih dan dipasang pada pemegang jarum.
c. Pemberat 100 gram diletakkan diatas jarum untuk memperoleh beban (100 +
0,01) gram.
d. Tempat air dipindahkan dari bak peredam ke bawah alat penetrasi.
e. Jarum diturunkan perlahan-lahan sehingga menyentuh permukaan benda uji,
kemudian angka nol di arloji penetrometer diatur sehingga jarum penunjuk
berhimpit.
f. Pemegang jarum dilepaskan dan stopwatch serentak dijalankan selama jangka
waktu ( 5 + 0,1 ) detik.
g. Arloji penetrometer diputar dan dibaca angka penetrasi yang berhimpit
dengan jarum penunjuk, angka dibulatkan hingga 0,1 mm terdekat.
h. Jarum dilepaskan dari pemegangnya dan disiapkan untuk test penetrasi
berikutnya.
Pekerjaan a g diatas dilakukan berulang kali sebanyak 5 kali untuk setiap
benda uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak 1 cm,
dan dari tepi dinding lebih dari 1 cm.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Gambar 6. Benda Uji yang akan Ditest Gambar 7. Alat Ukur Penetrasi

Gambar 8. Alat Test Penetrasi Aspal Gambar 9. Jarum Penetrasi

3.1.5 Data Praktikum


Dari hasil percobaan diperoleh harga penetrasi rata-rata 62,7 jadi termasuk aspal dengan
penetrasi 60/70.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

3.1.6 Catatan
a. Termometer bak perendam diatur
b. Bitumen dan penetrasi kurang dari 150 dapat diuji dengan alat-alat dan cara
pemeriksaan ini, sedangkan Bitumen dengan penetrasi antara 350 500 perlu
dilakukan dengan alat alat lain.
c. Apabila pembacaan stopwatch lebih dari ( 5 + 0,1 ) detik, hasil tersebut tidak
berlaku (diabaikan ).
d. Bacalah harga putaran jarum penetrasi selama waktu tersebut.
e. Satu definisi pada pembacaan putaran jarum sama dengan 0,1 mm, jadi kalau
harga penetrasi aspal tersebut 65 artinya selama 5 detik jarum tersebut bergerak
menembus aspal 65 x 0,1 mm = 6,5 mm.

f. Nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata rata sekurang kurangnya dari 3


pembacaan
g. Berdasarkan SNI 06 2456 1991 nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata
sekurang-kurangnya dari tiga pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil
pembacaan tidak melampaui ketentuan dibawah ini :

Hasil Penetrasi 0 49 50 149 150 179 200


Nilai Toleransi 2 4 6 8
h. Nilai penetrasi diukur dinyatakan dalam nilai yang merupakan kelipatan 0,1
mm nilai penetrasi menentukan kekerasan aspal maikin tinggi nilai penetrasi
makin lunak aspal tersebut begitu sebaliknya.
i. Pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal
1. Aspal pen 40/50 : Bila jarum penetrasi benda pada range (40 59)
2. Aspal pen 60/70 : Bila jarum penetrasi benda pada range (60 79)
3. Aspal pen 85/100 : Bila jarum penetrasi benda pada range (85 100)
4. Aspal pen 120/150 : Bila jarum penetrasi benda pada range (120 150)
5. Aspal pen 200/300 : Bila jarum penetrasi benda pada range (200 300)
j. Aspal yang penetrasinya rendah digunakan untuk daerah panas dan lalu lintas
dengan volume tinggi, sedangkan aspal dengan penetrasi tinggi digunakan
untuk daerah bercuaca dingin dan lalu lintas rendah.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Penetrasi Aspal
(PA-0301-76)
(AASHTO T-49-68)
Nomor :1
Jenis Material : Aspal Pertamina Pen 60/70
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017
Berat Contoh : 52 gram

Pengujian Contoh Uji


Keterangan
Nomor I II
1 63,0 61,0
2 62,0 63,0
3 63,0 62,0
4 64,0 63,0
5 63,0 63,0
Rata-rata: 63,0 62.4 62.7

Surabaya, 10 Maret 2017

Disetujui oleh Duji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)

3.2. Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup PA-0303-76
Pemeriksaan ini disesuaikan dengan :
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

AASHTO T-48-74
ASTM D-92-52

3.2.1. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar aspal,
dimana titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas
permukaan aspal. Sedangkan titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-
kurangnya 5 detik pada suatu titik diatas permukaan aspal.

3.2.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dengan
cleveland open cup adalah :
1. Termometer
2. Cleveland Open Cup atau cawan kuningan
3. Pelat pemanas
Terdiri dari logam untuk melekatkan cawan dan bagian atas dilapisi
seluruhnya oleh asbes setebal 0,6 cm (1/4)
4. Sumber pemanas yaitu pembakaran gas yang tidak menimbulkan asap atau
nyala disekitar bagian atas cawan
5. Penahan angin yaitu alat yang dapat menahan hembusan angin apabila
digunakan nyala sebagai pemanas
6. Nyala penguji yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter 3,2-
4,8 mm dengan panjang tabung 7,5 cm

3.2.3. Benda Uji


Panaskan contoh aspal antara 148,9 176 C sampai cukup cair, kemudian isi
cawan cleveland sampai garis dan hilangkan gelembung udara yang ada pada
permukaan cairan.

3.2.4. Cara Kerja dan Pelaksanaan


a. Letakkan cawan diatas pelat pemanas dan diatur sumber pemanas hingga terletak
dibawah titik tengah cawan
b. Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik tengan cawan
c. Tempatkan termometer tegak lurus didalam benda uji dengan jarak 6,4 mm diatas
dasar cawan dan terletak pada satu garis yang menghubungkan titik tengah cawan
dan titik poros dari nyala penguji, kemudian diatur hingga poros termometer
terletak pada jarak diameter cawan dari tepi
Tempatkan penahan angin didepan nyala penguji
d. Nyalakan sumber pemanas dan atur pemanasan sehingga kenaikan suhu
151Cpermenit hingga benda uji mencapai suhu 56C dibawah titik nyala
perkiraan
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

e. Atur kecepatan pemanas 5C - 6C per menit pada suhu 56C dan 28C dibawah
titik nyala perkiraan
f. Nyala penguji dinyalakan dan diatur agar diameter nyala penguji 3,2 - 4,8 mm
g. Putar nyala penguji hingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan)
dalam selang waktu 1 detik, ulangi pekerjaan setiap kenaikan 2C
h. Lanjutkan pekerjaan f dan h sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas
permukaan benda uji, kemudian baca suhu pada termometer dan catat
i. Lanjutkan pekerjaan ini sampai terlihat nyala yang agak lama (5 detik) diatas
permukaan benda uji, kemudian baca suhu pada termometer dan catat

3.2.5. Data Praktikum


Dari hasil percobaan diperoleh titik nyala aspal=345C dan titik bakar aspal =
360C. Sehingga pada saat digunakan suhu aspal tidak boleh >345C apalagi sampai
mencapai titik bakarnya 360C karena aspal akan mengalami perubahan sifat (susunan
kimianya) pada saat suhunya di atas titik nyala dan titik bakar. Temperatur pemanasan
aspal yang terlalu tinggi akan menyebabkan tingginya oksidasi yang terjadi dan pada
akhirnya akan menurunkan mutu campuran. Penggunaan aspal pada suhu diatas titik
nyala dan titik bakar juga dapat membahayakan keselamatan kerja.

