Anda di halaman 1dari 15

INOVATION PROJECT ADL BOARD MEDIA KOMUNIKASI PADA

PASIEN YANG TERPASANG ETT DI RUANG ICU RUMAH SAKIT


ORTOPEDI SURAKARTA

Disusun Oleh :

SRI WIDODO DWI LAKSONO SN161133


SUYADI SN161144
SUKARI SN161135
RIDUWAN SN161106
TEGUH WIYONO SN161141
MARJONO SN161077
PANGGIH SUBAGYO SN161098
AMBAR PUSPITASARI SN161010
TRI WIDAYATI SN161155
TRIYANTO SN161156

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hambatan komunikasi verbal merupakan suatu penurunan,
keterlambatan, atau ketidakmampuan untuk menerima, memproses, mengirim
dan menggunakan suatu sistem lambang (NANDA, 2014). Berkomunikasi
secara efektif dengan pasien ketergantungan ventilator atau dengan ETT
sangat penting untuk memenuhi berbagai kebutuhan fisiologis maupun
psikologis. Untuk memenuhi harapan individu, keluarga, dan masyarakat
seorang perawat perlu mempunyai kualifikasi tertentu yang mempunyai efek
penyembuhan (terapeutik). Untuk memenuhi harapan individu, keluarga, dan
masyarakat seorang perawat perlu mempunyai kualifikasi tertentu yang
mempunyai efek penyembuhan (terapeutik). Komunikasi merupakan cara
untuk membina hubungan teraupetik karena komunikasi dapat mempengaruhi
perilaku orang lain sehingga hubungan perawat klien tidak akan tercapai
bila komunikasi tersebut tidak lancar atau malah tidak ada komunikasi
(Intansari, 2001).
Teknik penyampaian informasi dapat disampaikan oleh pasien dengan
berbagai cara misalnya menggunakan gerakan, menganggukkan kepala,
mengucapkan kata-kata maupun menulis. Ketidakmampuan untuk
berkomunikasi selama sakit kritis akan menghambat informasi yang akan
disampaikan oleh pasien kepada tenaga kesehatan karena informasi kurang
yang jelas. Penting bagi perawat untuk menilai kebutuhan komunikasi pasien
dalam pemenuhan ADL (Activity of Daily Living).
Menurut studi retrospektif yang dilakukan oleh Mary Beth Happ dkk
pada 396 pasien ICU di Amerika yang menerima ventilasi mekanik tahun
1999-2000 diperoleh data sebanyak 82% pasien mengalami gangguan
komunikasi verbal yang tidak tertangani. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan selama 1 minggu diruang ICU RS Dr. Moewardi Surakarta tanggal
8 13 November 2014 didapatkan data bahwa belum ada suatu media atau
strategi komunikasi khususnya untuk pasien-pasien yang menggunakan ETT

1
atau ventilator. Tidak semua klien yang dihadapi perawat memiliki fisik yang
sempurna, ada juga yang mengalami kecacatan fisik, karena itu perawat
sering mengalami hambatan dalam menghadapi klien dengan gangguan
komunikasi verbal karena kurang mengetahui teknik-teknik dalam
menghadapi masalah ini. Dengan demikian klien akan merasa nyaman saat
dirawat di rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan lain. Maka dari
itu dalam Inovation Project ini dibuat strategi komunikasi alternatif yang
tepat sesuai dengan kondisi pasien.

B. Tujuan
Tujuan Inovation Project ADL Board ini yaitu :
1. Menciptakan strategi terbaru untuk meningkatkan komunikasi pasien ICU
dengan keluarga, kerabat maupun tenaga medis lainnya.
2. Menciptakan media komunikasi yang sederhana namun efektif.
3. Untuk mengantisipasi atau memfasilitasi kebutuhan pasien dan mencegah
terjadinya mis komunikasi.

2
BAB II
ISI

A. Konsep Inovasi
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien yang disebut juga
komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan secara sadar,
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik tidak dapat berlangsung dengan
sendirinya, tetapi harus direncanakan, dipertimbangkan dan dilaksanakan
secara profesional. Komunikasi terapeutik memegang peranan penting dalam
membantu pasien dalam memecahkan masalah yang dihadapi (Grossbach
dkk, 2011).
Penggunaan strategi komunikasi dengan menggunakan ADL (Activity
of Daily Living). Board dinilai efektif sebagai media komunikasi bagi pasien
yang terpasang ETT maupun ventilator yang dalam kondisi sadar dan stabil.
Keterbatasan pada alat ini yaitu tidak dapat digunakan untuk pasien yang
mengalami gangguan penglihatan, tidak sadar penuh, maupun dalam kondisi
sedasi.
Alternatif ini dibuat dengan cara yang sederhana yaitu menggunakan
papan Board yang mudah diganti kertasnya, pada sisi lain terdapat lembaran
kertas kosong yang digunakan jika pasien menghendaki untuk menulis pesan
untuk perawat maupun pesan pribadi untuk keluarganya bisa dengan bolpoin
atau dengan spidol Boardmaker, disamping itu ADL Board ini dilengkapi
dengan gambar yang biasanya diminta oleh pasien seperti simbol suction, alih
posisi, nyeri, panas, stop, minta bantuan, skala nyeri dsb.

Konsep Strategi Penggunaan ADL Board


Masalah Gangguan kemampuan untuk berkomunikasi secara verbal
Penyebab Pemasangan ETT dan Trakeostomy
Manajemen Evaluasi awal/ rencana
1. Evaluasi metode komunikasi yang tepat untuk klien

3
berdasarkan jenis dan derajat kecacatan fisik serta
penggunaan lengan dan tangan, status mental, latar
belakang bahasa, dan penglihatan.
2. Menyediakan dan mempersiapkan gambar-gambar yang
biasanya dilakukan oleh klien dalam memenuhi
kebutuhan ADLnya.
3. Membantu/ menunjukkan serta mengajarkan metode
komunikasi yang efektif kepada staff dan keluarga
klien.

Perencanaan
4. Pertahankan kontak mata serta berikan cahaya ruangan
yang memadai, pastikan klien memiliki kacamata atau
alat bantu dengar jika dibutuhkan.
5. Tanyakan pertanyaan ya/tidak satu persatu, gunakan
spidol, gerakan tubuh dan papan ADL Board
6. Mengantisipasi kebutuhan, mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan perawatan pribadi dan
kenyamanan secara teratur.
7. Memulai penggunaan ADL Board secara tepat untuk
pasien guna memenuhi kebutuhan individualnya.
8. Komunikasikan dengan tenang, percaya diri,
meyakinkan serta menjaga kesabaran jika klien merasa
frustasi atau marah karena tidak dapat berkomunikasi
sesuai dengan kebutuhannya.
9. Mengidentifikasi, memvalidasi makna komunikasi
nonverbal dan berempati dengan klien.
10. Libatkan keluarga/ orang terdekat dalam rencana
perawatan semaksimal mungkin.
11. Memberikan demonstrasi dan penjelasan tentang
penggunaan ADL Board sebagai strategi komunikasi
yang sederhana namun efektif.

B. Prosedur Pembuatan Alat


1. Alat dan Bahan

4
a. Seperangkat komputer yang dilengkapi program Design Grafis
b. Board / papan pengalas test ukuran F4
c. 1 buah bolpoin/ spidol
d. Lembar ADL yang sudah dilaminasi
e. Plester/ lakban Putih
f. 3 lembar kertas kosong
2. Proses Pembuatan
a. Membuat design ukuran F4 menggunakan program Photoshop CS3
aktivitas keseharian (lampiran 1) yang biasa diminta oleh klien untuk
posisi belakang papan.
b. Mencetak masing-masing 1x (bisa dilipatkan jika menghendaki
diperbanyak).
c. Melaminasi hasil cetakan lembar ADL supaya awet dan tidak mudah
rusak.
d. Menempelkan lembar ADL di belakang papan (yang tidak ada
penjepitnya) dengan menggunakan plester..
e. Mengikat bolpoin atau spidol dengan tali pada penjepit bagian depan
supaya bolpoint tetap standby dengan papan dan tidak mudah hilang.
f. Menjepit 3 lembar kertas pada bagian depan papan (hal ini untuk
mengantisipasi jika klien ingin menulis).

C. Prosedur Pelaksanaan
Tahapan Fase Prosedur Ket.
Fase Pra interaksi 1. Menyiapkan ADL Board
2. Menyiapkan 1 buah spidol
Boardmaker atau bolpoin
3. Menyiapkan 3 lembar kertas hvs
kosong
Fase Orientasi 4. Mencuci tangan
5. Mengucapkan salam
6. Memperkenalkan diri
7. Menjelaskan maksud dan tujuan
8. Menjelaskan prosedur
9. Menanyakan kesiapan klien
Fase Kerja 10. Melakukan BHSP dengan klien
11. Melakukan evaluasi awal tentang
kebutuhan komunikasi klien dan
keterbatasan klien.
12. Menjelaskan strategi komunikasi

5
yang baru dengan menggunakan
ADL Board.
13. Menjelaskan bagian-bagian item
yang terdapat pada ADL Board.
14. Mendemonstrasikan cara dan
prosedur penggunaan ADL
Board.
Fase Terminasi 15. Menanyakan hal yang kurang
dimengerti dalam penggunaan
ADL Board.
16. Mengevaluasi klien (klien disuruh
mempraktikkan)
17. Memberikan reinforcement
positif pada klien.
18. Menganjurkan klien untuk
menggunakan ADL Board dalam
komunikasi dengan keluarga
maupun tenaga medis lainnya.
19. Mencatat hal-hal penting dalam
kolom ket.
20. Mencuci tangan.

6
D. Hasil
Berdasarkan study kasus yang dilakukan secara langsung kepada
pasien yang mengalami hambatan komunikasi verbal karena terpasang
trakeostomi maupun ETT di ruang ICU, ADL BOARD merupakan salah satu
media yang sederhana namun efektif dan dapat membantu dalam proses
komunikasi antara pasien dengan perawat. Pasien dapat menunjuk gambar
yang telah di sediakan di papan sesuai dengan perasaan yang saat ini
dialami/dirasakan, sehingga perawat dapat segera memberikan intervensi atau
tindakan sesuai dengan yang dikeluhkan pasien. Pasien yang diambil sample
sebanyak 4 orang dengan berbagai macam diagnosa seperti gangguan imun
yang menyerang otot pernafasan, ileus obstruktif, dan post operasi Kanker.
Selain itu metode papan Board ini mudah diganti kertasnya, pada sisi
lain terdapat lembaran kertas kosong yang digunakan jika pasien
menghendaki untuk menulis pesan untuk perawat maupun pesan pribadi
untuk keluarganya bisa dengan bolpoin atau dengan spidol Boardmaker.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan pasien yang mengalami hambatan
komunikasi verbal tidak kesulitan lagi dalam melakukan komunikasi dengan
perawat tetang apa yang mereka rasakan.
Hasil yang didapatkan dari uji coba media ini dinilai efektif, hal ini
dapat diketahui dengan menanyakan secara langsung kepada pasien maupun
keluarga pasien dan perawat tentang manfaat yang didapatkan setelah ada alat
ini. Namun ada salah seorang pasien yang merasa tidak nyaman dengan
penggunaan media komunikasi ini dikarenakan terbiasa menggunakan alat
komunikasi lainnya seperti menulis dengan HP dan menggunakan isyarat.
Aktifitas ADL yang sering dipilih pasien yaitu meminta suction dan
dipanggilkan keluarganya serta 3 dari 4 orang memilih untuk menulis dari
pada menunjuk huruf alfabet. Metode dan inovasi alat ini sangat di dukung
oleh perawat dan tenaga kesehatan lainnya dan ibu kepala ruang ICU

7
meminta untuk di inventariskan di ruangan. Harapannya dengan alat ini
komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien berjalan efektif.

E. Pembahasan
Penggunaan strategi komunikasi ADL (Activity of Daily Living) board
dinilai efektif sebagai media komunikasi bagi pasien yang terpasang ETT
maupun ventilator yang dalam kondisi sadar dan stabil. Komunikasikan
dengan tenang, tepat, percaya diri, meyakinkan serta menjaga kesabaran jika
pasien merasa frustasi atau marah karena tidak dapat berkomunikasi sesuai
dengan kebutuhannya, mengidentifikasi, memvalidasi makna komunikasi
nonverbal dan berempati dengan pasien, serta melibatkan keluarga/ orang
terdekat dalam rencana perawatan semaksimal mungkin merupakan hal yang
sangat penting dalam penggunaan strategi ADL board ini.
Berikut adalah beberapa pertimbangan faktor SWOT yang bisa
ditemukan dalam menganalisis ADL (Activity of Daily Living) board. Dimana
terdapat 4 faktor yang menjadi pertimbangan yaitu kekuatan (Strength),
Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), Ancaman (Threath), adalah
sebagai berikut :
Tabel Analisis ADL (Activity of Daily Living) board
FAKTOR SWOT ADL (Activity of Daily Living) board
Kekuatan (Strength) Harga bahan yang murah
Bahan Baku yang mudah didapat
Keunikan produk
Bentu Sederhana dan fleksibel
Kelemahan (Weakness) Tidak dapat memuat gambar ADL
yg lain
Hanya dapat diterapkan pada
pasien Compos Mentis dan stabil
Pasien kronis merasa ribet karena
harus menulis
Peluang (Opportunity) Kesempatan biaya produksi
murah
Peluang untuk dikembangkan
masih terbuka luas
Kesempatan wira usaha

