TIM
A. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan alat dan bahan/zat kimia yang sudah ada di dalam suatu
laboratorium umumnya berdasarkan pada pertimbangan karakteristik alat dan
bahan serta proses dan resiko yang ditimbulkannya, agar alat dan bahan tetap
baik dapat digunakan, setidaknya tidak terlalu menurun kadar kekuatan daya
gunanya. Penyimpanan yang baik adalah bagian dari kegiatan perawatan itu,
namun karena menyangkut aspek jenis alat dan bahan serta sifat dari alat dan
bahan itu, maka kegiatan penyimpanan harus mendapat pertimbangan khusus.
Untuk dapat memelihara alat-alat kimia dengan baik, maka perlu diketahui
golongan alat-alat dan bahan dasar dari alat tersebut: Biasanya alat-alat kimia
dikelompokkan dalam 8 golongan yang akan dipaparkan di bawah ini.
Golongan III : Alat-alat yang terbuat dari kayu, contoh: rak tabung, rak
pipet volumetri, rak buret, dudukan generator gas, dsb.
1
Golongan V : Alat-alat yang terbuat dari plastik, contoh: pompa suntik
(siringe), gelas kimia plastik, gelas ukur plastik, botol
semprot, selang plastik, dsb.
Tidak dapat dielakkan bahwa semua alat-alat, lambat atau cepat akan
mengalami kerusakan atau aus. Antisipasi dapat ditelusuri dari sumber-sumber
yang menjadi penyebab alat-alat rusak.
Udara mangandung oksigen dan uap air. Kondisi udara yang demikian ini
cukup membuat barang-barang besi menjadi berkarat. Barang-barang yang
terbuat dari logam lain, seperti seng, tembaga, kuningan dan lain-lain
menjadi kusam. Maka dianjurkan menghindarkan barang-barang tersebut
tersentuh dengan udara. Ada beberapa usaha ke arah itu, ialah dengan
jalan mengecat barang-barang tersebut, memoles dengan vaselin gemuk/
2
lemak atau divernis. Sedangkan yang paling baik terlihat indah ialah
dengan jalan melapisi logam dengan logam tahan pengaruh udara,
misalnya dengan krom atau nikel. Kelembaban udara menyebabkan juga
terjadinya jamur pada lensa-lensa. Seperti kita ketahui, lensa-lensa yang
berkualitas tinggi, sebenarnya disusun atas beberapa lensa tunggal
disatukan dengan jenis perekat misalnya balsam kanada. Dengan
kelembaban udara, maka jamur tumbuh pada balsam kanada ini.
2. Kerusakan yang disebabkan oleh Air, Asam, Basa, dan Cairan lainnya
Air: Usahakan semua benda/ alat maupun bahan dalam keadaan kering.
Tempat alat maupun bahan dalam tempat yang kering. Tak dapat disangkal
bahwa alat-alat maupun bahan, lekas rusak bila dibiarkan dalam keadaan
basah.
Asam: Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat
dari air. Hindarkan alat-alat maupun bahan-bahan kimia dari sentuhan
cairan asam ini. Asam yang sifatnya gas misalnya asam klorida, lebih
ganas lagi. Sebab, bersama udara akan mudah berpindah dari tempat
asalnya. Cara yang paling baik untuk mencegah kerusakan alat-alat dan
bahan-bahan kimia yang disebabkan oleh asam, ialah mengisolir asam itu
sendiri. Misalnya menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan
ditempatkan dalam almari khusus untuk itu, atau di almari asam yang selalu
terdapat di setiap laboratorium kimia.
3
Basa: Pengaruh basa sama saja dengan pengaruh asam terhadap alat-alat
dan bahan-bahan kimia. Maka pencegahannya tidak berbeda. Demikian
pula kalau kita berbicara tentang cairan di luar asam-asam maupun air
sebagai penyebab kerusakan. Biasanya cairan berupa larutan senyawa/
bahan kimia, misalnya contoh yang paling populer ialah air laut/ air garam.
Siapa yang akan menyangkal bahwa air garam ini tidak merusak alat-alat.
Cara mencegahnya ialah hindarkan alat-alat dan bahan-bahan kimia dari
sentuhan cairan tersebut.
4
larutan ini dalam botol yang berwarna coklat. Kristal peraknitrat akan rusak
karena terkena sinar uv ini. Maka seperti halnya larutan tersebut,
peraknitrat juga harus disimpan/ dihindarkan dari pengaruh sinar uv. Masih
banyak lagi bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat demikian ini. Di
samping itu, secara umum semua alat-alat maupun bahan-bahan kimia
sebaiknya dihindarkan menerima sinar matahari secara langsung.
Sehingga diamjurkan memasang tirai-tirai pada jendela laboratorium.
b. Adanya panas yang cukup tinggi, yang dapat mengubah bahan bakar
Maka pada saat yang demikian itulah, oksigen yang mudah bereaksi
dengan bahan bakar yang berupa uap yang sudah mencapai titik bakarnya,
5
menghasilkan api. Api inilah selanjutnya melanjutkan tugasnya. Dari sifat yang
demikian itulah, ditarik manfaatnya bahwa untuk menghindarkan terjadinya
kebakaran haruslah salah satu komponen segitiga api harus ditiadakan. Maka
cara yang termudah haruslah disimpan di tempat yang dingin, sehingga tidak
mudah naik suhunya dan tidak mudah berubah menjadi uap uang mencapai
titik bakarnya.
1. Alat Gelas
6
Dalam menggunakan botol untuk menyimpan zat kimia atau larutan zat
kimia harus diperhatikan bahwa tutup botol tidak boleh dari bahan logam.
Gunakan tutup botol dari bahan plastik/ karet atau gabus, atau dari kaca. Ingat
larutan NaOH tidak boleh menggunakan tutup dari kaca, sebab tutup gelas
dapat sukar dibuka.
Alat dari bahan logam jangan disimpan bersama zat kimia dan jangan
tempatkan di ruang asam.
Alat-alat bedah biologi kebanyakan terbuat dari bahan stainles steel (logam
tahan karat). Walaupun dibuat dari bahan tahan karat tidak berarti alat-alat
tersebut tahan karat 100%, sehingga tidak perlu dirawat. Kalau alat ini tidak
dirawat dengan baik, dibiarkan kotor sesudah dipakai, maka lama kelamaan
alat-alat stainles steel ini akan berkarat.
7
2. Alat dari Bahan Kayu
Kerusakan pada alat yang terbuat dari bahan kayu adalah rapuh, berjamur,
dan terbakar. Rapuh bila lembab atau basah, bila kena asam, basa, larutan
garam atau bahan organik. Tak kurang juga alat kayu itu rusak karena makhluk
biologi seperti rayap, serangan dan serangga pemakan kayu lainnya.
Perawatan untuk menjaga jangan terjadi kerusakan demikian ialah dengan
jalan pelapisan misalnya dengan pernis, dengan cat atau bahan lain. Cat yang
biasa digunakan adalah cat kayu yang berwarna hitam dan putih.
Penyemprotan dengan bahan insektisida mungkin memperkecil kemungkinan
berkembangbiaknya serangga pemakan kayu.
Pecahnya bahan porselen adalah karena jatuh, perubahan suhu yang tiba-
tiba, terbentur bahan sesamanya atau karena besi, sedangkan kerusakan
akibat penyimpanan hampir tidak ada. Melihat dari bahan dasarnya porselen
yang pengolahannya tidak sempurna masih bereaksi misalnya dengan garam
fosfat. Pada pekerjaan mengeringkan suatu larutan hendaknya pemanasan
jangan dilakukan sampai kering betul akan tetapi sampai tersisa sekitar 1 mL
larutan itu, karena panas dari bahan porselen itu akan cukup untuk pengeringan
sisa larutan itu. Porselen yang ada pada waktu penggunaannya mengalami
pemijaran, juga harus dihindarkan dari kemungkinan terpercik air. Bahaya lain
dari porselen yang panas adalah bila mengenai cat meja, sehingga cat tersebut
dapat menempel pada alat porselen.
8
Plastik tidak tahan panas baik panas dari reaksi kimia maupun dari api.
Sekarang dikenal jenis plastik yang tahan panas. Berdasarkan hal di atas maka
alat dari plastik harus dihindarkan dari bahan organik tertentu dan dari panas.
Alat dari bahan karet masih mudah dirusak oleh asam, basa dan bahan
organik. Basahan bahan organik diantara lapisan karet dapat menyebabkab
karet lengket sesamanya. Bahan dari minyak bumi menyebabkan mengambang
dan kehilangan sifat elastisitasnya. Oleh karenanya alat dari karet harus
dihindarkan dari bahan-bahan tersebut di samping kerusakan karena panas
atau terbakar.
Alat dari bahan kertas tidak boleh terkena air atau gas-gas dari zat kimia sebab
menjadi rusak/ rapuh. Karena itu jangan ditempatkan lat kertas dekat zat-zat
kimia dan di ruang asam.
6. Alat Listrik
9
a. Listrik
Sekering listrik bila telah rusak, gantilah dengan sekering yang baru
yang ukuran Ampere listriknya sama. Hindarilah penggunaan kawat
untuk sekering yang telah rusak, sebab kemampuan kawat ini tidak bisa
dipertanggungjawabkan.
10
Gambar 3. Hindarilah menggunakan sekering yang telah rusak
dengan dililit kawat
b. Alat Listrik
9. Alat Optik
11
Sebagai pengganti kertas saring dapat pula dipergunakan plastik sebagai
pembungkus dan secara merata bungkusan plastik diberi lubang-lubang
dengan menusukkan jarum.
Di dalam kotak mikroskop pada umumnya telah tersedia set alat untuk
membersihkan lensa yaitu sejenis kertas (tissue) khusus untuk pembersih lensa
dan cairan khusus untuk pembersih lensa. Gunakan cairan dan kertas
pembersih itu untuk membersihkan lensa mikroskop setiap selesai
menggunakan mikroskop. Sebagai pengganti cairan ini dapat pula
dipergunakan spirtus atau alkohol 96% dan kertas dapat diganti dengan kapas
kecantikan.
Jadi setelah laboratorium diisi/ dilengkapi dengan berbagi alat adan bahan
serta perlengkapan-perlengkapan lainnya, maka suatu hal yang selanjutnya
harus dipikirkan adalah bagaimana memelihara laboratorium, atau dengan
perkataan lain bagaimana menjaga keselamatan pada alat-alat itu.
Pemeliharaan ini bukan berarti alatnya disimpan dengan baik sehingga alatnya
senantiasa utuh, akan tetapi alatnya selalu dipergunakan dan agar tahan lama
tentunya dilakukan perawatan sehingga alat-alat tersebut tahan lama atau
awet.
Selain itu dalam waktu khusus dalam akhir tahun pelajaran alat-alat
sebaiknya didaftarkan kembali atau diinventarisasikan.
12
D. CARA MERAWAT ALAT/PERLENGKAPAN LAINNYA
1. Lemari Asam
Dinding dalam lemari asam harus dicat rata dengan sirlak atau pernis atau
dengan cat yang menyerupai warna kayu. Kotoran keputih-putihan pada lemari
asam dapat disebabkan oleh uap-uap zat korosif. Lapisan tersebut dapat
dibersihkan dengan lap basah atau lap yang dibasahi air telah diberi sedikit
amonia. Bagian kacanya juga dibersihkan dengan lap basah atau kertas koran
basah, lalu dikerongkan dengan kertas koran kering. Ada baiknya juga
digunakan spiritus atau pembersih kaca. Supaya daya hisapnya besar, maka
lubang-lubang celah hubungan antara kayu pada lemari harus ditutup rapih
kembali dengan dempul lalu dicat kembali. Botol-botol di dalam lemari asam
harus ditutup baik-baik dan kemungkinan sisa-sisa uapnya harus dibuang
keluar dulu sebelum generator penghisapnya dimatikan. Ada saran bahwa
sebaiknya generator penghisap tetap hidup, agar uap zat korosif senantiasa
terbuang. Tapi hal ini ada keberatannya yakni kemungkinan kebakaran yang
disebabkan terlalu panasnya generator penghisap.
Bagian lantai dari lemari asam, lebih baik selalu dalam keadaan bersih. Hal
ini dapat dilakukan dengan dipel dengan lap basah. Kotoran yang berwarna
kuning, coklat atau hitam dapat dihilangkan dengan menggosoknya dengan
ampelas duco lalu dicuci dengan air dan dilap.
13
Bila ada pipa gas yang terbuat dari besi di dalam lemari asam, mudah
sekali berkarat akibat uap zat korosif. Hal ini dapat diatasi dengan mengecat
pipa tersebut biasanya dengan cat kuning (warna khas untuk pipa pengalir
gas).
Keadaan penghisapan yang baik ialah pada kondisi volume atau ruang
lemari asam tidak terlalu besar dan lemari dalam keadaan tertutup. Daya hisap
lemari asam dapat diperiksa dengan mengadakan pembakaran kertas atau
obat nyamuk di dalamnya, lalu lihat arah api dan asap. Bila asap cepat naik ke
atas, berarti daya menghisap/membuang lemari asam itu baik. Perlu diingat
bahwa macetnya lemari asam adalah sumber malapetaka bagi pernafasan
orang di dalam dan di luar laboratorium dan sumber kerusakan bagi alat juga
zat. Seorang siswa yang keadaan fisiknya terlalu lelah dan lemah bisa
mengalami sesak/ berhenti pernafasan bila menghisap gas, misalnya H2S dan
bila pertolongan pertama kurang seksama akan berakibat fatal. Dalam ruang
praktik sebaiknya dipasang lebih dari satu lemari asam dan di dalam ruang
persiapan sedikitnya ada satu lemari asam.
Besi Kuning
Belerang Kuning
14
Mangan Hitan/abu-abu
Kerak Putih
a. Cara Umum
b. Cara khusus
15
dan lamanya noda tersebut melekat pada gelas. Larutan pencuci yang
telah digunakan beberapa kali jangan dicampukan lagi dengan larutan
pencuci stok. Larutan pencuci yang telah digunakan jangan langsung
dibuang, tetapi simpan dalam botol berlabel.
Minyak dan lemak dapat dihilangkan dengan cara mencuci alat gelas
dengan larutan detergen hangat. Setelah pencucian, alat gelas dibilas
dengan air bersih, terakhir dibilas dengan air suling. Jika lemak yang
melekat pada gelas sukar dibersihkan, pertama-tama alat gelas dibilas
dengan pelarut hidrokarbon misalnya alkohol atau aseton kemudian
dibersihkan dengan larutan Kalium Karbonat dalam asam. Pelarut
lainnya yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
2) Ter
Noda ter pada alat gelas dapat dibersihkan dengan benzen atau
pelarut lain yang sesuai misalnya minyak tanah.
3) Karbon
16
4) Belerang
5) Iodium
6) Besi
Noda besi dapat dibersihkan dengan larutan HCL pekat. Jika noda
besi melekat kuat, alat gelas yang berisi HCl pekat ini dipanaskan
7) Mangan
8) Kerak
Noda kerak putih pada alat gelas dapat dibersihkan dengan larutan
5% natrium metasilikat dalam air.
17
2) Natrium atau kalium dikromat dalam asam sulfat: 10 gram natrium
dikromat dilarutkan dalam 15 mL air. Secara berhati-hati karena reaksi
pelarutan eksotermis, tambahkan asam sulfat H2SO4 pekat sehingga
volume 100 mL. Perlakukan larutan ini sebagai asam pekat.
Moedjadi dan Ratna Wilis Dahar menyarankan, untuk alat yang sering
digunakan bisa dipakai larutan deterjen saja. Bila lemak masih melekat juga
digunakan larutan Natrium atau kalium dikromat dalam asam sulfat dengan
cara perendaman. Jika masih kotor pakai larutan. Noda coklat MnO2 akibat
penggunaan larutan Kalium permanganat harus dicuci hati-hati dengan asam
klorida (HCl) pekat lalu bilas dengan banyak air.
Larutan pencuci Natrium atau kalium dikromat dalam asam sulfat dan
Kalium permanganat di atas bersifat oksidator masing-masing diatur
bersuasana asam dan basa. Djulana menyarankan penggunaan sifat larutan
Na2SO3 atau natrium sulfit untuk pembersih alat kaca. Yang jelas dalam
pembersih kaca harus dilihat dilihat dari jenis kotorannya dulu. Kotoran atau
noda bekas perak nitrat AgNO3 dapat dicuci dengan larutan tio Na2S2O3,
demikian juga kotoran bekas Iodium I2. Kotoran bekas KMnO4 dapat dicuci
dengan larutan tio di atas atau dengan larutan asam oksalat (COOH)2.
Untuk melakukan pencucian alat gelas dapat dilakukan oleh laboran atau
juru laboran. Prosedur kerja pencucian alat gelas adalah sebagai berikut.
18
Cara kerja:
1. Kumpulkan alat-alat gelas kotor!
2. Siapkan larutan pencuci!
3. Lakukan identifikasi noda pengotor, mesukkan data awal pada tabel 6.2!
Mengingat bahan dasar yang sama antara bak dengan lantai (ubin), maka
pencuciannya dapat diperlakukan sama. Untuk keadaan biasa dapat digunakan
pembersih deterjen atau sabun biasa yang dicampurkan dengan air
untukmengepel. Kotoran yang kuat melekat harus dihilangkan secara mekanik,
misalnya dengan batu kambang atau ampelas. Setelah itu dicuci biasa dengan
air.
19
E. PERAWATAN BAHAN KIMIA
Perawatan untuk zat padatan ini dengan cara menempatkannya pada botol
bermulut lebar atau stopler yang bertutup baik. Usahakan etiket atau labelnya
tidak mudah lepas dan hurufnya tidak mudah luntur atau menguap. Botol yang
berdebu sebaiknya dilap. Pengambilan dengan sendok plastik. Untuk
penggunaan langsung gunakan botol kecil bermulut lebar (misal pot salep).
Hindarkan kemungkinan masuknya debu dan air maupun kelembaban. Contoh:
amilum, natrium karbonat.
2. Padatan higroskopis
Ditempatkan dalam kaleng bertutup atau tempat lain dan ditutup rapat.
Sumbatnya diselimuti lagi dengan plastik dan diikat erat-erat. Contoh: NaOH
dan KSCN.
Tempatkan pada botol gelap atau tidak tembus cahaya. Tutup rapat- rapat.
Contoh: Perak nitrat, kalium permanganat, kalium iodida.
20
5. Padatan peka air
Peka air maksudnya mudah bereaksi dengan air. Contoh: Logam kalium,
logam natrium. Kedua logam tersebut harus disimpan dengan merendamnya
dalam minyak tanah dalam botol gelas.
7. Campuran padatan
8. Cairan/Larutan biasa
21
10. Cairan/Larutan mudah menguap
Jauhkan botolnya dari api. Contoh: eter, metanol, etanol, bensin, minyak
tanah.
12. Gas
Jauhkan tabung dari api atau panas. Gunakan keran dengan pemutarnya
yang baik, jangan sampai ada yang bocor . Lebih baik ditempatkan di tempat
yang dingin. Contoh: gas elpiji, oksigen, helium, nitrogen.
1. Buret
a. Buret yang bagian jetnya bersatu dengan batang buret dan dilengkapi
stop cock (keran buret)
22
Gambar 4. Dua macam buret (a) dengan kran pemutar (b) dengan klep
Kerusakan umum yang dapat terjadi pada buret adalah bagian ujung
atas buret patah karena tersenggol bak kran cuci pada waktu pencucian,
oleh karena itu hati-hati saat membersihkan buret terutama ketika
pembilasan dengan air dari kran ledeng. Masalah lain yang dapat
ditemukan pada buret adalah ;
d. Batang buret kotor seperti berlemak atau karena debu yang bercampur
Untuk mencegah agar tidak timbul masalah di atas, maka perlu dilakukan
hal-hal berikut :
b. Jika bagian yang patah ada di atas skala buret, bagian ini dapat
dipotong dengan menggunakan alat pemotong gelas atau dipotong
23
dengan cara mengikir pada bagian yang patah itu kemudian panaskan
untuk meratakan.
d. Keran buret (stop cock) yang patah tidak dapat diperbaiki sendiri, harus
diganti dengan yang baru. Untuk menghindari keran buret macet,
hendaknya keran diolesi dengan vaselin.
e. Jika ujung jet patah sedikit, bagian itu dapat diratakan dengan cara
menggosok-gosokkan zat carborundum atau zat abrasive lainnya pada
ujung jet yang patah itu. Lakukan pekerjaan ini dengan hati-hati
sehingga tidak mengakibatkan pelebaran lubang jet.
2. Temometer
24
Beberapa masalah yang sering timbul pada termometer adalah sebagai
berikut:
a. Termometer pecah pada saat akan diambil / digunakan
b. Skala termometer pudar atau terhapus
c. Cairan dalam termometer terpisah/patah
1) Untuk menjaga agar termometer tidak terjatuh saat diambil, pada ujung
rafia.
Jika tanda skala pada termometer pudar atau terhapus, untuk memperjelas
kembali dapat dilakukan hal sebagai berikut :
25
dalam penangas minyak. Hati-hati, jangan memanaskan melewati
kapasitas termometer itu.
b. Jumlah zat yang ditimbang dari satu timbangan berbeda dengan timbangan
lainnya
a. Bila hanya punya satu timbangan, periksa skrup pemutar, jika dengan
pemeriksaan sekrup tidak teratasi, kerusakannya berat, lakukan kalibrasi
timbangan dengan membongkar-pasang peluru-pelurunya di bawah lengan
timbangan.
26
4. Desikator
a. Tutup desikator sukar dibuka atau pecah karena jatuh pada saat
dipindahkan/dibuka.
Gambar 6. Desikator
c. Zat pengering yang terdapat dalam desikator dapat berupa silika gel
atau CaCl2. Apabila zat ini sudah berwarna atau jenuh oleh uap air, zat
ini harus dikeringkan kembali dengan cara dijemur di bawah matahari
terik atau dikeringkan dalam oven (untuk CaCl2).
27
5. Pembakar dan Tabung Gas
Masalah
Sediaan padatan atau larutan seperti kalium iodida dan perak nitrat yang
rusak karena teroksidasi dapat diatasi dengan cara:
1. Pada larutan kalium iodida ditambahkan beberapa tetes larutan tio sehingga
warna coklat atau kuning (terbentuk I2 ) menjadi bening kembali (terjadi ion
iodida I-).
28
2. Pada larutan perak nitrat yang rusak karena terbentuk endapan perak
tambahkan larutan asam nitrat hingga larutan bening kembali.
Sering terjadi kekurangan zat kimia untuk kegiatan praktik kimia, hal ini
1. Gunakan bahan / zat dari sekitar lingkungan kita, misalnya: batang karbon
dapat diperoleh dari batu batere bekas, logam aluminium dari bekas wadah
logam minuman, natrium bikarbonat dari soda kue di dapur, asam asetat
diperoleh dari cuka dapur, dsb.
2. Gunakan indikator alam dari bunga, kol ungu atau bayam merah untuk
mengatasi kekurangan atau mahalnya harga zat indikator universal.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Netral
29
DAFTAR PUSTAKA
Depdilbud. 1993) Buku Katalog Alat Laboratorium IPA untuk SMP dan
SMA. Jakarta : Dikmenum.
30
Grover, and Wallace,. 1979). Laboratory Organization and
Management. London : Butterworths.
31