PENDAHULUAN
1
sifatnya, seperti suhu cair dan viskositasnya terhadap ukuran molekul (misalny seri
hidrokarbon).
Polimer merupakan molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh
susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen.
Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal
dari polimer.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan
merupakan polimer sintetis mulai dari kantong palstik untuk belanja, plastic
pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastic, alat-alat listrik, alat-alat rumah
tangga, dan alat-alat elektronik.
1.3. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Propilen
2
Propilena meupakan bahan baku dalam pembuatan polipropilena jenis
homopolimer sedangkan untuk jenis random copolymer dan impact copolymer
selain propilena diperlukan juga etilena dengan komposisi tertentu. Propilena
merupakan hidrokarbon alfatik dengan satu rantainya mempunyai ikatan rangkap dua
atau ikatan tidak jenuh.
3
secara kontinu kedalam reaktor. Reakor ini dilengkapi dengan cycle gas blower dan
cycle gas cooler. Cycle gas blower mensirkulasikan gas sisa reaksi dan memberikan
gerakan yang diperlukan oleh fluidisasi.
Dalam product chamber dan product blow tank tidak hanya mengandung resin
tetapi juga mengandung gas-gas sisa reaksi yang ikut keluar dari reaktor. Oleh karena
itu, resin yang disimpan tersebut kemudian dialirkan ke resin degassing unit. Resin
dipisahkan dengan menggunakan nitrogen dan kukus untuk mendeaktivasi sisa katalis.
Resin yang telah terpisahkan dari gas dialirkan ke unit pelleting dan gas yang
4
terpisahkan dikirim ke vent recovery system untuk didaur ulang. Sebelum masuk ke
pelleter, sebagian resin ditambahkan aditif.
Resin dan aditif ini kemudian dicampur dengan perbandingan tertentu sesuai
dengan sifat yang diinginkan. Dengan aditif yang berbeda maka akan dihasilkan sifat
plastik yang berbeda pula. Dalam pelleter, resin dilelehkan dan dibentuk menjadi
pellet. Resin yang telah menjadi pellet kemudian dikeringkan dan didinginkan. Resin
yang telah kering dialirkan menuju silo untuk disimpan sementara, sebelum dikemas
pada unit pengantongan (bagging).
Temperatur kritik, C 92
5
Upper explosion limit, %volume dalam udara 11,1
mL gas/100mL
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Polipropilena
6
Secara umum, polipropilena memiliki daya tahan yang baik terhadap pelarut
organik, agensia peluruh dan serangan elektrolitik. Polipropilena memiliki ketahanan
yang baik terhadap asam dan basa namun tidak begitu baik pada pelarut aromatik,
alifatik dan mengandung klor. Polipropilena dapat teroksidasi oleh oksidator kuat
seperti H2SO4 dan HNO3 pekat. Hal ini karena adanya atom hidrogen tersier yang
kurang stabil jika dibandingkan dengan atom hidrogen primer dan sekunder.
Struktur Polipropilena
1. Polipropilena isotaktik
Pada struktur isotatik, semua gugus metil terletak pada salah satu sisi rantai polimer.
Bersifat kaku pada temperatur ruang, kekuatannya tinggi, dan dapat mengkristal.
7
Struktur Isotaktik
2. Polipropilena sindiotaktik
Pada struktur sindiotatik, gugus metil terletak berselang-seling berlawanan arah secara
teratur pada kedua sisi rantai polimer. Memiliki sifat dapat mengkristal, jenis ini sulit
ditemukan karena pembuatannya sulit (temperatur operasi -78oC).
Struktur Sindiotaktik
3. Polipropilena ataktik
Pada struktur ataktik, gugus metil terletak tak beraturan terhadap sisi rantai polimer
sangat lentur dan tidak bisa mengkristal sehingga polipropilena ataktik bersifat amorf.
Struktur Ataktik
8
Perbedaan sifat fisik polipropilena isotaktik, sindiotaktik, dan ataktik
Berat molekul polimer ditentukan sebagai berat molekul rata-rata karena jenis
polimer yang sama bisa memiliki berat molekul yang berbeda, tergantung dari panjang
rantai yang dimilikinya. Pada skala industri, polipropilena yang dihasilkan diharapkan
memiliki rentang berat rata-rata yang sempit dimana hal ini menunjukkan bahwa
polimer tersebut relatif seragam. Penentuan berat molekul rata-rata polipropilena
secara komersial dapat dilakukan dengan menggunakan parameter Melt Flow Index
(MFI). Nilai MFI berbanding terbalik dengan reaksi. Semakin banyak hidrogen dalam
medium reaksi, maka rantai polipropilena yang dihasilkan semakin pendek. Hal ini
menyebabkan polipropilena akan mudah mengalir dan memiliki nilai MFI yang tinggi
Sifat Fisik
Sifat Mekanik
9
D638 Tensile Modulus (psi) 195.000 -
Sifat Termal
At 66 psi
210/99 173/78
At 264 psi
125/52 110/43
Sifat Elektrik
10
D495 Arc Resistance (sec) 160 100
11
Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi homopolimer
polipropilena adalah propilena, sedangkan etilena digunakan sebagai tambahan pada
pembuatan kopolimer polipropilena
2.2.2.1 Katalis
Katalis yang digunakan adalah SHAC (Super High Activity Catalyst) 201 dan
LYNX 1010. SHAC diperoleh dari Shell Company Corporation. SHAC berbentuk
bubuk padatan kuning muda yang dilarutkan dalam minyak mineral putih (White
Mineral Oil). Komposisi utama katalis SHAC adalah TiCl4 dan MgCl2 yang terdapat
dalam bentuk partikel padatan sebanyak 30 % berat. Minyak mineral putih yang
jumlahnya mencapai 70-50 % berat berfungsi untuk melindungi katalis dan dari
kontak udara lembab atau uap air, karena TiCl4 dan MgCl2 sangat reaktif terhadap air,
dan sebagai pembawa katalis, sehingga katalis dapat dipompa kedalam reaktor.
2.2.2.2 Ko-katalis
Densitas ( 25 C ), gr / mL 0,8324
12
Tekanan Uap (20 C), mmHg 0,025
TEAl bersifat phyrophoric, yaitu sangat reaktif terhadap udara dan air,
sehingga diperlukan penanganan secara hati-hati. Hasil dekomposisi TEAl berbahaya,
karena dapat berupa oksida karbon , oksida alumunium, dan uap mudah terbakar yang
mengandung debu. Jika dihasilkan dekomposisi dan terhirup lama dapat menyebabkan
kerusakan paru paru.
Katalis SHAC paling cocok menggunakan SCA jenis NPTMS (Normal Para
Ttri Metoksi Silane) sedangkan katalis LYNX 1010 menggunakan SCA jenis CMDMS
(Cyclohexyl Metil Dimethoxy Metil Silane).
2.2.2.4 Hidrogen
13
Temperatur Autoignition, C 585
2.2.2.5 Nitrogen
14
Karbon Monoksida merupakan salah satu senyawa yang dapat meracuni
katalis sehingga digunakan untuk menghentikan reaksi (Kill System) bila terbentuk
Chunk (gumpalan padat) dalam reaktor. Gumpalan ini dapat terbentuk akibat
temperatur di dalam reaktor lebih tinggi daripada temperatur pelelehan polipropilena.
Hal ini menyebabkan resin dalam unggun akan membentuk lembaran dan membuat
unggun menjadi gumpalan padat (Chunk) yang memerlukan biaya besar untuk
menanggulanginya.
2.2.2.7 Aditif
15
Anti Oxidant Irganox 1010 Mencegah terjadinya oksidasi
rantai polimer dan berwarna
kuning
C2H5
Cl C2H5 C2H5 Al
C2H5
Cl Ti Cl + C2H5 Al C2H5 Cl
Ti Cl
Cl Pusat Aktif
Titanium Tri Etil Aluminium
Katalis Cl Cl
Klorida
16
Reaksi Pembentukan Pusat Aktif Katalis
2.3.1. Inisiasi
Setelah katalis diaktifkan oleh ko-katalis membentuk radikal bebas Ti, maka
monomer propilen akan menyerang bagian aktif ini dan berkoordinasi dengan logam
transisi, selanjutnya ia menyisip antara metal dan grup alkil. Sehingga mulailah
terbentuk rantai polipropilen. Reaksinya :
C2H5 C2H5
CH3
C2H5 Al C2H5 Al
C2H5 C2H5 CH
CH CH3 C2H5 Al
C2H5 Al
C2H5 CH CH3
CH2
Cl CH2
Cl
Ti Ti Cl
Rantai Cl
Polipropilen Cl Cl Cl Cl
Reaksi Inisiasi
2.3.2. Propagasi
17
tersedia untuk bereaksi. Cara penghentian reaksi yang biasa dikenal adalah dengan
penghentian ujung atau dengan menggunakan salah satu monomer secara berlebihan.