Gambar 10 . Proses Praktikum Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup


(SNI 06-2433-1991)
Nomor :2
Jenis Material : Aspal Pertamina AC Pen 60/70
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017
Berat Contoh (gram) :

o Waktu
c Di Bawah Temperatu Titik Nyala /
No (Detik
Titik Nyala r (oc) Titik Bakar
)
1 56 60 305
2 51 120 310
3 46 180 315
4 41 240 320
5 36 300 325
6 31 360 330
7 26 420 335
8 21 480 340
9 16 540 345
10 11 600 350 Titik nyala
11 6 660 355
12 1 720 360 Titik bakar

Surabaya, 10 Maret 2017


Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

3.3 Pemeriksaan Titik Lembek Aspal Dan Ter


PA-0302-76
(AASHTO T-53-74)
(ASTM D-36-70)

3.3.1 Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal dan ter yang
berkisar antara 30C sampai 200C. Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu
pada saat bola baja dengan berat tertentu, mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter
yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal atau ter tersebut
menyentuh pelat dasar yang terletak dibawah cincin pada tinggi tertentu, sebagai akibat
kecepatan pemanasan tertentu.

3.3.2 Peralatan
a. Termometer sesuai daftar No. 1
b. Cincin kuningan, gambar no. 2
c. Bola baja, diameter 9,53 mm, berat = 3,45 3,55 gr.
d. Alat pengarah bola, gambar No. 2c
e. Bejana gelas, tahan pemanasan mendadak dengan diameter dalam 8,5 cm dengan
tinggi sekurang-kurangnya 12 cm.
f. Dudukan benda uji, gambar No. 2b
g. Penjepit.

3.3.3 Benda Uji


a. Panaskan contoh perlahan-lahan sambil diaduk terus menerus hingga cair merata.
Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar gelembung-gelembung
udara tidak masuk. Setelah merata, tuanglah contoh ke dalam dua buah cincin, suhu
pemanasan ter tidak lebih dari 111oC di atas titik lembeknya. Waktu untuk
pemanasan ter tidak melebihi 30 menit, sedangkan untuk aspal tidak melebihi 2 jam.
b. Panaskan dua buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh dan letakkan kedua
cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talk dan sabun.
c. Tuangkan contoh ke dalam 2 buah cincin, diamkan pada suhu sekurang-kurangnya
8C di bawah titik lembeknya sekurang-kurangnya selama 30 menit.
d. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang
dipanaskan.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Gambar 11. Benda Uji yang akan ditest

3.3.4 Cara Kerja dan Pelaksanaan


a. Pasang dan aturlah kedua benda uji di atas dudukannya dan letakkan pengarah
bola di atasnya kemudian masukkan semua peralatan tersebut ke dalam bejana
gelas. Isilah bejana dengan air suling baru, dengan suhu ( 5 + 1 ) oC hingga tinggi
permukaan air berkisar 101,6 sampai 108 mm. Letakkan termometer yang sesuai
untuk pekerjaan ini di antara kedua benda uji ( kurang lebih 12,7 mm ) dari tiap
cincin . Periksa dan aturlah jarak antara permukaan plat dasar dengan dasar benda
uji sehingga menjadi 25,4 mm.
b. Letakkan bola-bola baja bersuhu 5oC di atas dan di tengah permukaan masing-
masing benda uji yang bersuhu 5oC menggunakan penjepit dengan memasang
kembali pengarah bola.
c. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5oC per menit. Kecepatan
pemanasan ini tidak boleh diambil dari kecepatan pemanasan rata-rata dari awal
dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit pertama perbedaan kecepatan pemanasan
tidak boleh melebihi 0,5oC.

3.3.5 Data Praktikum


Dari hasil percobaan, didapat titik lembek = 53,5 oC. Bina Marga memberikan batas
titik lembek untuk aspal Pen 60-70 adalah 48-58 oC sehingga aspal ini memenuhi
spesifikasi Bina Marga. Jadi pada suhu tersebut aspal mulai mengalami kelelehan dan
pada saat digunakan di lapangan suhu aspal harus diatas titik lembek.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Titik Lembek
(PA-0302-76)
(AASHTO-T27)

Nomor :1
Jenis Material : Aspal Pertamina AC Pen 60/70
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017
Berat Contoh (gram) :
Spesifikasi : min. 48, max. 57

Titik Lembek Titik Lembek


Suhu Yang Waktu (detik)
No (C) Rata - rata
diamati C
a b a b (C)
1 5.0 60 60
2 10.0 120 120
3 15.0 180 180
4 20.0 240 240
5 25.0 300 300
6 30.0 360 360
7 35.0 420 420
8 40.0 480 480
9 45.0 540 540
10 50.0 600 600
11 55.0 660 660 54.0 53.0 53.5

Surabaya, 10 Maret 2017


Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)

3.4 Daktilitas Bahan-Bahan Bitumen


Pemeriksaan ini disesuaikan dengan :
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

PA-0306-76
(AASHTO T-51-74)
(ASTM D-113-65)

3.4.1 Maksud dan Tujuan


Maksud pemeriksaan ini adalah mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara
dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus pada suhu dan kecepatan tarik
tertentu.

3.4.2 Peralatan
a. Termometer
b. Cetakan daktilitas kuningan.
c. Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama pengujian
dengan ketelitian 0,1oC, dan benda uji dapat direndam sekurang-kurangnya 10
cm di bawah permukaan air. Bak tersebut dilengkapi dengan pelat dasar yang
berlubang diletakkan 5 cm dari dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji.
d. Mesin dengan ketentuan sebagai berikut :
Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap.
Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan getaran
selama pemeriksaan.
e. Methyl alkohol teknik dan sodium klorida teknik.

3.4.3 Benda Uji


a. Lapisi semua bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas pelat dasar dengan
campuran glycerin dan dextrin atau glycerin dan talk atau glycerin dan kaolin
atau amlgam. Kemudian pasanglah cetakan daktilitas di atas pelat dasar
b. Panaskan contoh aspal kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat dituang. Untuk
menghindari pemanasan setempat lakukan dengan hati-hati. Pemanasan
dilakukan sampai suhu antara 80C sampai 100C di atas titik lembek.
Kemudian
c. Contoh disarih dengan saringan No.50 dan setelah diaduk, tuangkan dalam
cetakan
d. Pada waktu mengisi cetakan, contoh dituang hati-hati dari ujung ke ujung hingga
penuh berlebihan
e. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 sampai 40 menit, lalu pindahkan
seluruhnya kedalam bak perendam yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan
(sesuai dengan spesifikasi) selama 30 menit, kemudian ratakan contoh yang
berlebihan dengan pisau atau spatula yang panas sehingga cetakan terisi penuh
dan rata

3.4.4 Cara Kerja


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

a. Benda uji didiamkan pada suhu 25oC dalam bak perendam selama 85 sampai 95
menit kemudian benda uji dilepaskan dari pelat dasar dan sisi-sisi cetakannya.
b. Benda uji dipasang pada mesin uji dan benda uji ditarik secara teratur dengan
kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Perbedaan kecepatan lebih
kurang 5% masih diijinkan. Bacalah jarak antara pemegang cetakan , pada saat
benda uji putus (dalam cm). Selama percobaan berlangsung benda uji harus
terendam sekurang-kurangnya 2,5 cm dari muka air dan suhu harus
dipertahankan (25 0,5)oC.

Gambar alat percobaan

3.4.5 Hasil Praktikum


Dari hasil percobaan dengan kecepatan 5
cm/menit diperoleh harga daktilitas aspal rata-rata
adalah 139.5. Jadi harga tersebut memenuhi syarat
minimum adalah 100 cm.

3.4.6. Catatan
Apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan air,
maka pengujian dianggap tidak normal. Untuk menghindari hal semcam ini maka BJ
air harus disesuaikan dengan BJ benda uji dengan menambah methyl alcohol atau
sodium klorida. Apabila pemeriksaan normal tidak berhasil setelah dilakukan 3 kali
makan dilaporkan bahwa pengujian daktilitas bitumen tersebut gagal.

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Tes Daktilitas
(PA-0306-76)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

(AASHTO T-51-74)
Nomor :1
Jenis Material : Aspal Pertamina AC Pen 60/70
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian :10 Maret 2017
Berat Contoh (gram) :
Pemeriksaan daktilitas: 25C; 5cm/menit

Pembacaan
Pengamatan Benda Pengukur
Keterangan
Uji Pada Alat
(cm)
I 140.0 Syarat min sesuai dengan
II 139.0 spesifikasi SNI, Binamarga,
Daktilitas Rata-rata 139.5 daktilitas min >= 100

Surabaya, 10 Maret 2017

Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)

BAB IV
PEMERIKSAAN CAMPURAN ASPAL
4.1 Mix Design
4.1.1 Umum
Tahap-tahap perencanaan campuran (mix design) aspal beton (hot mix) adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan mutu bahan yang digunakan. Hasil pemeriksaan mutu bahan untuk
mengetahui apakah bahan yang digunakan memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan oleh aspal beton.
2. Menentukan spesifikasi yang akan dipakai. Spesifikasi adalah harga-harga batas
yang harus dipenuhi oleh campuran.
Spesifikasi dibagi dua macam yaitu:
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Spesifikasi gradasi (analisa saringan)


Spesifikasi mutu campuran (mix property)
Dijadikan pertimbangan yaitu:
Tipe konstruksi dimana lapisan aspal beton tersebut dilekatkan (ATB, ATSB,
Surface Course, dan sebagainya).
Tebal lapisan yang direncanakan
Jenis dan fungsi jalan untuk menentukan sifat permukaan yang dikehendaki.
3. Menentukan kombinasi dari bahan-bahan sehingga gradasi kombinasi campuran
memenuhi spesifikasi gradasi yang ditentukan. Menentukan perbandingan bahan
agregat ini dapat dilakukan dengan cara grafis atau cara analitis.
4. Job MIX Design, yaitu melakukan pengujian mutu campuran dengan alat tertentu
(alat Marshall), campuran mempunyai beberapa variasi kadar aspal (3 variasi
kadar).
Dari job mix ini ditentukan kadar aspal optimum yang dapat memenuhi
spesifikasi mutu campuran.
Beberapa contoh spesifikasi untuk aspal beton dari beberapa sumber, yaitu:
a. Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
b. The Asphalt Institute III D
c. Japan Road Association
Dalam praktikum ini spesifikasi yang dapat dipakai menurut The Asphalt
Institute III D.

4.1.2 Perencanaan Campuran Aspal Beton


Didasari pada hasil analisa saringan. Dari grafik kumulatif hasil analisa saringan
dapat ditentukan jumlah prosentase masing-masing fraksi terhadap berat total seluruh
agregat. Setelah prosentase berat masing-masing ukuran, untuk selanjutnya dikontrol
jumlah prosen lolos terhadap spesifikasi yang diminta.
Jika gradasi campuran sudah memenuhi spesifikasi yang diminta, maka selanjutnya
ditentukan berat masing-masing ukuran dan berat aspal untuk membuat benda uji.
Benda uji yang diminta 3 (tiga) buah benda uji, untuk masing-masing kadar aspal
yaitu 4,7%, 5,2%, 5,78%.
Untuk menentukan kadar aspal yang paling optimum, benda uji diuji dengan
Marshall Test, dimana pada kadar aspal tersebut benda uji memenuhi persyaratan di
bawah ini.

Diketahui dari hasil tes agregat kasar :


Berat jenis Bulk = 2,74
Berat jenis SSD = 2,77
Berat jenis apparent = 2,82
Dari percobaan diketahui agregat halus :
Berat Jenis Bulk = 2,66
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Berat jenis SSD = 2,70


Berat jenis Apparent = 2,76
Perhitungan Gs Aggregat
Gs efektif agregat kasar = (Gsbulk + Gsapp) = (2,74+2,82) = 2,78
Gs efektif agregat halus = (Gsbulk + Gsapp) = (2,66+2,76) = 2,71
Gs efektif agregat sedang = (Gsagg kasar + Gsagg halus) = 2,745
% F1 %F 2 % F3

Gs agregat kasar Gs agregat sedang Gs agregat halus
S = + +
51,84% 4% 44,16%

2,78 2,745 2,71
= + +
= 0,36 = 36 %
Gs aggregat campuran (%) = 100 / 36 = 2,75
Gs binder = 1,036 (diketahui dari lab)

4.1.3 Perencanaan Kadar Bitumen


Kadar bitumen yang akan dipakai disesuaikan pula dengan gradasi campuran yang
terjadi di atas.
Rumus untuk menentukan kadar bitumen :
% bitumen = 0,035 A + 0,045 B + 1,5
dimana :
A = Aggregat kasar yang tertahan ayakan # 8 (100 - % lolos ayakan # 8)
B = Aggregat halus yang lolos ayakan # 8 tetapi tertahan pada ayakan #200 (%
lolos ayakan # 8 - % lolos ayakan # 200)
diperoleh :
A = 100% 30,86% = 69,14%
B = 30,86% 2,50% = 28,36%
% bitumen = (0,035 x 69,14%) + (0,045 x 28,36%) + 1,5 = 5,2%
Benda uji dibuat dalam 3 variasi kadar aspal 4,7%, 5,2%, 5,78%, masing-
masing kadar aspal dibuat 1 benda uji (untuk 1 macam pembebanan yaitu lalu lintas
berat)
Setelah variasi kadar aspal ditentukan, maka dapat dihitung berat masing-masing
ukuran agregat yang dipakai untuk kelima campuran, yang perhitungannya seperti
terlampir.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Gambar 6. Proses Pemanasan Agregat dan Aspal

Gambar 7. Proses Mix Design

SPESIFIKASI KOMBINASI GRADASI


Ukura Spesifika
Bina
n si Bina Bina
Marga
Sarin Institut Marga V Marga X
XII
gan III D
1" 100 100 100 100
3/4" 75-100 80-100 85-100 95-100
1/2" - - - -
3/8" 45-75 60-80 65-85 56-78
No.4 30-50 48-65 45-65 38-60
No.8 20-35 35-50 34-54 27-47
No.16 - - - -
No.30 5-20 19-30 20-35 13-28
No.50 3-12 13-23 16-26 9-20
No.100 2-8 7-15 10-18 -
No.200 1-4 1-8 5-10 4-8
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR IU M PER HU BU N GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Komposisi Penimbangan
Nomor :1
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017
Berat Sample (Gram) 1200 1200 1200 1200 1200
Kadar Aspal (%) - 4.70% 5.20% 5.78% -
Berat Aspal (Gram) - 5635.20% 6235.20% 6935.10% -
Berat Agregat (Gram) - 114364.80% 113764.80% 113064.90% -
Saringan
% I II III IV V
Lolos Tertahan
1" " 10.43% - 119.28 118.66 118.03 -
" " 31.92% - 364.94 363.02 361.11 -
" 3/8' 9.89% - 113.11 112.51 111.92 -
3/8' No. 4 9.32% - 106.59 106.03 105.47 -
No. 4 No. 8 7.57% - 86.92 86.46 85.01 -
No. 8 No. 30 12.35% - 141.24 140.50 139.76 -
No. 30 No. 50 8.05% - 92.06 91.58 91.10 -
No. 50 No. 100 5.84% - 66.79 66.44 66.09 -
No. 100 No. 200 2.11% - 24.13 24.00 23.88 -
No. 200 Pan 2.50% - 28.59 28.44 28.29 -
A - 69.15% 69.15% 69.12% -
B - 28.35% 28.35% 28.38% -
Kadar Aspal - 5.20% 5.20% 5.20% -

Kadar Aspal:
% bitumen = 0,035 A + 0,045 B + 1,5
dimana :
A = Aggregat kasar yang tertahan ayakan # 8 (100 - % lolos ayakan # 8)
B = Aggregat halus yang lolos ayakan # 8 tetapi tertahan pada ayakan #200 (% lolos
ayakan # 8 - % lolos ayakan # 200)
diperoleh :
A = 100% 30,86% = 69,14%
B = 30,86% 2,50% = 28,36%
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

% bitumen = (0,035 x 69,14%) + (0,045 x 28,36%) + 1,5 = 5,20%

Surabaya, 10 Maret 2017


Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

4.1.4 Penentuan Prosentase Campuran


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Kombinasi Gradasi

Nomor :2
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017

Total
Proporsi Aggregate (%) Spesifikasi Keterangan
Ukuran % Lolos Agregate Campuran
Saringa F1 F2 F3
n F1 F2 F3 (%) (%) (%)
51.84 4 44.16
100.00
1" 100.000 0 100.000 51.840 4.000 44.160 100.000 - -
100.00
1" 100.000 0 100.000 51.840 4.000 44.160 100.000 100 MS
100.00
" 79.890 0 100.000 41.415 4.000 44.160 89.575 75-100 MS
" 19.340 86.860 100.000 10.026 3.474 44.160 57.660 - -
3/8" 5.376 20.510 100.000 2.787 0.820 44.160 47.767 45-75 MS
No.4 0.556 4.480 86.010 0.288 0.179 37.982 38.449 30-50 MS
No.8 0.542 2.228 69.030 0.281 0.089 30.484 30.854 20-35 MS
No.30 0.490 1.631 41.170 0.254 0.065 18.181 18.500 5-20 MS
No.50 0.484 1.600 22.960 0.251 0.064 10.139 10.454 3-12 MS
No.100 0.386 1.474 9.860 0.200 0.059 4.354 4.613 2-8 MS
No.200 0.356 1.454 5.120 0.185 0.058 2.261 2.504 1-4 MS

Surabaya, 10 Maret 2017


Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

4.2 Marshall Test


4.2.1 Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stability)
campuran aspal dengan agregat terhadap kelelahan plastis (flows).
Ketahanan (stabilitaty) adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima
beban sampai terjadi kelelahan plastis, yang dinyatakan dalam kilogram atau pound.
Kelelahan plastis (flows) adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal
yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau
0,1 inch

4.2.2 Peralatan
a. Tiga buah cetakan benda uji yang berdiameter 10 cm ( 4 ) dan tinggi 7,7 cm
(3) lengkap dengan plat atas dan leher sambung
b. Alat pengeluar benda uji. Untuk benda uji yang sudah didapatkan dari dalam
cetakan dikeluarkan dengan alat ejektor
c. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder,
dengan berat 4,536 kg ( 10 pound ), dan tinggi jatuh bebas 35,7 cm ( 18 )
d. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu ( jati atau sejenis ) berukuran kira-
kira 20 x 20 x 45 cm yang dilapisi dengan plat baja berukuran 30 x 30 x 2,3 cm
dan diikatkan pada lantai beton dengan 4 bagian siku
e. Silinder cetakan benda uji
f. Mesin tekan lengkap :
- kepala penekan berbentuk lengkung ( breaking head )
- cincin penguji berkapasitas 2500 kg ( 5000 pound ) dengan ketelitian 12,5 kg
( 25 pound ) dilengkapi arloji tekan dengan ketelitian 0,0025 cm ( 0,0001" )
- arloji kelelehan dengan ketelitian 0,25 mm ( 0,01" ) dengan perlengkapannya
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(200 3)C
h. Bak perendam ( waterbath ) yang dilengkapi dengan pengatur suhu minimum
20C
i. Perlengkapan lainnya :
- panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal
- pengukur suhu dari logam ( metal thermometer ) berkapasitas 250C dan
100C dengan ketelitian 0,5 atau 1 % dari kapasitas
- timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2
kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan
ketelitian 1 gram
- kompor
- sarung asbes dan karet
- sendok pengaduk dan perlengkapan lain
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

