Anda di halaman 1dari 12

No.

ISSN: 0852-6184
Volume 33, No. 2
EDITORIAL Edisi November, 2015
Sejawat Profesional Kesehatan yang kami hormati,
Melalui Buletin kali ini kami mau menyapa sejawat melalui ulasan-ulasan informasi keamanan obat terkini dan juga kegiatan-
kegiatan farmakovigilans yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 ini. Pada halaman awal buletin, kami menyampaikan tindak
lanjut regulatori berupa perbaikan penandaan/informasi produk yang telah dilaksanakan oleh Badan POM RI terkait aspek kea-
manan obat yang mengandung diklofenak (sistemik) dan ketoconazole (oral). Rekomendasi ini telah dimuat dalam Buletin Beri-
ta MESO Volume 33 No.1 Edisi Juni 2015.
Informasi keamanan berikutnya disampaikan empat safety alert mengenai obat mengandung bromocriptine, risiko rhabdomyo-
lysis dan Neuroleptic Malignant Syndrome pada penggunaan donepezil HCl, risiko priapism pada penggunaan methylphenidate
HCl, dan risiko exfoliative dermatitis dan erythrodermic psoriasis pada penggunaan ustekinumab. Deskripsi singkat laporan
kasus efek samping obat terkait syok anafilaksis juga kami ulas agar dapat menjadi perhatian bagi sejawat sekalian.
Sebagai gambaran pemenuhan industri farmasi dalam melaksanakan farmakovigilans dan peran serta sejawat kesehatan dalam
jaminan keamanan pasien (patient safety), kami juga menyajikan profil data kumulatif industri farmasi yang telah memberikan
laporan farmakovigilans dan rumah sakit yang telah berperan dalam pelaporan efek samping obat dari tahun 2011 hingga bulan
September 2015.
Badan POM RI bekerjasama dengan Subdit Imunisasi, Ditjen P2PL, Kemenkes RI juga telah melakukan pemantauan keamanan
vaksin yang beredar di Indonesia. Pada kesempatan kali ini disampaikan ulasan mengenai Website Keamanan Vaksin yang meru-
pakan suatu media yang dirancang khusus sebagai instrumen untuk mencatat laporan dan analisa kajian Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI). Melalui website ini diharapkan pelaporan dan penyelesaian laporan KIPI dapat dilaksanakan secara cepat dan
tepat.
Badan POM RI sebagai Pusat MESO/Farmakovigilans Nasional, selain melaksanakan aktivitas farmakovigilans di Indonesia, juga
turut berperan dalam kegiatan farmakovigilans di tingkat Internasional antara lain pada tahun 2015 ikut serta dalam WHO-
UMC-HSA Inter-Regional Pharmacovigilance Training di Singapura dan 2015 APEC Harmonization Center Pharmacovigilance
Workshop and Training Program yang diselenggarakan di Korea pada tanggal 14-18 September 2015. Ulasan lengkapnya dapat
dibaca dalam buletin ini.
Demikian, semoga buletin kali ini dapat bermanfaat, selamat membaca.
Salam
Redaksi
Tindak Lanjut Regulatori Aspek Keamanan Obat Diklofenak dan Ketoconazole 2
Safety Alert: Informasi Untuk Dokter, Informasi Keamanan Obat yang Mengandung Bromocriptine 3
Safety Alert: Informasi Untuk Dokter, Donepezil HCl: Risiko Rhabdomyolysis dan Neuroleptic Malig-
4
Daftarnantisi:Syndrome (NMS)
Laporan Kasus Efek Samping Obat (ESO) Syok Anafilaksis 4-5
DAFTAR ISI

Safety Alert: Informasi Untuk Dokter, Methylphenidate Hydrochloride dan Peringatan Baru Mengenai
5
Priapism

Safety Alert: Informasi Untuk Dokter, Stelara (Ustekinumab): Risiko Exfoliative Dermatitis dan
6
Erythrodermic Psoriasis

WHO-UMC-HSA Inter-Regional Pharmacovigilance Training, Singapura, 30 September2 Oktober 2015 6


Website Keamanan Vaksin 7-8
2015 APEC Harmonization Center Pharmacovigilance Workshop and Training Program, Korea, 14-18
9
September 2015

Data Industri Farmasi yang Melakukan Pelaporan Farmakovigilans dari Tahun 2011-September 2015 10
Data Rumah Sakit yang Melaporkan ESO dari Tahun 2011September 2015 10-11
Sekilas Foto Kegiatan Farmakovigilans Tahun 2015 11
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

TINDAK LANJUT REGULATORI ASPEK KEAMANAN OBAT:


DIKLOFENAK DAN KETOCONAZOLE

Pada Buletin Berita MESO Volume 33 No.1 Edisi Juni 2015 telah dimuat informasi aspek keamanan obat
mengandung ketoconazole terkait risiko liver injury dan diklofenak terkait risiko kardiovaskular. Menindaklanjuti
informasi keamanan tersebut Badan POM RI telah melakukan tindak lanjut regulatori berdasarkan hasil Pengkajian
Aspek Keamanan Obat mengandung ketoconazole (oral) dan diklofenak (sistemik) secara komprehensif dengan
melibatkan KOMNAS POJ, Tim Ahli MESO dan klinisi terkait pada tanggal 26 Maret 2015. Untuk meminimalkan
risiko efek samping dan meningkatkan patient safety Badan POM RI memutuskan untuk mengambil tindak lanjut
regulatori sebagai berikut:
1. Perbaikan penandaan/informasi produk obat yang hilang dan sampai kultur pada media menjadi
mengandung diklofenak (formulasi sistemik). negatif.
Pengobatan profilaksis:
Posologi: 1 tablet (200 mg) sehari pada waktu makan
Dosis maksimal 100 mg per hari (dosis awal Lama pengobatan:
maksimal 150 mg sehari pada hari pertama) da- Mycosis pada kulit yang disebabkan oleh derma-
lam dosis terbagi dan dengan durasi sesingkat tophyte: 4 minggu
mungkin. Pityriasis versicolor: 10 hari
Apabila berdasarkan penilaian dokter diperlukan Mucocutaneous candidiasis: 2-3 minggu
dosis yang lebih tinggi, harus ada pertimbangan Infeksi rambut: 1 bulan
manfaat-risiko dengan baik.
Boxed Warnings:
Kontraindikasi :
Ischaemic heart disease PERINGATAN
Peripheral arterial disease Ketoconazole digunakan hanya jika terapi dengan
anti jamur lainnya tidak tersedia atau tidak toleran
Cerebrovascular disease dan pertimbangan potensi manfaat lebih besar
Congestive heart failure (New York Heart daripada risiko.
Association [NYHA] classification IIIV) Lama pengobatan tidak lebih 1 (satu) bulan. Ti-
2. Pembatasan indikasi dan lama penggunaan serta dak boleh digunakan pada pasien dengan usia di
penambahan boxed warnings untuk semua produk atas 60 tahun.
obat mengandung ketoconazole (oral).
Hepatotoksisitas
Indikasi : Hepatotoksisitas serius, termasuk kasus-kasus fatal
Diperbaiki menjadi: atau yang memerlukan transplantasi hati telah
Infeksi jamur pada kulit, rambut dan mukosa terjadi dengan penggunaan ketoconazole oral.
yang disebabkan oleh dermatophyte dan/atau Beberapa pasien yang mengalami hepatotoksisitas
ragi (dermatophytosis, pityriasis versicolor, tidak memiliki faktor risiko penyakit hati. Pasien
pityrosporum folliculitis, mucocutaneous can- yang menerima obat ini harus diinformasikan oleh
didiasis), bila infeksi ini tidak dapat diobati dokter mengenai risiko hepatotoksisitas dan harus
secara topikal karena tempat lesi tidak di per- dimonitor secara seksama.
mukaan kulit atau kegagalan pada terapi lo-
kal; Perpanjangan interval QT dan interaksi obat yang
Tidak diindikasikan untuk jamur meningitis menimbulkan perpanjangan interval QT
karena ketoconazole tidak menembus sawar Pemberian bersama obat-obat berikut dikontraindi-
darah otak dengan baik. kasikan dengan ketoconazole yaitu: dofetilide,
quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopyra-
Posologi
mide, dronedarone, ranolazine. Ketoconazole
Sehubungan dengan pembatasan indikasi, maka
dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi plas-
posologi diperbaiki menjadi:
ma obat-obat ini dan memperpanjang interval QT,
Tidak boleh digunakan untuk anak dibawah umur
terkadang menyebabkan ventricular dysrhythmias
2 tahun.
yang mengancam jiwa seperti torsades de pointes.
Dewasa:
Infeksi kulit: 1 tablet (200 mg) sekali sehari
pada waktu makan. Apabila tidak ada reaksi Tindak lanjut regulatori ini telah kami sampaikan ke
dengan dosis ini, dosis ditingkatkan menjadi 2 seluruh industri farmasi yang memiliki produk
tablet (400 mg sehari). mengandung ketoconazole (oral) dan juga diklofenak
Anak-anak: (sistemik) pada tanggal 13 Juli 2015 dan juga
Anak dengan berat badan kurang dari 15 kg : diteruskan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan
20 mg 3 kali sehari pada waktu makan asosiasi terkait untuk menjadi perhatian sejawat
Anak dengan berat badan 15-30 kg: 100 mg sekalian.
sekali sehari pada waktu makan
Anak dengan berat badan lebih dari 30 kg sa- Industri farmasi pemilik izin edar diklofenak dan
ma dengan dewasa ketoconazole harus melakukan perbaikan penandaan/
Pada umumnya dosis diteruskan tanpa interupsi informasi produk sesuai dengan informasi keamanan
sampai minimal 1 minggu setelah semua gejala terbaru tersebut di atas ke Badan POM RI.(rdh)

2
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

SAFETY ALERT
INFORMASI UNTUK DOKTER
INFORMASI KEAMANAN OBAT YANG MENGANDUNG BROMOCRIPTINE

Pada tanggal 11 Juli 2014, Europe- eklampsia atau hipertensi akibat proses
an Medicine Agency (EMA) kehamilan), hipertensi setelah melahirkan dan
merekomendasikan pembatasan masa nifas, riwayat penyakit arteri koroner atau
penggunaan bromocriptine dalam kondisi kardiovaskular berat lainnya atau
menghentikan produksi ASI. gangguan psikiatrik berat.
Bromocriptine tidak boleh Tekanan darah harus dimonitoring secara hati-
digunakan secara rutin dalam menghambat atau hati khususnya selama hari pertama terapi. Jika
menghentikan produksi ASI setelah melahirkan. Hal hipertensi, nyeri dada berat, progresif atau sakit
ini berdasarkan kajian oleh Pharmacovigilance Risk kepala yang tak kunjung reda (dengan atau
Assessment Committee (PRAC) dari data keamanan tanpa gangguan visual) atau bukti toksisitas
dan efektifitas bromocriptine yang ada menunjukkan sistem saraf pusat berkembang, pengobatan
bahwa bromocriptine efektif dalam menghambat harus dihentikan dan pasien dievaluasi segera.
laktasi tetapi hubungan antara pengobatan
Bromocriptine telah disetujui beredar di Indonesia
bromocriptine dan kejadian seperti serangan
sejak tahun 1986. Pada informasi produk telah
jantung, stroke, fits (kejang) dan gangguan
terdapat peringatan terkait risiko kardiovaskular,
psikiatrik tidak dapat dikesampingkan. Efek tersebut
psikiatrik dan neurologis termasuk kebutuhan
jarang namun berpotensi serius atau fatal.
monitoring tekanan darah secara periodik.
Walaupun beberapa informasi di atas telah Walaupun demikian dihimbau agar profesional
tercantum pada informasi produk, EMA kesehatan mempertimbangkan peringatan yang ada
merekomendasikan kepada profesional kesehatan pada label ketika meresepkan produk yang
untuk mempertimbangkan hal-hal tersebut di bawah mengandung bromocriptine.
ini dalam meresepkan bromocriptine untuk
menghambat laktasi yaitu sebagai berikut: Sampai saat ini Badan POM RI sebagai Pusat MESO/
Bromocriptine hanya digunakan secara oral Farmakovigilans Nasional belum menerima laporan
dengan kekuatan sampai 2,5 mg untuk ESO produk yang mengandung bromocriptine. Badan
menghambat laktasi bila diindikasikan secara POM RI akan secara terus menerus melakukan
medis, seperti pada kasus intrapartum loss, pemantauan aspek keamanan obat dalam rangka
kematian neonatal atau ibu dengan infeksi HIV. memberikan perlindungan yang optimal kepada
Produk dengan kekuatan 5 atau 10 mg tidak masyarakat dan sebagai upaya jaminan keamanan
diindikasikan untuk penggunaan tersebut. produk obat yang beredar di Indonesia. (rdh)
Bromocriptine tidak boleh digunakan secara rutin Daftar Pustaka:
untuk menekan laktasi atau mengurangi gejala 1. EMA. PRAC recommends restricted use of bromocriptine
for stopping breast milk production. 11 Juli 2014
nyeri setelah melahirkan dan pembengkakan 2. EMA. CMDH endorses restricted use of bromocriptine for
yang dapat diatasi dengan intervensi non stopping breast milk production. 21 Agustus 2014.
farmakologis (seperti penggunaan es) dan 3. HSA. Risk of cardiovascular, neurological and psychiatric
analgesik. adverse effect associated with bromocriptine. 26
Desember 2014.
Penggunaan dikontraindikasikan untuk pasien 4. Data Badan POM RI
dengan hipertensi tidak terkontrol, hipertensi
pada saat kehamilan (termasuk eklampsia, pre-

PESAN PENTING BAGI SEJAWAT KESEHATAN

Satu laporan efek


samping dapat
Apakah sejawat telah
membuat perbedaan
berpartisipasi
melaporkan efek
Dengan melaporkan efek samping obat, Sejawat Tena- samping obat?
ga Kesehatan membantu mencegah terjadinya efek
samping terulang pada pasien lain

3
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

SAFETY ALERT
INFORMASI UNTUK DOKTER
DONEPEZIL HCL: RISIKO RHABDOMYOLYSIS DAN
NEUROLEPTIC MALIGNANT SYNDROME (NMS)
Donepezil HCl merupakan obat donepezil HCl dengan mencantumkan kemungkinan
yang diindikasikan untuk meng- risiko rhabdomyolysis dan/atau NMS seperti yang
obati gejala demensia yang disetujui oleh Health Canada.
terkait dengan penyakit Al- Badan POM RI menyampaikan informasi ini kepada
zheimer. Pada tanggal 21 Ja- profesional kesehatan untuk meningkatkan kehati-
nuari 2015, Health Canada hatian dan sebagai pertimbangan dalam peresepan
mengeluarkan Alert dan Summary Safety Review produk obat mengandung donepezil HCl. Badan POM
untuk produk Aricept (donepezil). Peringatan baru RI menghimbau agar profesional kesehatan
telah ditambahkan pada informasi produk mengan- melaporkan apabila ditemui adanya ESO dalam
dung donepezil terkait dengan adanya 2 (dua) risiko praktek sehari-hari terkait obat ini dengan
yang jarang namun berpotensi serius yaitu kerusa- menggunakan FormKuning MESO atau dapat
kan otot (rhabdomyolysis) dan gangguan neurologis melaporkan secara online melalui subsite http://e-
yang disebut Neuroleptic Malignant Syndrome meso.pom.go.id ke Badan POM RI.
(NMS).
Data laporan ESO tersebut sangat dibutuhkan untuk
Rhabdomyolysis adalah kondisi langka yang melibat- mengawal keamanan produk yang beredar di
kan kerusakan jaringan otot. Rhabdomyolysis dapat Indonesia, sehingga dapat dilakukan evaluasi, dan
menyebabkan ritme jantung abnormal yang serius diberikan informasi keamanan obat kepada pasien
dan kadang fatal, kerusakan ginjal dan gagal ginjal, berdasarkan data populasi di Indonesia. Badan POM
namun pada umumnya dapat diobati jika gejala RI akan secara terus menerus melakukan
segera dikenali. NMS adalah gangguan mengancam pemantauan aspek keamanan obat, dalam rangka
jiwa yang sangat langka yang ditandai dengan keti- memberikan perlindungan yang optimal kepada
dakseimbangan kimia yang mempengaruhi sistem masyarakat, dan sebagai upaya jaminan keamanan
saraf, otot dan jantung. Efek NMS terhadap otot produk obat yang beredar di Indonesia. (wl)
kadang-kadang dapat menyebabkan rhabdomyolysis. Daftar Pustaka:
1. Health Canada. Alzheimer's drug Aricept (donepezil)-
Penting bagi para profesional kesehatan untuk New warnings on the serious risks of muscle breakdown
menyadari kemungkinan reaksi serius yang jarang and of a neurological disorder. 21 Januari 2015.
terjadi tersebut, dan langkah-langkah yang diambil 2. Data Badan POM RI
untuk deteksi dini rhabdomyolysis dan/atau NMS.
Jika terlihat adanya gejala rhabdomyolysis atau LAPORAN KASUS EFEK SAMPING OBAT (ESO)
NMS, penggunaan donepezil HCl harus segera dihen- SYOK ANAFILAKSIS (1)
tikan. Gejala rhabdomyolysis meliputi kombinasi
dari demam, nyeri otot atau sendi, lemah, mual, Kasus 1:
dan urin berwarna gelap (tealike). Gejala NMS meli- Seorang pasien wanita berusia 32 tahun, berat ba-
puti demam tinggi, kekakuan otot atau kekakuan, dan 83 kg, yang akan menjalani tindakan operasi
perubahan mental termasuk delirium dan agitasi, sesar menerima injeksi bupivacain spinal 15 mg.
dan denyut jantung dan denyut nadi tidak teratur. Sekitar 2 menit kemudian, pasien mengalami gejala
susah bernafas, bercak-bercak merah di punggung
Di Canada, informasi produk Aricept dan Aricept
dan lengan, tekanan darah turun kemudian diberi-
RDT telah diperbarui untuk mencantumkan kemung-
kan terapi dengan obat-obatan hingga tekanan darah
kinan risiko rhabdomyolysis dan NMS pada bagian
menjadi 82/40 dan nadi 70 kali/menit dan resusita-
warning and precaution, produsen produk generik
si. Pasien malah mengalami apnea dan henti jan-
juga akan memperbarui informasi produk mereka.
tung, kemudian diberikan terapi dengan medikasi
Informasi produk mengandung donepezil yang di-
dan pasien masuk ICU. Keesokan harinya pasien
setujui di Inggris dan Australia telah mencantumkan
dinyatakan meninggal. Pasien mempunyai riwayat
informasi terkait dengan risiko rhabdomyolysis dan/
penyakit hepatitis B dan asma. Pasien menerima
atau NMS.
obat injeksi lain selama operasi. Berdasarkan
Badan POM RI sebagai Pusat MESO/Farmakovigilans evaluasi yang telah dilakukan oleh Tim Panitia
Nasional belum menerima laporan efek samping MESO/Farmakovigilans Nasional, disimpulkan bahwa
obat (ESO) terkait penggunaan donepezil HCl, manifestasi ESO yang timbul adalah gejala Anafi-
namun untuk meminimalkan risiko tersebut, Badan laksis. Hubungan kausal antara obat yang dicurigai
POM RI telah meminta industri farmasi untuk dengan manifestasi ESO adalah probable.
melakukan update label produk mengandung
4
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

SAFETY ALERT
INFORMASI UNTUK DOKTER
METHYLPHENIDATE HYDROCHLORIDE DAN PERINGATAN BARU MENGENAI PRIAPISM

Methylphenidate hydrochloride adalah suatu stimu- Informasi untuk dokter (Dear Doctor Letter) produk
lan sistem saraf pusat yang diindikasikan untuk obat mengandung methylphenidate hydrochloride
pengobatan Attention Deficit Hyperactivity Disorder dan risiko priapism telah dimuat pada subsite
(ADHD). Mekanisme aksi methylphenidate pada e-meso (http://e-meso.pom.go.id). Pada saat ini
ADHD masih belum diketahui, diduga methylpheni- leaflet produk originator mengandung methylpheni-
date menghambat reuptake norepinephrine dan do- date hydrochloride Concerta telah diperbarui
pamine ke neuron presinaptik dan meningkatkan dengan penambahan informasi keamanan obat
pelepasan monoamine ke ekstraneuronal. terkait risiko priapism dan telah disetujui Badan
POM RI pada tanggal 28 Juli 2015. Penambahan in-
Terdapat informasi penting mengenai peringatan formasi keamanan pada leaflet adalah sebagai beri-
keamanan baru produk obat yang mengandung kut:
methylphenidate hydrochloride terkait dengan risiko Prolonged and painful erections requiring immedi-
priapism yaitu sebagai berikut: ate medical attention (sometimes including surgical
Priapism adalah gangguan pada alat kelamin pria intervention), have been reported with
yang ditandai dengan ereksi terus menerus dan methylphenidate products, including Concerta, in
sering disertai rasa nyeri. both pediatric and adult patients. Priapism can de-
Priapism telah diamati terjadi pada pasien anak velop after some time on methylphenidate, often
dan dewasa. subsequent to an increase in dose. Priapism has
Priapism tidak terjadi dengan segera dan dapat also appeared during a period if methylphenidate
berkembang setelah beberapa waktu penggunaan withdrawal (drug holidays or during discontinua-
methylphenidate, dan seringkali terjadi setelah tion). Patients who develop abnormally sustained
peningkatan dosis. erections or frequent and painful erections should
seek immediate medical attention.
Priapism juga dapat terjadi selama periode Leaflet produk obat copy yang beredar akan diper-
penghentian methlylphenidate (misalnya selama
barui sesuai dengan produk obat Concerta.
libur pengobatan atau penghentian pengobatan).
Pasien agar segera menghubungi dokter jika Badan POM RI sebagai Pusat MESO/Farmakovigilans
mengalami ereksi abnormal yang berkepanjangan Nasional belum menerima laporan efek samping
atau berulang dan menyakitkan. priapism pada penggunaan methylphenidate dan
menghimbau agar profesional kesehatan mem-
LAPORAN KASUS EFEK SAMPING OBAT (ESO) pertimbangkan potensi risiko priapism ketika me-
SYOK ANAFILAKSIS (2) resepkan methylphenidate dan melaporkan seluruh
kejadian yang diduga sebagai efek samping pada
Kasus 2: penggunaan obat methylphenidate kepada Badan
Seorang pasien laki-laki berusia 49 tahun, diberikan POM RI dengan menggunakan Form-Kuning MESO
injeksi ceftriaxone, ranitidine, dan ketorolac selama atau melakukan pelaporan secara online melalui
6 hari berturut-turut setelah menjalani operasi http://e-meso.pom.go.id. (wl)
prostat grade 3. Pada hari ke-enam, setelah
disuntikkan ketorolac, pasien mengalami keluhan Daftar Pustaka:
1. US FDA. FDA Drug Safety Communication: FDA warns of
gatal-gatal, panas di seluruh tubuh, dan sesak.
rare risk of long-lasting erections in males taking
Pasien meninggal 15 menit setelah menerima injeksi methylphenidate ADHD medications and has approved
ketorolac. Tidak terdapat informasi mengenai label changes.17 Desember 2013.
riwayat alergi. Obat yang dicurigai sebagai 2. TGA. Medicines Safety Update: Methylphenidate and
penyebab ESO adalah ketorolac. Berdasarkan priapism. 1 Oktober 2014.
evaluasi yang telah dilakukan oleh Tim Panitia 3. HSA. Product Safety Alert: Attention Deficit Hyperactivi-
ty Disorder (ADHD) medications and risk of priapism. 25
MESO/Farmakovigilans Nasional disimpulkan bahwa
April 2014.
manifestasi ESO yang timbul adalah gejala 4. Data Badan POM RI.
anafilaksis. Hubungan kausal antara obat yang
dicurigai dengan manifestasi ESO adalah certain.
Agar menjadi perhatian bagi Profesional
Kesehatan bahwa penggunaan injeksi ketorolac
tidak boleh lebih dari 5 hari sebagaimana yang
tercantum pada brosur bagian indikasi karena
akan menyebabkan efek samping serius.
5
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

SAFETY ALERT
INFORMASI UNTUK DOKTER
STELARA (USTEKINUMAB):
RISIKO EXFOLIATIVE DERMATITIS DAN ERYTHRODERMIC PSORIASIS
PT. Johnson&Johnson Indonesia setelah berkonsul- pengobatan psoriasis plak (plaque psoriasis) sedang
tasi dengan Badan POM RI menyampaikan informasi hingga berat pada pasien dewasa yang gagal
keamanan mengenai Stelara (ustekinumab) dan risi- merespon atau mempunyai kontraindikasi, atau in-
ko exfoliative dermatitis dan erythrodermic toleran dengan terapi sistemik lain termasuk cyclo-
psoriasis kepada profesional kesehatan sebagaimana sporine, methotrexate dan PUVA. Badan POM RI se-
berikut: bagai Pusat MESO/Farmakovigilans Nasional hingga
Kasus-kasus exfoliative dermatitis dan erythro- saat ini belum menerima laporan efek samping
dermic psoriasis telah dilaporkan terjadi, dermatitis exfoliative dan kasus erythrodermic
meskipun jarang (1/10.000<1/1000), pada psoriasis terkait penggunaan Stelara (ustekinumab).
pasien dengan psoriasis yang menerima Stelara Laporan efek samping obat terkait penggunaan
(ustekinumab). Kondisi kulit ini dapat terjadi Stelara (ustekinumab) yang diterima oleh Badan
dalam beberapa hari setelah pasien menerima POM RI adalah peningkatan tekanan darah,
Stelara (ustekinumab) dan dapat berkembang dizziness, dan pain.
menjadi berat serta membutuhkan perawatan di Pada saat ini PT. Johnson&Johnson Indonesia se-
rumah sakit. dang melakukan registrasi variasi informasi produk
Waspada terhadap gejala exfoliative dermatitis Stelara (ustekinumab) terkait informasi keamanan
pada pasien yang diterapi dengan Stelara tersebut di atas ke Badan POM RI.
(ustekinumab). Gejala-gejala exfoliative derma-
titis mungkin tidak dapat dibedakan dengan Profesional kesehatan dihimbau untuk melaporkan
erythrodermic psoriasis. ESO dengan menggunakan FormKuning MESO atau
dapat melaporkan secara online melalui http://e-
Pasien dengan plaque psoriasis dapat berkem- meso.pom.go.id ke Badan POM RI. Informasi untuk
bang menjadi erythrodermic psoriasis. dokter terkait Stelara (ustekinumab) dan risiko
Pasien yang diterapi dengan Stelara exfoliative dermatitis dan erythrodermic psoriasis
(ustekinumab) harus diberitahu untuk waspada secara lengkap dapat diunduh di website e-meso
terhadap gejala-gejala exfoliative dermatitis (http://e-meso.pom.go.id). (rdh)
yang mungkin timbul yaitu kemerahan dan
pengelupasan kulit pada hampir seluruh tubuh Daftar Pustaka:
yang mungkin gatal dan/atau nyeri. 1. EMA. PRAC recommendation on signals. Adopted at The
Jika pasien megalami gejala-gejala exfoliative PRAC Meeting of 3-6 February 2014. 24 Februari 2014.
dermatitis, harus segera mulai diberikan terapi 2. Health Canada. Stelara (Ustekinumab)-Risk of Rare
yang tepat. Pengobatan dengan Stelara Serious Skin Conditions-for Health Professionals. 21
November 2014.
(ustekinumab) harus dihentikan jika gejala
3. MHRA. Ustekinumab (Stelara): risk of exfoliative
diduga disebabkan karena reaksi terhadap obat.
dermatitis. 22 Januari 2015.
Stelara (ustekinumab) merupakan fully IgG1K hu- 4. Data Badan POM RI
man monoclonal antibody yang digunakan untuk
WHO-UMC-HSA Inter-Regional Pharmacovigilance Training
Singapura,30 September2 Oktober 2015
World Health Organisation (WHO), Uppsala Monitoring Centre (UMC) dan
Health Sciences Authority (HSA) Singapura bekerja sama untuk menyeleng-
garakan training farmakovigilans bagi regulator di negara-negara ASEAN dan
Asia Pasifik. Training dilaksanakan pada tanggal 30 September 2 Oktober
2015 di Singapura bertujuan untuk memberi pengetahuan dan pemahaman
mengenai berbagai aspek penting dalam farmakovigilans dan komunikasi
yang efektif dalam farmakovigilans kepada para peserta. Indonesia diwakili
oleh dua orang staf dari Subdirektorat Surveilan dan Analisis Risiko yang
merupakan Pusat MESO/Farmakovigilans Nasional. Pembicara pada training
berasal dari WHO (Dr Daisuke Tanaka, Syed Khalid Saeed Bukhari), UMC (Dr
Ruth Savage, Anna Hegerius, Helena Wilmar, Paula Alvarado), regulator dari
Singapura dan Jepang (Dr Dorothy Toh dan Yusuke Matsunaga, Ph.D.) dan
ahli klinis dari Singapura (Dr Thoon Koh Cheng) dengan materi yang disam-
paikan antara lain mengenai farmakovigilans di Singapura dan Jepang,
metode farmakovigilans, program pemantauan obat oleh WHO, produk obat Substandard/Spurious/Falsely labelled/Falsified/
Counterfeit (SSFFC), budaya pelaporan ESO yang positif, kualitas pelaporan ESO, diagnosa klinis untuk ESO, analisa kausalitas
untuk single case report, case series, dan deteksi signal, farmakovigilans dalam program imunisasi yang dilakukan di Singapura,
patient safety & medication error, dan komunikasi yang efektif dalam farmakovigilans. (wl)
6
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

WEBSITE KEAMANAN VAKSIN (1)

Seiring dengan peningkatan Website keamanan vaksin adalah suatu media yang
pemakaian jumlah dosis vaksin dalam dirancang khusus sebagai instrumen pencatatan
upaya pencapaian target cakupan laporan dan kajian kasus KIPI secara online guna
program imunisasi dan introduksi efektivitas dan efisiensi waktu. Website ke-
vaksin baru, dengan konsekuensi ter- amanan vaksin merupakan suatu upaya terobosan
jadinya peningkatan laporan kasus yang bertujuan memperkuat sistem surveilans KIPI
KIPI. Antisipasi laporan kasus KIPI dengan cara :
agar tidak menjadi masalah yang serius perlu di- Memperbaiki sistem pemantauan dan pelaporan
lakukan monitoring keamanan vaksin. Kegiatan yang KIPI dan KIPI serius
harus dilakukan yaitu penguatan surveilans KIPI. Mengidentifikasi angka pelaporan KIPI
Kegiatan surveilans KIPI tersebut berupa peng- Membangun sistem monitoring KIPI di lapangan
obatan/perawatan, pemantauan, pelaporan dan (deteksi dan pelaporan semua kasus KIPI serta
penanggulangan semua reaksi simpang/KIPI setelah investigasi bagi KIPI serius)
pemberian imunisasi. Setiap kasus KIPI serius harus Mendeteksi perubahan pola KIPI berdasarkan
dilaporkan dan dikaji oleh tim ahli independen. Be- lokasi dan waktu
berapa hal yang sering dihadapi dalam kajian KIPI
serius adalah kuantitas, kualitas serta waktu dari Website keamanan vaksin ini didasari pada
laporan KIPI tersebut. Upaya monitoring keamanan legalitas program imunisasi dan KIPI yang mengacu
vaksin melalui surveilans KIPI, dilakukan oleh pro- pada UUD 1945, UU Kesehatan No.36, Permenkes
gram mulai dari tingkat pelayanan primer di pus- No.42 tentang program imunisasi.
kesmas, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi
sampai nasional. Selanjutnya kajian dilakukan oleh Website keamanan vaksin berisi bermacam fitur
tim ahli independen yaitu Komnas (Komite Nasio- dan diantara fiturnya adalah fitur laporan berisi
nal) dan Komda (Komite Daerah) PP KIPI semua vaksin yang beredar di Indonesia. Khusus
(Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan untuk fitur laporan hanya dapat di akses oleh
Pasca Imunisasi). Pemerintah, pemerintah daerah pihak yang diberi tanggung jawab dalam pelaporan
provinsi dan kabupaten/kota wajib melaksanakan dan kajian. Website keamanan vaksin disediakan
pemantauan dan evaluasi KIPI secara berkala, untuk provinsi yang terintegrasi langsung antara
berkesinambungan, dan berjenjang dengan Komnas dan Komda PP KIPI, Subdit Imunisasi serta
menggunakan instrumen KIPI. Selanjutnya mem- provinsi sebagaimana gambar skema berikut:
berikan tanggapan secara cepat dan akurat serta
jika diperlukan penyampaian informasi kepada me-
dia massa.

Menteri Kesehatan

Ditjen PP & PL
Komnas PP - KIPI Badan POM
Cq. Subdit Imunisasi
Website Keamanan Vaksin
Produsen Vaksin
Dinas Kesehatan Balai Besar/
Komda PP - KIPI Provinsi Balai POM

Dinas Kesehatan Rumah Sakit


Kabupaten /Kota

Memberikan Laporan
Mengirimkan Laporan Puskesmas
Pelacakan
Koordinasi
Masyarakat

Skema Alur Pelaporan dan Pelacakan KIPI


7
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

WEBSITE KEAMANAN VAKSIN (2)

Cara membuka website:


1. Buka melalui google
2. Tulis nama http://www.keamananvaksin.com/ atau ketik langsung keamananvaksin.com akan terbuka
dalam bentuk beranda berikut:

3. Untuk mengakses fitur forum, maka harus melakukan pendaftaran sebagai anggota terlebih dahulu
sehingga bisa berproses secara aktif.
4. Untuk fitur laporan hanya khusus diperuntukkan untuk Komnas dan Komda PP KIPI serta provinsi yang
tergabung sebagai focal point KIPI, dimana yang bersangkutan ini diberi password untuk akses di fitur
laporan.
Fitur dalam website keamanan vaksin:
Beranda, merupakan halaman utama website, yang berisi informasi baik bersifat audio video dan teks
yang bisa diperbarui oleh admin.
Acara, merupakan halaman yang berisi agenda kegiatan yang diperbarui oleh admin.
Forum, merupakan media komunikasi dan diskusi terkait imunisasi dan KIPI antar anggota dengan
Komnas dan Komda.
Laporan, merupakan sistem pelaporan dan kajian untuk laporan yang diduga KIPI serius.
Profil, merupakan pusat informasi yang bisa diakses bersama terkait perkembangan dan aturan
penyelenggaraan imunisasi serta penanggulangan KIPI.
Kontak, merupakan pendaftaran anggota. Setiap focal point KIPI provinsi dan Komda merupakan
anggota.
Instrumen website keamanan vaksin ini selanjutnya disosialisasi dan dilatihkan kepada Komda PP KIPI dan
pengelola program imunisasi provinsi serta kabupaten/kota. Berikut beberapa dokumen pelatihan :

Peserta Pelatihan Website Keamanan Vaksin Regional Barat Pelatihan Website Keamanan Vaksin Regional Timur di
di Kota Batam 1-3 Juli 2015 Surabaya 6-8 September 2015
Acknowledgements:
1. Subdit Imunisasi, Ditjen P2PL, Kemenkes RI
2. KOMNAS PP KIPI
8
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

2015 APEC Harmonization Center Pharmacovigilance


Workshop and Training Program
Seoul, Korea, 14 18 September 2015

Kegiatan Pharmacovigi- Hari pertama training,


lance Workshop dan peserta memperoleh
Training yang diseleng- materi tentang Introduc-
garakan di Seoul, Korea, tion to Pharmacovigi-
beberapa waktu lalu lance, Pharmacovigi-
merupakan bagian dari lance Methods, Imple-
kegiatan penunjang Road menting Pharmacovigi-
Map Pharmacovigilance lance at National Level
Convergence by 2020, (Korea), Understanding
yang merupakan salah Global Guidelines of
satu Priority Working Pharmcovigilance (ICH
Areas dari APEC LSIF- Guideline dan CIOMS
RHSC (Life Sciences Inno- recommendation), Ma-
vation ForumRegulatory naging ICSRs and data
Harmonization Steering exchange in a global PV
Committee). Country Environment, The Be-
champion untuk hal ini nefit of using standard
adalah Korea, oleh kare- terminologies in ICSR
na itu penyelenggaraan management, Imple-
dikoordinir oleh MFDS menting Adverse Event
(Ministry of Food and Reporting System (Data
Drug Safety) Korea. Base) dengan contoh KAERS (Korea Adverse Event Re-
porting System).
Pada kesempatan workshop tersebut, disampaikan
beberapa topik yang telah diidentifikasi sebelumnya Hari kedua, peserta mempelajari beberapa hal terkait
oleh Working Group Pharmacovigilance yang meliputi adverse event analysis and assessment, yaitu causali-
9 (sembilan) negara anggota dan 3 (tiga) institusi (BIO, ty assessment of ICSR dan Signal Detection and Drug
JPMA dan WHO). Working Group sebelumnya telah Safety Information Generation. Di samping itu, WHO
melakukan beberapa kali teleconference untuk mem- UMC juga menyampaikan tentang bagaimana
bahas topik yang diangkat untuk workshop dan trai- pelaporan efek samping dapat membantu pemantauan
ning agar sesuai dengan Road Map dan juga kebutuhan SSFFC (Spurious, Sub-standard, Falsely Labelled, Fal-
peningkatan capacity building dari negara anggota sified, and Counterfeit), dan juga resistensi anti-
terutama dari LMICs. mikroba. Sedangkan topik Risk Management and Risk
Communication disampaikan pada hari ketiga, dengan
Kegiatan workshop juga mengelaborasi sharing dan mengambil contoh beberapa kasus dari US FDA,
exchange information dari beberapa negara anggota bagaimana regulatory action ditetapkan berdasarkan
baik dari negara maju dan berkembang. Untuk work- data laporan efek samping yang diperoleh dalam phar-
shop kali ini Indonesia diminta mengisi satu sesi dan macovigilance. Overview tentang Risk Management
juga menjadi panelis dalam Current Status and Policy juga disampaikan oleh pemateri dari Taiwan FDA, dan
Direction on Decision Making and Risk Communica- juga dari MFDS Korea. Pada bagian akhir, topik yang
tion dalam lingkup pharmacovigilance. Di samping itu dipelajari adalah tentang Risk Communication yang
terdapat beberapa pembicara lainnya dari WHO Head disampaikan oleh HSA Singapore dan juga Taiwan FDA.
Quarter yang membahas The Role and Importance
Pharmacovigilance in Global Public Health, WHO Setelah mengikuti workshop dan training tersebut,
UMC (Uppsala Collaborating Centre) yang membahas hal-hal yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah Indo-
tentang WHO UMC Activities on Pharmacovigilance, nesia dapat mengembangkan suatu metodologi yang
serta dari ICH (International Conference on Harmoni- lebih terstruktur dan sistematis untuk pelaksanaan risk
zation), dalam hal ini diwakili oleh US FDA, menyam- analysis dan risk assessment dalam rangka penetapan
paikan tentang ICH Activities on Pharmacovigilance. tindak lanjut regulatori yang tepat dalam hal pharma-
Setelah workshop diselenggarakan selama 2 (dua) hari, covigilance. Di samping itu, Indonesia perlu
dilanjutkan dengan training selama 3 (tiga) hari. melakukan peningkatan jejaring kerjasama dengan
Training ini akan menjadi pilot program untuk pem- instansi terkait untuk dapat mengembangkan strategi
bentukan Pharmacovigilance Centre of Excellent risk communication yang efektif untuk menjamin bah-
(CoE). Tujuannya adalah men-training regulator, insti- wa update informasi aspek keamanan obat tepat sasa-
tusi pemerintah yang berafiliasi/terkait, dan orga- ran dan berjalan efektif untuk mencegah risiko di ting-
nisasi internasional di APEC Region, sehingga peserta kat pelayanan sehingga jaminan keselamatan pasien
dapat memperdalam skill dan kemampuan dalam case dapat dicapai. (asf)
studies dan problem solving.
9
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

DATA INDUSTRI FARMASI YANG MELAKUKAN PELAPORAN FARMAKOVIGILANS


DARI TAHUN 2011 - 2015*

Pelaporan farmakovigilans yang disampaikan


oleh industri farmasi meliputi: pelaporan
Spontan Kejadian Tidak Diinginkan (Spontaneous
Adverse Events Reporting) dari penggunaan obat
baik yang sifatnya lokal maupun foreign report,
pelaporan NIHIL (zero report), pelaporan
spontan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI),
Pelaporan Berkala Pasca Pemasaran (Periodic
Safety Update Repot, Periodic Benefit Risk
Evaluation Report), pelaporan Studi Keamanan
Pasca Pemasaran, pelaporan Publikasi/Literatur
Ilmiah, pelaporan Tindak Lanjut Regulatori
Badan Otoritas Negara Lain, pelaporan Tindak
Lanjut Pemegang Izin Edar di Negara Lain dan
pelaporan pelaksanaan Perencanaan Manajemen
Risiko (RMP).
Dari grafik diatas terlihat secara keseluruhan jumlah kumulatif industri farmasi yang melaporkan pelaporan
farmakovigilans mulai tahun 2011 hingga September 2015 mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini
disebabkan karena telah diterbitkannya Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor HK.03.1.23.12.11.10690
tahun 2011 tentang Penerapan Farmakovigilans Bagi Industri Farmasi. Peningkatan juga disebabkan karena
kegiatan farmakovigilans oleh Badan POM RI semakin banyak seperti Sosialisasi Pedoman Teknis dan Tools
Penerapan Farmakovigilans Bagi Industri Farmasi yang diselenggarakan setiap tahun mulai tahun 2012,
Asistensi Penerapan Farmakovigilans ke Industri Farmasi yang dilaksanakan sejak tahun 2012 serta Training
Farmakovigilans untuk Industri Farmasi yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali sejak tahun 2010.(rs)
* Data hingga September 2015

Sumber : Data Badan POM RI

DATA RUMAH SAKIT YANG MELAPORKAN ESO DARI TAHUN 2011 - 2015*
(1)
Sehubungan dengan meningkatnya kewaspadaan masyarakat dalam tuntutan jaminan keamanan obat yang
beredar, dan juga berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang obat, maka peran sejawat
kesehatan sebagai Health Care Provider adalah sangat diperlukan. Utamanya dalam rangka jaminan ke-
amanan pasien (patient safety), termasuk keamanan penggunaan obat dengan melakukan pemantauan efek
samping obat. Secara berkesinambungan Direktorat
Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT
Badan POM RI sebagai pusat MESO/Farmakovigilans
Nasional telah melakukan kegiatan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) tentang farmakovigilans
kepada sejawat kesehatan sebagai ujung tombak
dalam pemberian obat kepada pasien dan melakukan
evaluasi jumlah rumah sakit yang memberikan
laporan efek samping obat. Sejak tahun 2011 sampai
bulan Oktober 2015 jumlah rumah sakit yang telah
berpartisipasi secara aktif dalam memberikan
pelaporan efek samping obat dapat dilihat pada
grafik di samping.
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa jumlah rumah sakit yang berpartisipasi secara aktif dalam
memberikan laporan efek samping obat semakin meningkat sehingga jumlah laporan yang memberikan
informasi dan data profil keamanan obat untuk dievaluasi oleh Badan POM RI semakin bertambah. Hasil
evaluasi tersebut dapat dijadikan sebagai masukan untuk menentukan tindak lanjut regulatori terhadap obat
yang beredar untuk mencegah atau meminimalisir risiko efek samping yang tidak diinginkan sehingga obat
aman bagi masyarakat. Daftar rumah sakit yang telah berpartisipasi memberikan laporan efek samping obat
dapat dilihat pada halaman berikut. (sc)
Sumber : Data Badan POM RI
10
Volume 33, No.2 , November 2015 BADAN POM RI | Buletin Berita MESO

DATA RUMAH SAKIT YANG MELAPORKAN ESO DARI TAHUN 2011 - 2015*
(2)
Daftar Rumah Sakit yang Telah Berpartisipasi Melaporkan ESO dari Tahun 2011- 2015*
No Nama Rumah Sakit No Nama Rumah Sakit No Nama Rumah Sakit No Nama Rumah Sakit
RSUPN dr. Cipto RSUD Kanjuruhan
1 14 27 RS Medistra, Jakarta 39 RS Roemani, Semarang
Mangunkusumo, Jakarta Kepanjen, Malang
RSPAD Gatot Soebroto, RS Siloam Karawaci, RS dr. Oen Solo Baru,
2 15 RSUD Kardinah, Tegal 28 40
Jakarta Tangerang Surakarta
RSUP dr. Hasan Sadikin, RSUD dr. R Soedjati, RS Siloam Lippo
3 16 29 41 RS Kasih Ibu, Surakarta
Bandung Purwodadi Cikarang, Cikarang
RSUD dr. Sardjito, RSUD dr. Iskak, RS Pondok Kopi,
4 17 30 42 RS Triharsi, Surakarta
Yogyakarta Tulungagung Jakarta
RSUD dr. Kariadi, RSUD dr. H Soewondo, RS PKU Muhammadiyah,
5 18 31 RS Krakatau, Cilegon 43
Semarang Kendal Surakarta
RSUD dr. Soetomo, RSUP H Adam Malik, RS Sekar Kamulyan, RSI Surakarta,
6 19 32 44
Surabaya Medan Jakarta Surakarta
RSUD dr. Moewardi, RS Paru dr. Ario Wirawan, RS Panti Wilasa,
7 20 33 45 RSI Unisma, Malang
Surakarta Salatiga Citarum
RSO Prof. Dr. R Soeharso, RS Premier Bintaro,
8 21 RS Bhayangkara, Jambi 34 46 RS Keluarga Sehat, Pati
Surakarta Tangerang
RS Wirabakti 162, RS St. Elizabeth, RSI Hasanah,
9 RSUP Sanglah, Denpasar 22 35 47
Mataram Semarang Mojokerto
RSUD dr. Saiful Anwar, RS Telogorejo,
10 23 RSUD Simeulue, Aceh 36 48 RSB Nirmala, Kediri
Malang Semarang
RSUD Solok Selatan, RSK St. Vicentius, RSK Charitas,
11 RSUP Fatmawati, Jakarta 24 37 49
Sumatera Barat Surabaya Palembang
RSJ dr. Radjiman RS Khusus Kanker Siloam,
12 25
Wediodiningrat, Lawang Semanggi RS Bethesda,
38 50 RS Awal Bros, Batam
RSUD Tugu Rejo, Yogyakarta
13 26 RS Premier, Jakarta
Semarang
* Data hingga September 2015
Sumber: Data Badan POM RI

SEKILAS FOTO KEGIATAN FARMAKOVIGILANS TAHUN 2015

Sosialisasi Pedoman Teknis dan Tools


Penerapan Farmakovigilans bagi
Industri Farmasi, Wisma PKBI,
7 April 2015.

Training Farmakovigilans
untuk Balai Besar/Balai POM,
Wisma PKBI, 11-13 Agustus 2015.

11
APA YANG PERLU DILAPORKAN ?

Setiap kejadian yang dicurigai sebagai efek samping akibat obat perlu
dilaporkan, baik obat yang digunakan dalam praktik klinik sehari-hari, terma-
suk obat program, vaksin, dan obat baru. Laporan tidak harus didasarkan atas
BADAN POM RI kepastian seratus persen adanya hubungan kausal antara efek samping dengan
obat. Bila Saudara menemukan reaksi yang masih diragukan hubungannya
DEWAN REDAKSI BULETIN BERITA dengan obat yang digunakan, adalah lebih baik dilaporkan daripada tidak sa-
ma sekali.
Penasehat:
Drs. Tengku Bahdar Johan Hamid, Apt,
M.Pharm.
Penanggung Jawab: REAKSI-REAKSI APA YANG SEYOGYANYA DILAPORKAN ?
Drs. Arustiyono, Apt., MPH
Tim Ahli MESO:
dr. Suharti K.S., SpFK; Prof. dr. Armen Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat obat. Terutama efek
Muchtar, SpFK; Prof. dr. Hedi Rosmiati, samping yang selama ini tidak pernah/belum pernah dihubungkan dengan
SpFK; dr. Nafrialdi, SpPD, SpFK obat yang bersangkutan .
Redaktur:
Dra. Nurma Hidayati, M.Epid; Siti Asfijah Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat interaksi obat.
Abdoellah, SSi., Apt., MMedSc; Dra. Warta Setiap reaksi efek samping serius yang:
Br. Ginting, Apt; Megrina Dian Agustin, Menyebabkan kematian
SSi., Apt; Rahma Dewi Handari, SSi.,
Apt.; Reni Setiawaty, S.KM., M.Epid; Suci Mengancam jiwa
Yunita Sari, S.Farm., Apt.; Wilia Kecacatan permanen
Indarwanti, S.Farm.,Apt.; Riris Endah P.,
S.Farm., Apt.; Henni Yuasnita, S.Farm., Memerlukan perawatan di rumah sakit
Apt.; Aulia Shilvi, S.Farm., Apt. Perpanjangan waktu perawatan di rumah sakit
Sekretariat: Kelainan kongenital dan atau kejadian/medis lainnya.
Rufni; Sugianto.
Setiap reaksi ketergantungan
ALAMAT REDAKSI BULETIN BERITA
Sebagai contoh klasik adalah yang berkaitan dengan obat golongan opiat;
walaupun demikian berbagai obat lain dapat menimbulkan reaksi
ketergantungan fisik dan atau psikis
Pusat MESO/Farmakovigilans Nasional
Lack of efficacy (obat dicurigai tidak berfungsi)/sub-standar/palsu
Direktorat Pengawasan Distribusi
Produk Terapetik & PKRT
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Jl. Percetakan Negara No. 23 Kotak Pos
No. 143 JAKARTA 10560 APA PERANAN LAPORAN EFEK SAMPING OBAT (ESO) SAUDARA ?
Telp : (021) 4245459; 4244755 ext. 111,
(021) 4244691 ext. 1072
Fax : (021) 4243605; 42883485 Setiap laporan ESO yang diterima dievaluasi oleh Badan POM RI sebagai Pu-
e-mail : sat MESO/Farmakovigilans Nasional untuk menentukan hubungan kausal pro-
pv-center@pom.go.id duk obat yang dicurigai dengan efek samping yang dilaporkan, menggunakan
Subsite: kriteria yang telah ditetapkan.
http://e-meso.pom.go.id
Indonesia telah tercatat sebagai negara anggota dalam kegiatan WHO-UMC
Collaborating Centre for International Drug Monitoring. Untuk itu laporan
ESO di Indonesia yang diterima oleh Pusat MESO/Farmakovigilans Nasional
ETIKA DA L A M dari Saudara, akan dikirim ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat
Internasional (WHO-UMC Collaborating Centre), di Uppsala, Swedia. Data
FA R M A KOV I G I L A N S ESO dari seluruh dunia yang dikirimkan termasuk dari Indonesia, selanjutnya
akan masuk dalam data base Pusat MESO/Farmakovigilans Internasional.
Drug Regulatory Authorities (DRAs) dari negara-negara anggota saling
bertukar menukar informasi berkaitan drug safety melalui portal Vigimed
pada website WHO-UMC.
Jika kita mengetahui sesuatu
yang dapat membahayakan Laporan ESO yang telah dievaluasi, akan di umpan-balikan ke sejawat dalam
kesehatan orang lain yang bentuk deskripsi trend laporan tiap tahunnya. Apabila ada signal dari hasil
tidak mengetahuinya, dan kita evaluasi laporan ESO, hal ini akan menjadi input bagi proses risk-benefit
tidak memberitahukannya assessment dan dapat dilakukan pengkajian lebih lanjut secara
adalah tidak etis. komprehensif, dan dapat diambil langkah tindak lanjut regulatori yang
tepat. Pusat MESO/Farmakovigilans Nasional sangat mengharapkan dan
(To know something that is menghargai peran aktif dalam kegiatan MESO dengan cara mengirimkan
harmful to another person, laporan efek samping obat yang Saudara jumpai.
who does not know, and not
telling, is unethical)

12

Anda mungkin juga menyukai