Sistem Manajemen K3 Di Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Medan
Sistem Manajemen K3 Di Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Medan
Disusun oleh:
Wilada Nafi Royani
21030114060011
D3 Teknik Kimia 2014 A
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional sedang memasuki era industrialisasi dan globalisasi yang ditandai
dengan semakin berkembangnya perindustrian dengan mendayagunakan tekhnologi tinggi,
sehingga diperlukan peningkatan kualitas sumberdaya manusia serta pelaksanaan yang
konsisten dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan untuk
menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman, selamat, dan nyaman, serta terbebas dari
resiko bahaya yang mungkin timbul. Sehingga perusahaan akan memperoleh pekerja yang
sehat dan produktif.
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di sektor industri masih belum menunjukkan
hasil yang diharapkan, hal ini terindikasi dari tingkat kecelakaan kerja yang relative masih
tinggi. Tingginya angka kecelakaan ini umumnya terjadi pada industri skala menengah dan
kecil. Sedangkan pada industry besar dan strategis lainnya pelaksanaan manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja umumnya cukup baik dan angka kecelakaan relatif kecil
karena didukung oleh kemampuan sumberdaya manusia dan dana yang tersedia.
Pekerja pada industri pabrik kelapa sawit Tanjung Medan Provinsi Riau tidak terlepas
dari kecelakaan kerja. Namun, kecelakaan yang sering terjadi secara umum tidak
menyebabkan terganggunya hari kerja di lingkungan pabrik tersebut. Berdasarkan survey
awal kecelakaan yang sering terjadi adalah para pekerja terkena duri buah segar kelapa sawit
dimana pada saat menurunkan serta memasukkannya ke dalam lori, pekerja yang tidak
menggunakan sarung tangan atau memakai sarung tangan yang tidak standar selalu tertusuk
duri buah kelapa sawit. Demikian halnya pekerja pada bagian pembongkaran tandan buah
segar (TBS) yang menurunkan tandan buah segar sering tertimpa. Kecelakaan lainnya adalah
terkena uap pemanasan pada bagian perebusan.
Agar kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja tidak terjadi, maka perlu dilakukan
berbagai upaya pengendalian yang efektif dan efisien melalui penerapan program K3 yang
berkesinambungan. Diantara beberapa pengendalian, pengendalian yang paling efektif adalah
pengendalian secara teknis tekhnologi pada sumber bahaya itu sendiri.
I.3 Tujuan
I.4 Manfaat
ISI
1. Rekruitmen
Rekruitmen yang dilakukan pada para pekerja juga dengan
mempertimbangkan pengetahuan calon pekerjaterhadap SMK3, calon pekerja
akan diuji dengan tata cara penyelamatan diri dari kecelakaan kerja, serta
tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan oleh calon pekerja jika terjadi
kecelakaan kerja dilingkungan kerjanya. Seluruh hasil ujiterhadap kemampuan
dan keterampilan terhadap SMK3 akan menjadi bahan pertimbangan umtuk
manajemen dalam menentukan diterima atau tidaknya calon pekerja tersebut.
3. Penyuluhan
Penyuluhan tentang SMK3 telah dilaksanakan secara berkala di
lingkungan Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Medan,penyuluhan selalu melibatkan
seluruh pekerja pabrik, bahkan adakala hanya dihadiri oleh pengambil kebijakan
seperti manajer dan supervisor. Seluruh kegiatan ini dilakukan untuk memastikan
bahwa kemampuan dan keterampilan pekerja terhadap SMK3 semakin
meningkat.
7. Perawatan Peralatan
Perawatan peralatan dilakukan secara berkala sesuai dengan keberadaan
peralatan tersebut. Peralatan permesinan produksi dilakukan perawatan berkala
sekali dalam 3 (tiga) bulan yang dilakukan oleh tenaga ahli mesin perusahaan,
namun untuk perawatan menyeluruh terhadap mesin dilaksanakan 1 kali dalam
setahun, perawatan ini umumnya ditangani oleh tenaga ahli mesin yang
didatangkan dari kantor pusat sesuai dengan petunjuk mesin.
Untuk perawatan mesin-mesin pendukung seperti perebusan, pemisah
brondolan buah, ban berjalan dilakukan 1 (kali) dalam sebulan, perawatan ini
sepenuhnya dilakukan tenaga ahli dari pabrik. Sedangkan untuk perawatan
peralatan administrasi seperti mesin ketik, komputer, saluran telekomonikasi
telepon, handy talki dilakukan sekali dalam tiga bulan, perawatan ini dilakukan
tenaga ahli pabrik.
Perawatan transportasi secara umum dilakukan sesuai dengan keadaan alat
transportasi tersebut, namun untuk perawatan/penggantian oli dilakukan setiap
2500 km, seluruh perawatan tersebut telah dilaksanakan oleh tenaga ahli pabrik.
Pengidentifikasian dari potensi bahaya kerja tersebut dihimpun dari setiap unit kerja,
sehingga diperoleh beberapa kejadian yang patut dianggap sebagai sumber bahaya yang
potensial. Potensi-potensi bahaya ini setiap tahunnya dianalisis bagaimana teknik dan cara
pencegahan dan mengatasinya jika kelak terjadi.
Bahaya kecelakaan kerja terjatuh diatasi dengan melaksanakan pemagaran areal kerja
pada tempat-tempat ketinggian, serta pada ketinggian-ketinggian khusus para pekerja dibantu
dengan tali pengaman, sehingga bahaya kecelakaan terjatuh dapat diminimalisir.
Tersembur minyak/air panas diatasi dengan melakukan evaluasi tekanan tabung
minyak/air secara berkala, sehingga tekanan dari tabung tersebut tidak melebihi tekanan yang
diizinkan, demikian halnya pekerja yang bekerja pada bagian ini diharuskan menggunakan alat
pelindung diri berupa helm, kaca mata, sarung tangan serta baju pelindung dada.
Terkena sengatan listrik dicegah dengan melakukan pemeriksaan berkala terhadap wayar-
wayar yang selalu bersentuhan dengan para pekerja, seperti wayar cok, demikian halnya pekerja
selalu disarankan bekerja dengan menggunakan alas kaki untuk mencegah terjadinya kontak
listrik.
Terpeleset dicegah dengan cara membersihkan seluruh ceceran oli dan cairan yang
tergenang di sekitar pabrik dan lantai-lantai kerja. Kecelakaan terlilit ban dicegah dengan cara
melengkapi ban berjalan dengan terali besi dalam lintasan ban berjalan tersebut.
Kepala terantuk dicegah dengan penggunaan helm pengaman di seluruh areal pabrik, sehingga
kemungkinan bahaya terantuk dapat dihindari, serta pada bagian-bagian kantor yang flaponnya
terlalu rendah dilakukan renovasi untuk ditinggikan.
Terkena conveyor dicegah dengan membuat pagar pada kedua sisi ban berjalan
(conveyor), atau minimal membuat pengaman besi pada kedua sisi conveyor. Demikian halnya
pekerja di sekitar conveyor disarankan menggunakan sarung tangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah diterapkan di Pabrik
kelapa Sawit Tanjung Medan seperti rekruitmen, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan,
penggunaan alat pelindung diri, papan peringatan/rambu-rambu kecelakaan kerja,
penghargaan dan sanksi, serta perawatan peralatan.
2) Jumlah pekerja yang menggunakan alat pelindung diri antara lain helm dipakai sekitar
89,48% pekerja yang seharusnya menggunakan, sarung tangan yang dipakai 72,73%
pekerja, sepatu boot dipakai 63,34% pekerja, penutup telinga dipakai 88,24% pekerja,
penahan radiasi komputer dipakai 62,50% pekerja, pelindung mulut dipakai 77,78%
pekerja, pelindung dada dipakai 53,34% pekerja yang menggunakan.
B. Saran
1. Perlunya pengawasan yang lebih baik seperti pengecekan penggunaan alat pelindung diri,
perawatan berkala pada peralatan, untuk menjamin terlaksananya program keselamatan
dan kesehatan kerja, dengan melibatkan seluruh pekerja.
2. Diperlukannya suatu penyuluhan yang lebih baik dari manajemen pabrik kelapa sawit
kepada seluruh pekerja, dengan cara mengadakan kursus singkat dengan mendatangkan
ahli keselamatan dan kesehatan kerja, serta melakukan simulasi pencegahan kecelakaan
kerja di lingkungan pabrik.
3. Perlunya menghitung volume bak penampungan tandan buah segar sesuai dengan
besarnya volume tandan buah segar yang diterima pabrik setiap harinya, penambahan
penerangan di lokasi tersebut. Serta memperbaiki seluruh jaringan komputer/printer
untuk memastikan tidak ada kabel yang terkelupas dan servis dilakukan pada saat seluruh
listrik telah dimatikan.