4.2.3 Benda Uji


a. Persiapan benda uji :
Agregat dikeringkan sampai berat tetap pada suhu ( 105 5 )C. Agregat
dipisahkan dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi-fraksi yang
dikehendaki.
b. Penentuan suhu pencampuran dan pemadatan
Suhu campuran ditetapkan pada daftar berikut :
Campuran Pemadatan
Bahan
Kinematik Saybolt Kinematik Saybolt
Pengikat ENGLER ENGLER
k Furol k Furol
t
C,St Det,S,F - C,St Det,S,F -
Aspal
17020 8510 - 28030 14045 -
Panas
Aspal
17020 8510 - 28030 14045 -
Dingin
Ter - - 253 - - 405

c. Persiapan campuran
Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gram sehingga
menghasilkan tinggi benda uji sekitar 6,25 0,125 cm ( 2,5" 0,05" ).
Panci dipanaskan beserta campuran agregat 28C di atas suhu pencampur untuk
aspal panas dan ter dan diaduk sampai merata. Aspal dituangkan sebanyak yang
dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan, kemudian diaduk sesuai
point 3b sampai agregat melapis merata.
d. Pemadatan benda uji
Perlengkapan cetakan benda uji dan penumbuk dibersihkan dengan seksama dan
dipanaskan dengan suhu 93,3C dan 148,9C. Selembar kertas saring atau kertas
penghisap yang sudah digunting sesuai bentuk cetakan diletakkan ke dalam dasar
cetakan, kemudian seluruh campuran dimasukkan ke dalam cetakan tersebut dan
ditusuk dengan keras dengan sendok semen. Leher alat dilepaskan, permukaan
campuran diratakan dengan sendok, sehingga menjadi sedikit cembung. Saat
akan dipadatkan, suhu campuran harus dalam batas-batas pemadatan (3b).
Cetakan diletakkan di atas landasan pemadat, kemudian ditumbuk dengan
penumbuk sebanyak 75, 50 dan 35 kali dengan tinggi jatuh 45 cm.
Setelah itu benda uji dikeluarkan dari cetakannya ke atas permukaan rata yang
halus, kemudian didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Gambar 4.1.1 Benda Uji

4.2.4 Cara Kerja dan Pelaksanaan


a. Benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel
b. Masing-masing benda uji diberi tanda pengenal
c. Tinggi dari benda uji diukur dengan ketelitian 0,1 mm
d. Benda uji ditimbang
e. Benda uji direndam dalam air selama 24 jam
f. Benda uji ditimbang dalam air untuk mendapatkan isi
g. Sebelum melakukan pengujian, batang penuntun ( guide rad ) dan permukaan dalam
test head dibersihkan dan dilumasi, sehingga batang penekan dapat meluncur
dengan cepat dan bebas. Segmen dipasang di atas benda uji dan keseluruhannya
diletakkan dalam mesin penguji. Arloji kelelehan ( flow meter ) dipasang pada
kedudukannya, sementara selubung tangki arloji dipegang teguh terhadap segmen
atas kepala penekan ( breaking head ). Selubung tangki arloji ditekan selama
pembebanan berlangsung. Kedudukan arloji tekan diatur pada angka nol. Kemudian
diberikan pembebanan kepada benda uji dengan kecepatan 50 mm/menit sampai
pembebanan maksimum tercapai. Waktu tidak boleh melebihi 30 menit.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

SPESIFIKASI MARSHALL TEST


Jenis Lalu Lintas
No Jenis Test
75 Kali (Llb) 50 Kali (Lls) 35 Kali (Llr)
1 Stabilitas ( Kg ) 750 650 460
2 Flow ( Mm ) 24 2 - 4.5 25
3 Rongga Terisi Aspal ( % ) 75 82 75 - 85 76 85
4 Rongga Dalam Campuran ( % ) 35 3-5 35
5 Density ( Gr/Cc ) - - -

Dalam praktikum ini, dipilih jenis lalu lintas berat.


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Marshall Test

Nomor :1
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017

Berat
No. Berat Berat
Diameter Tinggi Dalam Stabilitas Stabilitas Flow
Benda Kering Jenuh/SSD
(cm) (cm) Air/BA (lb) (Kg) (mm)
Uji (Gram) (Gram)
(Gram)

I - - - - - - - -
II 10.1 6.3 1164.4 1285.0 696.0 320.0 1152.0 2.5
III 10.1 6.0 1143.3 1265.0 683.0 592.0 2323.0 3.8
IV 10.1 6.3 1210.4 1330.0 717.0 670.0 2052.0 4.5
V - - - - - - - -

Surabaya, 10 Maret 2017

Diperiksa oleh Diuji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Marshall Test

Nomor :2
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017

No a b c d e f g h i j k l m n o p q r

I - - - - - - - - - - - - - - - - - -
II 4.5 4.7 1164.0 1285.0 696.0 468.0 2.5 2.6 11.3 86.2 2.5 13.8 81.9 3.0 320.0 1152.0 1152.0 2.5
III 4.9 5.2 1143.0 1265.0 683.0 460.0 2.5 2.6 12.5 85.7 1.8 14.3 87.2 2.5 592.0 2131.0 2323.0 3.8
IV 5.5 5.8 1210.0 1330.0 717.0 493.0 2.5 2.5 13.7 84.1 2.2 15.9 86.3 3.0 570.0 2052.0 2052.0 4.5
V - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Keterangan perhitungan tabel Marshall Test :


a = % aspal terhadap agregat
b = % aspal terhadap campuran
c = berat kering (gram)
d = berat SSD (gram)
e = berat dalam air (gram)
f = volume = d e (gram)
c
f
g = berat isi benda uji =
100
h
% agregat % aspal

BJ agregat BJ aspal
h = berat maksimum (teoritis),
bxg
BJ aspal
i = vol % total aspal =
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

100 - b g
BJ agregat
j = vol % total agregat =
k = jumlah kandungan rongga = 100 i j
l = prosen rongga terhadap agregat = 100 j
i
x 100%
l
m = prosen rongga terhadap aspal =
100
100 - g
h
n = prosen rongga terhadap campuran =
o = pembacaan arloji stabilitas
p = stabilitas x kalibrasi =o x 8 x 0,45
q = p x angka koreksi volume (koreksi volume berdasarkan isi benda uji)
r = hasil pembacaan flow (mm)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

