Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak

dalam bentuk pipih/sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung,

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (FI,

1979). Target secara umum harus memiliki keseragaman dosis, kecepatan

waktu hancur yang baik dan kekuatan regangan.

Secara umum tablet memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

a. Dapat menutupi rasa pahit obat

b. Pemakaiannya mudah

c. Mudah pengaturan dosis

d. Lebih stabil pada waktu penyimpanan yang lama.


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian tablet


Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak

dalam bentuk pipih/sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung,

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.

Target secara umum harus memiliki keseragaman dosis, kecepatan waktu

hancur yang baik dan kekuatan regangan.

2.2 Tablet Effervescent


Tablet Effervescent adalah tablet yang menghasilkan gas ketika
dimasukkan ke dalam air. Gas yang keluar tersebut adalah gas
karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi antara asam organik
dengan garam turunan karbonat. Gas korbondioksida ini membantu
mempercepat hancurnya tablet dan meningkatkan kelarutan zat aktif.
Selain itu gas korbondiokasida ini juga memberi rasa segar seperti halnya
pada minuman kaleng berkarbonasi. Di samping menghasilkan larutan
yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya
karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu.
Dengan rasa asam sedikit berlebih, sehingga berasa sedikit asam ini
merupakan faktor tambahan yang membuat sediaan effervescent dapat
diterima di masyarakat.

Kandungan tablet effervescent merupakan campuran asam


(asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan
dalam lingkungan berair akan bereaksi menghasilkan karbondioksida yang
berasal dari penguraian basa bikarbonat akibat penetralan oleh asam.
Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu 1 menit atau
kurang. Tablet effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
atau kemasan tahan lembab, sedangkan pada etiket tertera tidak langsung
ditelan.

Contoh sediaan yang dibuat tablet effervescent: analgesik,


antibiotik, antasid, ergotamin, digoxin, metadone, L-dopa, fenilbutason,
permen effervescent, sediaan untuk keperluan perawatan gigi, larutan
3
pembersih kontak lens, tablet pemanis minuman, pensteril alat bedah,
pembersih toilet, dll.

A. Keuntungan dan Kerugian Tablet Effervescent


Keuntungan yang dimiliki tablet effervescent, antara lain:
1. Bekerja lebih cepat
Absorpsi yang lebih cepat berarti onset yang lebih cepat, penting
dalam mengobati sindrom akut seperti nyeri. Tablet effervescent sampai ke
lambung pada pH yang cocok untuk absorpsi.
2. Lebih mudah untuk dikonsumsi karena tablet dilarutkan
terlebih dulu dalam air baru diminum
3. Lebih aman pada saluran pencernaan
Zat aktif dalam effervescent terlarut sempurna pada larutan buffer.
Pengurangan kontak di saluran GI bagian atas dapat berarti iritasi yang
sedikit dan toleransi yang makin besar. Larutan buffer juga mencegah
asam lambung berinteraksi dengan zat aktif.
4. Rasa menyenangkan karena karbonisasi membantu
menutup rasa zat aktif yang tidak enak
5. Tablet biasanya cukup besar dan dapat dikemas secara
individual sehingga bisa menghindari masalah ketidakstabilan zat aktif
dalam penyimpanan.
6. Stabilitas dan portabilitas diperoleh dalam formulasi
effervescent bila dibandingkan dalam bentuk cair
7. Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.
8. Sediaan diberikan dalam bentuk larutan diharapkan
bioavaibilitas obat baik. (Bahan Kuliah Tablet, 16 November 2006)

Kerugian yang terdapat pada tablet effervescent, antara lain:


1. Kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara
kimia
2. Kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin
sudah cukup untuk memulai reaktifitas effervescent

BAHAN AKTIF
Beberapa kategori bahan aktif yang dibuat sediaan effervescent:
1. Zat aktif yang sulit dicerna atau rusak di lambung
4
Sebagai contoh adalah Ca2CO3. Dalam bentuk tablet biasa
atau serbuk, kalsium karbonat larut dalam asam lambung dan dapat
diabsorpsi ke sistem sirkulasi. Akan tetapi dalam GI senyawa ini
melepaskan gas CO2 yang mengganggu. Pada pasien usia lanjut di mana
tingkat keasaman dalam GI berkurang, kalsium karbonat
kemungkinan melewati GI tanpa terdisolusi dan dapat
menyebabkan konstipasi. Formulasi kalsium karbonat dalam sediaan
effervescent memberikan keuntungan: dalam bentuk terlarut sempurna
sebelum digunakan sehingga siap untuk diabsorpsi, tidak menimbulkan
gas CO2 dalam lambung, juga resiko terjadinya konstipasi.

2. Zat aktif yang sensitif pH


Misalnya asam-asam amino dan antibiotik. Dalam pH
lambung senyawa tersebut dapat terdenaturasi, kehilangan aktivitas
biologi, atau menyebabkan bentuk tidak aktif. Komponen tablet
effervescent dapat bertindak sebagai buffer sehingga pH GI meningkat.
Efek pendaparan GI melalui karbonasi ini akan menginduksi pengosongan
lambung lebih cepat (normalnya 20 min), sehingga absorpsi zat aktif
menjadi maksimum.

