Anda di halaman 1dari 6

REVIEW ARTICLE

352),/.($0$1$12%$7%('$48,/,1(7(5+$'$3-$1781*
3$'$3(1*2%$7$178%(5.8/26,65(6,67(12%$7
,*XVWL$JXQJ$\X3XWX6UL'DUPD\DQL13XUZDQW\DVWXWL$VFREDW2
1
Program Pendidikan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik, FK UI
2
Departemen Farmakologi dan Terapeutik, FK UI

ABSTRACT
Bedaquiline is a new antibiotic particularly developed for the treatment of drug-resistant tuberculosis.
Based on the results of studies during drug development, the safety aspect of bedaquiline to the
heart was a major concern, since it caused prolongation of QT interval. However, this safety
concerns were obtained by observing only small number of patients with incomplete cardiac safety
monitoring data. Additional safety data of the heart needs to be systematically collected after
the drug is widely used as a programmatic drug. Services and patient safety will be enhanced by
implementing active drug safety monitoring (aDSM) from WHO.
Keywords:%HGDTXLOLQHSURORQJDWLRQ47LQWHUYDOVDIHW\SUR¿OH

$%675$. pada tahun 2014 menjadi 3.117 pada tahun


Bedaquiline merupakan antibiotik baru yang 2017.2
dikembangkan khusus untuk pengobatan Pengobatan TB-RO menjadi tantangan
tuberkulosis resisten obat. Berdasarkan hasil karena berbagai hal yaitu banyaknya obat yang
studi pada saat pengembangan obat, aspek diperlukan, harga obat yang mahal, efektivitas
keamanan bedaquiline terhadap jantung pengobatan yang rendah, serta pemakaian obat
menjadi perhatian utama karena menyebabkan jangka panjang.3 Pengobatan TB-RO saat ini
pemanjangan interval QT. Namun, sinyal efek sangat kompleks karena pemberian suntikan
samping tersebut diperoleh dari observasi
setiap hari selama 2 tahun, bersama dengan
pasien dengan jumlah yang masih sedikit, tanpa
data monitoring keamanan terhadap jantung banyak obat per oral yang memiliki efek samping
yang lengkap. Data keamanan tambahan yang berat dan dapat mengancam jiwa.4 Efek
terhadap jantung perlu dikumpulkan secara samping ini berkontribusi terhadap morbiditas
sistematis setelah obat digunakan luas sebagai tambahan, putus obat, kegagalan pengobatan,
obat program. Pelayanan dan keselamatan resistensi kuman, penurunan kualitas hidup, dan
pasien akan meningkat dengan melaksanakan kematian.5
program active drug safety monitoring (aDSM) Untuk pertama kalinya dalam 50 tahun
dari WHO. terakhir, dua obat baru yaitu Bedaquiline
.DWD NXQFL Bedaquiline, pemanjangan (BDQ) dan Delamanid (DLM) disetujui
LQWHUYDO47SUR¿ONHDPDQDQ untuk pengobatan TB-RO. Hal ini menjadi

Address for corespondance :


PENDAHULUAN ,*XVWL$JXQJ$\X3XWX6UL'DUPD\DQL13URJUDP
Indonesia merupakan salah satu negara Pendidikan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik,
yang memiliki beban tertinggi untuk kasus FK UI
email: sdarmayani@gmail.com
Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO) dengan
perkiraan 6.800 kasus baru setiap tahun. Data
How to cite this article :
nasional menunjukkan 2,8% diantaranya 352),/.($0$1$12%$7
merupakan kasus TB baru dan 16% merupakan %('$48,/,1(7(5+$'$3-$1781*
kasus dengan riwayat pengobatan TB.1 Jumlah 3$'$3(1*2%$7$178%(5.8/26,6
pasien TB-RO terus meningkat dari 1.299 orang 5(6,67(12%$7