Reaksinya adalah :
Reaksi Propagasi
2.3.3. Terminasi
18
C2H5 C2H5
CH CH3 CH CH3
C2H5 CH2 C2H5 CH2
CH CH3 CH CH3
C2H5 Al + H2 C2H5 Al
CH2 CH2
Hidrogen H
Cl Cl
Ti Cl Ti Cl
Cl Cl Radikal Polipropilen Cl Cl
yang Panjang
Reaksi Terminasi
19
memutuskan pertumbuhan atau perpanjangan rantai polimer. Polimerisasi adisi pada
umumnya berlangsung dalam kondisi tanpa katalisator dan temperature kamar, pada
polimerisasi adisi juga tidak dihasilkan molekul-molekul ringan sebagai produk
samping.
20
Pada product receiver ini terjadi proses pemisahan campuran gas hidrokarbon,
hydrogen, dan nitrogen dengan resin polipropilene, dari bagian bawah product
receiver dimasukkan gas nitrogen yang berasal dari nitrogen surge tank.
Purge bin merupakan alat yang digunakan untuk menetralisir sisa katalis dank o
katalis (TEAL) serta menghilangkan sisa-sisa gas yang masih terdapat di dalam resin.
Pelletizing system dimana untuk proses pembuatan pellet polipropilen dari resin
polipropilena. Resin polipropilene yang berasal dari product purge bin dan aditif
masuk ke dalam polipropilen dan additive dicampur dan diletakkan di dalam long
continous mixer masuk ke dalam melt pump yang berfungsi untuk menaikkan tekanan
polimer agar polimer melewati transition piece1, screen changer transition piece 2 dan
die plate.
Hasil dari pelletizing system akan masuk ke dalam silo and bagging dimana pellet
yang dihasilkan akan dimasukkan ke dalam silo dan untuk proses pengantongan
produk.
21
Resin atau biji plastic yan telah terbentuk kemudian diproses lebih lanjut untuk
dijadikan produk baru. Salah satu caranya adalah dengan metode ekstrusi seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Proses ekstrusi adalah proses mengubah bentuk dari bahan baku bijih
plastic menjadi gulungan-gulungan atau roll plastic.
22
Berdasarkan pada fasa reaksi polimerisasinya, proses produksi polipropilena
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu proses fasa slurry dengan pelarut, fasa cair dan
fasa gas.
Proses polimerisasi fasa gas mulai dioperasikan secara komersial sejak 1969.
Proses fasa ini banyak digunakan oleh industri-industri polipropilena. Hal ini
disebabkan karena investasi untuk instalasi dan operasi lebih murah dibanding kedua
fasa sebelumnya, selain itu konsumsi energinya juga relatif rendah. Proses produksi
polipropilena fasa gas meliputi teknologi Borstar, teknologi Chisso, teknologi Mitsui,
teknologi Amoco, teknologi Sumitomo, teknologi Novolen dan teknologi UNIPOL.
Proses Novalen merupakan proses polimerisasi propilen fasa gas skala komersial yang
pertama.
23
2.7.4. Proses Unipol
Proses ini sederhana, ekonomis dan tangguh. Proses Unipol menggunakan dua
buah reaktor unggun terfluidakan yang tersusun secara seri. Satu reaktor digunakan
untuk memproduksi homopolimer dan reaktor lain berukuran lebih kecil digunakan
untuk memproduksi kopolimer.
Bagian produksi utama proses ini terdiri dari penanganan katalis, pemurnian
propilena untuk menghilangkan sejumlah kecil racun katalis, polimerisasi, pencucian
katalis, pembuatan pellet dan penyimpanan. Pada proses ini, propilena segar
dilewatkan ke dalam degassing column untuk menghilangkan gas ringan dan melalui
molecular sieve atau Al2O3 dryer untuk menghilangkan kandungan air sebelum
memasuki reaktor.
Katalis yang digunakan pada proses ini adalah TiCl4 dengan penyangga
MgCl2, kokatalis Al-trialkil, ditambah donor elektron berupa alkylphthalate dan
alkoxysilanes. Temperatur operasi polimerisasi umumnya 65oC dengan tekanan 30
bar pada reaktor homopolimer dan tekanan 20 bar pada reaktor kopolimer.
24
3.6. Jenis Kualitas Produk polipropilena
1. Prime
Merupakan produk PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk (PP plant). yang memenuhi
kualitas yang diinginkan.
2. Near Prime
Merupakan produk PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk (PP plant) yang
menyimpang sedikit dari kualitas yang diinginkan.
3. Utility
Merupakan produk PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk (PP plant) yang tidak
memenuhi kualitas yang diinginkan.
Ketiga jenis kualitas tersebut mempunyai pangsa pasar tersendiri dengan harga
yang semakin murah untuk tingkat kualitas yang semakin turun. Selain ketiga kategori
diatas, sebagai hasil sisa dari produk juga dihasilkan enam jenis hasil sisa (scrap) yang
masing-masing memiliki nilai jual tertentu dan disimpan dalam gudang pokok. Keenam
scrap tersebut adalah :
1. Bongkahan
Merupakan lelehan resin yang keluar dari pelletizer dan memadat membentuk
bongkahan.
2. Dust
3. Resin
Merupakan bubuk hasil reaksi yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak
diproses menjadi pellet.
4. Rebagging
25
Merupakan produk yang dikumpulkan dari tumpahan pellet akibat karung yang
rusak atau berlubang, baik dalam proses bagging maupun loading. Produk ini dikemas
dalam karung dan masih dapat diolah tetapi harus dipertimbangkan adanya pengkotor.
5. Sweeping
6. Trash
Lembar propilena yang sangat tipis dipakai sebagai dielektrik dalam pulsa
berdaya tinggi tertentu serta kondensator frekuesni radio yang kehilangan
frekuensinya rendah. Kebanyakan barang dari palstik untuk keperluan medis atau
laboratorium bisa dibuat dari polipropilena karena mampu menahan panas di dalam
autoklaf.
Sifat tahan panas ini menyebabkan digunakan sebagai bahan untuk membuat
ketel (ceret) tingkat-konsumen. Wadah penyimpan makan yang terbuat darinya takkan
meleleh di dalam mesin cuci piring dan selama proses pengisian panas industry
berlangsung. Untuk alasan inilah sebagian besar tong plastic untuk produk susu
perahan terbuat dari polpropilena yang ditutupi dengan foil aluminium (keduanya
merupakan bahan tahan panas). Sesuai produk diinginkan, tabung sering diberi tutup
yang terbuat dari bahan yang kurang tahan panas, seperti polietilena berdensitas
rendah (LDPE) atau polistirena. Wadah seperti ini merupakan contoh yang bagus
mengenai perbedaan modulus, karena tampak jelas beda kekenyalan LDPE (lebih
lunak, lebih mudah dilenturkan) dengan polipropilena yang tebalnya sama. Jadi wadah
26
penyimpan makan dari polpropilena sering memiliki tutup yang terbuat dari LDPE
yang lebih fleksibel agar bisa tertutup rapat-rapat.
Polipropilena juga bisa dibuat menjadi botol sekali pakai untuk menyimpan
produk konsumen berbentuk cairan atau tepung, meski HDPE dan polietilena
tereftalatlah yang umumnya dipakai untuk membuat botol semacam itu. Ember
plastic, baterai mobil, container penyejuk, piring dan kendi sering terbuat dari
polipropilena atau HDPE, keduanya memliki penampilan, rasa, serta sifat yang hampir
sama pada suhu ambient.
BAB IV
27
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Polipropilena merupakan sebuah polimer hidrokarbon linier hasil reaksi polimerisasi dari
propilena. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan polipropilen yaitu propilen dan
etilen sedangkan bahan baku penunjangnya diantara lain katalis (TiCl 4), kokatalis (TEAI), H2,
N2, CO, Selectivity Control Agent ( SCA ) dan aditif. Struktur polipropilena terdiri dari tiga
macam yaitu polipropilena isotaktik, polipropilena sindiotaktik, polipropilena ataktik.
Mekanisme pembuatan polipropilena terdiri dari :
Manfaat dari polipropilena yaitu bahan untuk membuat ketel, untuk keperluan medis atau
laboratorium, untuk menghubungkan dua bagian dari palstik yang kaku), seperti yang ada di
botol dengan tutup flip top, dibuat dari bahan ini, untuk membuat botol semacam ember
plastic, baterai mobil, container penyejuk, piring dan kendi, banyak dipakai dalam pembuatan
permadani dan tatakan untuk digunakan di rumah Militer AS.
4.2. Saran
Sebaiknya limbah polipropilena lebih di perhatikan kembali agar tidak mencemari lingkungan
dan alangkah baiknya agar bisa di daur ulang kembali oleh alam atau lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
28
http://www.chandra-asri.com/product_types.php
http://id.wikipedia.org/wiki/Polipropilena
29