3. Zat aktif yang memerlukan dosis besar


Umumnya ukuran tablet effervescent lebih besar dibandingkan
tablet konvensional, yaitu = 1 inchi dengan bobot tablet ~ 5 gram.

4. Zat aktif yang sensitif terhadap cahaya, lembab, dan


oksigen
Misalnya vitamin-vitamin. Tablet effervescent mensyaratkan
lembab < 0.5%. Untuk menghindari kontak dengan atmosfer, tablet
effervescent dikemas dalam aluminium

BAHAN PEMBANTU
Karakteristik komponen tablet Effervescent:
1. Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam
5
memproduksi tablet effervescent sama dengan yang digunakan untuk tablet
konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang sama. Demikian
juga sifat umum granul yang diperlukan untuk memdapatkan tablet
yang sesuai persyaratan seperti:
a. Ukuran partikel
b. Bentuk partikel
c. Keseragaman distribusi
d. Aliran bebas granul

2. Parameter penting pemilihan bahan pembantu adalah


KANDUNGAN AIR. Komponen asam dan basa mengalami reaksi
secara spontan saat dicampur dengan air. Reaksi ini juga dapat
berlangsung dengan adanya sejumlah kecil air. Saat sudah terjadi
reaksi, reaksi akan berjalan semakin cepat karena produk sampingan
reaksi ini adalah air. Untuk alasan ini, maka bahan pembantu yang
dipilih sebaiknya berada dalam bentuk ANHIDRAT, dengan sedikit atau
tanpa lembab yang diadsorpsi, atau dengan molekul air yang terikat
pada bentuk HIDRAT yang STABIL karena air dibutuhkan sedikit
untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering
tidak dapat dikempa .
Contoh:
CH2COOH CH2COONa
CH2COOH + 3NaHCO3 CHCOONa + 3 CO2
+ 3 H2O
CH2COOH CH2COONa

3.

KELARUTAN merupakan sifat bahan baku yang penting dalam


tablet effervecsent. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi
effervescent tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi
secara cepat. Kecepatan kelarutan lebih penting dari kelarutan karena
zat yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan
menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.
A. Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet effervescent
dapat digolongkan menjadi;
6
a. Asam Makanan, antara lain :
1. Asam Sitrat: BM = 210,14 (C6H8O7.H2O)
Merupakan asam yang paling sering digunakan karena
harganya yang murah. Asam sitrat sangat larut, sangat higroskopis
kekuatan asamnya tinggi (tripotik), dan dalam bentuk granul yang dapat
mengalir dengan bebas.Asam ini sangat mudah larut dalam air dan
tersedia dalam bentuk hablur bening, tidak berwarna/serbuk granular
berwarna putih, tidak berbau, mempunyai rasa sangat asam, bersifat
sangat higroskopis. Asam ini mempunyai rasa asam buah.

2. Asam Tartrat: BM = 150,09 (C4H6O6)


Asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari asam
sitrat. Asam tartrat juga banyak digunakan dalam formulasi tablet
effervescent. Asam ini LEBIH LARUT dalam air dan LEBIH
HIGROSKOPIS apabila dibandingkan dengan asam sitrat. Kekuatan
asamnya sama dengan asam sitrat, tetapi jumlah asam yang digunakan
lebih banyak karena asam tartrat bersifat diprotik sedangkan asam sitrat
bersifat triprotik. Asam tartrat tersedia dalam bentuk hablur tidak
berwarna/ bening, atau serbuk hablur halus sampai granular berwarna
putih, tidak berbau, mempunyai rasa asam, dan stabil di udara.

Biasanya digunakan kombinasi asam sitrat dan asam tartrat


karena asam tartrat saja akan menyebabkan granul gampang remuk dan
asam sitrat saja akan menyebabkan campuran lengket dan susah digranul
3. Asam Malat
Asam ini bersifat higroskopis dan mudah larut. Asam malat
mempunyai kekuatan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan asam
sitrat dan asam tartrat.
4. Asam Fumarat
Mempunyai kekuatan yang sebanding dengan asam sitrat, namun
kelarutannya rendah dalam air dan bersifat non higroskopis.
5. Asam Adipat & Asam Suksinat
Kedua asam tersebut bersifat non higroskopis, mempunyai
kelarutan yang jauh lebih rendah dari asam sitrat, kurang tersedia dan
kurang ekonomis.

b. Asam anhidrat
7
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi
hidrolisis yang membebaskan bentuk asamnya dan dapat bereaksi
dengan sumber karbondioksida. Tidak bisa digunakan air karena asam
anhidrat dapat bereaksi sebelum digunakan. Contohnya adalah suksinat
anhidrat dan asam sitrat anhidrat
c. Garam Asam
- Natrium dihidrogen fosfat (Monosodium fosfat)
Tersedia dalam bentuk granular dan serbuk anhidrat; mudah larut
dalam air; menghasilkan larutan asam dengan pH sekitar 4,5; mudah
bereaksi dengan karbonat atau bikarbonat.
- Dinatrium dihidrogen pirofosfat
Mudah diperoleh dan larut dalam air
- Garam asam sitrat (natrium dihidrogen sitrat dan dinatrium
hidrogen sitrat)
- Natrium asam sulfit (Sodium bisulfit) yang sering digunakan
untuk effervescent pembersih toilet
Merupakan senyawa pereduksi kuat; tidak kompatibel dengan
senyawa pengoksidasi.

B. Sumber Karbondioksida
Sumber basa yang biasa digunakan sebagai basis effervescent
adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat. Natrium bikarbonat
lebih dipilih untuk digunakan dalam formula karena lebih stabil
daripada natrium karbonat.

a. Natrium bikarbonat: BM = 84,01


Natrium bikarbonat adalah sumber CO2 utama dalam sistem
effervescent. Tidak bersifat higroskopis, larut dalam air, harganya murah,
mempunyai pH 8,3 dalam larutan 0,85%, berbentuk serbuk hablur putih
yang stabil di udara kering tetapi di udara lembab secara perlahan-
lahan terurai. Natrium bikarbonat bisa menghasilkan kira-kira 52%
CO2. Penggunaan secara luas untuk membuat antasid, baik sebagai
komponen tunggal atau sebagai bagian dari komposisi antasid

b. Natrium karbonat: BM = 286,1 (Na2CO3.10H2O)


Memiliki pH 11,5 dalam larutan air konsentrasi 1%. Natrium
8
karbonat mempunyai efek stabilisasi karena kemampuannya untuk
mengabsorbsi lembab, mencegah reaksi awal. Untuk alasan ini lebih
dipilih natrium karbonat bentuk anhidrat. Sebagai stabilizer karena dapat
mengabsorpsi lembab dan kurang higroskopis juga dapat menurunkan laju
reaksi effervescent.

c. Kalium bikarbonat atau kalium karbonat


Digunakan terutama apabila ion natrium tidak diinginkan atau
perlu untuk dibatasi, contoh produk antasid dimana dosisnya bergantung
pada jumlah natrium yang disarankan untuk pencernaan. Lebih larut dan
lebih mahal daripada bentuk natriumnya

Secara umum, jumlah granul effervescent lebih disukai antara


5 40 % dari total berat tablet

C. Bahan Tambahan Lainnya


Bahan tambahan lainnya pada tablet effervescent antara lain
seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan
ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi,
hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet
effervescent sudah banyak mengandung karbonat dan asam.

a. Pengikat dan zat penggranul


Konsentrasi 0,004 1,5 % dari berat total tablet (U.S. Patent
6,649,186).
Untuk pembuatan tablet effervescent dengan metode granulasi
penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak dapat
digunakan karena kelarutan rendah dan kandungan residu air tinggi yang
dapat mempercepat ketidakstabilan tablet effervescent. Pengikat kering
seperti laktosa, dekstrosa, dan manitol dapat digunakan tetapi tidak efektif
pada konsentrasi rendah yang diijinkan dalam formulasi tablet
effervescent, juga karena dapat menghambat disintegrasi.Pengikat
efektif untuk tablet effervescent adalah PVP. PVP ditambahkan pada
serbuk yang digranulasi dalam keadaan kering kemudian masa dibasahi
oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol.
Alkohol tidak bersifat pengikat tapi ditambahkan sebagai zat
penggranulasi untuk pelarut PVP. Air berguna sebagai pelarut untuk
pengikat kering dan sebagai pengikat sendiri. Sejumlah kecil air
9
ditambahkan secara hati-hati dan dikontrol untuk mencegah disolusi awal.
Air sangat efektif sebagai pengikat karena adanya disolusi sebagian
dari bahan-bahan pembantu diikuti dengan kristalisasi karena
pengeringan Isopropanol tidak direkomendasikan sebagai cairan
penggranulasi.

b. Pengisi
Biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena komposisi
zat yang menghasilkan effervescent sudah cukup besar. Natrium
bikarbonat merupakan pengisi yang baik, menyediakan ekstra
effervescent dan efek pH larutan tidak begitu berarti. Pengisi lain adalah
natrium klorida, natrium sulfat. Kedua zat ini relatif padat dan mungkin
berguna untuk menghasilkan kompaksi tablet yang lebih padat. Pengisi
ditambahkan untuk menggenapkan bobot dan meningkatkan stabilita
sediaan terhadap lembab. Contoh pengisi antara lain adalah laktosa,
sukrosa, dan manitol.
c. Lubrikan
Konsentrasi 0,25 1 % dari berat total tablet (U.S. Patent
6,649,186).
Lubrikan dapat dibagi dua, yaitu:
- Lubrikan Intrinsik
Lubrikan yang umum digunakan:
Garam stearat (Mg, Ca, Zn), efektif bila digunakan dengan
konsentrasi 1% karena tidak larut air, dapat mengganggu disintegrasi
tablet, dan menghasilkan larutan yang keruh.
Talk dan serbuk politetrafluoroetilen tidak larut air, namun
disintegrasi tablet lebih cepat.
Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000
mikronisasi merupakan lubrikan larut air yang efektif.
Natrium stearat dan natrium oleat larut dalam
konsentrasi rendah; kombinasi keduanya akan lebih efektif
Lainnya:
Surfaktan dapat juga digunakan untuk menghasilkan larutan
bening juga berguna sebagai lubrikan. Natrium lauril sulfat akan
menyediakan efek lubrikasi tetapi dapat menghambat disintegrasi jika
konsentrasinya terlalu besar. Magnesium lauril sulfat hanya sedikit
1
mempengaruhi waktu disintegrasi 0