DAFTAR KORELASI VOLUME BENDA UJI


Isi Benda Uji Tebal Benda Uji
Angka Koreksi
( cm3 ) inch mm
200-213 1 25.4 5.6
214-225 1 1/16 27.0 5.0
226-237 1 1/8 28.6 4.6
238-250 1 3/16 30.2 4.2
251-264 1 1/4 31.8 3.9
265-276 1 5/16 33.3 3.6
277-289 1 3/8 34.8 3.4
290-301 1 7/16 36.5 3.0
302-316 1 1/2 38.1 2.8
317-328 1 9/16 39.7 2.5
329-340 1 5/8 41.3 2.3
341-353 1 1/16 41.9 2.0
354-367 1 3/4 44.4 1.9
368-379 1 13/16 46.0 1.8
380-392 1 7/8 47.6 1.7
393-405 1 15/16 49.2 1.6
406-420 2 50.8 1.5
421-431 2 1/16 52.4 1.4
432-443 2 1/8 54.0 1.3
444-456 2 3/16 56.6 1.3
457-470 2 1/4 57.2 1.2
471-482 2 5/16 58.7 1.1
483-495 2 3/8 60.3 1.1
496-508 2 7/16 61.9 1.0
509-522 2 1/2 63.5 1.0
523-535 2 9/16 64.0 1.0
536-546 2 5/8 65.1 0.9
547-559 2 1/16 66.7 0.9
560-573 2 3/4 68.3 0.9
574-585 2 13/16 71.4 0.8
586-598 2 7/8 73.0 0.8
599-610 2 15/16 74.6 0.8
611-625 3 46.2 0.8

5.1.5 Hasil Praktikum


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Massa Jenis g/cm3


2.49

2.48

2.47

2.46
Massa Jenis g/cm3
2.45

2.44

2.43
3.2 3.6 4 4.4 4.8 5.2 5.6 6
3 3.4 3.8 4.2 4.6 5 5.4 5.8

Kadar Aspal (%)

Rongga Terisi Aspal

Rongga Terisi Aspal (%)

4.3 4.5 4.7 4.9 5.1 5.3 5.5 5.7 5.9


4.2 4.4 4.6 4.8 5 5.2 5.4 5.6 5.8

Kadar Aspal (%)


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Rongga Terhadap Campuran


3.50
3.00
2.50
2.00
ronga terhadap campuran (%) 1.50
1.00
0.50
0.00
4.1 4.3 4.5 4.7 4.9 5.1 5.3 5.5 5.7 5.9
4 4.2 4.4 4.6 4.8 5 5.2 5.4 5.6 5.8

kadar Aspal (%)

stabilitas
2550
2350
2150
1950
1750
stabilitas (kg) 1550
1350
1150
950
750
4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9

kadar aspal (%)


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

Flow
5

3
Flow (mm)
2

0
3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4 4.6 4.8 5 5.2 5.4 5.6 5.8 6

Kadar Aspal (%)

kadar aspal optimum


density rongga terisi aspal
rongga terhadap campuran stabilitas
flow

6
5
4
3
2
1
0
2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9 4.1 4.3 4.5 4.7 4.9 5.1 5.3 5.5 5.7 5.9 6.1

kadar aspal (%)

kadar aspal optimum yang didapat = 4,65%


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

BAB V
PEMERIKSAAN TANAH / SIRTU

5.1 DCPT (Dynamic Cone Penetrometer Test)


5.1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dari tes ini adalah untuk menentukan nilai CBR lapangan. Pemeriksaan
dengan alat DCPT ini menghasilkan data kekuatan tanah sampai pada kedalaman 90
cm di bawah tanah dasar.

5.1.2 Peralatan
Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat DCPT seperti pada gambar.

Gambar 16. Alat DCPT


5.1.3 Cara Kerja dan Pelaksanaan
a. Mempersiapkan alat yaitu DCPT.
b. Mencari lokasi tanah dasar yang akan diuji.
c. Letakkan DCPT di atas tanah dasar secara vertikal.
d. Pemberat dijatuhkan dari ketinggian 20 inch ( 50,8 cm ) melalui sebuah tiang
berdiameter 5/8 inch ( 16 mm ).
e. Langkah di atas dilakukan sampai kedalaman 120 cm dan setiap batang masuk ke
dalam tanah dicatat kedalamannya.

5.1.4 Benda Uji


Benda uji harus dipersiapkan menurut cara pemeriksaan pemadatan PB 0111 76
atau PB 0112 76.
a. Ambil contoh kira-kira seberat 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg untuk
campuran tanah agregat
b. Kemudian campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum atau
kadar air lain yang dikehendaki.
c. Pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukkan piringan pemisah
( spacer disk ) di atas keping alas dan pasang kertas saring di atasnya.
d. Padatkan bahan tersebut didalam cetakan sesuai dengan cara B atau D dari
pemeriksaan pemadatan PB 0112 76. Bila benda uji akan direndam periksa
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

kadar airnya sebelum dipadatkan dan bila tidak direndam, pemeriksaan kadar air
dilakukan setelah benda uji dikeluarkan dari cetakan.
e. Buka leher sambung dan ratakan dengan alat perata. Tambal lubang-lubang
yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-butir kasar dengan
bahan yang lebih halus. Keluarkan piringan pemisah, balikkan dan pasang kembali
cetakan berisi benda uji pada keping alas dan timbang.
f. Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siap untuk diperiksa.
Bila dikehendaki CBR yang direndam ( soaked CBR ) harus dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
i. Pasang keping pengembangan diatas permukaan benda uji dan kemudian
pasang keping pemberat yang dikehendaki ( seberat 4,5 kg [ 10 lbs ] )
atau sesuai dengan keadaan beban perkerasan.
Rendam cetakan beserta beban di dalam air sehingga air dapat meresap
dari atas maupun dari bawah.
Pasang tripod beserta arloji pengukur pengembangan. Catat pembacaan
pertama dan biarkan benda uji selama 96 jam.
Permukaan air selama perendaman harus tetap ( kira-kira 2,5 cm di atas
permukaan benda uji ).
Tanah berbutir halus atau berbutir kasar yang dapat melalukan air lebih
cepat dapat direndam dalam waktu yang lebih singkat sampai pembacaan
arloji tetap.
Pada akhir perendaman catat pembacaan arloji pengembangan.
ii. Keluarkan cetakan dari bak air dan miringkan selama 15 menit sehingga
air bebas mengalir habis. Jagalah agar selama pengeluaran air permukaan
benda uji tidak terganggu.
iii. Ambil beban dari keping alas, kemudian cetakan beserta isinya
ditimbang. Benda uji CBR yang direndam telah siap untuk diperiksa.

