Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

( POLIPROPILENA )

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Polimer

O
L
E
H

KELOMPOK XI

Agustinawati (60500119001)

Resty (60500119051)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh....

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

yang telah memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita

curahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam yang telah

menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat

manusia.

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Polimer dan

juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta

informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal

mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu

tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami

sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang

membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Kimia Polimer oleh ibu Sitti

Chadijah yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, Semoga makalah ini mampu

memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Terima kasih.

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Samata, 08 April 2022

Tim Penyusun

(Kelompok XI)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

A. Propilen………………………………………………………………………..

B. Polipropilena .………………… ………………. ……………………………..

C. Sifat-sifat Propilena……………………………………………………………

D. Struktur Polipropilena ………………………………………………………..

E. Jenis-jenis Polipropilena………………………………………………………

F. Bahan Baku Polipropilena……………………………………………………

G. Proses Pembuatan Polipropilena………………………………………………

H. Manfaat Polipropilena…………………………………………………………

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................

B. Saran...................................................................................................................

.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan Swedia, Berzelius pada tahun

1833, sepanjang abad 19 para kimiawan bekerja dengan makromolekul tanpa

memiliki suatu pengertian yang jelas mengenai strukturnya. Sebenarnya beberapa

polimer alam yang termodifikasi telah dikomersialkan. Sebagai contoh, selulosa

nitrat dipasarkan di bawah nama-nama “celluloid” dan guncotton.

Bahan plastik buatan pertama kali dikembangkan pada abad ke-19, dan saat

ini di awal abad ke-21 jenis bahan ini telah ada di sekeliling kita dalam bentuk dan

kegunaan yang sangat beragam. Cellulose nitrate merupakan salah satu jenis bahan

plastik yang pertama-tama dikembangkan. Bahan ini ditemukan Alexander Parkes di

pertengahan abad ke-19 dan pertama kali dipamerkan pada suatu Pameran Akbar di

London tahun 1862 dalam bentuk sol sepatu dan bola-bola billiard. Pada tahun 1869

John Wesley Hyatt mengembangkan bahan Cellulose nitrate lebih lanjut dengan cara

mencampurkannya dengan camphor menjadi bahan baru yang kemudian diberi

nama Celluloid.

Polimer merupakan material yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Penggunaan material ini sangat beragam dan hampir setiap kehidupan manusia,

mulai dari pembungkus makanan, barang-barang keperluan rumah tangga, sampai

pada alat- alat teknik. Plastik merupakan polimer yang tersusun dari berbagai jenis

komoditas seperti polietilena, polipropilena, polivinilklorida, polietilena tereftalat,

polistirena, dan polikarbonat. Keenam jenis komoditas ini membentuk 98% dari
seluruh polimer dan plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari- hari. Setiap

jenis plastik ini memiliki karakteristik dan penggunaan yang spesifik seperti
sifat degradasi dan ketahanan dari panas, cahaya dan zat kimia.

Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan plastik, maka kebutuhan akan

bahan baku plastik pun semakin meningkat. Pellet polipropilena merupakan salah

satu bahan baku yang cukup banyak digunakan pada industri plastik.

Polimer tersusun atas perulangan monomer menggunakan ikatan kimia

tertentu. Ukuran polimer, dinyatakan dalam massa (massa rata-rata ukuran molekul

dan jumlah rata-rata ukuran molekul) dan tingkat polimerisasi, sangat


mempengaruhi sifatnya, seperti suhu cair dan viskositasnya terhadap ukuran

molekul (misalny seri hidrokarbon).

Polimer merupakan molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh

susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen.

Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan monomer yaitu bahan

awal dari polimer.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan

merupakan polimer sintetis mulai dari kantong palstik untuk belanja, plastic

pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastic, alat-alat listrik, alat-alat

rumah tangga, dan alat-alat elektronik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mendefinisikan apa itu polipropilena ?

2. Bagaimana mengetahui bahan baku dalam pembuatan polipropilena ?

3. Bagaimana mengetahui proses pembuatan polipropilena ?

4. Bagaimana manfaat polipropilena ?


C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi apa itu polipropilen.

2. Untuk mengetahui bahan baku pembuatan polipropilen.

3. Untuk mengetahui proses pembuatan polipropilen.

4. Untuk mengetahui manfaat polipropilena.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Propilen
Propilena meupakan bahan baku dalam pembuatan polipropilena jenis

homopolimer sedangkan untuk jenis random copolymer dan impact copolymer selain

propilena diperlukan juga etilena dengan komposisi tertentu. Propilena merupakan

hidrokarbon alfatik dengan satu rantainya mempunyai ikatan rangkap dua atau ikatan

tidak jenuh.

Polipropilena merupakan golongan olefin yang diperoleh dari hasil cracking

(perengkahan) minyak bumi pada temperature 700-9000 C, untuk menghilangkan gas

nafhtalena dan dilanjutkan dengan proses fraksionasi.

Proses produksi polipropilena yang digunakan di PT.Chandra Asri

Petrochemical,Tbk (PP Plant) adalah proses fasa gas UNIPOL polypropylene dari

Union Carbide Corporation. Proses ini merupakan proses bersih karena limbah yang

dihasilkan sangat sedikit dan semua sisa bahan baku dapat diambil kembali.

Pembuatan polipropilena sesuai dengan proses produksi pembuatan dipabrik ini,


terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

a. Pemurnian bahan baku

b. Polimerisasi fasa gas

c. Pemurnian produk

d. Penambahan aditif

e. Pembuatan pellet

f. Silo dan Bagging


Bahan baku utama yang digunakan adalah propilena dan etilena.

Sedangkan bahan baku penunjangnya adalah berupa katalis, ko-katalis, Selectivity

Control Agent (SCA), nitrogen, hidrogen dan karbon monoksida. Propilena,

etilena, nitrogen dan hidrogen yang disuplai, biasanya diperoleh dalam kondisi

tidak murni. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemurnian (refinery) terhadap

bahan baku tersebut sehingga dihasilkan bahan baku yang memenuhi syarat

sebagai umpan ke reaktor. Dalam proses pemurnian, dilakukan penghilangan

kandungan light gas, sulfur, arsen, MAP (Metil Asetilena/Propadiena), air dan

oksigen. Hal ini dilakukan karena dengan adanya senyawa-senyawa ini dalam

reaktor akan dapat meracuni katalis.

Reaksi polimerisasi dilakukan dalam reaktor unggun terfluidakan

(fluidized bed) pada temperatur temperatur 65 °C dan tekanan 30 kg/cm2G.

Reaksi ini merupakan reaksi fasa gas dengan pengumpanan bahan baku dan

katalis. Secara kontinu kedalam reaktor. Reakor ini dilengkapi dengan cycle gas blower

dan cycle gas cooler. Cycle gas blower mensirkulasikan gas sisa reaksi dan memberikan

gerakan yang diperlukan oleh fluidisasi.

Cycle gas cooler digunakan untuk menurunkan temperatur didalam reaktor

dengan mendinginkan recycle gas. Temperatur reaktor harus dijaga pada

temperatur yang tetap, yaitu pada temperatur dew point gas. Temperatur yang

lebih tinggi dari temperatur dew point gas didalam reaktor dapat menyebabkan

terjadinya penggumpalan (chunk) polimer yang mengakibatkan reaksi harus

dihentikan (shut down). Reaksi ini merupakan reaksi eksotermis sehingga perlu

dilakukan pendinginan. Akan tetapi,

Reaksi polimerisasi yang dilakukan nantinya akan menghasilkan polipropilena

berupa resin berfasa padat. Setelah resin mencapai ketinggian tertentu dalam

reaktor, resin dikeluarkan dengan Product discharge system (PDS) yang terdiri
dari product chamber dan product blow tank. Secara umum, reaksi polimerisasi

propilena menjadi polipropilena dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Reaksi Polimerisasi Propilena menjadi Polipropilena

Dalam product chamber dan product blow tank tidak hanya mengandung

resin tetapi juga mengandung gas-gas sisa reaksi yang ikut keluar dari reaktor.

Oleh karena itu, resin yang disimpan tersebut kemudian dialirkan ke resin

degassing unit. Resin dipisahkan dengan menggunakan nitrogen dan kukus untuk

mendeaktivasi sisa katalis. Resin yang telah terpisahkan dari gas dialirkan ke

unit pelleting dan gas yang terpisahkan dikirim ke vent recovery system untuk

didaur ulang. Sebelum masuk ke pelleter, sebagian resin ditambahkan aditif.

Resin dan aditif ini kemudian dicampur dengan perbandingan tertentu

sesuai dengan sifat yang diinginkan. Dengan aditif yang berbeda maka akan
dihasilkan sifat plastik yang berbeda pula. Dalam pelleter, resin dilelehkan dan

dibentuk menjadi pellet. Resin yang telah menjadi pellet kemudian dikeringkan

dan didinginkan. Resin yang telah kering dialirkan menuju silo untuk disimpan

sementara, sebelum dikemas pada unit pengantongan (bagging).

B. Polipropilena

Polipropilena merupakan sebuah polimer hidrokarbon linier hasil reaksi

polimerisasi dari propilena. Polipropilena adalah poliolefin atau polimer jenuh

merupakan bahan baku untuk pembuatan berbagai macam barang plastik. Polimer

ini termasuk jenis polimer termoplastik yang lunak jika dipanaskan, lelehannya

bisa mengalir seperti cairan viscous, dan mudah dibentuk.


Secara umum, polipropilena memiliki daya tahan yang baik terhadap

pelarut organik, agensia peluruh dan serangan elektrolitik. Polipropilena memiliki

ketahanan yang baik terhadap asam dan basa namun tidak begitu baik pada pelarut

aromatik, alifatik dan mengandung klor. Polipropilena dapat teroksidasi oleh

oksidator kuat seperti H2SO4 dan HNO3 pekat. Hal ini karena adanya atom

hidrogen tersier yang kurang stabil jika dibandingkan dengan atom hidrogen

primer dan sekunder.

Polipropilena termasuk paling ringan jika dibandingkan dengan jenis bijih

plastik lainnya. Permukaan polipropilena licin, tidak menyerap air, kelembaban

dan kekuatan termal lebih besar dari pada polietilena, dan kekuatan renggangnya

besar. Pemanfaatan polipropilena sangat luas di berbagai sektor industri.

Polipropilena dimanfaatkan dalam industri barang plastik rumah tangga, lain-lain

termasuk mainan anak-anak dan peralatan kesehatan.

C. Sifat-sifat Propilena

Propilena pada tekanan atmosferik dan temperatur kamar berwujud uap.

Propilena memiliki uap yang tidak berwarna dan bersifat anastetik pada

konsentrasi tinggi (>60% volume) di udara, tetapi gas propilena merupakan salah

satu gas yang tergolong tidak beracun. Senyawa ini mudah terbakar dan mudah

meledak bila bercampur dengan udara sehingga penggunaan propilena harus

dilengkapi dengan ventilasi. Karena gas ini sangat reaktif maka pengunaannya

harus dihindarkan dari kontak dengan asam kuat, garam dari asam logam,

aluminium klorida, besi klorida anhidrat, halogen, oksigen dan senyawa-senyawa

pengoksidasi. Propilena juga tidak baik untuk kondisi panas (temperatur di atas 70