- Lubrikan Ekstrinsik
Bertujuan untuk lubrikasi permukaan alat/mesin tablet. Contohnya
adalah spray malam/wax yang telah dilelehkan. Komponen Tambahan
Lain
- Flavour
- Pewarna
- Pemanis

PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT


Pembuatan tablet effervescent memerlukan kondisi dan metode
khusus dalam pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat bahan asam
dan bahan basa, di mana dengan adanya air kedua bahan ini akan bereaksi
dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebelum tablet digunakan
tidak boleh ada air sedikitpun yang kontak dengan tablet. Selain itu suhu
yang tinggi juga mempercepat kerusakan tablet sehingga suhu ruangan
juga harus rendah. Syarat kelembaban relatif ruangan untuk pembuatan
tablet effervescent adalah 25 % dan suhu ruangan harus kurang dari 25
C

Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan


cara granulasi basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi.
Metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan suatu alat
semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan
pengikat dan saluran udara pemanas.

II. CONTOH FORMULA


A. Formula Umum
Zat aktif x%
1
Asam tartrat 1

Asam sitrat 100-x-y %= z %


NaHCO3

Pengisi
Pengikat y%
Lubrikan larut air

Contoh:
Satu tablet effervescent dibuat dengan bobot 1,5 gram.
Formula untuk 1 buah tablet effervescent:
Vitamin C 500 mg
Pyridoxine 20 mg
PVP 3% 45 mg
Sukrosa 15% 225 mg
Asam sitrat monohidrat 208 mg
Asam tartrat 222,9 mg
Natrium bikarbonat 249,5 mg
PEG 8000 30 mg
1
2
2.3 Tablet Hisap

Tablet hisap adalah tablet kempa berbentuk piringan dan solid yang

dibuat dari zat aktif dan zat pemberi aroma dan rasa yang menyenangkan,

serta dimaksudkan terdisolusi lambat dalam mulut untuk efek lokal pada

selaput mukosa lingkungan mulut (Siregar dan Wikarsa, 2010). Zat aktifnya

biasanya terdiri dari antiseptik,antibakteri, lokal anestetik, antiinflamasi,

antibiotik dan antifungi (Peters, 1989). Diameter tablet hisap umumnya lebih

besar daripada tablet biasa yaitu lebih besar dari 18 mm.

Tablet hisap akan rusak atau berjamur bila disimpan pada kondisi yang

lembab, sehingga harus disimpan pada wadah kedap air dan kering.

Penyimpanan pada tempat yang sejuk diperlukan untuk tablet hisap yang

kandungan zat aktifnya adalah zat yang mudah menguap.

Bahan Tambahan Tablet Hisap

Dalam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif juga dibutuhkan zat

tambahan/eksipien. Eksipien dalam sediaan tablet dapat diklasifikasikan

berdasarkan peranannya dalam produksi tablet. Biasanya pada tablet hisap


tidak digunakan zat penghancur, dan zat yang digunakan sebagian besar

adalah zat-zat yang larut air. Adapun zat-zat tambahan dalam sediaan tablet

hisap meliputi:

a. Zat Pengisi (dilluent)

Zat pengisi dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.

Fungsi lain dari zat pengisi adalah untuk memperbaiki kompresibilitas

dan sifat alir bahan yang sulit dikempa serta memperbaiki daya kohesi

sehingga dapat dikempa langsung. Bahan pengisi harus memenuhi

kriteria yaitu, harus non toksis, harus tersedia dalam jumlah yang cukup,

harganya haeus cukup murah, tidak boleh saling berkontraindikasi, secara

fisiologis harus inert/netral, harus stabil dalam sifat fisik dan kimia, tidak

boleh mengganggu bioavaobilitas obat, harus bebas dari segala jenis

mikroba dan harus color compatible (Banker dan Anderson, 1994). Untuk

tablet hisap, rasa dan kenyamanan dimulut menjadi parameter dalam

seleksi bahan pengisi .

b. Zat Pengikat (binder)

Zat pengikat adalah parameter yang cukup penting dalam tablet

hisap. Zat pengikat diperlukan dengan maksud untuk meningkatkan

kohesivitas antar partikel serbuk sehingga memberikan kekompakan dan

daya tablet.

Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan

selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan


kekompakan kohesi bagi tablet yang tidak dicetak langsung.
).

c. Zat pelicin (lubricant)

Zat ini digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan

jalan mengurangi gesekan diantara partikelpartikel Jumlah pelicin

yang dipakai pada pembuatan tablet 0,1% sampai

0,5% berat granul (Ansel, 1989). Zat pelicin yang biasa digunakan adalah

talk, mg stearat atau campuran keduany.

d. Zat Pemanis

Rasa sangat penting dalam pembuatan tablet hisap. Apa yang

dirasa mulut saat menghisap talet sangat terkait dengan penerimaan

konsumen nantinya dan berarti juga sangat berpengaruh terhadap kualitas

produk sehingga salah satu solusinya adalah ditambahkannya bahan

pemanis. Dalam formulasi tablet hisap, bahan perasa yang digunakan

biasanya juga merupakan bahan pengisi tablet hisap tersebut

Tablet hisap cenderung menggunakan banyak pemanis sekitar

50% atau lebih dari berat tablet keseluruhan seperti laktosa,manitol,

sorbitol, dan sebagainya.

Metode Granulasi Basah

Metode ini merupakan suatu proses untuk mengubah serbuk halus

menjadi bentuk granul dengan cara menambahkan larutan zat pengikat.

Granul yang dihasilkan setelah kering ditambahkan zat pelicin atau

tanpa zat
10
10

penghancur, untuk selanjutnya dikempa menjadi tablet. Dalam proses

granulasi basah, zat pengikat digunakan untuk mempermudah proses

aglomerasi.

Metode ini memliki beberapa keuntungan, antara lain:

a. Menaikkan volume tablet atau bahan obat yang dosisnya kecil dengan

dipakainya eksipien dalam jumlah tertentu.

b. Menaikkan kohesifitas dan kompresibilitas serbuk sehingga diharapkan

tablet dapat dikempa menjadi massa tablet yang kompak, cukup keras,

dan tidak rapuh.

c. Mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen

selama proses pencampuran.

d. Menjaga homogenitas dan memperbaiki distribusi zat aktif dengan

digunakannya zat pengikat.

e. Untuk bahan obat yang bersifat hidrofob, sistem granulasi basah dapat

memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif dengan penambahan cairan

pelarut yang cocok pada zat pengikat.

Akan tetapi, metode granulasi basah juga memiliki keterbatasan,

antara lain:

a. Biaya yang besar karena keterkaitan penggunaan ruang,waktu dan alat

yang relatif banyak.

b. Terdapat kemungkinan besar adanya kontaminasi silang yang lebih besar

daripada dengan metode kempa langsung


c. Dapat memperlambat disolusi zat aktif dari dalam granul setelah tablet

terdisintegrasi jika tidak diformulasi dan diproses dengan tepat.

Granul yang didapatkan melalui metode granulasi basah maupun menggunakan

metode lain perlu dilakukan evaluasi sifat fisik. Evaluasi sifat fisik granul meliputi sifat

alir, kompaktibilitas dan daya serap air. Evaluasi sifat alir pada granul menggunakan

parameter berupa waktu alir, sudut diam dan indeks pengetapan.

2.4 TABLET SALUT

Tablet salut adalah tablet yang disalut dengan satu atau lebih lapisan dari

campuran berbagai zat seperti damat sintetik, gom, gelatin, pengisi yang tidak larut

dan tidak aktif, gula, pemlastis, poliol, malam, zat pewarna yang diperbolehkan

oleh peraturan, dan kadang-kadang penambah rasa serta zat aktif. Zat-zat yang

digunakan sebagai penyalut biasanya diterapkan sebagai suatu larutan atau suspensi

dalam kondisi dengan pembawa yang mudah menguap.

A. Jenis - jenis penyalutan tablet

Penyalutan tablet dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Tablet bersalut gula (sugar coating)

Tablet ini sering disebut dragee. Penyalutan dilakukan dengan larutan gula

dalam panci untuk penyalutan dan panci untuk mengkilapkan tablet diputar

dengan motor penggerak yang dilengkapi dengan alat pengisap dan sistem

penhembus dengan udara panas (blower). Proses pembuatan tablet bersalut gula

adalah sebagai berikut:


a. Subcoating (penyalutan dasar), yaitu proses pemberian

larutan dasar dan pemberian serbuk salut apabila sebagian tablet kering

b. Smoothing (pelicinan), yaitu proses pembasahan ganti

berganti dengan sirop pelicin dan pengeringan dari salut tablet menjadi bulat dan

licin.

c. Coloring (pewarnaan), dilakukan dengan memberi zat

warna yang dicampurkan pada sirop pelicin.

d. Finishing, yaitu proses pengeringan salut sirop yang

terakhir dengan cara perlahan-lahan sehingga memperoleh hasil akhir yang licin.

e. Polishing (pengilapan), dilakukan dengan menggunakan lapis tipis

lilin yang licin.

2. Tablet bersalut kempa (press coating)

Tablet inti yang sudah jadi mengalami proses seperti berikut, yaitu granul

halus dan kering dikempa di sekitar tablet inti, sering disebut tablet dalam tablet.

3. Tablet bersalut selaput (film coating)

Ialah tablet yang dilapisi lapisan selaput tipis dengan zat penyalut yang

dikenakan atau disemprotkan pada tablet. Sebagai zat penyalut digunakan Na

CMC, Asetatftalat selulosa, Hidroksi etil selulosa dengan bermacam-macam

perbandingan dalam campuran PEG dan Polivinilpirolidon dalam pelarut alkohol

atau terdispersi dalam Isopropanol dengan tambahan Span dan Tween.

4. Tablet bersalut enterik (enteric coating)

Adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang relatif tidak larut dalam

asam lambung, tetapi larut dalam usus halus. Penyalutan enterik dimaksudkan :

a. Agar obat tidak mengiritasi perut


b. Dikehendaki agar obat berkhasiat dalam usus seperti antelmintika

c. Menghindari obat menjadi inaktif dalam cairan lambung, yaitu karena pH

rendah atau dirusak enzim digestif dalam perut. Sebagai bahan salut enterik

adalah campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat dan serabut tumbuh-

tumbuhan dari agar-agar atau kulit pohon elm. Bila tablet ditelan, serabut tersebut

akan menghisap air, mengembang dan terjadi proses penghancuran. Dengan

mengatur ratio serabut tumbuh-tumbuhan dan mengubah tebalnya salut, waktu hancur

yang diperlukan dapat dikontrol

4. Komponen tablet

a. Zat Aktif dan Pengaruh kelarutan

Ada dua golongan zat aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk sediaan

tablet, yaitu zat aktif tidak larut dimaksudkan untuk penggunaan efek lokal dalam

saluran cerna seperti antasid, adsorben, dan zat aktif terlarut dimaksudkan untuk

penggunaan efek obat sistemik setelah disolusinya dalam usus halus dan selanjutnya

di adsorbsi. Untuk tiap golongan zat aktif tersebut, perhatian yang sangat seksama

harus diberikan terhadap formulasi dan desain sediaan tablet dan juga metode

pembuatannya untuk memproduksi suatu sediaan yang berkhasiat dan

handal. Sasaran dalam mendesain bentuk sediaaan tablet untuk kedua

golongan zat aktif ini berbeda.

Jika mengolah zat aktif tidak larut yang kerja terapinya sangat

dipengaruhi oleh fenomena permukaan seperti antasid dan adsorben, sediaan


harus didesain untuk segera terdisintegrasi dan terdispersi kembali menghasilkan

ukuran partikel halus dan luas permukaan yang luas.

Sesuai dengan efek formulasi, granulasi dan pengempaan pada sifat

permukaan zat aktif dan kemampuan untuk memeperbaiki atau memeperbarui suatu

zat dalam usus dengan sifat-sifat permukaan yang optimal merupakan hal yang sangat

penting.

Dalam hal sediaan tablet yang dimaksudkan untuk memberikan efek

sistemik, desain bentuk sediaan tablet yang cepat terdisintregasi dan terdisolusi dapat

atau tidak kritis, tergantung pada tempat zat aktif diabsorbsi yaitu dalam saluran cerna

atas atau lebih umum diseluruh saluran ussu halus, dan juga didasarkan pada sifat-

sifat kelarutan zat aktif pada atau diatas tempat absorsi. Oleh karena itu, sediaan

harus didesain menjadi terdisintegrasi atau terlarut untuk melepaskan zat aktif

dalam suatu bentuk yang tersedia ada atau diatas daerah absorbsi dalam usus.

b. Sifat Zat Aktif

Sifat-sifat fisik dan fisikokimia zat aktif harus dimengerti sepenuhnya

selama mematangkan formula. Sifat-sifat ini dapat meemberikan dasar yang rasional

untuk desain tablet tertentu, seperti disolusi tepat untuk zat aktif yang mungkin

diabsorbsi lebih besar dalam ussu halus atas, atau memerlukan bentuk enterik atau

bentuk lain untuk perlindungan lambung dan untuk suatu zat aktif yang tidak stabil

dalam cairan asam lambung.

c. Zat Tambahan

Bahan Pengisi

Adalah zat yang ditambahkan ke dalam massa tablet untuk mencapai bobot

tablet yang diinginkan. Zat pengisi biasanya diperlukan bila dosis obat tidak cukup

untuk membuat bulk. Pada obat berdosis tinggi tidak dibutuhkan pengisi (misalnya

aspirin, antibiotic tertentu), Suatu pengisi harus memiliki criteria inert, memiliki
biaya yang murah, dan dapat memperbaiki daya kohesi dan daya alir sehingga dapat

dikempa langsung. Pengisi yang sering digunakan adalah berasal dari bahan organic

dan anorganik. Contoh bahan pengisi dalah laktosa, starch 1500, manitol, sorbitol,

selulosa, mikro kristal, dikalsium fosfat dihidrat, kalsium sulfat dihidrat, emdex dan

selutam, zat berupa gula, dextrose.

E. Jenis sediaan tablet salut

1. Tablet Salut Gula

Contohnya :

1. Pahezon

2. Arcalion

3. Neurobion

4. Ferro sulfat

5. Enervon C

2. Tablet Salut Selaput

Contohnya :

a. Ester C

b. Biovision

3. Tablet Salut Enteric

contohnya :

a. Voltaren 50 mg
b.Enzymfort

c. Dansera

4. Tablet Salut Film

contohnya :

a. DMP

b. Mucohexin

2.5 Tablet Kunyah

Tablet Kunyahadalah tablet yang dimaksudkanuntukdikunyah,

memberiresidudengan rasa enakdalamronggamulut,

mudahditelandantidakmeninggalkan rasa pahitatautidakenak. Jenis tablet ini

digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin,

antasida, dan antibiotika tertentu.

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah. Memberikan residu dengan

rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit

atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak,

terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah

dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa

sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan

pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa (FI IV 1995).


Ciri-Ciri Tablet Kunyah

Memilikibentuk yang halussetelahhancur.


Mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
Mudahmelarutdalam garam-garam logam yang digunakandalam tablet antasida.

KeuntungandanKerugian Tablet Kunyah


Keuntungan tablet kunyah :
ketersediaan hayati lebih baik dan dapat meningkatkan disolusinya;
kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air untuk menelan;
sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja obat yang cepat;
meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan rasa yang enak.
Kerugian tablet kunyah :
Zat aktif yang rasanya tidak baik dan dosis yang tinggi sangat sulit dibuat tablet

kunyah.

FaktorFormulasi Tablet Kunyah

Faktorformulasi tablet kunyahsebagaiberikut :


1. Jumlahzataktif.
jikajumlahzataktif dalam tablet sedikit dan rasanya sedikit buruk maka formulasinya

mudah. Sebaliknya jika jumlah zat aktif besar dan rasanya buruk sangat sulit

diformulasikan menjadi tablet kunyah.


2. Aliran.
3. Lubrikan.
Lubrikanberfungsimengurangigesekanselama proses pengempaan tablet dan juga

bergunauntukmencegahmassa tablet melekatpadacetakan.


4. Disintegran.
Desintegranberfungsimembantuhancurnya tablet setelahditelan.
5. Kompresibilitas.
6. Kompatibilitas-stabilitas.
7. PertimbanganOrganoleptik.
PertimbanganOrganoleptiksebagaiberikut :
a. Rasa danPenyedap
Secara fisiologis, rasa adalah respon panca indera sebagai hasil rangsangan

kimiawi pada ujung rasa di lidah. Rasa asin/asam diperoleh dari zat yang mampu

terionisasi dalam larutan. Banyak zat aktif organik merangsang respon pahit.

Walaupun tidak mampu terionisasi dalam air, kebanyakan disakarida, sakarida,

aldehid dan sedikit alkohol memberikan rasa manis. Istilah penyedap (flavor)

berkaitan dengan sensasi gabungan rasa dan bau.


b.Aroma
Misalnya tablet kunyahdiberi aroma jeruk diformulasi baik rasa manis dan

sedikit asam.
c. Raba mulut
Raba mulutadalahsentuhan yang dihasilkan tablet dalam mulut ketika

dikunyah. Raba mulut sangat penting dalam tablet kunyah. Umumnya tekstur pasir

atau bergetah tidak dikehendaki dalam tablet. Sedangkan sensasi dingin dan sejuk

dengan tekstur licin seperti manitol, disukai.


d.Pascaefek
Pascaefek yang umumdaribanyaksenyawaadalahpasca rasa (after taste) yaitu

rasa yang timbuldalammulutsetelah tablet hilang. Misalnya beberapa garam besi

meninggalkan rasa karat, sakarin memberikan rasa pahit dalam mulut.


Pasca efek umum yang lain adalah sensasi mati rasa sebagian dari

permukaan lidah, misalnya antihistamin seperti piribenzamin-HCl menimbulkan

rasa pahit kemudian mati rasa.


e. Pengkajianmasalahformulasi
Bila memungkinkan, langkah pertama dalam formulasi tablet kunyah adalah

memperoleh profil lengkap dari zat aktif. Profil ini biasanya menuntun keberhasilan

paling efisien dari produk stabil dan bermutu sebab zat aktif biasanya menetapkan

pemilihan senyawa pengisi, pembawa, pemanis, penyedap, dan lain-lain.

Eksipien Tablet Kunyah

1. Pemanis
2. Aroma
Misal : Aroma Vanila, Jeruk, Stawberry, Coklat Peppermint.
3. Pewarna
Pewarna yang digunakan dalam tablet kunyah bertujuan untuk :
Meningkatkan daya tarik estetika.
Memberi identitas pada produk dan membuat perbedaan antar produk.
Menutup warna yang kurang menarik.
Mengimbangi dan menyesuaikan penyedap yang digunakan dalam formulasi.
2.6 Orally Disintegrating Tablet (ODT)

Rute pemberian obat secara oral adalah rute paling umum dan nyaman

digunakan oleh pasien. Tablet dan kapsul merupakan bentuk sediaan obat solid

(padat) yang paling banyak digunakan saat ini, termasuk di dalamnya tablet

konvensional dan pelepasan terkontrol hingga kapsul gelatin keras dan lunak

(hard and soft gelatin capsules) (Sharma, et al., 2011). Namun di antara

penggunaan keduanya tablet merupakan bentuk sediaan yang paling disukai

karena mudah diproduksi, mudah pengemasan begitu juga penggunaannya.

Bentuk sediaan padat banyak digunakan karena mudahnya pemberian,

memiliki dosis yang akurat dan dapat digunakan sendiri tanpa adanya rasa

sakit. Bentuk sedian padat yang umum adalah tablet dan kapsul, bentuk sediaan

ini bagi beberapa pasien sulit untuk ditelan. Pasien harus minum air untuk

dapat menelan bentuk sediaan tersebut. Pasien sering sekali merasa kesulitan

dan tidak nyaman dalam menelan tablet konvensional. Adanya berbagai

perubahan fungsi fisiologis terkait usia, termasuk kesulitan menelan tablet

secara utuh, akan menurunkan tingkat kepatuhan. Kelompok pasien yang

menjadi perhatian atas isu ini terutama adalah pediatri dan geriatri . Banyak

penelitian yang kemudian dikembangkan untuk mengatasi masalah ini dan

tablet cepat hancur di mulut (Orally


Disintegrating Tablet) telah ditemukan sebagai salah satu bentuk sediaan

paling bermanfaat.

Sediaan ODT ini mempunyai beberapa karakteristik yang

membedakannya dari bentuk sediaan yang lain. Penutupan rasa adalah hal yang

sangat penting dalam formulasi ODT yang bisa diterima. Umumnya formulasi

tablet tidak dipengaruhi oleh penutupan rasa, karena diasumsikan bahwa

sediaan tersebut tidak akan melarut sampai sediaan tersebut melewati rongga

mulut. Kebanyakan suspensi oral, sirup, dan tablet kunyah hanya mengandung

flavor dan pemanis lain untuk menyamarkan rasa pahit obat pada sediaan.

ODT ini dimaksudkan untuk mengalami disintegrasi di mulut ketika

kontak dengan air ludah/saliva dalam waktu kurang dari 60 detik. Untuk proses

ini, jumlah saliva yang sedikit telah cukup untuk memungkinkan terjadinya

disintegrasi tablet. Oleh karena tidak diperlukan air untuk menelan obat, pasien

dapat memakan obat tanpa minum air .Hal ini tentu akan mempermudah dan

meningkatkan kepatuhan pasien pediatrik, geriatri maupun pasien yang

mengalami gangguan mental yang mengalami kesulitan menelan tablet

konvensiol. Selain itu, sejumlah bagian obat juga mungkin diabsorpsi di daerah

pra-gastrik seperti mulut, faring dan esofagus ketika air ludah turun ke lambung

sehingga ketersediaan hayati obat akan meningkat dan dosis obat dapat

dikurangi; peningkatan terapi sebagai hasil pengurangan dari efek yang

tidakdiinginkan.
Karakteristik ideal ODT

Oleh karena sediaan ODT berbeda dari tablet konvensional umumnya,

sediaan ODT hendaknya memiliki beberapa karakteristik yang ideal

diantaranya yaitu:

a. Disintegrasi yang cepat. Secara umum, hal ini berarti bahwa disintegrasi

tablet ODT harus terjadi dalam waktu kurang dari 1 menit. Namun

demikian, akan lebih disukai bila disintegrasi terjadi secepat mungkin di

dalam rongga mulut. ODT harus mengalami disintegrasi dengan sedikit atau

tanpa meminum air sama sekali dan dimaksudkan untuk melarut dengan air

ludah pasien sendiri.

b. Penutupan rasa (taste-masking) dari senyawa aktif. Hal ini dikarenakan obat

ODT akan melarut atau mengalami disintegrasi di dalam mulut. Setelah

melarut, sediaan diharapkan tidak atau sedikit meninggalkan residu. Rasa

yang enak di mulut kemudian menjadi persoalan yang kritis. Teknologi

penutupan rasa yang ideal hendaknya mampu menghasilkan mouth-feel

yang baik dan tidak memberikan sensasi berpasir (grittiness) di mulut.

c. Kekerasan dan porositas tablet yang optimal. Oleh karena ODT dirancang

memiliki waktu disintegrasi/disolusi yang cepat, dibutuhkan zat tambahan

(excipients) dengan derajat keterbasahan (wettability) yang tinggi dan

struktur tablet dengan porositas yang tinggi guna memastikan absorpsi air

yang cepat ke dalam tablet. Kekerasan tablet berbanding terbalik dengan

porositasnya, maka adalah hal penting untuk mendapatkan porositas tablet

dengan absorpsi air yang cepat tanpa mengurangi kekerasan tablet sehingga
tidak mudah rusak selama pengemasan dan pendistribusian dalam blister

atau botol tablet konvensional.

d. Sensitifitas yang rendah terhadap kelembapan. ODT seringkali sensitif

terhadap kelembapan, hal ini dikarenakan zat tambahan dengan kelarutan

dalam air yang tinggi banyak digunakan dalam formulasi ODT. Untuk

mengatasi hal ini, diperlukan strategi pengemasan yang baik untuk

melindungi tablet dari berbagai pengaruh lingkungan.

Kelebihan dan kekurangan formulasi ODT

ODT memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari

tablet ODT diantaranya adalah:

a. Diberikan tanpa air kapan pun dan dimana pun

b. Mudah diberikan kepada pasien yang sulit menelan seperti penderita stroke,

pasien geriatri dan pediatri.

c. Keuntungan pada beberapa kasus seperti pada saat serangan alergi tiba-tiba,

dan pada saat mabuk perjalanan, dimana onset obat yang sangat cepat

dibutuhkan.

d. Peningkatan bioavailabilitas pada obat-obat yang sukar larut dan hidrofobik,

karena disintegrasi dan disolusi yang cepat dari sediaan ini.

e. Rasa yang enak dimulut sehingga dapat mengurangi persepsi bahwa obat itu

pahit untuk anak-anak dan dengan rasa yang enak tersebut dapat pula

meningkatkan kepatuhan pasien.

f. Absorbsi pra-gastrik akan menghindari zat aktif dari metabolisme lintas

pertama di hati, sehingga dapat meningkatan bioavailabilitas obat dan dosis


obat dapat dikurangi; peningkatan terapi sebagai hasil pengurangan dari efek

yang tidak diinginkan.

Kekurangan dari tablet ODT diantaranya adalah:

a. Tablet biasanya tidak mempunyai kekuatan mekanik yang cukup. Oleh karena

itu penanganan yang hati-hati sangat dibutuhkan.

b. Tablet mungkin meninggalkan rasa yang tidak enak dimulut jika tidak

diformulasi dengan baik.


2.7 TABLET KEMPA
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai