Percobaan ! Imobilisasi Enzim Dan Sel
Percobaan ! Imobilisasi Enzim Dan Sel
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Sekam padi adalah kulit yang membungkus butiran beras, dimana kulit padi
akan terpisah dan menjadi limbah atau buangan. Abu sekam padi apabila dibakar
secara terkontrol pada suhu tinggi sekitar (500 600 oC) akan menghasilkan abu
silika yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai proses kimia (Prasetyoko, 2001).
Sel atau enzim imobilisasi adalah suatu sel yang secara fisik terlokalisasi/terjerat
pada suatu daerah tertentu. Sel/enzim tersebut tetap mempunyai aktivitasnya
sebagai biokatalisator/katalis, serta sel/enzim tersebut dapat dipergunakan secara
terus menerus dan sangat penting untuk proses berkesinambungan.
2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara imobilisasi enzim amilase secara penyarapan fisik
menggunakan bahan pengamobil limbah abu sekam padi?
3 Tujuan Percobaan
Mempelajari cara imobilisasi enzim amilase secara penyarapan fisik
menggunakan bahan pengamobil limbah abu sekam padi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aktivitas -amilase dapat diukur berdasarkan penurunan kadar pati yang larut,
kadar dekstrin yang terbentuk, dan pengukuran viskositas atau jumlah gula
pereduksi yang terbentuk. Pati bereaksi secara kimiawi dengan iodium, reaksi ini
terlihat sebagai warna biru-kehitaman. Warna ini terjadi bila molekul iodium
masuk ke dalam bagian yang kosong pada molekul zat pati (amilosa) yang
berbentuk spiral. Bila zat pati ini telah diuraikan menjadi maltosa atau glukosa,
warna biru tidak terjadi karena tidak adanya bentuk spiral (Lay, 1994).
Enzim amobil dapat diartikan sebagai enzim yang tidak larut air, terjerat, tak
gerak dan enzim matriks-penyangga. Suatu enzim yang secara fisik maupun
kimia tidak bebas bergerak sehingga dapat dikendalikan atau diatur kapan enzim
harus kontak dengan substrat. Imobilisasi enzim adalah suatu proses di mana
pergerakan molekul enzim ditahan pada tempat tertentu dalam suatu ruang
reaksi kimia yang dikatalisnya (Mappiratu, 2017).
Salah satu kelebihan enzim amobil adalah dapat digunakan secara continu atau
dapat digunakan secara berulang. Penggunaan berulang tersebut akan berakibat
terhadap penurunan aktivitas yang disebabkan karena terlepasnya enzim dari
permukaan karier untuk imobilisasi secaara fisik. Aktivitas enzim pada sekian
kali penggunaan dibagi dengan aktivitas enzim awal dinyatakan sebagai retensi
aktivitas (Tim Dosen Imobilisasi Enzim dan Sel, 2017).
2.4 Imobilisasi Enzim Metode Penyerapan Fisik
Imobilisasi enzim secara penyerapan fisik termasuk salah satu metode atau
teknik imobilisasi yang sangat sederhana. Bahan pengamobil dapat berupa bahan
organik seperti selulosa, kitin, kitosan, karbon aktif, bahan anorganik seperti
silica gel, batu merah, pasir dan abu sekam padi. Teknik pelaksanaannya dapat
berlangsung dalam kolom kromatografi adsorpsi dan dapat pula berlangsung
dalam kolom penyaringan vakum. Enzim diimobilisasi dapat berupa enzi bentuk
padat maupun enzim bentuk cair, baik kasar (enzim kasar) maupun murni. Untuk
tujuan produksi, enzim yang diimobilisasi pada umumnya adalah enzim kasar
dalam bentuk cair atau bentuk koagulasi dan bentuk padat. Imobilisasi secara
penyerapan memungkinkan bahan pengamobilnya mencapai kejenuhan. Hal ini
dapat dimonitoring melalui analisis kadar protein cairan yang melawati bahan
pengamobil (Tim Dosen Imobilisasi Enzim dan Sel, 2017)
2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan pati
1%, larutan iodium 1%, enzim -amilase, kertas saring, tissue,
alummunium foil, kertas label, akuades dan abu sekam padi.
3 Prosedur Kerja
Perlakuan pertama pada percobaan ini adalah imobilisasi enzim amilase dengan
abu sekam padi. Abu sekam padi ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke
dalam corong Buchner. Enzim amilase bentuk cair sebanyak 2,5 mL
ditambahkan air senyak 2,5 mL dan dicampurkan dengan abu sekam padi di atas
corong Buchner dan disaring hingga kering. Ditimbang enzim amobil yang
dihasilkan dan ditentukan rendemennya menggunakan persamaan rendemen
enzim amobil, serta simpan untuk dilakukan pengujian aktivitas. Diukur kadar
protein filtrate menggunakan metode spektrofotometri.
1 Hasil Pengamatan
1 Imobilisasi Enzim -Amilase Dengan Abu Sekam Padi
No Perlakuan Hasil
1. Berat enzim amilase 6,156 gram
2. Berat enzim amobil 10,878 gram
Keterangan
Tabung reaksi A = larutan pati 1% + enzim amilase
Tabung reaksi B = larutan pati 1% + enzim amilase amobil
Tabung reaksi C = larutan pati 1% + akuades
2 Pembahasan
Immobilisasi enzim merupakan perubahan enzim dari keadaan bergerak yang
larut dalam air menjadi keadaan tak bergerak yang tidak larut air. Immobilisasi
enzim dapat mencegah difusi enzim ke dalam campuran reaksi dan
mempermudah memperoleh kembali enzim tersebut dari aliran produk dengan
teknik pemisahan padat atau cair yang sederhana. Teknik pelaksanaanya dapat
berlangsung berlangsung dalam larutan yang dilanjutkan dengan penyaringan
vakum. Salah satu kelebihan enzim amobil adalah dapat digunakan secara
kontinu atau dapat digunakan secara berulang (Palmer, 1991).
Pada percobaan ini digunakan enzim -amilase dan abu sekam padi sebagai
pengamobilnya. Imobilisasi enzim amilase dilakukan dengan teknik
pencampuran dimana mengunakan corong buchner sebagai penyerapnya.
Corong buchner memiliki prinsip kerja yaitu memisahkan endapan dari
pelarutnya atau cairan dari residunya dengan cara menyedot udara didalam
corong dengan pump buchner atau pompa vakum sehingga tekanan didalamnya
lebih kecil daripada yang didalamnya, yaitu hampir sama dengan nol dan air
yang ada dalam corong dapat menetes serta dapat menghasilkan filtrat yang
lebih banyak dan residu atau ampasnya dapat tetap ditinggalkan didalam corong
tersebut. Sedangkan enzim -amilase memiliki pola kerja yaitu menghidrolisis
ikatan -1,4 glikosidik di bagian dalam molekul substrat.
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa Nilai absorbansi tabung A dengan
penambahan enzim bebas yaitu 0,027, tabung B dengan penambahan enzim
amobil yaitu 0,031 dan tabung C tanpa penambahan enzim yaitu 0,105.
Penentuan aktivitas enzim amobil dapat dilakukan melalui selisih nilai serapan
awal tanpa enzim dengan serapan setelah penambahan enzim. Sehingga
diperoleh aktivitas enzim untuk tabung A adalah 0,078 gram/menit dan tabung B
adalah 0,074 gram/menit. Dari data tersebut diketahui bahwa aktivitas enzim
setelah diimobilisasi hanya sedikit mengalami penurunan aktivitas. Menurut
Mappiratu (2017), aktivitas enzim diadsorbsi pada permukaan (fisik) tidak
mengalami perubahan aktivitas enzim yang disebabkan karena tidak berubahnya
konformasi dan pusat aktif enzim. Jadi, hasil yang kami peroleh telah sesuai
dengan literatur karena selisih dari aktivitas enzim bebas dan enzim amobil tidak
mengalami penurunan aktivitas yang signifikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Imobilisasi enzim -amilase secara penyerapan fisik menggunakan bahan
pengamobil limbah abu sekam padi didasarkan pada proses adsorpsi atau
penyerapan.
2. Nilai absorbansi tabung A dengan penambahan enzim bebas yaitu 0,027,
tabung B dengan penambahan enzim amobil yaitu 0,031 dan tabung C tanpa
penambahan enzim yaitu 0,105.
3. Rendemen yang dihasilkan untuk enzim -amilase amobil dengan bahan
pengamobil abu sekam padi yaitu 97,5080%.
4. aktivitas enzim untuk enzim amilase adalah 0,078 mL/menit dan enzim
amilase amonil adalah 0,074 mL/menit
2 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan maka disarankan saat melakukan
praktikum agar memerhatikan suhu dan waktu saat melakukan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, M. S. dan Waliuddin, A. M. 1996. Effect of Rice Husk Ash on High Strength
Concrete.Construction and Building Materials. 10 (1):521 526
Mappiratu. 2017. Kuliah Imobilisasi Enzim dan Sel. Jurusan Kimia Fakultas MIPA
UNTAD. Palu
Tim Dosen Imobilisasi Enzim dan Sel. 2017. Penuntun Praktikum Imobilisasi Enzim
dan Sel. FMIPA UNTAD. Palu
LAMPIRAN
1. Analisa Data
a). Imobilisasi Enzim -amilase dengan Abu Sekam Padi
Diketahui :
Berat enzim = 6,156 gram
Berat enzim amobil = 10,878 gram
Berat abu sekam padi = 5 gram
10,878 gr
= x 100
6,156 gr +5 gr
= 97,5080 %
b). Penentuan Antivitas Enzim -amilase Amobil
Diketahui :
Absorbansi awal tanpa enzim (tabung C) = 0,105
Absorbansi setelah penambahan enzim amilase bebas (tabung A) = 0,027
Absorbansi setelah penambahan enzim amilase amobil (tabung B) = 0,031
Aktivitas enzim amobil = nilai serapan awal tanpa enzim (tabung C) nilai
serapan setelah penambahan enzim (tabung A dan
B)