°C), percikan api dan flame, tekanan diatas 400 psig, dan adanya kehadiran

katalis.
Sifat Fisik Propilena

Sifat Nilai

Berat molekul, g/mol 42,078

Titik didih pada 101,3 kPa, °C -47,7

Titik leleh, °C -185,3

Temperatur kritik, °C 92

Tekanan kritik, Mpa 4,63

Densitas kritik, g/mL 0,233

Lower explosion limit, %volume dalam udara 2,4

Upper explosion limit, %volume dalam udara 11,1

Temperatur autoignition, °C 224

Kelarutan dalam air (pada 20 °C, 101,3 kPa), 44,6

mL gas/100mL

Rupa Tidak berwarna

Bau Bau gas alam, sweet odor

Titik nyala, °C -108

Densitas uap ( untuk udara = 1) 1,5

Spesific gravity (20 °C, untuk air=1) 0,516

Tekanan uap (20 °C), psig 132

Cp, kal/mol °C 15,27

Panas penguapan (-47,7 °C), kal/gr 104,67

Panas Peleburan (ΔHm) (20 °C) (kal/g) 16,67

Panas Pembentukan (ΔHf) (25 °C) (kal/g) 4,879

Panas Pembakaran (ΔHc) (25 °C) (kal/g) 11,688


D. Struktur Polipropilena

Polipropilena merupakan polimer yang tersusun oleh monomer propilena

dengan unit berulang seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Struktur Polipropilena

Tiga faktor struktural yang menentukan sifat dari polipropilena adalah

distribusi molekul, struktur ruang molekul, dan berat molekul rata-rata.

Berdasarkan Textbook of Polymer Science, kimia ruang polipropilena pertama

kali dipelajari oleh Natta. Natta menyatakan bahwa struktur ruang yang mungkin

ada pada polipropilena ada tiga, yaitu isotaktik, sindiotaktik dan ataktik. Struktur

taktik pada polipropilena dapat dilihat dengan NMR (Nuclear Magnetic

Resonance) atau dengan menggunakan prinsip kelarutan untuk mencari persen

taksisitas. Perbedaan dari ketiganya dilihat dari letak gugus metil relatif terhadap

rantai utama polipropilena.

1. Polipropilena isotaktik

Pada struktur isotatik, semua gugus metil terletak pada salah satu sisi

rantai polimer. Bersifat kaku pada temperatur ruang, kekuatannya tinggi, dan

dapat mengkristal.

Gambar 2.3 Struktur Isotonik


2. Polipropilena sindiotaktik

Pada struktur sindiotatik, gugus metil terletak berselang-seling

berlawanan arah secara teratur pada kedua sisi rantai polimer. Memiliki sifat

dapat mengkristal, jenis ini sulit ditemukan karena pembuatannya sulit

(temperatur operasi -78 oC).

Gambar 2.4 Struktur Sindiotaktik

3. Polipropilena ataktik

Pada struktur ataktik, gugus metil terletak tak beraturan terhadap sisi

rantai polimer sangat lentur dan tidak bisa mengkristal sehingga

polipropilena ataktik bersifat amorf.

Gambar 2.5 Struktur Ataktik

E. Jenis-jenis Polipropilena

Saat ini polipropilena yang diproduksi secara komersial dan beredar di

pasaran terdiri dari tiga jenis yaitu homopolimer, kopolimer random dan

kopolimer impak.

1. Homopolimer (Homopolymer)

Homopolimer adalah polimer yang bahan bakunya berasal dari satu

macam monomer yaitu propilena. Untuk membuat homopolimer, cukup dengan

menggunakan satu reaktor. Sifat polimer ini antara lain memiliki berat jenis paling

ringan, daya tahan panas paling tinggi, permukaan kristal yang halus, dan

mempunyai daya tahan yang bagus terhadap tumbukan, kelembaban, abrasi dan

gesekan. Homopolimer ini cocok digunakan dalam berbagai aplikasi seperti


films, injection molding, sheet thermoforming, yarn dan fiber multifilament.

2. Kopolimer acak (random copolymer)

Kopolimer random dibuat dari propilena yang direaksikan dengan etilena dalam

pembentukan rantai polimernya. Pada saat pembuatan polipropilena, 1-7 % berat

monomer etilena ditambahkan ke dalam monomer propilena. Polimer ini

mempunyai sifat pengkristalan yang lebih rendah dengan butiran sperulit yang

lebih kecil serta lebih jernih. Hal ini menghasilkan kekuatan dan transparansi

yang lebih baik dari pada homopolimer.

3. Kompolimer impak (impact copolymer)

Kopolimer impak dihasilkan secara bertahap melalui pembentukan

homopolimer pada reaktor pertama dan diikuti dengan pembuatan propilena-

etilena rubbery pada reaktor kedua. Sifat polipropilena jenis ini adalah memiliki

kekakuan tinggi, ketahanan terhadap tumbukan yang cukup baik pada temperatur

rendah (- 20°C), sifat insulasi listrik yang baik, tidak tembus cahaya, dan

merupakan polimer kristalin yang memiliki titik leleh yang tinggi dengan dua atau

lebih fasa lelehan. Manfaat utama kopolimer impak adalah pada injection molding

bagian kendaraan dan grade tertentu juga digunakan pada extruded, sheet dan

thermoforming.

F. Bahan Baku Polipropilena

Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi polipropilena dapat

dibagi menjadi dua macam, yaitu bahan baku utama dan bahan baku penunjang.

Bahan Baku Utama

Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi homopolimer

polipropilena adalah propilena, sedangkan etilena digunakan sebagai tambahan

pada pembuatan kopolimer polipropilena.


Bahan Baku Penunjang

Bahan penunjang yang diperlukan untuk pembuatan polipropilena antara

lain katalis, kokatalis, H2, N2, CO, Selectivity Control Agent ( SCA ) dan aditif.

Katalis

Katalis yang digunakan adalah SHAC (Super High Activity Catalyst) 201

dan LYNX 1010. SHAC diperoleh dari Shell Company Corporation. SHAC

berbentuk bubuk padatan kuning muda yang dilarutkan dalam minyak mineral

putih (White Mineral Oil). Komposisi utama katalis SHAC adalah TiCl4 dan

MgCl2 yang terdapat dalam bentuk partikel padatan sebanyak 30 % berat. Minyak

mineral putih yang jumlahnya mencapai 70-50 % berat berfungsi untuk

melindungi katalis dan dari kontak udara lembab atau uap air, karena TiCl4 dan

MgCl2 sangat reaktif terhadap air, dan sebagai pembawa katalis, sehingga katalis

dapat dipompa kedalam reaktor.

Ko-katalis

Ko-katalis berfungsi sebagai pembentuk kompleks katalis aktif sehingga

mempermudah terjadinya proses polimerisasi. Kokatalis yang digunakan adalah

TEAl (Tri Etil Alumunium , (C2H5)3Al) yang terdiri dari tri etil alumunium 92 %

berat dan senyawa lain seperti tri propil alumunium, tri n-butil alumunium, tri

isobutil alumunium, alumunium, klor serta hibrida dalam bentuk AlH3CH4,

etilena, dan isobutilena, TEAl berfasa cair pada kondisi ruang, transparan dan

tidak berwarna.
Sifat Fisik TEAl
Sifat Fisik Nilai

Titik didih, °C 185

Titik beku, °C -58

Densitas ( 25 °C ), gr / mL 0,8324
Tekanan Uap (20 °C), mmHg 0,025

TEAl bersifat phyrophoric, yaitu sangat reaktif terhadap udara dan air,

sehingga diperlukan penanganan secara hati-hati. Hasil dekomposisi TEAl

berbahaya, karena dapat berupa oksida karbon , oksida alumunium, dan uap

mudah terbakar yang mengandung debu. Jika dihasilkan dekomposisi dan terhirup

lama dapat menyebabkan kerusakan paru – paru.

Mekanisme Reaksi Pembentukan Polipropilena

Reaksi polimerisasi pertumbuhan rantai terdiri dari 3 tahapan, yaitu :

inisiasi, propagasi, dan terminasi. Sebelum terjadi tahapan reaksi ini, katalis TiCl4

diaktifkan terlebih dahulu oleh ko-katalis Al(C2H5)3 sehingga akan terbentuk

pusat aktif (active center) katalis.

G. Proses Pembuatan Poliropilena

Polipropilena adalah hasil polimerisasi propena. Polimerisasi adalah

penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi molekul raksasa sehingga

berantai karbon sangat panjang. Molekul yang bergabung disebut

monomer-monomer. Sedangkan molekul raksasa yang terbentuk disebut polimer.

Jenis polimerisasi yang terjadi pada pembuatan polipropilena ini adalah

polimerisasi adisi, karena terjadi ikatan antara monomer propilena melalui ikatan
rangkapnya. Pertumbuhan yang terjadi pada polimerisasi ini disebabkan karena

adanya penambahan monomer yang berlangsug secara terus – menerus pada pusat

aktif radikal bebas. Polimerisasi adisi menghasilkan berat molekul yang sama

dengan berat semu unit menome yeng tergabung dalam rantai polimer.

Polimerisasi ini akan berlangsung sampai semua monomer habis bereaksi.

Akan tetapi, terminasinya dapat diatur dengan menambah molekul hydrogen

yang memutuskan pertumbuhan atau perpanjangan rantai polimer. Polimerisasi


adisi pada umumnya berlangsung dalam kondisi tanpa katalisator dan temperature

kamar, pada polimerisasi adisi juga tidak dihasilkan molekul-molekul ringan

sebagai produk samping.

Tahapan proses pembuatan Polipropilena

➢ Persiapan bahan baku, dimana seperti yang telah dijelaskan jika

bahan baku utama pembuatan polipropilena adalah propena yang

diambil dari minyak bumi untuk menjadi polipropilena.

➢ Selanjuutnya bahan dimasukkan ke dalam reactor dimana di dalam

reaktor terjadi reaksi polimerisasi propilen menjadi resin propilena dengan

menggunakan fluidized bed reactor fasa gas, reaksi ini terjadi di dalam unggun

resin polipropilena yang terfluidakan dengan menggunakan unggun resin.

➢ Product Discharge System merupakan suatu system yang

digunakan untuk mengeluarkan resin yang terbentuk di dalam reactor dan

dikirim ke product receiver.

➢ Pada product receiver ini terjadi proses pemisahan campuran gas

hidrokarbon, hydrogen, dan nitrogen dengan resin polipropilene, dari

bagian bawah product receiver dimasukkan gas nitrogen yang berasal dari

nitrogen surge tank.

➢ Purge bin merupakan alat yang digunakan untuk menetralisir sisa

katalis dank okatalis (TEAL) serta menghilangkan sisa-sisa gas yang masih

terdapat di dalam resin.

➢ Pelletizing system dimana untuk proses pembuatan pellet

polipropilen dari resin

polipropilena. Resin polipropilene yang berasal dari product purge bin

dan aditif masuk ke dalam polipropilen dan additive dicampur dan

diletakkan di dalam long continous mixer masuk ke dalam melt pump


yang berfungsi untuk menaikkan tekanan polimer agar polimer melewati

transition piece1, screen changer transition piece 2 dan die plate.

➢ Hasil dari pelletizing system akan masuk ke dalam silo and bagging

dimana pellet yang dihasilkan akan dimasukkan ke dalam silo dan untuk

proses pengantongan produk.

H. Manfaat Polipropilena

Karena polipropilena kebal dari lelah, kebanyakan living hinge (engsel

fleksibel tipis yang terbuat dari plastic yang menghubungkan dua bagian dari

palstik yang kaku), seperti yang ada di botol dengan tutup flip top, dibuat dari

bahan ini.

Lembar propilena yang sangat tipis dipakai sebagai dielektrik dalam pulsa

berdaya tinggi tertentu serta kondensator frekuesni radio yang kehilangan

frekuensinya rendah. Kebanyakan barang dari palstik untuk keperluan medis atau

laboratorium bisa dibuat dari polipropilena karena mampu menahan panas di

dalam autoklaf.

Sifat tahan panas ini menyebabkan digunakan sebagai bahan untuk

membuat ketel (ceret) tingkat-konsumen. Wadah penyimpan makan yang terbuat

darinya takkan meleleh di dalam mesin cuci piring dan selama proses pengisian

panas industry berlangsung. Untuk alasan inilah sebagian besar tong plastic untuk

produk susu perahan terbuat dari polpropilena yang ditutupi dengan foil

aluminium (keduanya merupakan bahan tahan panas). Sesuai produk diinginkan,

tabung sering diberi tutu penyimpan makan dari polpropilena sering memiliki

tutup yang terbuat dari LDPE yang lebih fleksibel agar bisa tertutup rapat-rapat.

Polipropilena juga bisa dibuat menjadi botol sekali pakai untuk

menyimpan produk konsumen berbentuk cairan atau tepung, meski HDPE dan

polietilena tereftalatlah yang umumnya dipakai untuk membuat botol semacam


itu. Ember plastic, baterai mobil, container penyejuk, piring dan kendi sering

terbuat dari polipropilena atau HDPE, keduanya memliki penampilan, rasa, serta

sifat yang hampir sama pada suhu ambient.

Polipropilena merupakan sebuah polimer utama dalam barang-barang tak

tertenun. Sekitar 50% digunakan dalam berbagai produk sanitasi yang dipakai

untuk menyerap air (hidrofil), bukan yang secara alami menolak air (hidrofobik).

Penggunaan tak tertenun lainnya yang menarik adalah saringan udara, gas, dan

cair dimana serat bisa dibentuk menjadi lembaran atau jarring yang bisa dilipat

untuk membentuk kartrij atau lapisan yang menyaring dalam batas-batas 0.5

sampai 30 mikron. Aplikasi ini bisa ditemukan di dalam rumah sebagai saringan

air atau saringan tipe pengondisian udara. Wilayah permukaan tinggi serta

polipropilena hidrofobik alami yang tak tertenun merupakan penyerap tumpahan

minyak yang ideal dengan perintang apung yang biasanya diletakkan di dekat

tumpahan minyak di sungai.

Polipropilena juga umum digunakan sebagai polipropilena berorientasi

dwi sumbu Biaxially Oriented Polypropilene (BOPP). Lembaran BOPP ini

digunakan untuk membuat berbagai macam bahan seperti clear bag (tas yang

transparan). Saat polipropilena berorientasi dwi sumbu, ia menjadi sejernih Kristal

dan berfungsi sebagai bahan pengemasan untuk berbagai produk artistic eceran.

Polipropilena yang berwarna-warni banyak dipakai dala pembuatan

permadani dan tatakan untuk digunakan di rumah Militer AS pernah

menggunakan polipropilena atau “polypro” untuk membuat lapisan dasar cuaca

dingin seperti kaos lengan panjang atau celana dalam yang panjang. (Saat ini

polyester menggantikan polipropilena dalam berbagai aplikasi di militer AS).

Kaos dari polipropilena tidak mudah terbakar, tapi bisa meleleh yang berakibat

pada bekas terbakar pada bagian baju yang terkena apapun jenis ledakan atau api.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Polipropilena merupakan sebuah polimer hidrokarbon linier hasil reaksi

polimerisasi dari propilena. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan

polipropilen yaitu propilen dan etilen sedangkan bahan baku penunjangnya

diantara lain katalis (TiCl4), kokatalis (TEAI), H2, N2, CO, Selectivity Control

Agent ( SCA ) dan aditif. Struktur polipropilena terdiri dari tiga macam yaitu

polipropilena isotaktik, polipropilena sindiotaktik, polipropilena ataktik.

Mekanisme pembuatan polipropilena terdiri dari :

a. Persiapan bahan baku

b. Bahan dimasukkan kedalam reactor dan terjadi reaksi polimerisasi

c. Product discharge system

d. Product receiver

e. Purge bin

f. Pelletizing system
g. Hasil pelletizing masuk ke dalam silo

Manfaat dari polipropilena yaitu bahan untuk membuat ketel, untuk

keperluan medis atau laboratorium, untuk menghubungkan dua bagian dari palstik

yang kaku), seperti yang ada di botol dengan tutup flip top, dibuat dari bahan ini,

untuk membuat botol semacam ember plastic, baterai mobil, container penyejuk,

piring dan kendi, banyak dipakai dalam pembuatan permadani dan tatakan untuk

digunakan di rumah Militer AS.


B. Saran

Sebaiknya limbah polipropilena lebih di perhatikan kembali agar tidak

mencemari lingkungan dan alangkah baiknya agar bisa di daur ulang kembali oleh

alam atau lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai