Anda di halaman 1dari 7

PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

PERBANYAKAN VEGETATIF BUATAN PADA MAWAR (Rosa Sp.)

Oleh :

Nama: Zahrotul Chayati

Nim : 125040200111026

Kelas: H

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014
PENDAHULUAN
Mawar (Rosa Sp.) merupakan bunga yang banyak digemari karena keindahan dan
wangi bunganya. Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang
berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau
lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur
Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim
dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). Tanaman mawar memiliki syarat tumbuh tanaman
dengan curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun.
Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan
rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari
pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman. Tanaman mawar
mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah
beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C
dan kelembaban 70-80 %. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh
dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.
Mawar dapat berkembangbiak secara generatif melalui biji yang biasanya digunakan
oleh pemulia tanaman dan perbanyakan secara vegetatif lebih banyak dilakukan karena lebih
mudah. Bunga mawar dapat diperbanyak melalui stek, cangkok, grafting, okulasi ataupun
modifikasi dari beberapa metode. Pemilihan metode perbanyakan dapat disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhan. Pada perbanyakan bunga mawar potong umumnya dilakukan
secara okulasi. Sedangkan untuk mawar pot dapat menggunakan stek atau yang sekarang
banyak dilakukan pengusaha bibit dengan menggunakan teknik stenting, yaitu teknik
gabungangan dari teknik stek dan penyambungan (grafting) yang dilakukan pada saat yang
bersamaan yang memiliki banyak keuntungan. Berikut akan dijelaskan beberapa metode
perbanyakan vegetatif buatan yang dapat dilakukan pada bunga mawar.

METODE
Perbanyakan Mawar dengan Cara Okulasi Mata Berkayu (Chip Budding)
Perbanyakan mawar secara konvensional dilakukan dengan cara okulasi mata tunas
yang bisa dilakukan setelah batang bawah berumur empat bulan pada saat kulit batang bawah
mudah dikelupas karena pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel kambium sedang
dalam keadaan aktif.. Teknik perbanyakan mawar dengan cara okulasi mata tunas berkayu
(chip budding) dapat dilakukan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan okulasi
biasa karena tidak harus menunggu batang bawah mudah dikelupas. Pada teknik okulasi mata
berkayu dapat dilakukan pada batang bawah hasil stek secara langsung (belum berakar)
ataupun hasil stek setelah ditanam selama empat minggu yang sudah mempunyai akar.
Menurut IPTEK Hortikultura (2005) teknik perbanyakan mawar dengan cara okulasi mata
berkayu (chip budding) dapat dilakukan melalui prosedur sebagai berikut :

1. Persiapan Media

Menyiapkan media untuk pertanaman bawah yang


dimasukkan ke dalam polybag ukuran 10-12 cm.
Media dapat berupa tanah atau tanah dengan capuran
arang sekam dan kompos. Gb 1. Persiapan batang
bawah dan media dalam
2. Persiapan batang bawah polybag

Ambil batang mawar pagar yang cukup tua dan buang daunnya
Potong bagian pucuk dari 1/3 batang lalu buang
Tanam bagian bawah dengan panjang 15 cm

3. Persiapan batang atas/entres


Gb 2. Tangkai bunga yang
Siapkan tangkai bunga mawar saat bunga sedang mekar dari varietassiap
mawar lain yang
diambil entrisnya
diingkan untuk di graffting.
Buang semua daun dan bunga

4. Pelaksanaan okulasi mata berkayu

Siapkan stek batang bawah


Buang duri di sekitar batang yang akan diokulasi lalu bersihkan dan buat keratan
untuk batas okulasi bagian bawah
Buat irisan diatas keratan ke arah bawah dengan mengikuti sedikit jaringan kayu,
arahkan pisau hingga irisan berakhir pada keratan. Irisan berukuran kira-kira dengan
lebar 4-5 mm, panjang 1,5-2 cm, dan tebal 1-2 mm.
Ambil batang atas sebagai sumber entres. Buat irisan beserta kayunya berupa
kepingan mata tunas terletak di tengah-tengah irisan dengan ukuran yang sama seperti
irisan batang bawah.
Tempelkan kepingan mata tunas berkayu (entres) ke celah yang dibuat pada batang
bawah.
Ikat mata tunas yang telah disisipkan ke batang bawah dengan menggunakan parafilm
atau tali rafia.
Simpan bibit dibawah naungan dan setelah tumbuh tunas dari tempelan (10-14 hari)
tunas dipotong 2cm diatas mata tempel.

Gb 6. Tempelan Gb 7. Tunas dipotong 2 cm


Gb 5. Bibit hasil okulasi di
mata tunas diiikat diatas mata tunas
naungan
Perbanyakan Mawar

Pemeliharaan Bibit Okulasi

Kegiatan pokok pemeliharaan bibi okulasi antara lain adalah sebagai berikut
(Rukmana, 1995) :

a) Penyiraman secara kontinyu agar tanah (medium tumbuh) tidak kekeringan.


Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
b) Pemupukan 1-3 bulan sekali dengan campuran pupuk urea, TSP dan KCL (2:1:1) atau
NPK (15-15-15) sebanyak 10-30 gram dilarutkan dalam 1 liter air. Larutan pupuk
tersebut diberikan dengan cara disiram atau dikocorkan kedalam medium tumbuh
sebanyak 300cc-500cc larutan per tanaman.
c) Pemotongan ujung batang bawah tepat diatas bidang okulasi, setelah mata entres
tumbuh berdaun 205 helai. Pemotongan dilakukan secara bertahap, mula-mula
setengah bagian batang dambil direbahkan, kemudian selang 1-3 bulan dipotong
seluruhnya.
Perbanyakan Mawar Secara Stenting (Stek dan Grafting)

Pada perbanyakan stenting yakni perbanyakan menggunakan teknik setek dan teknik
grafting yang dilakukan secara bersamaan merupakan cara perbanyakan yang lebih efisisen
dilakukan oleh pengusaha benih mawar pada umumnya diluar negeri. Teknik ini memiliki
beberapa keuntungan diantaranya ialah lebih cepat dilakukan perbanyakan, karena pada saat
penyambungan tidak menunggu batang bawah berakar terlebih dahulu, menggunakan bahan
tanam yang lebih sedikit (satu mata tunas + daun dari batang atas dan satu ruas batang bawah
tanpa daun), sehingga pada saat tanaman ditanam di lapang tidak tumbuh tunas liar dari
batang bawah, yang akhirnya akan dapat meringankan biaya pemeliharaan.
Penggunaan mata berdaun pada teknik stenting ini memerlukan penanganan khusus
untuk menghindari kelayuan sampai bertautnya kambium serta tumbuhnya akar dan tunas.
Untuk menjamin keperluan tersebut, maka disekeliling daun harus dipertahankan agarselalu
dalam keadaan lembab. Cara yang banyak dilakukan untuk mempertinggi kelembaban ini
yaitu dengan pengkabutan secara periodik (intermitten misting). Dengan teknik ini memberi
lapisan air pada permukaan daun danbatang, merendahkan suhu dan meningkatkan
kelembaban sekitar daun, sehingga akan mengurangi laju respirasi dan transpirasi.
Keberhasilan penyambungan sebagian besar disebabkan hubungan kambium yang rapat
darikedua tanaman (batang bawah dan batang atas) yang disambungkan atau terjadinya
pertautan/jalinan meristematik antara keduanya (Darliah,2008).
Prosedur Kerja Perbanyakan Secara Stenting yaitu(Darliah,2008) :
1. Sebagian batang bawah dapatdigunakan mawar pagar (R. multiflora) atau Multic, terdiri
dari 1-2 ruasdengan panjang 5 cm.
2. Batang atas terdiri dari yang dipotong 1 cm di atas mata tunas.
3. Batang atas dan batang bawah dikeratdengan pisau/cutter, sehingga membentuk sudut 30o.
4. Batang atas dan batang bawahdisambungkan satu sama lain denganpenjepit untuk
menjemur pakaian atauparafilm.
5. Media tanam yang dipakai yaitu arangsekam atau campuran arang sekam dankompos daun
bambu (1:1).
6. Penanaman dilakukan dengan jaraktanam 10 cm x 10 cm
7. Selanjutnya tanaman ditempatkandalam rumah plastik atau rumah kacayang cahayanya
dikurangi denganpemasangan paranet 55%.
8. Periode pengkabutan diatur setiap 8menit kabut keluar selama 10 detik.
Pemeliharaan
Tanaman
Mawar

1. Penyiangan
Kegiatan
penyiangan
biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat

menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar
bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Penyiangan sebulan
sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma)
secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu
kored/cangkul.
2. Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk
NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK
pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5.
Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah
kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan
dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup
dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah. Pengairan dan Penyiraman
3. Pengairan dan penyiraman dilakukan:
a) Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara
kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau
tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
b) Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan
penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
c) Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu ember
(gembor).

DAFTAR PUSTAKA
IPTEK HORTIKULTURA. 2005. Teknik Perbanyakan mawar dengan Cara Okulasi Mata
Berkayu (Chip Budding). Online pada tanggal 6 April 2014.
BAPPENAS. 2000. Mawar. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan,
BAPPENAS. Jakarta.
Darliah. 2008. Perbanyakan Mawar Secara Stenting (Setek dan Grafting). Balai Penelitian
Tanaman Hias. Cianjur.
Rukmana, Rahmat. 1995. Mawar. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai