Anda di halaman 1dari 12

Tips Rumah yang Diberkahi

RUMAH yang islami adalah rumah yang di dalamnya berkumpul


anggota keluarga yang mentaati Allah Subhanahu wa Taala dan
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Rumah yang islami dan
diberkahi adalah anggota keluarganya melaksanakan adab-adab islami.

Setiap Muslim pasti mendambakan kehidupan yang penuh keberkahan.


Berkah, dalam bahasa Arab disebut barakah, yakni kebaikan yang
melimpah (al-khair al-wafir).

Rumah yang diberkahi berarti rumah yang dilimpahi kebaikan dan selalu
mendapat petunjuk Allah Subhanahu Wataala.

Kita berharap dengan diberkahinya rumah yang kita diami, maka


senantiasa akan dihadiri oleh para malaikat dan dijauhkan dari setan.
Sebab, kehadiran malaikat di rumah kita akan membawa suasana
ketenangan, kelapangan, kedamaian, dan kesejukan.

Oleh karena itu, agar rumah kita diberkahi oleh Allah Subhanahu
Wataala, maka perlu diperhatikan tips berikut.

Membaca al-Qur`an

Alangkah indahnya apabila di setiap rumah terdengar ayat-ayat Allah.


Dengan membaca al-Qur`an, maka malaikat rahmat akan turun
membawa kebaikan dan ketenangan dalam rumah kita. Rumah yang
tidak dibacakan al-Qur`an ibaratnya kuburan. Padahal, di dalamnya
masih ada penghuninya.

Mulailah dari rumah kita. Lantunkan ayat-ayat al-Qur`an dengan


membaca langsung atau memperdengarkan kaset/CD murattal setiap
hari.
Jangan ragu, dan jangan pesimis. Tidak ada kata terlambat. Teruslah
belajar. Allah memberi pahala bagi hambanya yang bersungguh-sungguh
mau belajar al-Qur`an.

Orang yang membaca al-Qur`an dengan terbata-bata dan ia merasa sulit


maka baginya dua pahala. (Riwayat Muslim)

Teladan kita Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:


Sesungguhnya rumah itu akan terasa luas bagi penghuninya, akan di
datangi malaikat, dijauhi setan, dan akan dibanjiri pula kebaikan di
dalamnya. Sebaliknya, rumah itu akan terasa sempit bagi penghuninya,
akan dijauhi malaikat, dan akan didatangi setan serta tidak akan banyak
kebaikan di dalamnya, jika tidak dibacakan al-Qur`an. (Riwayat Ad-
Darimi)

Al-Qur`an adalah sumber pahala dan rahmat Allah Subhanahu Wataala.


Barang siapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an, baginya satu
pahala dan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Alif laam
miim itu bukan satu huruf, namun alif satu huruf, laam satu huruf dan
miim satu huruf. (Riwayat Tirmidzi)

Memanjatkan Doa

Berdoa yang dimaksud adalah memohon dan berharap sesuatu hanya


kepada Allah yang Maha Mencipta. Berdoa adalah puncak ibadah yang
menggambarkan peristiwa pertemuan seorang hamba dengan Sang
Khaliq.

Kita dianjurkan membaca doa ketika masuk rumah, dan membaca doa
ketika keluar rumah. Bahkan, bukan itu saja. Setiap akan beraktivitas di
rumah kita harus membaca doa. Allah senang jika ada hambanya yang
berdoa.

Dalam sebuah Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,


Kalian mintalah kepada Allah dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah
senang untuk diminta. (Riwayat Tirmidzi dan Abu Nuaim)
Doa itu merupakan inti ibadah (Riwayat al-Bukhari). Doa itu adalah
otaknya ibadah (Riwayat Ibnu Hiban dan Tirmidzi).

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad)


tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (QS: Al-Baqarah [2]: 186

Banyak kita dapatkan macam-macam doa, baik terdapat dalam al-Qur`an


maupun al-Hadits. Aneka doa bisa kita panjatkan setiap hari agar rumah
yang kita diami senantiasa diberkahi oleh Allah.

Ada beberapa adab dalam berdoa yang harus diperhatikan:

1. Dilakukan pada waktu yang mulia: bulan Ramadhan waktu sahur,


dan hari Jumat

2. Dilakukan dalam keadaan yang khidmat: waktu sujud, ketika hati


bersih dan tenang

3. Menghadap kiblat dan mengangkat tangan

4. Merendahkan suara

5. Memakai bahasa yang sederhana, yang menunjukkan kerendahan


hati Diutamakan doa yang berasal dari al-Qur`an, Nabi Shallallahu
alaihi wasallam, dan Sahabat

6. Merendahkan diri dan menundukkan hati

7. Meyakini doanya pasti dikabulkan Allah

8. Memulai doa dengan menyebut nama Allah dan shalawat atas Nabi
Shallallahu alaihi wasallam (Imam al-Ghazali dalam Ihya
Ulumuddin)
Mendirikan Shalat

Kita dianjurkan untuk banyak melakukan shalat sunnah di rumah.


Lakukanlah shalat-salat sunnah rawatib, yakni shalat sunnah yang
mengiringi shalat-shalat wajib di rumah kita. Misalnya, shalat sebelum
dan sesudah shalat Dhuhur, sebelum dan sesudah shalat Isya, dan
sebelum shalat Subuh. Selain itu, juga melaksanakan shalat Tahajud, dan
shalat Dhuha.

Sabda Nabi SAW, Jadikan shalatmu di rumah, jangan jadikan rumahmu


seperti kuburan. Maksudnya, shalat sunnah bagi laki-laki di rumah.
Sedangkan bagi laki-laki diperintahkan melaksanakan shalat wajib
berjamaah di masjid atau mushalla, sedangkan untuk wanita di rumah.

Shalat Tahajud

Shalat Tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam
hari hingga menjelang subuh.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menerangkan tentang


keutamaan shalat Tahajud dalam sebuah Hadits Qudsi: Rabb kita turun
setiap malam ke langit dunia, ketika tinggal sepertiga malam terakhir.
Dia berfirman: Siapa yang memohon kepada-Ku, Aku akan
memperkenankannya, siapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan
memberinya, siapa yang memohon ampunan-Ku, Aku akan
mengampuninya. (Riwayat Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lain-
lain yang bersumber dari Abu Hurairah)

Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyebutkan


keutamaan shalat Tahajud lainnya. Dari Abdullah bin Salman
Radiyallahu anhu (Ia berkata): Sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi
wasallam bersabda: Wahai manusia, sebarkanlah salam, santunilah
orang-orang miskin, dan shalatlah di waktu malam di mana manusia
sedang tidur, maka kamu akan masuk surga dengan sejahtera. (Riwayat
Tirmidzi)

Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma berkata, Barangsiapa yang shalat


malam sebanyak dua rakaat, maka ia dianggap telah bermalam karena
Allah Taala dengan sujud dan berdiri. (Disebutkan oleh An-Nawawi
dalam At-Tibyan h. 95)

Shalat Dhuha

Shalat Dhuha yaitu shalat sunnah yang waktunya antara sekitar jam 7.00
pagi hingga jam 11.00 siang. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakaat,
paling banyak dua belas rakaat.

Dari Aisyah Radiyallahu anha, ia berkata: Rasulullah Shallallahu


alaihi wasallam biasanya shalat Dhuha empat rakaat dan ia kadang-
kadang menambah dari itu menurut apa yang dikehendaki Allah.
(Riwayat Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan. Dari Abi Dzar Radiyallahu anhu dari
Nabi Shallallahu alaihi wasallam. Ia bersabda: Pada setiap pagi ada
kewajiban bagi setiap persendian untuk bersedekah. Setiap tasbih itu
sedekah, tiap tahmid sedekah, tiap takbir sedekah, menganjurkan
kebaikan itu sedekah, demikian juga mencegah kemungkaran, dan
cukuplah mengganti itu semua dengan shalat sunnah Dhuha dua rakaat.
(Riwayat Muslim)

Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan diampuni


dosanya. Siapa pun yang melaksanakan shalat Dhuha dengan
langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu
sebanyak buih di lautan. (Riwayat Tirmidzi).*/bersambung

Rumah yang Islami


RUMAH yang kita bangun boleh indah dan cantik, akan tetapi tidak
boleh berlebihan. Tidak boleh bermegah-megahan. Juga hendaknya
bangunan tidak mengandung unsur-unsur syirik dalam desain dan
ornamen di dalamnya.

Menurut KH Ahmad Mansur Suryanegara, sejarawan Islam, desain


interior rumah atau suatu bangunan dilarang berbentuk atau mirip salib.
Jangan ada kusen atau interior rumah yang mirip salib. Ini tidak mudah
bagi desainer tapi itu merupakan dakwah. Kalangan Kristen
mengenalkan salib itu bagian dari dakwahnya. katanya.

Desain interior rumah islami sebaiknya memiliki ciri-ciri di antaranya:


disediakan ruang khusus untuk ibadah (mushalla), menjadikan dinding
rumah (ruang tamu dan ruang pribadi) sebagai hijab, kamar orangtua
dan anak-anak terpisah. Selain itu, juga harus tersedianya kamar tamu
dan kamar pribadi, posisi kloset tidak menghadap kiblat, serta ornamen
atau hiasan yang bernuansa islami (kaligrafi ayat Qur`an, Hadits atau
pemandangan)

Hal yang perlu diperhatikan juga dalam desain rumah adalah tembok
atau pagar. Sebaiknya tidak terlalu tinggi, sehingga membuat rumah
terkesan sebagai benteng yang akan memutuskan hubungan dengan
tetangga kita.

Baiti Jannati, rumahku adalah surgaku. Demikian sabda Rasulullah


Shallallahu alaihi wasallam, yang menggambarkan betapa pentingnya
peran rumah dan keluarga dalam kehidupan manusia. Rumah yang
islami yakni rumah yang dibangun semata-mata hanya dalam rangka
untuk beribadah kepada Allah SWT.

Memuliakan Tamu
Jika seorang tamu mengucapkan salam di depan pintu, maka hendaknya
tuan rumah menjawabnya. Menjawab salam sesama Muslim berarti
menunaikan hak sesama Muslim.

Ketika mereka masuk dan memberi salam, maka Ibrahim menyambut


dengan salam juga kepada orang-orang yang belum dikenal itu. (QS
Adz-Dzariyat [51]: 25)

Tuan rumah hendaknya menyambut tamunya dengan penuh gembira dan


wajah berseri-seri. Jika ia sedang punya masalah, hendaknya tidak di-
nampakkan kepada tamu.

Agar tamu segera merasakan sikap yang ramah dari tuan rumah, maka
segeralah menyuguhkan hidangan. Hal itu dijelaskan dalam al-Qur`an
ketika Nabi Ibrahim Alaihissalam menyuguhkan hidangan kepada
tamunya. Kemudian Ibrahim menghidangkan pada mereka. (QS: Adz-
Dzariyat [51]: 27)

Bahkan di antara tanda keimanan yang sempurna di dada seseorang ialah


dimilikinya akhlakul karimah dalam perbuatan maupun ucapan.
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia
menghormati tamunya (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Aku tidak suka memperindah rumahku kecuali sekadar memuliakan


tamu, ujar Abdullah bin Umar.

Jadi, seorang Muslim harus senantiasa menyiapkan dirinya, rumahnya


dan keluarganya untuk menerima tamu dan menghormatinya. Menerima
tamu yang dalam kesulitan, menjadikan rumah tempat pengajian, tempat
thalabul ilmi, dan tempat silaturahim adalah cara yang akan
mengundang keberkahan.
Berbuat Baik Terhadap Tetangga

Ajaran Islam sangat menganjurkan hubungan yang baik dengan


tetangga.

Dari Ibnu Umar dan Aisyah. Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam


bersabda, Jibril selalu berpesan kepadaku agar berbuat baik terhadap
tetangga sehingga aku mengira kalau-kalau mereka akan diberi hak
waris. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Pilihlah rumah di antara tetangga yang baik. Sebab jika tetangga dan
lingkungannya baik, maka hidup akan merasa nyaman. Bila
memungkinkan lokasinya dekat dengan masjid, sehingga bisa
menunaikan shalat berjamaah, dan anak-anak terbiasa dengan suasana
ibadah.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam menghubungkan berbuat baik


kepada tetangga dengan keimanan seseorang. Perhatikan sabdanya,
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah
mengganggu tetangganya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Tetangga rumah kita harus merasakan ketenangan, kedamaian dengan


kehadiran rumah kita. Jangan sebaliknya. Juga harus mendapatkan
perhatian dari kita dan menyukai mereka. Rumah islami yang akan
mengundang keberkahan harus dapat mencegah hal-hal yang
menyakitkan tetangga, dan mengetahui hak-hak tetangga.

Lingkungan yang Baik

Peduli dengan lingkungan yang sehat akan menciptakan kehidupan yang


sehat pula. Adapun hal yang pertama harus diperhatikan untuk
membangun atau memilih lokasi rumah adalah lingkungan (biah) yang
baik. Sebab, lingkungan sangat berpengaruh terhadap kepribadian,
perilaku, dan pola pikir seseorang.

Hindari lingkungan yang tidak kondusif dalam menumbuhkan nilai-nilai


kebaikan, dan ketaatan pada agama. Misalnya, di lingkungan yang
terjadi penyimpangan aqidah, senang berjudi, dan minum minuman
keras.

Jika sebuah lingkungan yang sarat dengan nuansa maksiat, maka akan
mendorong seseorang untuk melakukan penyimpangan dan dosa. Oleh
sebab itu, menjauhi lingkungan seperti itu pada dasarnya merupakan
sebuah keharusan dalam melestarikan iman.

Secara eksplisit, al-Qur`an menyatakan bahwa segala jenis kerusakan


yang terjadi di permukaan bumi ini merupakan akibat ulah tangan yang
dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi terhadap lingkungan
hidupnya;

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). (QS: Ar-Rum [30]: 41).

Rumah yang Bersih

Jika rumah kita bersih, maka akan membantu kita untuk tetap sehat dan
bugar. Suasana rumah yang sehat tidak hanya membantu kita untuk
bebas dari stres, tetapi juga membantu untuk meningkatkan
produktivitas ibadah dan kerja kita.
Dari Abdullah bin Masud Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah
Shallallu alaihi Wassallam bersabda: Tidak akan masuk surga orang
yang dalam hatinya ada kesombongan seberat biji debu. Ada seorang
yang bertanya, Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang
indah, dan alas kaki yang bagus, (apakah ini termasuk sombong?).
Rasulullah Shallallu alaihi Wassallam bersabda: Sesungguhnya Allah
Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak
kebenaran dan merendahkan orang lain. (Riwayat Muslim)

Oleh karena itu, rumah harus ditata sedemikain rupa supaya indah,
bersih dan sehat. Tanamlah pohon yang rindang dan sejuk. Perbaikilah
sanitasi air agar tidak mampat, tidak bau dan mengganggu tetangga di
sekitar rumah kita.

Islam adalah agama yang cinta kebersihan. Kita diingatkan oleh Nabi
Shallallu alaihi Wassallam jika hendak memelihara hewan seperti
anjing karena berkaitan dengan hal najis. Bahkan Islam melarang
memelihara anjing kecuali untuk kepentingan penjagaan keamanan atau
pertanian.

Simak sabda Rasulullah Shallallu alaihi Wassallam ini, Malaikat tidak


akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak
memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar (patung). (Riwayat
Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)

Senantiasa Bersyukur

Sungguh, suatu rahmat yang luar biasa jika kita diberi keluasan, dan
kelapangan rezeki, sehingga dapat membangun sebuah rumah. Padahal,
betapa banyak saudara kita yang kurang beruntung sehingga tidak
memiliki kemampuan untuk memiliki rumah. Masih banyak orang yang
kedinginan, kehujanan karena tak punya tempat berteduh. Jadi, sudah
sepantasnya kita bersyukur atas rahmat dan rezeki yang telah diberikan
Allah kepada kita.

Salah satu ungkapan rasa syukur kita adalah dengan menggunakan


rezeki dengan bijak, tidak berlebih-lebihan, tidak sombong, tidak boros,
dan tidak pula kikir. Dalam membangun rumah, kita harus
menggunakan sumber daya secermat mungkin, sehingga tidak ada
yang mubazir.

Dalam sebuah tulisan kolomnya yang berjudul Rumah Sejati Kita, Salim
A Fillah menyindir kita, Betapa jauh kita hari ini dari petunjuk
Rasulullah Shallallu alaihi Wassallam dan teladan orang-orang yang
diridhai-Nya. Betapa bangga kita tentang seluas apa, sejumlah lantai,
seharga berapa, senyaman apa, dan bagaimana mempercantiknya. Tanpa
sadar bahwa rumah abadi kelak kita di akhirat belumlah dipasang batu
pertamanya.

Allah Taala sama sekali tidak mendapat keuntungan apapun dari sikap
syukur hambanya. Sebaliknya, kesyukuran manusia itu, manfaatnya
kembali kepada mereka sendiri.

Allah Taala menyatakan;

Barangsiapa yang bersyukur, maka hal itu adalah untuk (kebaikan)


dirinya sendiri. Barangsiapa yang ingkar, sesungguhnya Tuhan itu Maha
Kaya dan Maha Mulia. (QS: An-Naml [27]: 40)
Bersyukur karena ia merupakan kunci peningkatan rezeki. Menurut Ibn
Qayyim al-Jauziyah, syukur merupakan pujian dan pengakuan hamba
terhadap nikmat Allah yang disertai rasa cinta dan ketaatan kepada-Nya.

Allah Taala berfirman, Jika kamu bersyukur, maka Aku akan


menambah (nikmat) itu kepadamu, dan jika kamu ingkar maka
sesungguhnya siksa-Ku sangat pedih. (Ibrahim [14]: 7). Wallahu alam.*

Anda mungkin juga menyukai