Anda di halaman 1dari 4

Nama : Deka Rachmad Nuryanto

Kelas : 2 D3 TA
NRP : 1203151001

Pembuatan Kabel RG50 Match


Beserta Pembuatan Dummy Load

1. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu membuat kabel antenna match dengan
menggunakan kabel RG 50 beserta pembuatan dummy loadnya.

2. DASAR TEORI
a) Impedansi
Impedansi merupakan hasil reaksi hambatan yang bersifat resistif,
kapasitif, maupun induktif. Impedansi diberi simbol X dengan satuan ohm ().
Dalam dunia audio, jika terdapat rentang kerjanya pada frekuensi 20 Hz hingga
20 KHz maka yang berpengaruh hanya berupa impedansi resistif dan kapasitif.

b) Gelombang Pantul
Pantulan atau refleksi terjadi jika impedansi pada akhir saluran tak sama
dengan impedansi karakteristik saluran (Zo). Pantulan maksimum terjadi bila
ujung saluran terbuka (open circuit) atau tertutup (short circuit). Pantulan tak
terjadi jika beban pada akhir saluran (Zl) sama besar dengan impedansi
karakteristik saluran (Zo).
Koefisien refleksi (r) didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan
pantul (reflected) dengan tegangan datang (incident) atau perbandingan arus
pantul dengan arus datang. Dari sini maka diperoleh rumus:
( ZlZo)
r=
(Zl + Zo)
Dari rumus diatas bila saluran terbuka atau Zl tak hingga, maka r akan
bernilai positif, hal ini nantinya akan ditunjukkan dengan adanya gelombang
pantul bernilai positif disebelah gelombang utama, dan pada saat ujung saluran
tertutup atau short, saat itu Zl=0, r akan bernilai negative, hal ini nantinya akan
nampak dengan adanya gelombang pantul bernilai negaif disebelah gelombang
utama.
Sedangkan pada saat besar impedansi beban sama dengan besar
impedansi saluran, koefisiennya akan bernilai 0, atau yang biasa disebut beban
match. Pada osiloskop nantinya akan terlihat gelombang tunggal tanpa
gelombang pantul,yaitu hanya gelombang utama.

c) Perancangan Matching Impedansi


Matching Impedance bisa dibuat dari sebuah resistor atau gabungan dari
beberapa resistor yang kita rangkai sedemikian hingga nilai totalnya sama
dengan nilai impedansi kabel yang kita gunakan. Dengan menggunakan sebuah
Matching Impedance pada ujung kabel, maka daya yang terpancar akan
maksimal sebab dengan pemasangan sebuah Matching Impedance yang perlu
kita perhatikan adalah nilai resistor tersebut. Jika daya maksimal resistor yang
kita gunakan lebih kecil dari daya sinyal yang kita pancarkan, maka bisa jadi
resistor tersebut akan terbakar. Jika nilai resistansi kabel tak sesuai dengan nilai
dari sebuah resistor, maka kita harus membuat suatu rangkaian resistor, baik
secara rangkaian seri, paralel, maupun campuran.

d) Velocity Factor Pada Kabel


Secara teori, sinyal elektrik merambat dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan cahaya. Namun, bila sinyal itu melewati sebuah media,
misalnya kabel, maka kecepatan sinyalnya akan melewati suatu media dengan
kecepatan cahaya biasa disebut velocity vactor atau Velocity of Propagation
(VOP)
Dan berapakah besarnya VOP yang bisa ditoleransikan? Secara umum,
kecepatan sinyal yang melalui suatu media, misalnya kabel, yaitu sekitar 70%
dari kecepatan cahaya bisa dikatakan masih bagus. Penurunan kecepatan
sinyal dari kabel tergantung bahan dan jenis kabel yang kita gunakan.

3. PERALATAN
Kabel RG50 15 meter
Potensiometer 1 K
Oscilloscope
Function Generator
Peralatan Solder dan Timah

4. HASIL PERCOBAAN

Gambar 1
5. ANALISA
Pada workshop pengukuran gelombang radio ke dua ini mengenai
pembuatan kabel antenna menggunakan RG50 dimana kabel dibuat agar match
dan diupayakan tak ada gombang pantul yang terbentuk. Pada workshop ini
merupakan kelanjutan dari workshop sebelumnya. Mula-mula adalah
menyiapkan peralatan yang digunakan beserta kabel RG50 yang salah satunya
sudah disambungkan dengan konektornya. Lalu salah satu sisi kabel yang belum
dipasang konektor disambung dengan POT 1 K. Kemudian menggunakan
penghubung T dimana kabel tersebut dihubungkan dengan oscilloskop dan
function generator. POT diatur nilai kapasitansi agar gelombang kotak yang
terbentuk sempurna (tidak ada distorsi, tidak ada gelombang diatas gelombang).
Setelah didapatkan bentuk gelombang yang sempurna, POT dilepas dari kabel
dan diukur berapa nilai resistansinya, dan didapatkan yaitu 75,9 . Sehingga
dapat diketahui bahwa kabel ini memiliki Zo=75,9 . Kemudian dibuat dummy
load dengan acuan nilai diatas Zo, dibawah Zo, dan sama dengan Zo. Maka
dibuat dummy load dengan besar 76 , 68 , dan .
Ketikan mendapatkan hasil percobaan seperti ini :

Gambar 2

Maka kondisi ini dikatakan beban match, karena tidak ada sinyal pantul
yang terjadi. Sehingga pada kondisi ini ujung saluran berniali sama dengan
impedansi saluran.
Sedangkan ketikan mendapatkan kondisi seperti ini :

Gambar 3
Maka terdapat gelombang pantul yang sejajar dengan gelombang pulsa
sehingga pada kondisi ini dinilai buruk untuk sebuah antenna memancarkan
sinyal.
Pada saat percobaan ini ditampilkan pada osciloskop (Gambar 2), maka
akan terbentuk gelombang kotak sempurna dengan gelombang yang satu
periodenya memiliki 4 div vertical dan 1 div horizontal. Dari tampilan tersebut kita
dapat mengukur kecepatan sinyal yang merambat melalui kabel ini. Mula-mula
menghitung periode yaitu dengan mengalikan time/div, div vertical dan probe
yang digunakan. Sehingga didapatkan periode sebesar 0.5s x 4 x 1 = 2 s. Lalu
kecepatan diukur dengan menggunakan rumus :
s
V=
t
2 x 15 m
V=
2 s
30 m
V=
2 s
Sehingga V = 15x106 m/s panjang kabel dikalikan dua, sebab dalam satu kali
transmisi sinyal terjadi dua kali sinyal melintas, yaitu pada saat sinyal datang dan
sinyal kembali.

6. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kecepatan sinyal dipengaruhi oleh panjang kabel dan impedansi kabel, semakin
pendek kabel, maka semakin cepat transmisi sinyal. Transmisi sinyal yang baik
terjadi bila tak terjadi gelombang pantul dan hanya tercipta gelombang tunggal.
Gelombang pantul terbentuk bila impedansi kabel dan impedansi beban bernilai
sama (match).

Anda mungkin juga menyukai