8
Ancaman (Threath) Standarisasi mutu
Kemungkinan pesaing
memodifikasi dalam bentuk
elektronik

Sehubungan dengan kemajuan ilmu dan teknologi alat ini bisa


dikembangkan menjadi sebuah media elektronik dibuat dalam bentuk LED
Touchscreen supaya pasien mudah untuk memilih huruf alfabet. Terminal
protokol juga bisa dikembangkan untuk alat ini sehingga dapat dimonitor dari
nurse station tentang ADL apa yang pasien inginkan dan tulis, sehingga
keinginan pasien dapat segera untuk dipenuhi tenaga kesehatan yang berjaga.
Hal ini sesuai dengan jurnal American Association of Critical-Care Nurses
yang menyebutkan bahwa ADL (Activity of Daily Living) board merupakan
sarana komunikasi yang efektif dan mudah di pahami oleh pasien yang
mengalami hambatan komunikasi verbal karena menggunakan beberapa
gambar yang sesuai dengan yang di keluhkan (Grossbach dkk, 2011). Selain
itu, menggunakan lembar kosong jika pasien ingin menyampakain suatu
keluhan kepada perawat maupun tenaga kesehatan lainnya tentang apa yang
saat ini mereka rasakan dan keluhkan, sehingga perawat dapat memberikan
intervensi yang sesuai.Strategi komunikasi dengan ADL Board memberikan
dampak terapeutik bila dalam penggunaanya diperhatikan sikap dan tehnik
komunikasi yang tepat pada pasien di ICU khususnya. Hal lain yang cukup
penting diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor
penunjang yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan
berhubungan terapeutik. Berbagai strategi komunikasi dapat digunakan dalam
berkomunikasi, untuk ini perlu dikuasai strategi komunikasi dengan tepat.
Tujuan dalam strategi komunikasi ini adalah dalam rangka memperoleh hasil
atau efek yang sebesar-besarnya, sifatnya tahan lama atau mungkin bersifat
abadi. Jika suatu komunikasi dapat mengubah suatu perilaku kepercayaan dan
sikap seseorang atau pasien, maka perubahan tersebut diharapkan dapat
benar-benar langgeng atau dapat tahan lama.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi komunikasi dengan menggunakan ADL (Activity of Daily
Living) board terbilang efektif sebagai media komunikasi perawat dengan
pasien maupun sebaliknya. Hal ini dinilai dari 4 dari 5 pasien yang
menyatakan kepuasan dengan adanya alat ini.
B. Saran
Strategi komunikasi dengan ADL Board ini dapat dijadikan salah satu
sarana atau media yang sederhana namun efektif untuk pasien di ICU yang
terpasang ventilator maupun ETT. Masukan dan saran tetap terbuka untuk
pengembangan strategi komunikasi menggunakan media ini supaya dapat
dipertahankan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Grossbach dkk. 2011. Promoting Effective Communication for Patients Receiving


Mechanical Ventilation. Critical Care Nurse Vol. 31. No. 3 June 2011.

Intansari Nurjanah. (2001), Hubungan terapeutik perawat dan klien kualitas


pribadi sebagai sarana. Yogyakarta: PSIK Fakultas Kedokteran UGM.

Mary Beth Happ dkk. 2004. Communication ability, method, and content among
Nonspeaking nonsurviving patients treatedwith Mechanical ventilation in
the intensive care unit. American Association of Critical-Care Nurses
Vol. 13 No.3.

NANDA. 2014. Nursing Diagnosis: definition and classification 2012-2014.


Jakarta. EGC
Huruf Vokal

A I U E O
Huruf Konsonan

B C D F G

H J K L M

N P Q R S

T W Y
V X Z

Anda mungkin juga menyukai