Anda di halaman 1dari 13

VALIDITAS DAN RELIABILITAS UNTUK TES

1. Pengujian validitas
1.1. Indeks Korelasi Point Biserial.

butir-butir yang dianggap valid atau diterimamemiliki koefisien korelasi 0,3.


Untuk harga yang lain dinyatakan gugur.

Tabel 2.7. Contoh Data Uji-coba Tes

NO. Nomor Butir


TOTAL
RESP 1 2 3 4 5
1 1 0 1 1 1 4
2 0 1 0 0 1 2
3 0 0 0 1 1 2
4 1 0 0 0 1 2
5 1 1 1 1 1 5
6 0 0 1 1 1 3
7 0 0 0 0 1 1
8 1 0 1 0 0 2
9 0 0 0 0 1 1
10 0 0 0 1 1 2

Indeks korelasi point biserial menggunakan rumus sebagai berikut :

r
pb

Dimana :

r
pb adalah koefisien korelasi

adalah mean skor total pada skor butir = 1

adalah mean skor total pada skor butir = 0

adalah simpangan baku skor total = 1

adalah proporsi skor butir = 1


adalah proporsi skor butir = 0

Pada Tabel 2.7 adalah contoh data diuji coba suatu tes yang mempunyai skor
dikotomi 0 dan 1.Data tersebut di peroleh dari tes sebanyak 5 butir yang diuji coba
suatu tes yang mempunyai skor dikotomi 0 dan 1.Data tersebut di peroleh dari tes
sebanyak 5 butir yang diuji-cobakan kepada 10 responden.Akan ada 5 indeks korelasi
yang dicari dalam perhitungan disini.Disini akan diambil contoh satu butir soal saja
yaitu menghitung indeks korelasi skor butir nomor dengan skor total.Untuk itu perlu
dihitung lebih dulu harga-harga yang akan dimasukan ke dalam rumus sebagaimana
pada tabel persiapan berikut:

Tabel 2.8. Persiapan Menghitung Indeks Korelasi Point Biserial Butir 1.

Skor total pada Skor total pada


Skor Butir
Butir = 0 Butir = 1
1 4
1 4
1 4
0 3
1 5
1 3
0 4
1 3
1 3
0 4
n = 10 n0 = 3 n1 = 7
u0 = 3,67 u1 = 3,71

p = 6/10 = 0,60

q = 4 / 10 = 0,40

Simpangan baku skor total dihitung dengan rumus:

Dimana,
Xi adalah skor data variabel i

N adalah jumlah data.

Tabel 2.9. Persiapan menghitung simpangan baku skor total

N DATA Xi Xi2
1 4 16
2 4 16
3 4 16
4 3 9
5 5 25
6 3 9
7 4 16
8 3 9
9 3 9
10 4 16
2
N = 10 Xi = 37 Xi = 141

Berdasarkan tabel 2.9 dapat dihitung simpangan baku skor total sebagai berikut:

Dengan demikian koefisien korelasi point beserial untuk butir 1.

r
pb
r
pb

r
pb

r
pb

r
pb

r
Kriteria pengujian validitas adalah pb > 0,30. Hasil perhitungan indeks korelasi

r
butir 1 menunjukkan bahwa pb < 0,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir 1 tidak valid

atau gugur.

Tabel 2.10. Persiapan Menghitung Indeks Korelasi Point Biserial Butir 2.

Skor total pada Skor total pada


Skor Butir
Butir = 0 Butir = 1
0 4
1 4
1 4
0 3
1 5
0 3
1 4
0 3
1 3
1 4
1
n= n0 = 4 n1 =
0 6
3,4 4,0
u0 = u1 =
0 0

Dengan demikian koefisien korelasi point beserial untuk butir 2.

r
pb
r
pb

r
pb

r
pb

r
pb

r
Kriteria pengujian validitas adalah pb > 0,30. Hasil perhitungan indeks korelasi

r
butir 2 menunjukkan bahwa pb > 0,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir 2 valid.

Tabel 2.11. Persiapan Menghitung Indeks Korelasi Point Biserial Butir 3.

Skor total Skor total


Skor Butir pada pada
Butir = 0 Butir = 1
1 4
1 4
1 4
1 3
1 5
1 3
0 4
1 3
0 3
1 4
n = 10 n0 = 2 n1 = 8
u0 = 3,00 u1 = 3,75

Dengan demikian koefisien korelasi point beserial untuk butir 3.

r
pb
r
pb

r
pb

r
pb

r
pb

r
Kriteria pengujian validitas adalah pb > 0,30. Hasil perhitungan indeks korelasi

r
butir 3 menunjukkan bahwa pb > 0,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir 3 valid.

Tabel 2.12. Persiapan Menghitung Indeks Korelasi Point Biserial Butir 4.

Skor total Skor total


Skor Butir pada pada
Butir = 0 Butir = 1
1 4
0 4
1 4
0 3
1 5
1 3
1 4
1 3
1 3
1 4
n = 10 n0 = 2 n1 = 8
u0 = 3,00 u1 = 3,75

Dengan demikian koefisien korelasi point beserial untuk butir 4.

r
pb
r
pb

r
pb

r
pb

r
pb

r
Kriteria pengujian validitas adalah pb > 0,30. Hasil perhitungan indeks korelasi

r
butir 4 menunjukkan bahwa pb > 0,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir 4 valid.

Tabel 2.13. Persiapan Menghitung Indeks Korelasi Point Biserial Butir 5.

Skor total Skor total


Skor Butir pada pada
Butir = 0 Butir = 1
1 4
1 4
1 4
1 3
1 5
1 3
1 4
0 3
1 3
1 4
n = 10 n0 = 1 n1 = 9
u0 = 2,00 u1 = 3,78

Dengan demikian koefisien korelasi point beserial untuk butir 5.

r
pb
r
pb

r
pb

r
pb

r
pb

r
Kriteria pengujian validitas adalah pb > 0,30. Hasil perhitungan indeks korelasi

r
butir 5 menunjukkan bahwa pb > 0,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir 5 valid.

Tabel 2.14 Indeks Korelasi dan status setiap butir test

INDEKS
BUTIR STATUS
KORELASI
1 0,14 Gugur
2 0,46 Valid
3 0,47 Valid
4 0,47 Valid
5 0,83 Valid

1.2. Indeks Kesukaran


Butir-butir yaang memiliki indeks kesukaran sedang di sarankan untuk suatu tes yang baik

dengan kriteria 0,25 <p<0,75. Rumus yang digunakan adalah:


P = B/T
dimana,
B adalah jumlah responden yang menjawab betul untuk setiap butir
T adalah jumlah responden yang menjawab butir
Dari data uji coba pada tabel 2.7 akan dihitung indeks kesukaran sebanyak 5 butir soal. Contoh

perhitungan indeks kesukaran diambil butir 1 dengan harga B dan T sebgai berikut:
B=6
T = 10
Dengan demikian dapat dihitung indeks kesukaran butir no 1 sebagai berikut:
P = 6/10 = 0,60.
Hasil P = 0,90 memenuhi kriteria indeks kesukaran 0,25 < P < 0,75. sehingga dengan

demikian butir 1 dianggap baik. Indeks kesukaran selengkapnya untuk data uji coba tes adalah

seperti terlihat pada tabel 2.15.


Tabel 2.15. Indeks kesukaran dan status setiap butir tes

INDEKS
BUTIR STATUS
KESUKARAN
1 0,60 Valid
2 0,60 Valid
3 0,80 Gugur
4 0,80 Gugur
5 0,90 Gugur

1.3. Indeks Diskriminasi


Butir-butir yang baik apabila itu dapat membedakan antara yang pandai dan yang bodoh

dengan kriteria indeks diskriminasinya sebagai berikut:


| A B | 10% x J

dimana:
A adalah jumlah responden pada kelompok atas yang menjawab butir dengan betul.
B adalah jumlah responden pada kelompok bawah yang menjawab butir dengan betul.
J adalah jumlah seluruhnya responden yang mengerjakan butir
Untuk mendapatkan harga A dan B maka skor data uji coba tabel 2.7 dipilah berdasarkan

skor total dari tinggi ke rendah dengan hasil seperti pada tabel 2.16. akan ada 5 butir indeks

diskriminasi sesuai dengan banyaknya butir. tidak semua perhitungan akan dibahas disini, akan

tetapi diambil contoh perhitungan untuk butir nomor 2 saja.


Berdasarkan tabel 2.16. dapat dihitung harga A dan B untuk butir nomor 1. Bagian yang

berwarna hitam pada tabel adalah kelompok atas dan yang berwarna merah adalah kelompok
bawah. selain bagian warna hitam dan merah, butir nomor satu ditandai dengan warna kuning,

sehingga harga A dan B dapat dengan mudah dihitung sebagai berikut:


Tabel 2.16. Menghitung harga A dan B

NO. Nomor Butir


TOTAL
RESP 1 2 3 4 5
5 1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 1 4
2 1 1 1 0 1 4
3 0 1 1 1 1 4
7 1 1 0 1 1 4
10 0 1 1 1 1 4
4 1 0 1 0 1 3
6 0 0 1 1 1 3
8 1 0 1 1 0 3
9 0 1 0 1 1 3

A=4

B=2

Dengan demikian indeks diskriminasi butir satu adalah:

|4-2|=1

Hasil perhitungan indeks diskriminasi = 2 memenuhi kriteria indeks diskriminasi | A


B | 10% x 10 1. Karena itu dapat disumpulkan butir 1 baik atau valid.

Hasil perhitungan selengkapnya indeks diskriminasi data uji coba tes tersebu dilihat
dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.17. Indeks diskriminasi, dan status setiap butir test

BUTIR INDEKS STATUS


1 2 Valid
2 4 Valid
3 2 Valid
4 2 Valid
5 3 Valid

2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas untuk tes dilakukan juga pada butir-butir yang valid dengan
kriteria yang sama seperti pada angket. Rumus yang dapat digunakan adalah Kuder
Richardson 20 (KR-20). Rumus ini dipilih untuk tes yang butir-butirnya mempunyai skor
dikotomi.

Pi adalah proporsi responden yang mendapat skor 1 pada butir i


adalah varians skor total
J adalah jumlah butir

Tabel 2.18. Skor Butir Valid Tes

NO. Nomor Butir


TOTAL
RESP 1 2 3 4 5
1 1 0 1 1 1 4
2 1 1 1 0 1 4
3 0 1 1 1 1 4
4 1 0 1 0 1 3
5 1 1 1 1 1 5
6 0 0 1 1 1 3
7 1 1 0 1 1 4
8 1 0 1 1 0 3
9 0 1 0 1 1 3
10 0 1 1 1 1 4

Untuk maksud perhitungan tersebut, maka dibuat tabel skor butir-butir valid dengan skor
totalnya yang baru (Tabel 2.18), yang dipisahkan dari contoh data uji coba test tabel 2.7.
setelah itu dapat dengan mudah dihitung proporsi responden yang mendapat skor 1 untuk

setiap butirnya Pi, Varins skor total dan jumlah butir J.


Berdasarkan Tabel 2.18. Jumlah responden yang memiliki skor 1 pada butir satu adalah 6.
Dengan demikian, proporsin responden yang memiliki skor 1 pada butir 1 adalah:
P1 = 6/10
= 0,60
Selengkapnya hasil perhitungan proporsi responden yang mendapat skor 1 pada setiap
butir Pi dapat dilihat pada tabel 2.19.

Tabel 2.19. Beberapa harga untuk perhitungan koefisien reliabilitas KR-20


NO. BUTIR Pi Pi(1-Pi)
1 0,6 0,24
2 0,6 0,24
3 0,8 0,16
4 0,8 0,16
5 0,9 0,09
Pi(1-Pi) = 0,89

Varians skor total dapat dihitung dengan membuat tabel persiapan sebagai berikut:

Tabel 2.20. Persiapan menhitung simpangan baku skot total tes

N DATA Xi Xi2
1 4 16
2 4 16
3 4 16
4 3 9
5 5 25
6 3 9
7 4 16
8 3 9
9 3 9
10 4 16
2
N = 10 Xi = 37 Xi = 141

Rumus yang digunakan untuk menghitung simpangan baku adalah

Dimana,

Xi adalah skor data variabel i

N adalah jumlah data.

Berdasarkan tabel 2.20. dapat dihitung simpangan baku skor total tes sebagai berikut:
Varians skor total adalah:
S2 = 0,642
= 0,41
Dengan memasukkan harga-harga yang didapat dalam rumus KR-20,
perhitungan koefisien reliabilitas tes adalah sebagai berikut:

KR 20 = -1,46

Bila dibandingkan koefisien reliabilitas hasil perhitungan tersebut rtt = -1,46 dengan kriteria
0,5, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tersebut tidak reliabel.

Anda mungkin juga menyukai