5.1.5 Hasil Praktikum


Dari percobaan DCPT yang dilakukan di sebelah barat Masjid Manarul Ilmi di
dapat hasil CBR lapangan:
Titik 1 = 9,115%
Titik 2 = 7,839%
Titik 3 = 8,868%

LA BOR ATOR IU M PER HU BU N GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

SCALA DYNAMIC CONE PENETROMETER TEST ( DCPT )


Nomor :1
Lokasi : Sebelah Masjid Manarul Ilmi ITS
Date of Testing : 10 Maret 2017
Material : Urugan tanah

Titik 1
N N D D SPP
Start 120
1 1 111 9 9
1 2 96 15 24
1 3 84 12 36
1 4 71 13 49
1 5 61 10 59
1 6 40 21 80
1 7 28 12 92

Grafik DCPT 1
100 10 1

Depth of Penetration (cm)

D (cm/blow)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Titik 2
N N D D SPP
Start 119
1 1 104 15 15
1 2 90 14 29
1 3 73 17 46
1 4 54 19 65
1 5 46 8 73
1 6 28 18 91
1 7 28 119

Grafik DCPT 2
100 10 1
0
10
20
30
40
50
Depth of Penetration (cm) 60
70
80
90
100
110
120
130

D (cm/blow)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Titik 3
N N D D SPP
Start 120
1 1 115 5 5
1 2 104 11 16
1 3 99 5 21
1 4 78 21 42
1 5 57 21 63
1 6 41 16 79
1 7 28 13 92

Grafik DCPT 3
100 10 1
0
10
20
30
40
50

Depth of Penetration (cm) 60


70
80
90
100
110
120
130

D (cm/blow)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Penentuan harga CBR


GRAFIK EQUIVALENT CBR(%)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Grafik CBR 1
120
f(x) = - 13.04x + 135.43
110

100

90

80

70

Depth of Penetration (cm) 60

50

40

30

20

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Cummulative No. of Blow

Kurva regresi dari percobaan DCPT di titik 1 kemudian diplotkan pada grafik CBR di atas,
sehingga diperoleh nilai CBR 9,115% pada titik 1.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Grafik CBR 2
120
f(x) = - 15.18x + 134.14
110

100

90

80

70

Depth of Penetration (cm) 60

50

40

30

20

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Cummulative No. of Blow

Kurva regresi dari percobaan DCPT di titik 2 kemudian diplotkan pada grafik CBR di atas,
sehingga diperoleh nilai CBR 7,839% pada titik 2.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

LA BOR ATOR IU M PER HU BU N GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Grafik CBR 3
130
f(x) = - 13.54x + 141.86
120

110
100
90

80
70
Depth of Penetration (cm) 60

50
40
30

20
10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Cummulative No. of Blow

Kurva regresi dari percobaan DCPT di titik 3 kemudian diplotkan pada grafik CBR di atas,
sehingga diperoleh nilai CBR 8,868% pada titik 3.
Surabaya, 10 Maret 2017
Diperiksa oleh Diuji Oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

5.2 California Bearing Ratio

5.2.1 Dasar Teori

Referensi : AASHTO T-191-74

5.2.2 Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio)
tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu.
CBR ialah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar dengan
kedalaman dan kecepatan yang sama.

5.2.3 Peralatan

a. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton


(10.000 lb) dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm (0,05) per menit.

b. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 + 0,6609 mm


(6+ 0,0026) dengan tinggi 177,8 + 0,13 mm (7+0,005). Cetakan harus
dilengkapi dengan leher sambung dengan tinggi 50,8 ( 2,0 ) dan keping alas
logam yang berlubang-lubang dengan tebal 9,35 mm (3/8) dan diameter
lubang tidak lebih dari 1,59 mm (1/16)

c. Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150,8 mm (5


15/16) dan tebal 61,4 mm (2,416).

d. Alat penumbuk sesuai dengan Cara Pemeriksaan Pemadatan PB - 0111 - 76 atau


PB011276.

e. Keping beban dengan berat 2,27 kg (5 pound), dimeter 194,2 m (5 7/8) dengan
lubang tengah diameter 54,0 mm (2 1/8).

f. Torak penetrasi dari logam, berdiameter 49,5 mm (1,95), luas 1935 mm2
(3in2 ) dan panjang tidak kurang dari 101,6 mm (4).

g. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi. Peralatan lain
seperti talam, alat perata, tempat untuk merendam.

h. Alat timbang sesuai PB011276

5.2.4 Benda Uji

Benda uji harus dipersiapkan menurut cara pemeriksaan pemadatan PB 0111 76


atau PB 0112 76.
a. Ambil contoh kira-kira seberat 6 kg untuk campuran tanah agregat
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

b. Kemudian campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum atau
kadar air lain yang dikehendaki.

c. Pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukkan piringan pemisah
(spacer disk) di atas keping alas dan pasang kertas saring di atasnya.

d. Padatkan bahan tersebut didalam cetakan sesuai dengan cara B atau D dari
pemeriksaan pemadatan PB011176 atau PB011276. Bila benda uji tersebut
tidak direndam, pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda uji dikeluarkan
dari cetakan.

e. Buka leher sambung dan ratakan dengan alat perata. Tambal lubang-lubang yang
mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-butir kasar dengan bahan
yang lebih halus. Keluarkan piringan pemisah, balikkan dan pasang kembali
cetakan berisi benda uji pada keping alas dan timbang.

f. Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siap untuk diperiksa. Bila
dikehendaki CBR yang direndam ( soaked CBR ) harus dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :

(i) Pasang keping pengembangan diatas permukaan benda uji dan kemudian
pasang keping pemberat yang dikehendaki seberat 4,5 kg (10 lb) atau sesuai
dengan keadaan beban perkerasan.

(ii) Rendam cetakan beserta beban di dalam air sehingga air dapat meresap dari
atas maupun dari bawah. Pasang tripod beserta arloji pengukur
pengembangan. Catat pembacaan pertama dan biarkan benda uji selama 96
jam. Permukaan air selama perendaman harus tetap ( kira-kira 2,5 cm di atas
permukaan benda uji ). Tanah berbutir halus atau berbutir kasar yang dapat
melalukan air lebih cepat dapat direndam dalam waktu yang lebih singkat
sampai pembacaan arloji tetap. Pada akhir perendaman catat pembacaan arloji
pengembangan.

(iii) Keluarkan cetakan dari bak air dan miringkan selama 15 menit sehingga air
bebas mengalir habis. Jagalah agar selama pengeluaran air permukaan benda
uji tidak terganggu.

(iv) Ambil beban dari keping alas, kemudian cetakan beserta isinya ditimbang.
Benda uji CBR yang direndam telah siap untuk diperiksa.

5.2.5 Cara Pelaksanaan

a. Siapkan benda uji yang akan dites CBR.


LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

b. Tanah dibagi dalam 3 layer dan dipadatkan dengan alat penumbuk sebanyak 56x
pukulan di setiap layer.
c. Tanah yang melebihi cetakan diratakan dengan spatula dan bagian yang kosong diisi
dengan sisa tanah.
d. Contoh tanah ditest CBR dengan pemberian beban yang makin lama makin
bertambah, yaitu dengan cara pemutaran dongkrak hidrolis yang kontinyu. Dan
dengan mengukur penurunannya. Test ini dilakukan sampai alat penunjuk
pembebanan tidak berputar maju
e. Setelah itu dilakukan test yang sama pada contoh tanah yang sama dengan posisi
dibalik.

5.2.6 Data Hasil Praktikum

LA BOR ATOR I U M PER HU BUN GA N


DA N BA HA N KON S TR U KSI JA LAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(FTSP ITS)
KAMPUS ITS SUKOLILO, TELP. 5946094, 5947284
SURABAYA 60111

Percobaan CBR

Nomor :1
Jenis Material : Fine (F3)
Proyek : Praktikum
Tanggal Pengujian : 10 Maret 2017
Berat Contoh (gram) : 2250
Kalibrasi : 8.1 (lbs)
Pembacaan :

Penuruna Pembacaan Arloji Beban Lb


Meni
n (inch)
t
x1000 Atas Bawah Atas Bawah
1/4 0.0125 14.0 12.0 113.4 97.2
1/2 0.0250 57.0 43.0 461.7 348.3
1 0.0500 108.0 90.5 874.8 733.1
1004.
1.5 0.0750 124.0 116.0 4 939.6
2 0.1000 180.0 172.0 1458 1393.2
1871.
3 0.1500 231.0 218.0 1 1765.8
2972.
4 0.2000 367.0 356.0 7 2883.6
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

5013.
6 0.3000 619.0 605.0 9 4900.5
7079.
8 0.4000 874.0 852.0 4 6901.2
1080. 8748.
10 0.5000 0 1062.0 0 8602.2

Surabaya, 10 Maret 2017

Diperiksa oleh Duji oleh

(Ubaidillah) (Kelompok 3)

10000

9000

8000
B
e 7000
b
a 6000 f(x)
n f(x) =
= 2152.94
2128.09 ln(x)
ln(x) +
+ 7756.37
7597.74
5000 ATAS
( Logarithmic (ATAS)
4000
BAWAH
L
3000 Logarithmic (BAWAH)
B

2000
)
1000

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Penurunan ( inch )

Di
agram CBR ( California Bearing Ratio )
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

5.2.7 Analisis Data

Penurunan ( inch
Beban )
Atas Bawah
2799.1 2697.5
0.1 7 7
4291.4 4172.6
0.2 4 6

Harga CBR (%)


CBR
0,1 0,2
2799.165 4291.441
100 =93,31 100 =95,37
Atas 3000 4500

2697.569 4172.655
100 =89,92 100 =92,73
Bawah 3000 4500

CBR 0,1 bawah < CBR 0,2 bawah


CBR 0,2 atas+ CBR 0,2 bawah

Maka nilai CBR 2
95,37 +92,73

2

= 94,05%
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

BAB VI
KESIMPULAN DAN PENUTUP

6.1 Kesimpulan
6.1.1 Umum
Pada perencanaan perkerasan jalan raya, perlu diadakan pengujian material yang sesuai
dengan teliti dan sesuai dengan prosedur pengujian yang telah ditentukan agar
diperoleh kualitas pekerjaan perkerasan jalan yang memenuhi standart.

6.1.2 Pemeriksaan Terhadap Daya Dukung Subgrade


Pemeriksaan terhadap daya dukung tanah dilakukan dengan CBR test dan DCPT
(Dynamic Cone Penetrometer Test). Dari CBR test diperoleh nilai = 39,889 %.
Sedangkan dari DCPT diperoleh harga CBR di titik 1= 9,115 %, titik 2= 7,839%, dan
titik 3= 8,868%.
Sedangkan untuk test CBR laboratorium, didapatkan angka CBR 94,05%

6.1.3 Pemeriksaan Terhadap Mutu Bahan


6.1.3.1 Pemeriksaan Terhadap Aspal
Dari pemeriksaan terhadap aspal yang dipakai didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Harga penetrasi rata-rata yang diperoleh adalah 62,7 sehingga termasuk
jenis aspal penetrasi 60-70 (AASHTO T-49-68 / SNI 06 2456 1991).
2. Daktilitas yang didapat adalah rata-rata 139,5 cm, sehingga memenuhi
syarat minimum untuk daktilitas yaitu 100 cm (AASHTO T-51-74 /
ASTM D-113-65).
3. Titik nyala yang didapat adalah 345o C dan titik bakar adalah 360o C
yang telah memenuhi syarat minimum 200o C ( AASHTO T-84-74 /
ASTM D-95-52 )
4. Titik lembek yang diperoleh adalah 53,5o C sehingga telah memenuhi
syarat yaitu antara 48-58 oC ( AASHTO T-53-74 / ASTM D-36-70 )

6.1.3.2 Pemeriksaan Terhadap Aggregat


Dari pemeriksaan terhadap agregat yang akan dipakai dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dari hasil analisa ayakan, komposisi agregat yang diperoleh sebagai
berikut
( spesifikasi menggunakan Bina Marga V ) :
Agregat kasar ( F1 ) : 51,84%
Agregat sedang ( F2 ) : 4,00%
Agregat halus ( F3 ) : 44,16%
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
KELOMPOK 3

2. Dari pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat kasar didapat :


Berat Jenis ( Bulk Specific Gravity ) : 2,74
Berat jenis kering permukaan jenuh ( SSD ) : 2,77
Berat jenis semu ( Apparent Specific Gravity ): 2,82
Penyerapan agregat kasar sebesar: 1,03%
Hasil tersebut memenuhi syarat maksimum 3 % ( AASHTO T-85-
74 / ASTM C-127-68 ).
3. Dari pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat halus diperoleh :
Berat Jenis ( Bulk Specific Gravity ) : 2,66
Berat jenis kering permukaan jenuh ( SSD ) : 2,70
Berat jenis semu ( Apparent Specific Gravity ) : 2,76
Penyerapan agregat halus sebesar : 1,41 %
Hasil tersebut memenuhi syarat maksimum 5,00 % ( AASHTO T-84-
74 / ASTM C-128-68 ).
4. Keausan yang didapat dari Los Angeles Abration Test adalah 14,34
%, sehingga telah memenuhi syarat maksimum yaitu 40,00 %
(AASHTO T-96-74 / ASTM C-131-55)
5. Berdasarkan uji Marshall kadar aspal yang dipakai adalah sebesar
4,65%

6.2 PENUTUP
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan YME, kami dapat menyelesaikan tugas
praktikum jalan raya ini sesuai dengan waktu dan petunjuk yang diberikan.
Dalam pelaksanaan praktikum, kami telah banyak mendapat pengertian dan makna serta
wawasan tentang teori-teori yang telah kami terima selama kuliah. Dan ini merupakan bekal
yang tak ternilai bagi kami.
Dalam penyajian laporan ini, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang
membangun serta bimbingan atas kekurangan-kekurangan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai