Anda di halaman 1dari 12

Profil

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dibidang pelayanan kesehatan, sudah menjadi tuntutan masyarakat terhadap akses pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terstandar, sehingga sudah menjadi kelajimam apabila sebagian
masyarakat mencari pelayanan kesehatan secara lintas negara ataupun lintas benua untuk dapat
menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terstandar, tidak cukup hanya dengan
penyedian sarana dan prasarana kesehatan yang lengkap dan modern. Salah satu hal yang paling
rumit justru berupa penyediaan sumber daya manusia sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan tersebut. Oleh karena itu dalam menghadapapi globalisasi ini, perlu dipersiapkan
tenaga kesehatan yang betul-betul profesional dengan kompetensi berstandar internasional.
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, harus dimulai dengan
pemberdayaan organisasi profesi, karena organisasi profesi memiliki fungsi dan tanggung jawab
penuh baik terhadap perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang profesinya, maupun
terhadap pembinaan profesionalisme para anggotanya.

Eksistensi Profesi Perawat Anestesi di Indonesia sudah berjalan cukup lama dan mendapat
pengakuan dari masyararakat. Ikatan Perawat Anestesi Indonesia sebagai wadah profesi perawat
anestesi dalam menghadapi berbagai issue profesi baik dalam lingkungan internal dan eksternal
maupun dalam skala lokal dan global memerlukan legislasi profesi yang bertujuan melindungi
profesi dan masyarakat dari pelayanan kesehatan yang substandar. Legislasi profesi kesehatan
hanya dapat diberikan kepada profesi yang telah memiliki standar profesi yang disahkan oleh
Menteri Kesehatan.

Tujuan

Profil Profesi Perawat Anestesi wajib dijadikan sebagai sarana untuk mensosialisasikan
eksistensi organisasi profesi perawat anestesi diseluruh Indonesia dalam menjalankan tugas
profesinya secara baik serta sebagai dasar dilakukannya legislasi terhadap profesi perawat
anestesi.

Profil ini khusus dimaksudkan sebagai :

1. Sebagai acuan bagi para praktisi anestesi terutama dalam mensosialisasikan peningkatkan
mutu kompetensinya untuk digunakan dalam koordinasi pelayanan dan menyatukan
usahanya dalam perkembangan dari suatu praktik yang berkualitas.
2. Membantu organisasi profesi dalam melakukan penilaian terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh anggotanya.
3. Membantu masyarakat untuk memahami apa yang diharapkan dari praktisi anestesi
4. Melindungi profesi dan masyarakan dari pelayanan kesehatan yang sub standar.

Pengertian

1. Ikatan Perawat Anestesi Indonesia adalah organisasi profesi perawat anestesi yang bebas
pajak, dibentuk atas keinginan perawat anestesi sebagai wadah untuk mengelola kepentingan
untuk anggotanya atau sebagai mandataris dari perawat anestesi di seluruh Indonesia.
2. Perawat anestesi adalah perawat yang telah diberi pendidikan formal secara teoritis dan
praktek dalam bidang anestesi dan berkompetensi untuk melakukan pelayanan dalam
pelayanan anestesi.
3. Anggota biasa adalah perawat anestesi yang telah Lulus Program Pendidikan Perawat
Anestesi seperti Akademi Anestesi, Program DIII Keperawatan Anestesi, Program Ahli
Madya Perawat Anestesi dan memenuhi semua peraturan, pedoman, standar-standar atau
kualifikasi lainnya sesuai dengan anggaran dasar dan rumah tangga organisasi.
4. Anggota luar biasa adalah perawat yang telah mendapat pelatihan anestesi atau
berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi serta memenuhi semua peraturan,
pedoman, standar-atandar atau kualifikasi lainnya sesuai dengan anggaran dasar dan rumah
tangga organisasi.

Batasan dan Ruang Lingkup Praktik Perawat Anestesi dan Reanimasi

Perawat Anestesi memberikan pelayanan anestesi dan reanimasi dalam 4 ( empat ) kategori
umum yaitu :

a. Persiapan dan evaluasi pra-anestesi.

b. Induksi, pemeliharaan, dan emergence anestesi.

c. Perawatan pasca anestesi.

d. Fungsi bantuan klinis dan perianestesi.

Perawat anestesi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya pada keadaan :

A. Pemberian anestesi pada operasi / tindakan diagnostik elektif :

1. Pasen status fisik ASA 1 dan 2. dengan penyakit penyerta minimum.


2. Pembedahan yang diramal tidak sulit.
3. Pembedahan bukan pada rongga dada dan rongga kepala.
B. Pemberian anestesi pada operasi darurat.

1. Pembedahan untuk penyelamatan nyawa.


2. Pasen tidak mungkin dirujuk.
3. Status fisik tidak dibatasi.

C. Unit Emergensi.

1. Resource Person untuk tindakan Resusitasi Kardio-Pulmonal.


2. Berpartisipasi dalam tindakan gawat darurat yang lain.
3. Supervisi dalam tindakan perawatan emergensi.

D. Unit Perawatan Intensive / Recovery Room.

1. Supervisi pada perawatan intensive bedah.


2. Supervisi dalam perawatan diruangan recovery.

Kualifikasi Pendidikan

Institusi Pendidikan Perawat anestesi bertujuan untuk mempersiapkan para perawat anestesi
untuk mampu berpartisipasi dalam pelayanan anestesi khususnya untuk melaksanakan peran dan
fungsinya dalam melaksanakan perawatan anestesi, perawatan pernapasan, tindakan resusitasi
jantung paru dan penanggulangan keadaan darurat lainnya.

Kualifikasi pendidikan perawat anestesi di Indonesia adalah Program Pendidikan Akademi


Anestesi dan dan D III Keperawatan Anestesi, dan lamanya program pendidikan ini adalah
selama 3 (tiga) tahun. Program pendidikan ini dimulai sejak tahun 1966 umumnya mahasiswa
yang masuk pendidikan ini adalah Perawat yang mendapat tugas belajar dari instansinya
diseluruh Indonesia.

Dasar Hukum

1. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI. tahun 1992
nomor 100, Tambahan Lembaran Negara nomor 3495);
2. Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Visi dan Misi Organisasi IPAI

1. Visi Organsasi IPAI.


Menjadi organisasi profesi perawat anestesi yang mampu mengemban tugas pelayanannya
dan diakui oleh masyarakat dan profesi lain baik dalam bidang pelayanan kesehatan maupun
di luar bidang kesehatan, baik secara nasional maupun internasional,serta melaksanakan
tujuan organisasi untuk kepentingan masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan,
khususnya melalui pelayanan anestesi yang berkualitas dan aman, dan memberikan tuntunan
dan kesejahteraan bagi anggotanya.

2. Misi Organisasi IPAI.

1. Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tujuan organisasi.


2. Memelihara dan meningkatkan kualitas pelayanan dari perawat anestesi demi
kepentingan masyarakat
3. Merumuskan dan menetapkan berbagai pernyataan posisi, pedoman praktik dan standar
praktik serta Kode Etik Profesi Perawat Anestesi dan ketentuan-ketentuan lain yang
berhubungan dengan hal tersebut, termasuk pendidikan berkelanjutan untuk perawat
anestesi
4. Berpartisipasi dan berperan aktif dalam usaha peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
secara nasional maupun internasional khususnya dalam pelayanan anestesi oleh perawat
anestesi.

3. Tujuan organisasi :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan anestesi yang bermutu tinggi terhadap pelayanan pada
klien secara terus-menerus.
2. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan anestesiologi.
3. Mengembangkan dan meningkatkan standar pendidikan dalam bidang perawat anestesi.
4. Mengembangkan dan meningkatkan standar praktek dalam bidang pelayanan anetesi.
5. Menciptakan kerjasama yang efektif antara perawat anestesi, dokter ahli anestesi, profesi
keperawatan, rumah sakit, dan pihak lain yang mewakili kepentingan masyarakat
terhadap perawat anestesi.
6. Menerbitkan jurnal ilmu pengetahuan, bulletin, dan lainnya yang berhubungan dengan
organisasi.
7. Mengakses berbagai sumber data informasi untuk pengembangan profesi
8. Mendukung pengembangan SDM perawat anestesi untuk pendidikan lanjutan dalam
bidang anestesi.
9. Memberikan petunjuk dan arahan kepada para anggota berkenaan dengan kebijakan
pemerintah yang berkaitan dengan legislasi dan regulasi.
10. Memperjuangkan kesejahteraan bagi para anggotanya.
4. Gambaran Singkat Ikatan Perawat Anestesi Indonesia.
Organisasi Perawat Anestesi Indonesia awalnya bernama IKLUM AKNES yang merupakan
singkatan dari Ikatan Alumni Akademi Anestesi, dibentuk atas prakarsa Bapak Amien Yusuf
BSc. An ( Alm ) bersama dengan Bapak Drs I. Ketut Sangke, BSc. An, SH pada tahun 1980
sebagai wadah para alumnus Akademi Anestesi Dep. Kes. R.I. Jakarta yang tersebar
diseluruh Indonesia.

Program pendidikan perawat anestesi mengalami perubahan antara lain :

1. Program Pendidikan Akademi Anestesi ( tahun 1966 s/d 1986):


Pendidikan ini terwujud atas usul dari para alumnus Penata Anestesi dengan alasan :
pendidikan yang lamanya 2 tahun itu tidak memberikan civil efect dalam sistem
penggajian maupun golongan kepegawaian bagi para lulusannya setelah mereka kembali
bekerja diinstansi mereka masing-masing. Usul ini ditanggapi positif oleh Depkes. sehingga
terjadi perubahan program pendidikan yang dikenal dengan Program pendidikan Akademi
Anestesi Depkes RI. yang merupakan program pendidikan yang menerima calon mahasiswa
yang berasal dari lulusan Perawat yang telah berpengalaman kerja minimum 1 tahun.
Kurikulum teori dan praktik menyerupai kurikulum program pendidikan dokter spesialis
anestesi, dan lamanya program pendidikan ini adalah selama 3 (tiga) tahun. Program ini
dimulai sejak tahun 1966 s/d 1986 dan umumnya mahasiswa yang masuk pendidikan ini
adalah Perawat yang mendapat tugas belajar dari instansi diseluruh Indonesia. Dalam periode
ini juga masih banyak rumah sakit pemerintah yang menyelenggarakan kursus Perawat
Anestesi selama satu tahun untuk memenuhi kebutuhan tenaga anestesi dirumah-sakit
terutama didaerah diluar pulau Jawa.

Isi Program : Akademi Anestesi.

Teori : Ilmu Keperawatan 10 % - Ilmu Sosial 10 % Ilmu Anestesi & Medis 80 %

Praktik : Anestesi, Emergency, ICU, mulai dari semester I sampai VI.

2. Program Pendidikan Akademi Keperawatan Anestesi / Pendidikan Ahli Madya


Keperawatan Anestesi (tahun 1987 s/d 2006 ) :
Program ini dimulai sejak tahun 1987 s/d 2006. Dalam program ini diberikan 8 SKS teori
anestesi dan program pelatihan / praktik anestesi selama 6 (enam) bulan.

Isi Program : Akpernes / Ahli Madya Keperawatan Anestesi.

Teori : Ilmu Keperawatan 80 % - Ilmu Sosial 10 % Ilmu Anestesi 10 %

Praktik : Keperawatan dan ditambah praktik Anestesi selama 1 ( satu ) Semester.


Namun akibat terjadinya perubahan nama program pendidikan dan juga kurikulum
pendidikan Perawat Anestesi pada tahun 1985, dari Akademi Anestesi menjadi Akademi
Keperawatan Anestesi, maka Dewan Pengurus Pusat IKLUM AKNES mengambil inisiatif
untuk mengadakan Musyawarah Nasional guna merubah nama organisasi yang dapat
menjadi wadah seluruh alumni program Pendidikan Perawat Anestesi, karena IKLUM
AKNES itu hanya menjadi wadah Alumni Akademi Anestesi, sedangkan alumni program
Akademi Keperawatan Anestesi tidak terakomodasi dalam organisasi ini. Maka pada tanggal
01 Oktober 1986 organisasi IKLUM AKNES dirubah namanya menjadi IKATAN
PERAWAT ANESTESI INDONESIA ( IPAI ).

Saat ini IPAI merupakan satu-satunya organisasi profesi Perawat Anestesi yang sah dan
berbadan hukum di Indonesia, yang memiliki 5 ( lima ) Dewan Pimpinan Wilayah yaitu :

Wilayah I : Pulau Sumatera.


Wilayah II : Pulau Jawa.
Wilayah III : Pulau Bali, NTB dan NTT.
Wilayah IV : Pulau Kalimantan.
Wilayah V : Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua Barat.

Secara nasional IPAI memiliki 30 ( tiga puluh ) Dewan Pimpinan Daerah yang
merepresentasikan 30 ( tiga puluh ) Propinsi diseluruh Indonesia dengan jumlah anggota
sebanyak 1700 orang.

IPAI dibentuk sebagai organisasi Perawat Anestesi yang anggotanya memiliki komitmen
terhadap peningkatan standar pendidikan dan standar praktik Perawat Anestesi di Indonesia guna
peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat serta keanggotaannya serta tidak
membedakan warna kulit, suku bangsa, agama, jenis kelamin dan status sosial.

Organisasi Ikatan Perawat Anestesi Indonesia (IPAI) merupakan organisasi yang profesional
sebagai sarana untuk mengembangkan kepentingan anggotanya, bergaul dengan masyarakat,
menjaga hubungan dengan bagian-bagian di luar pelayanan kesehatan.

Organisasi IPAI direncanakan dan didirikan oleh para anggota untuk mencapai tujuan bersama
yang dapat memenuhi kebutuhan dan bermanfaat bagi diri mereka sendiri. Organisasi IPAI akan
membantu dan menjalankan mandat dari para anggota, oleh karena itu, tujuan organisasi harus
didasarkan pada prinsip-prinsip dasar, filosofi, dan nilai-nilai keanggotaan.

Organisasi IPAI, tidak terpisah dari struktur pokok dari norma-norma dan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat, seperti dinyatakan oleh para ahli, bahwa profesi itu ada hanya apabila ada
pengakuan dari masyarakat, artinya hak-hak untuk berpraktek dan hak-hak istimewa yang
diberikan kepada profesi itu selama masyarakat masih mengakuinya. Oleh karena itu dalam
melaksanakan tugasnya organisasi IPAI harus mencerminkan keseimbangan antara kepentingan
anggota dan kepentingan masyarakat. Untuk kedua hal inilah organisasi profesi IPAI bekerja
dengan rasa percaya diri dan tanggung jawab .

Dewan Pimpinan Pusat Organisasi berdomisili di Ibukota Negara, dengan alamat : Unit Bedah
Sentral RSAB. Harapan Kita, Jalan Letjen S.Parman Kav. 87 Jakarta Barat 11420, Telepon
(021)-5668280 psw. 1313, Fax. (021)-54213046 HP. 0817711860, dan sejak bulan Juni 2006
secara resmi menjadi anggota ke 34 dari IFNA ( International Federation of Nurse Anesthetists ).

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

Pengantar

Rumusan Standar Kompetensi Perawat Anestesi di Indonesia telah disusun oleh anggota Ikatan
Perawat Anestesi yang berasal dari berbagai institusi Rumah Sakit di seluruh Indonesia baik
swasta maupun rumah Sakit Pemerintah melalui hasil kajian berdasarkan kebutuhan wilayah
diseluruh Indonesia baik pada tatanan Pusat maupun daerah.

Berdasarkan pertemuan pengurus baik ditingkat Pusat maupun ditingkat regional dalam bentuk
Musyawarah Nasional maupun Musyawarah Kerja Regional disepakati bahwa Standar
Kompetensi ini merupakan kemampuan minimal yang dimiliki oleh seorang Perawat Anestesi
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai praktisi anestesi. Standar Kompetensi ini
disesuaikan dengan Sistim Kesehatan Nasional, Pedoman Penyusunan Standar Profesi Depkes,
dengan mempertimbangkan Standar Pelayanan Anestesi dan Reanimasi di Rumah Sakit yang
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.

Standar Kompetensi Perawat Anestesi Indonesia di sahkan melalui Musyawarah Nasional Luar
Biasa Ikatan Perawat Anestesi Indonesia dan ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan Nomor :
10/MUNAS IV/IPAI/6/2006, tanggal 11 Juni 2006 tentang Pengesahan Standar Profesi
Perawat Anestesi Indonesia tahun 2006.

Tugas pelayanan anestesi yang dilaksanakan oleh Perawat Anestesi didasarkan kepada ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang anestesi dalam upaya pengobatan penyakit, pemulihan
kesehatan secara menyeluruh. Tugas pelayanan anestesi hanya dapat dilakukan oleh praktisi
anestesi yang memiliki keahlian dan kewenangan berdasarkan pada Standar Profesi yang telah
ditetapkan yang akan terus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pelayanan anestesi diinstitusi
rumah sakit di seluruh Indonesia.
Perawat Anestesi harus memiliki kompetensi, sebagai berikut:

Kode Judul Unit Kompetensi


PA.TM.A A. ASUHAN KEPERAWATAN PRE ANESTESI
PA.TM.A.01 1. Mampu melakukan anamnesa riwayat kesehatan klien.
PA.TM.A.02 2. Melakukan pemeriksaan dan penilaian status fisik klien.
PA.TM.A.03 3. Melakukan pengecekan persiapan administrasi klien
PA.TM.A.04 4. Melakukan analisa hasil pengkajian dan merumuskan masalah /
diagnosa keperawatan.
PA.TM.A.05 5. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pre anestesi.
PA.TM.A.06 6. Mampu melaksanakan tindakan perawatan pre anestesi.
PA.TM.A.07 7. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan perawatan pre
anestesi
PA.TM.A.08 8. Mempersiapkan klien dan keluarga dalam pelaksanaan pendidikan
kesehatan
PA.TL.B B. TINDAKAN INTRA ANESTESI
PA.TL.B.01 1. Mampu membuat perencanaan teknik anestesi .
PA.TL.B.02 2. Mampu melaksanakan teknik anestesi .
PA.TL.B.03 3. Mampu melakukan pemasangan alat monitoring invasif dan non-
invasif
PA.TL.B.04 4. Mampu melakukan intubasi.
PA.TL.B.05 5. Mampu melakukan pemberian obat anestesi .
PA.TL.B.06 6. Mampu melakukan pemberian obat tambahan dan cairan sesuai
kebutuhan klien .
PA.TL.B.07 7. Mampu mengidentifikasi kebutuhan posisi fisiologis normal selama
tindakan pembedahan.
PA.TL.B.08 8. Mampu mengatasi gangguan yang timbul akibat anestesi dan atau
pembedahan .
PA.TL.B.09 9. Mampu melakukan pemeliharaan jalan nafas selama masa intra
anestesi
PA.TL.B.10 10. Mampu melakukan pemasangan alat ventilasi mekanik
PA.TL.B.11 11. Mampu melakukan pemasangan alat nebulizer
PA.TL.B.12 12. Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisi gawat
darurat di meja operasi.
PA.TL.B.13 13. Mampu melaksanakan tindakan pengakhiran anestesi.
PA.TL.B.14 14. Mampu melakukan pencegahan komplikasi pengakhiran anestesi.
PA.TL.B.15 15. Mampu mengatasi komplikasi pengakhiran anestesi
PA.TL.B.16 16. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan intra anestesi.
PA.TM.C. C. ASUHAN KEPERAWATAN PASCA ANESTESI

PA.TM.C.01 1. Mampu menentukan kebutuhan perawatan lanjutan pasca anestesi


regional.
PA.TM.C.02 2. Mampu menentukan kebutuhan perawatan lanjutan pasca anestesi
umum
PA.TM.C.03 3. Mampu melakukan kolaborasi pada tindakan manajemen nyeri.
PA.TM.C.04 4. Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisi gawat
darurat di ruang pemulihan (RR)
PA.TM.C.05 5. Mampu melakukan perawatan pasca anestesi pada klien dengan
tindakan anestesi regional
PA.TM.C.06 6. Mampu melakukan perawatan anestesi pada klien dengan tindakan
anestesi umum.
PA.TM.C.07 7. Mampu menentukan kondisi klien pasca anestesi untuk pindah ke
ruang perawatan
PA.TM.C.08 8. Mampu berkolaborasi dalam melakukan asuhan keperawatan pasca
anestesi.
PA.TM.C.09 9. Mampu mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan.

Catatan : Kompetensi dengan nomor kode PA.TL.01 s/d PA.TL.08 merupakan tugas pelimpahan
dari Dokter Anestesi sesuai dengan Standar Pelayanan Anestesi dan Reanimasi Kepmenkes No.
779 Tahun 2008 Tentang Standar Umum Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah
Sakit

BAB III

KODE ETIK

Tanggung jawab utama perawat anestesi dan reanimasi adalah memberikan dan berpartiisipasi
dalam penyediaan jasa pelayanan anestesi dan perawatan lanjutan khusus terhadap klien yang
membutuhkan anestesi, perawatan sistem pernapasan, resusitasi jantung paru, perawatan intensif,
perawatan terapi nyeri, perawatan gawat darurat di rumah sakit dan dilapangan.

Pelayanan anestesi dan reanimasi memadukan ilmu perilaku dan ilmu biologi dalam praktik
pada saat berhubungan dengan klien dan keluarga.

Isi paktik perawat anestesi adalah penghormatan asas kehidupan. Martabat dan hak-hak
manusia, tidak dibatasi oleh pertimbangan kewarganegaraan, ras , agama, warna kulit, usia, jenis
kelamin, politik dan status sosial.
Tujuan kode etik adalah untuk mengetahui kesepakatan profesi tentang tanggung jawab dan
kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dan memahami kebutuhan bangsa Indoensia dalam
kode etik ini.

Kode Etik Perawat Anestesi Indonesia terbentuk dari dalil bahwa sebagai tenaga kesehatan yang
professional perawat anestesi dan reanimasi harus berjuang secara perorangan atau organisasi
untuik mengikuti standar etika yang sangat tinggi.

A. Konsep Etika

I. Perawat Anestesi Reanimasi dan Masyarakat

a. Tanggung jawab utama perawat anestesi reanimasi terhadap masyarakat yang membutuhkan
pengobatan dan perawatan anestesi reanimasi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
Indonesia, yang mana nilai tradisi dan keyakinan spiritual seseorang sangat dihormati.

b. Perawat anestesi reanimasi melindungi hak privasi klien dengan menjaga rahasia pribadi klien
dari orang-orang yang tidak berhak mengetahui, kecuali karena sesuatu hal diperlukan oleh
pengadilan.

c. Perawat anestesi reanimasi menjaga integritas pribadi, bertindak untuk melindungi pasien dari
tindakan yang tidak etis atau illegal dari seseorang, dan perawat anestesi reanimasi mempunyai
kebebasan berbicara pada saat berhubungan dengan klien dan semua anggota tim dalam
perawatan pasien.

II. Perawat Anestesi Reanimasi dan Praktek

a. Perawat Anestesi reanimasi memberikan pelayanan menurut martabat manusia dan


keunikan klien, yang tidak dibatasi oleh pertumbuhan sosial ekonomi, status, sifat pribadi
dan problem kesehatan yang mendasar.

b. Perawat anestesi reanimasi secara berkesinambungan menunjukan tingkat kemampuan yang


tinggi. Kemampuan merupakan gabungan penilaian pengetahuan profesional, kemampuan
teknologi dan kemampuan antar pribadi yang dimiliki seseorang.

c. Perawat anestesi reanimasi bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan profesi seseorang
dan mendukung hak-hak klien.

III. Perawat Anestesi Reanimasi dan Lembaga Sosial & Masyarakat

a. Perawat anestesi reanimasi memiliki dualisme, kewajiban terhadap lembaga sosial &
masyarakat. Sebagai tenaga profesional yang memiliki izin untuk memberikan pelayanan
perawatan kesehatan khusus dan sebagai anggota lembaga sosial & masyarakat ditempat
tinggalnya.

b. Perawat anestesi reanimasi berpartisipasi dalam upaya profesi untuk melindungi masyarakat
umum dari kesalahan informasi dan kebohongan serta menjaga integritas profesi.

c. Perawat anestesi reanimasi bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan warga masyarakat
dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan nasional.

IV. Perawat Anestesi Reanimasi dan Mitra Kerja

a. Perawat anestesi reanimasi membina hubungan kerjasama antar perawat anestesi, dokter
anestesi dan tenaga profesi lain yang terkait.

b. Perawat anestesi reanimasi melayani rekan dan teman kerja dengan kejujuran, konsisten,
saling percaya, saling asah, saling asuh dan dalam kesederhanaan.

V. Perawat Anestesi Reanimasi dan Profesi

a. Perawat anestesi reanimasi memainkan peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar yang di inginkan pada praktik dan pendidikan perawat anestesi reanimasi

b. Perawat anestesi reanimasi berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung kesinambungan


pengembangan bidang pengetahuan profesi.

c. Perawat anestesi reanimasi melindungi hak-hak pasien, binatang yang dipakai dalam proyek
penelitian dan melakukan proyek sesuai dengan standar penelitian, etika dan pelaporan umum.

d. Perawat anestesi reanimasi berpartisipasi dalam upaya profesi untuk menetapkan dan menjaga
kondisi kerja yang kondusif terhadap perawat anestesi reanimasi yang bermutu.

B. Penerapan Kode Etik

Kode etik ini merupakan pedoman tindakan yang didasarkan pada nilai dan kebutuhan
masyarakat. Tujuan kode etik ini akan tercapai apabila dipahami, diinternalisasikan, dan
digunakan dalam setiap aspek pekerjaan para perawat anestesi.

BAB IV

PENUTUP
Dengan telah disusunnya Profil Profesi Perawat Anestesi Indonesia sebagai sarana untuk
mensosialisasikan kebedaan Organisasi Profesi Perawat Anestesi baik dalam menjalankan tugas
maupun tanggung jawab profesi secara baik, maka diharapkan penyelenggaraan pemberian
layanan anestesi bagi seluruh masyarakat Indonesia dapat berjalan secara baik dan aman,
sehingga akan mendukung dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dan pengembangan
tenaga kesehatan khususnya perawat anestesi dimasa yang akan datang.

Keberhasilan pelayanan anestesi oleh perawat anestesi sangat ditentukan dari pencapaian kualitas
standar profesi meliputi standar kompetensi dan kode etik profes iyang telah ditetapkan, oleh
karena itu pemahaman isi standar profesi bagi seluruh anggota profesi Ikatan Perawat Anestesi
Indonesia menjadi suatu keharusan yang perlu ditaati.

Evaluasi dalam rangka penilaian terhadap substansi dan pelaksanaan dari bagi seluruh perawat
anestesi Indonesia, akan senantiasa ditinjau dan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam
jangka waktu sesuai dengan yang dibutuhkan, dimana penyempurnaannya akan terus disesuaikan
dengan perubahan yang terjadi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
anestesiologi.

Anda mungkin juga menyukai