Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Rahma Aziza

NIM : 01615146245
Kelas : Manajemen Informasi dan Komunikasi 2-B
Judul : Semiotika Komunikasi Visual
Penullis : Sumbo Tinarbuko
Penerbit : Jalasutra,2008:Yogyakarta

Bagi Widagdo (1993:31) desan komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang
dihasilkan dari rasionalitas. Dilandasi pengetahuan, bersifat rasional, dan pragmatis. Sebagai
produk kebudayaan yang terkait dengan sistem sosial dan ekonomi, desain komunikasi vidual
juga berhadapan pada konsekuensi sebagai produk missal dan konsumsi massa. T. Sutanto
(2005:15-16) menyatakan, desain komunikasi visual senantiasa berhubungan dengan penampilan
rupa yang dapat dicerap orang banyak dengan pikiran maupun perasaannnya.

Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan
daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah
elemen dasar grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna, komposisi dan layout.

Semiotika berasal dari kata Yunani: semeion yang berarti tanda. Dalam pandangan Piliang,
penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam berbagai cabang keilmuan ini
dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai
fenomena bahasa.

Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh yakni Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan
Charles Sander Peirce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut menggembangkan ilmu semiotika
secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika
Serikat. Latar belakang keilmuan adalah linguistic, sedangkan Peirce filsafat. Semiotika adalah
ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda
adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Tanda dalam kehidupan manusia
bisa tanda gerak atau isyarat.
Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna menyampaikan pesan
verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan orang, bahkan masyarakat luas yang
dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikasikan atau
target sasaran. Dengan demikian, keberadaan tipografi dalam rancangan karya desain
komunikasi visual sangat penting. Sebab melalui perencanaan dan pemilihan tipografi yang tepat
baik untuk ukuran, warna, dan bentuk, diyakini mampu menguatkan isi pesan verbal karya
desain komunikasi visual tersebut.

Didalam ranah desain komunikasi visual ini dipelajari semua bentuk komunikasi yang bersifat
komunikasi visual seperti desain grafis, desain iklan, desain multimedia interaktif.

Desain grafis dipelajari dalam konteks tataletak dan komposisi, bukan sieni grafis murni. Area
kerja kreatif desain grafis di antaranya: desain kartu nama, kop surat, amplop, map, logo, trade
mark, papan nama, penunjuk arah, chart, diagram, statistik, denah, peta lokasi, buku, Koran,
majalah, tabloid, desain sampul kaset, dan lain-lain.

Desain Iklan dipelajari dalam konteks desain, bukan komunikasi marketing dan penciptaan merk
atau aktivitas branding. Desainn iklan atau adversting, ranah kreatifnya maliputi: iklan
komersial, iklan pelayanan masyarakat. Iklan-iklan tersebut biasanya disosialisasikan
menggunakan sarana media seperti televise, koran, majalah, dan internet.

Desain multimedia interaktif dipelajari dalam konteks tampilan dan pelengkap desain, bukan
interaksi manusia dengan computer. Animasi dipelajari dalam konteks penciptaan gerak yang
menarik, bukan untuk bertutur dan bercerita. Cakupan wilayah kreatif desain multimedia
interaktif diantaranya meliputi: animasi 3D, motion graphic, fotografi, sinetron, audio visual,
program acara televii, bumper,web desain, dan CD interaktif.

Dengan demikian, sejatinya konentrasi utama desain komunikasi visual adalah desain grafis.
Penampilan sehari-hari desain komunikasi visual hanya terdiri dari dua unsure utama: verbal
(tulisan) dan visual (gambar tangan, fotografi, atau image olahan komputer grafis).

Anda mungkin juga menyukai