AP 2 Program Pengamanan Radiasi (Repaired)
AP 2 Program Pengamanan Radiasi (Repaired)
PENDAHULUAN (AP6.2)
A. Latar Belakang
Pemanfaatan radiasi pengion dilakukan pada berbagai bidang yang bertujuan untuk
kesejahteran manusia, salah satunya dibidang kesehatan. Pemanfaatan radiasi pengion
(sinar-x atau sinar gamma) terutama dibidang diagnostik dan radioterapi. Pemanfaatan
radiasi pengion untuk bidang diagnostik dilakukan untuk pembuatan suatu citra (image)
medik yang menggambarkan anatomi dan fungsi tubuh. Citra medik i digunakan untuk
menegakkan diagnose suatu kelainan tubuh. Radiasi pengion selain digunakan untuk
penegakkan diagnosa, juga dapat berfungsi untuk suatu pengobatan atau terapi sel-sel
keganasan (kanker) dalam tubuh. Interaksi radiasi dengan materi menghasilkan proses
yang dapat membunuh sel-sel kanker.
Radiasi pengion selain mempunyai efek yang baik untuk dunia kedokteran, radiasi
pengion juga mempunyai efek yang kurang baik. Efek-efek radiasi yang kurang baik
atau berbahaya secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu efek
stokastik dan non-stokastik. Sebagian besar efek biologis akibat paparan radiasi berada
dalam kategori efek non-stokastik. Efek ini mempunyai ciri nilai ambang batas suatu
dosis minimum harus harus dilampaui sebelum nampak efek-efek khusus. Efek ini juga
bergantung pada besarnya nilai dosis paparan dan efek radiasi akan berbanding lurus
dengan terimaan dosis radiasi. Efek radiasi non-stokastik dikenal juga sebagai efek
ambang (threshold effect).
Efek stokastik dapat terjadi jika sel yang terpapar radiasi pengion mengalami
mutasi. Efek stokastik mempunyai ciri-ciri antara lain tidak mengenal dosis
ambang, timbul setelah masa tenang yang lama, keparahannya tidak bergantung
pada dosis radiasi dan tidak ada penyembuhan spontan. Contoh efek stokastik akibat
paparan radiasi adalah kanker, leukemia, dan efek pewarisan (efek genetik)
Upaya pengurangan bahaya dan akibat negative radisi pengion maka harus dilakukan
efak bahaya radiasi. Upaya atau program ini dikenal dikenal dengan istilah program
proteksi dan keselamatan radiasi. Setiap individu yang bekerja dengan sumber radiasi
pengion di medan radiasi termasuk dalam area instalasi radiologi di rumah sakit harus
selalu memperhatikan prosedur standar proteksi radiasi serta sadar bahwa aktivitas
yang sedang dilakukannya dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi dirinya
maupun lingkungannya bila terjadi paparan yang berlebihan akibat kesalahan atau
kelalain.
berikut :
1. Sebagai acuan bagi Instalasi Radiologi RS Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar
untuk melaksanakan program proteksi dan keselamatan radiasi
2. Sebagai tolak ukur untuk evaluasi Instalasi Radiologi RS Akademis Jaury Jusuf
Putera Makassar terhadap pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi
3. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebih lanjut terhdap pelaksanaan
BAB II
PENYELENGGARA PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
A. STRUKTUR ORGANISASI PENYELENGGARA KESELAMATAN RADIASI
No.63 Tahun 2000. Dalam peraturan ini salah satunya berisi : Penguasa Instalasi
penyedian alat proteksi radiasi, pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi tiap tahun,
manusia petugas dan pekerja radiasi melalui peningkatan jenjang pendidikan dan
pelatihan.
Berikut struktur organisasi proteksi radiasi instaasi radiologi RS Akademis Jaury
Penguasa Instalasi
( Yys RS.Akademis )
Direktur RS. Akademis
Prof.Dr. John MF Adam, Sp.PD-KEM
Proteksi Radiasi (PP) mempunyai tugas dan tanggung jawab seperti tersebut
dibawah ini :
a. Memberi instruksi teknis baik lesan maupun tertulis kepada pekerja radiasi
tentang keselamatan kerja radiasi yang baik, instruksi ini harus mudah
dimengerti dan dapat dilaksanakan.
b. Mengambil tindakan untuk menjamin agar tindakan penyinaran serendah
mungkin dan tidak akan pernah mencapai batas tertinggi yang berlaku serta
menjamin agar pelaksanaan pengelolaan limbah radioaktif sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c. Mencegah dilakuknnya perubahan terhadap segala sesuatu sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan radiasi.
d. Mencegah zat radioaktif jatuh ketangan orang yang tidak berhak.
e. Mencegah kehadiran orang yang tidak berkepentingan ke dalam daerah
pengendalian
f. Menyelenggarakan dokumentasi yang berhubungan dengan proteksi radiasi.
g. Menyarankan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja radiasi apabila
diperlukan dan melaksanakan pemonitoran radiasi serta tindakan radiasi.
h. Memberikan penjelasan dan menyediakan perlengkapan proteksi radiasi
yang memadai kepada para pengunjung atau keluarga pasien apabila
diperlukan.
3. Pekerja Radiasi
Seorang pekerja radiasi ikut bertanggung-jawab terhadap keselamatan radiasi di
daerah kerjanya, dengan demikian ia mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. Mengetahui, memahami, dan melaksanakan semua ketentuan keselamatan
kerja radiasi.
b. Memanfaatkan sebaik-baiknya peralatan keselamatan radiasi yang tersedia,
bertindak hati-hati serta bekerja secara aman untuk melindungi baik dirinya
sendiri maupun pekerja lain.
c. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan bagaimanapun kecilnya kepada
Petugas Proteksi Radiasi (PPR)
d. Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan, yang diduga akibat
penyinaran lebih atau masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh.
BAB III
Pesawat sinar-X radiografi mobile dalam ruangan adalah pesawat sinar-X yang
dilengkapi dengan teknologi baterai charger sebagai power suplay dengan catu
daya tersambung langsung. Pesawat dilengkapi dengan roda memungkinkan
pesawat dapat pindah dari satu tempat ke tempat lain. Peruntukan pesawat ini
biasanya untuk pembuatan pemeriksaan x-ray rutin foto thorax diruang ICU atau
perawatan NICU.
2. Pesawat X-ray Flouroskophy
Pesawat x-ray fluoroskophy adalah pesawat jenis x-ray yang dilengkapi tabir
flouroskophy dengan penguatan II (image intensifeir) fluoroskophy serta dilengkapi
video yang dapat membuat pencitraan secara langsung dan bersifat dynamic
image. Penggunaan pesawat jenis ini untuk pemeriksaan dengan menggunakan
bahan kontras seperti pemeriksaan system pencernaan : esofagografi, maag-
deunedum (MD), colon inloop dan pemeriksaan lainnya. Selain digunakan
pembuatan radiografi dengan teknik flouroskophy pesawat ini sekaligus digunakan
juga untuk pembuatan pemeriksaan x-ray radiografi.
3. Pesawat Mammografi
Pesawat radiografi untuk pemeriksaan khusus payudara secara umum dikenal
dengan istilah X-ray Mammografi. Pesawat ini dirancang khusus untuk dapat
menampilkan struktur anatomis yang terdiri dari jaringan fibroglandula dan glandula
adiposa (fat) dari payudara. Dua struktur jaringan ini menghasilkan kontras subjek
yang rendah. Untuk menampilkanya diperlukan pesawat x-ray dengan desain
menggunakan energi radiasi yang rendah berkisar 20 keV sampai 35 keV. Filter
dirancang terbuat dari bahan molybdenum (Mo) atau rhodium (Ro) dengan ukuran
focal spot berkisar 0,1-0,3 mm.
4. Pesawat Multislice Scanning (MSCT) 16
Computed Tomography (CT) adalah ilmu /pengetahuan untuk membuat citra
(image) cross-sectional dua dimensi berasal dari tiga dimensi struktur tubuh
manusia (anatomi). Proses pencitraan computed tomography (CT) untuk
menghasilkan citra cross-sectional anatomi tubuh menggunakan teknik perhitungan
matematis yang disebut rekonstruksi. Pemahaman untuk mempelajari proses
pencitraan teknik computed tomography (CT) adalah proses matematis. Dasar
pengetahuan sebuah citra dihasil pada teknik computed tomography (CT) adalah
hasil rekonstruksi suatu bagian objek anatomi yang berantakan (breaking apart)
yang berasal dari struktur tiga dimensi menjadi citra dua dimensi yang ditampilkan
pada layar TV monitor (CRT). Tujuan utama pencitraan computed tomography (CT)
adalah memproduksi citra struktur internal tubuh sebagai citra cross-sectional dua
dimensi. Tujuan akhir dari proses pencitraan dengan menggunaakan pesawat
computed tomography (CT) adalah memperbaiki kelemahan yang ditemuai pada
pencitraan radiografi x-ray konventional yaitu menghasilkan citra anatomi tubuh
dengan potongan cross-sectional maka superpossisi objek dapat dihindari serta
mampu memvisualisasikan objek dengan perbedaan kontras subjek yang rendah.
2. Monitoring Radiasi
Film Badge merupakan salah satu personal monitoring radiasi (alat ukur radias)
yang digunakan untuk mencatat dosis radiasi yang terakumulasi selama periode
tertentu. Film badge ini ringan, mudah dibawa dan mudah penggunaannya.
Disamping itu juga kuat dan dapat mengukur radiasi dari 10 mR sampai dengan
20mR.
Film badge terdiri dari dua bagian, yaitu film monitoring radiasi dan bingkai film (film
holder). Film monitoring ini dibungkus dengan bahan yang kedap cahaya tanpa
menggunakan lembaran penguat (intensifying screen / IS). Film monitoring radiasi
mempunyai dua macam emulsi, yaitu emulsi cepat (fast emultion) yang terletak di
bagian depan dan emulsi lambat (low emultion) yang terletak di bagian belakang
Bingkai film (film holder) dibuat dari bahan polipropilin yang berbentuk kotak persegi
yang diberi engsel dan dapat memuat film monitoring yang ukurannya sama dengan
ukuran film gigi standar. Bingkai film ini mempunyai beberapa filter (saringan)
seperti pada gambar. Dengan menggunakan beberapa filter dapat digunakan
untuk mengukur dosis radiasi , , sinar X dan neutron termal .
Pada bagian film di ablik jendela memberikan respon terhadap radiasi yang mampu
menembus bingkus film dan berinteraksi dengan emulsi film. Filter plastik 50
mg/cm2 boleh dikatan sama sekali tidak menyerap sinar X dan sinar gamma, tetapi
menyerap sinar beta dan elektron. Filter plastik 300 mg/cm 2 disamping ekuivalen
dengan kedalaman lensa mata, sedikit menyerap energi foton dengan energi
rendah dan menyerap semua sinar beta, kecuali sinar beta yang mempunyai energi
yang sangat tinggi. Filter dural (campuran logam alumunium dan logam Cu) di
bagian depan dan belakang bingkai film mulai menyerap foton secara berarti pada
energi 65 keV . Pada filter timah putih/hitam pada energi 65 keV responnya mulai
menurun.
BAB V
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
Prosedur proteksi dan keselamatan radiasi untuk personil dibuat untuk mencapai
keselamatan optimum, mencegah pekerja radiasi baik radiographer,dokter ahli
radiologi maupun semua pihak yang bekerja di medan radiasi agar tidak
menerima paparan dosis radiasi melebihi nilai NBD (Nilai Batas Dosis) yang
diperkenankan dan mencegah kemungkinan efek radiasi timbul.
BAB V
REKAMAN DAN LAPORAN