90 Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


catatan sejarah penting dalam pengobatan meningkat secara proporsional hingga dosis
TB karena secara khusus obat dikembangkan tertinggi (700 mg dosis tunggal dan 400 mg
untuk pengobatan TB-RO dan langsung sekali sehari dosis multipel). Pemberian BDQ
direkomendasikan sebagai obat program oleh dengan makanan meningkatkan bioavailabilitas
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health relatif 2 kali dibandingkan kondisi puasa.
Organization/WHO), meskipun dengan catatan Oleh sebab itu, BDQ harus diberikan bersama
adanya risiko efek samping terhadap jantung.4 makanan untuk meningkatkan bioavailabilitas
Di Indonesia, BDQ memperoleh izin edar oralnya sehingga mencapai kadar terapi yang
pada bulan Mei 2018, sedangkan DLM belum dibutuhkan. Ikatan protein plasma >99,9% untuk
terdaftar di Indonesia. senyawa induk dan 99,8% untuk M2.7 Isoenzim
Sebagai bagian dari kesiapan suatu CYP3A4 berperan dalam metabolisme in vitro
negara untuk penggunaan BDQ, diperlukan BDQ dan pembentukan M2. Eliminasi sebagian
sistem monitoring keamanan obat yang besar melalui feses, ekskresi dalam bentuk
baik.5 Berdasarkan hasil studi pada saat %'4PHODOXLUHQDOWLGDNVLJQL¿NDQ  
pengembangan obat, aspek keamanan BDQ Setelah Cmax tercapai, kadar BDQ menurun
yang menjadi perhatian utama adalah perubahan secara eksponensial dengan waktu paruh
HOHNWUR¿VLRORJL eliminasi rata-rata sekitar 5 bulan (bervariasi
jantung berupa pemanjangan interval QT. dari 2 hingga 8 bulan). Fase eliminasi terminal
Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan yang lama menunjukkan eliminasi BDQ dan
¿EULODVL YHQWULNHO GDQ NHPDWLDQ PHQGDGDN M2 yang lambat dari jaringan perifer.7
pada pasien. Namun, sinyal keamanan tersebut
diperoleh dari observasi pasien dengan jumlah (OHNWURNDUGLRJUD¿GDQ3HPDQMDQJDQ47F
yang masih sedikit, serta data monitoring ,QWHUYDO 47 SDGD HOHNWURNDUGLRJUD¿
keamanan terhadap jantung yang tidak (EKG) menggambarkan fase depolarisasi-
lengkap dan tidak seragam.6 Oleh sebab itu, repolarisasi miokardium, yang menyebabkan
data keamanan tambahan terhadap jantung jantung berkontraksi. Pengukuran dimulai
perlu dikumpulkan secara sistematis setelah dari awal gelombang Q hingga gelombang T
obat digunakan luas sebagai obat program. berakhir. Durasi repolarisasi tergantung pada
3DGD WXOLVDQ LQL DNDQ GLEDKDV PHQJHQDL SUR¿O denyut jantung, semakin panjang jika denyut
keamanan BDQ terhadap jantung serta sistem jantung lebih lambat, dan sebaliknya. Untuk
monitoring aspek keamanannya. membandingkan interval QT dari waktu ke
waktu, pengukuran harus dikoreksi sesuai
)DUPDNRNLQHWLNGDQ)DUPDNRGLQDPLN frekuensi denyut jantung menggunakan
Bedaquiline termasuk golongan formula Fridericia (QT corrected Fridericia/
diarylquinoline, bekerja menghambat QTcF) yang dinyatakan memiliki faktor koreksi
mikobakterial ATP sintase, suatu enzim penting yang optimal, sehingga direkomendasikan
untuk menghasilkan energi pada Mycobacterium pemakaiannya oleh WHO. Beberapa perangkat
tuberculosis (M.tb). Penghambatan ATP sintase EKG dapat mengukur dan mengoreksi interval
ini menghasilkan efek bakterisidal pada bakteri secara otomatis. Beberapa aplikasi smartphone
yang aktif bereplikasi maupun yang dormant.7 juga dapat digunakan untuk menghitung QTc.
Kadar hambat minimal untuk M.tb adalah Variasi QTc dapat bervariasi hingga 75 ms pada
0,008-0,12 mg/L. N-monodesmetil (M2) setiap orang dalam 1 hari yang sama.8
adalah metabolit BDQ yang tidak memiliki Interval QT yang memanjang menyebabkan
H¿NDVLNOLQLNNDUHQDWLQJNDWSDMDQDQ\DQJOHELK ventrikel kiri lebih rentan terhadap impuls
rendah (23-31%) pada manusia dan aktivitas elektrik yang prematur. Hal ini dapat memicu
antimikobakterial yang lebih rendah (3-6 kali WDNLNDUGL YHQWULNHO SROLPRU¿N \DQJ GLNHQDO
lebih rendah) dibandingkan senyawa induk.7 sebagai torsades de pointes (TdP), terjadi pada
Kadar puncak plasma (Cmax) BDQ dicapai frekuensi denyut jantung 160 – 240 kali per menit.
dalam waktu 5 jam setelah pemberian oral. Kondisi tersebut dapat simtomatik (takikardi,
Nilai Cmax dan jumlah obat (AUC) dalam darah palpitasi, sesak, sinkop), tidak berkelanjutan dan

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019 91


hilang spontan, atau memburuk dalam waktu pengembangan hingga setelah obat dipasarkan.
VLQJNDW PHQMDGL ¿EULODVL YHQWULNHO \DQJ GDSDW Anti bakteri mungkin bisa mendapat izin edar
menyebabkan kematian mendadak. Risiko TdP walaupun hanya didukung oleh data manfaat
berhubungan tidak hanya dengan nilai absolut yang terbatas untuk infeksi yang belum ada
interval QTc, tetapi juga dengan peningkatan obat terbaiknya misal TB yang disebabkan oleh
>60 ms dibandingkan dengan nilai baseline.3,8 bakteri yang multi-drug resistant karena pilihan
Tipe, durasi dan waktu monitoring obatnya terbatas.10
merupakan variabel penting dalam penilaian BDQ memperoleh percepatan persetujuan
EKG. Pemilihan waktu monitoring harus izin edar dari US FDA pada bulan Desember
berdasarkan farmakokinetik senyawa induk  'DWD GXNXQJ H¿NDVL XQWXN UHJLVWUDVLQ\D
dan metabolit. Obat-obat yang menginduksi berdasarkan hasil uji klinik fase IIb yang
perubahan EKG biasanya stabil ketika kondisi membandingkan pengobatan standar anti TB
steady state tercapai, sedangkan perkembangan lini kedua dengan atau tanpa BDQ selama
aritmia mungkin tidak hanya tergantung pada 24 minggu. Pada saat itu, fase III belum
pencapaian kondisi steady state, tetapi juga dilaksanakan. Dilaporkan kematian lebih banyak
pada pemberian obat lain bersamaan, perubahan terjadi pada kelompok BDQ dibandingkan
elektrolit atau status metabolik, gangguan dengan kelompok pengobatan standar anti TB
komorbid, perubahan pada otomatisasi jantung. lini kedua saja (10 versus 2 kematian, p=0,017).
Sebagai contoh, jika obat memperpanjang Berdasarkan investigasi, semua kematian tidak
interval QT dengan risiko ringan untuk menjadi berhubungan dengan pemberian obat, namun
TdP, maka TdP tidak akan terjadi kecuali jika satu kematian terjadi ketika pemberian BDQ
pasien juga mengkonsumsi obat lain yang juga dihentikan. Mengingat BDQ memiliki waktu
memperpanjang interval QT (misal clofazimine, paruh yang panjang, potensi perannya dalam
JRORQJDQ ÀXRURTXLQRORQH PDNUROLG DQWDJRQLV kematian ini tidak dapat dikesampingkan. 4
reseptor serotononin 5-HT3, antifungal azole, Pada uji klinis fase IIb, efek merugikan
anti-retroviral, anti-malaria, dan beberapa tersering (>20% pasien) terkait BDQ diantaranya
obat-obatan psikiatri seperti haloperidol, mual (35,3%, artralgia (29,4%), sakit kepala
chlorpromazine), pasien mengalami hipokalemia (23,5%), hiperurisemia (22,5%) dan muntah
atau hipomagnesia (misal gastroenteritis), atau (20,6%). Efek samping hepatotoksik (2/79)
pasien mengalami bradikardia (misal selama dan peningkatan interval QT >500 ms (1/79)
episode vagal).3 Peningkatan QTcF>60 ms dari ditemukan lebih banyak pada kelompok BDQ.
baseline dan interval QTcF>500 ms berhubungan Pemanjangan QTcF dibandingkan baseline
dengan pemberian BDQ bersamaan dengan meningkat pada minggu ke-18 (15,7 ms) pada
PR[LÀR[DFLQGDQPHWKDGRQH9 kelompok BDQ, bertahan hingga minggu
Pemanjangan QTc merupakan prediktor ke-24 lalu menurun secara gradual. Risiko
terbaik untuk TdP. Risiko TdP dan kematian pemanjangan QTcF lebih tinggi pada pasien
bukan merupakan fungsi linear dari panjang yang juga mendapat clofazimine. Peningkatan
interval QT selama pengobatan. Beberapa faktor QTcF terbesar dalam kelompok plasebo
risiko pemanjangan QTc terkadang ada pada sebanyak 6,2 ms (pada minggu ke-18).11,12
seorang pasien. Semakin banyak faktor risiko, Dilaporkan terjadi 36 kematian selama fase
maka semakin besar risiko pemanjangan QTc pengembangan obat, yaitu 30 kasus terjadi pada
dan aritmia. Faktor-faktor risiko tersebut antara kelompok BDQ dan 6 kasus pada kelompok
lain: ketidakseimbangan elektrolit, kelainan plasebo. Analisis rinci karakteristik baseline
struktur dan fungsional jantung, malnutrisi, dan faktor risiko tidak dapat menjelaskan hal
gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, ini. Selain itu, tidak ditemukan hubungan antara
dan hipotiroidism.8 kadar BDQ serum atau QTcF >500 ms dengan
angka harapan hidup. Akibat banyaknya jumlah
3UR¿O.HDPDQDQ%HGDTXLOLQH kematian dan efek interval QT pada kelompok
3UR¿O NHDPDQDQ REDW GLSHUROHK BDQ, US- FDA menambahkan black box
dari penilaian keamanan obat sejak dari warning pada brosur obat BDQ.13

92 Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


Pada tahun 2017, Pontali melakukan obat.5 Sebagai bagian dari standar pengobatan
analisis kualitatif aspek keamanan BDQ terhadap pasien, PV bertujuan untuk memperoleh hasil
jantung berdasarkan 23 studi BDQ (1266 terbaik dari terapi obat-obatan. Pelaksanaan PV
pasien) yang dipublikasi hingga 30 Juni 2017. \DQJEDLNDNDQPDPSXPHQJLGHQWL¿NDVLIDNWRU
Sebanyak 8 dari 44 pasien tidak melanjutkan faktor risiko dalam waktu singkat setelah obat
studi (0,6%) karena pemanjangan interval QTc. dipasarkan.15 Monitoring efek samping obat
Obat-obat TB lainnya yang diketahui dapat atau masalah terkait obat lainnnya berperan
menyebabkan pemanjangan interval QTc adalah penting dalam aktivitas farmakovigilans
ÀXRURTXLQRORQHFORID]LPLQHSUHWRPDQLG'/0 karena menginformasikan aspek keamanan
dan azithromycin. Informasi QTc bervariasi, obat terhadap pasien pada penggunaan luas.
sebagian besar studi melaporkan rata-rata Pada tahun 2013, WHO merekomendasikan
pemanjangan <20 ms dengan pemberian obat farmakovigilans aktif sebagai bagian dari
berisiko bersamaan, serta 4 studi melaporkan lima kondisi yang harus dipenuhi pada saat
pemanjangan yang lebih besar (49; 36,2; 31,9; menggunakan BDQ untuk pengobatan TB-
dan 28,5 ms). Informasi pemanjangan >60 ms RO. Selanjutnya pada tahun 2015, WHO
dari baseline dan pemanjangan >450 ms tidak merekomendasikan untuk melakukan active
dilaporkan secara sistematis oleh para peneliti. drug safety monitoring and management (aDSM)
Interval QTc>500 ms terjadi pada 42 pasien pada pasien dengan pengobatan menggunakan
(3,2%). Terdapat 2 cardiac events selama obat anti-TB baru dan paduan obat TB-RO baru.
pengobatan dengan BDQ, namun keduanya Tujuan aDSM adalah untuk melaporkan kasus
tidak terkait dengan BDQ. Terjadi 1 kematian \DQJGLGXJDDWDXWHUNRQ¿UPDVLDNLEDWWRNVLVLWDV
dengan abnormalitas pada EKG pada studi obat melalui penilaian aktif dan sistematis
kohort di Italia (428 pasien TB-RO mendapat terhadap aspek klinis dan laboratorium pada
BDQ), tetapi tidak berhubungan dengan pasien untuk mendeteksi dan mengelola kasus
pemberian BDQ.3 tersebut.5,16
Berdasarkan studi kohort di Perancis, Persyaratan inti aDSM adalah pencatatan
SHPEHULDQ REDW ÀXRURTXLQRORQH PHUXSDNDQ dan pelaporan Serious Adverse Event (SAE)
faktor independent yang berhubungan dengan sebagai target utama. Penanganan yang sesuai
lebih cepatnya konversi sputum. Tidak ada kasus dan tepat terhadap semua kejadian yang tidak
aritmia, dan 3 pasien (9%) memiliki QTcB >500 diinginkan (Adverse Event/AE) menjadi
ms, dan 2 pasien yang mendapat BDQ keluar komponen integral aDSM dan pelayanan pasien.
dari studi (6%) akibat pemanjangan QTcB yang Koordinasi dengan struktur PV pada suatu
SHUVLVWHQ SDVLHQMXJDPHQGDSDWPR[LÀR[DFLQ negara diperlukan dalam pelaksanaan aDSM
dan 1 pasien mendapat clofazimine dan untuk menghindari duplikasi dan tumpang
amiodarone).4 Studi kohort multisenter di Korea tindihnya aktivitas. Walaupun suatu negara telah
pada Januari 2015 – Oktober 2017, sebanyak 3 memiliki sistem PV yang baik, aDSM tetap
dari 39 pasien (7,7%) mengalami pemanjangan diperlukan dalam program TB untuk menjamin
interval QT. Pada studi ini, pemberian bersama bahwa pasien diawasi secara adekuat, serta
obat-obat lain (Clofazimine, clarithromycin) seluruh SAE terdeteksi dan dilaporkan dengan
merupakan faktor risiko yang bermakna untuk cepat kepada PV nasional di Indonesia (Badan
pemanjangan interval QT.14 Pengawas Obat dan Makanan).16
Tiga aktivitas penting aDSM sebagai
0RQLWRULQJ.HDPDQDQ%HGDTXLOLQH berikut:
Farmakovigilans (PV) adalah kegiatan 1. Pasien sebagai target untuk aDSM menjalani
mendeteksi, menilai, memahami dan mencegah penilaian klinis dan laboratorium secara
efek samping terkait penggunaan obat.15 Hal aktif dan sistematis selama pengobatan
ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan untuk mendeteksi toksisitas obat dan
pasien dan patient safety terkait penggunaan kejadian medis yang merugikan. Perlu
obat, serta mendukung tersedianya informasi disusun jadwal monitoring untuk pasien
yang relevan untuk penilaian manfaat dan risiko dengan paduan obat yang diperpendek atau

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019 93


pengobatan dengan obat baru. memungkinkan, hindari pemakaian obat-
2. Penanganan yang tepat untuk seluruh AE obat lain yang memperpanjang interval QT.17
yang terdeteksi sebagai bagian pelayanan Jika terdapat gejala-gejala jantung (takikardi,
pasien yang terbaik. sinkop, palpitasi, lemas), segara lakukan EKG
Pengumpulan dan palaporan secara untuk mengukur interval QT. Oleh karena BDQ
sistematik data terstandar uutuk setiap SAE yang memiliki waktu paruh yang panjang, monitoring
terdeteksi. Hal ini diperlukan untuk mengenali EKG setiap minggu tetap dilanjutkan hingga
tipe SAE, menilai keamanan pengobatan, dan minggu ke-24 setelah pengobatan, sampai
menginformasikan usulan kebijakan terkait interval QT mencapai nilai normal.17
penggunaan obat selanjutnya.16
Dokumentasi pemeriksaan klinis dan .(6,038/$1
laboratoris pada sebelum pengobatan dan secara Hasil studi aspek keamanan bedaquiline
teratur (misal setiap bulan) harus terintegrasi terhadap jantung masih terbatas dan belum
dengan catatan pengobatan program TB. dilaporkan secara lengkap dan sistematis.
Perlu formulir terstandar (di kertas atau secara %HUGDVDUNDQ KDVLO VWXGL \DQJ DGD SUR¿O
elektronik) untuk menambah kewaspadaan jika keamanan bedaquiline terhadap jantung cukup
terjadi efek samping serius.16 Selanjutnya, negara baik. Pemanjangan interval QT terjadi selama
harus mengembangkan database nasional yang penggunaan obat, namun dengan proporsi
\DQJUHQGDKGDQWLGDNVLJQL¿NDQPHQ\HEDENDQ
berisi data keamanan dari aDSM (national
cardiac events. Risiko pemanjangan interval QT
aDSM) dengan informasi yang lengkap dan lebih besar dengan pemakaian bersamaan obat
rinci tentang kejadian efek samping obat.6 Sejak FORID]LPLQH PR[LÀR[DFLQ GDQ DPLRGDURQH
tahun 2015, WHO mengundang kontribusi Selama ini data yang terkumpul menunjukkan
negara-negara untuk melaporkan aDSM pada adanya kasus kematian dan cardiac events
tingkat nasionalnya ke WHO Global aDSM selama studi, tidak berhubungan dengan
database. Dengan demikian, akan terkumpul penggunaan bedaquiline.
data yang cukup untuk dianalisis menjadi suatu Monitoring keamanan penggunaan
evidence baru dalam perkembangan pengobatan bedaquiline sebaiknya dilakukan melalui
TB-RO.6 aktivitas active drug safety monitoring (aDSM),
Waktu monitoring EKG pada pasien TB- yaitu pelaporan setelah pemantauan klinis
RO dengan pengobatan BDQ adalah sebelum dan hasil laboratorium pasien secara aktif
terapi dimulai, minggu ke-2, 4,, 8, 12, dan 24 dan sistematis. Pemeriksaan EKG, elektrolit
setelah pemberian obat. Frekuensi pemeriksaan dan klinis pasien dilakukan secara berkala
EKG menjadi lebih sering jika ada gangguan untuk monitoring keamanan terhadap jantung,
hepar, hipotiroidism, gangguan elektrolit, serta frekuensinya mempertimbangkan faktor risiko
lain yang menyertai. Kegiatan aDSM yang
pengobatan bersamaan dengan obat-obat lain
konsisten dan berkelanjutan, diharapkan dapat
yang memperpanjang interval QT. Koreksi
meningkatkan pelayanan dan patient safety.
interval QT dianjurkan menggunakan metode Kolaborasi global melalui aDSM WHO akan
Fredericia17: mendukung tersedianya data keamanan yang
cukup untuk dianalisis menjadi suatu evidence
baru dalam perkembangan pengobatan TB-RO.

Pemanjangan interval QTcF yang


bermakna jika nilai absolut >450 ms pada pria '$)7$53867$.$
atau >470 ms pada wanita, atau peningkatan 1. Maug AKJ, Hasbulah R, Manik B, Bhatia
>60 ms dari sebelum pengobatan. Kadar V. RGLC Country Support Mission Report
elektrolit (potassium, kalsium, dan magnesium) for Indonesia.; 2017.
yang rendah atau tinggi pada pemanjangan 2. Crada S. Programmatic Management of
interval QT merupakan predisposisi terjadinya Drug-Resistant Tuberculosis (PMDT)
aritmia. Oleh karena itu, perlu diukur kadar Monitoring Report.; 2018.
baseline dan dikoreksi jika abnormal. Jika

94 Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


3. Pontali E, Sotgiu G, Tiberi S, D’Ambrosio Tuberculosis. Vol 62.; 2013.
L, Centis R, Migliori GB. Cardiac safety 14. Kim CT, Kim T, Shin H, Ko YC, Choe
of bedaquiline: A systematic and critical YH, Kim H. Early View Original
analysis of the evidence. Eur Respir J. article Bedaquiline and Delamanid for
2017;50:1-10. the Treatment of Multidrug-resistant
4. Brigden G, Hewison C, Varaine F. New Tuberculosis : A Multi-center Cohort Study
developments in the treatment of drug- in Korea. Eur Respir J. 2018;54:1-41.
resistant tuberculosis: Clinical utility of 15. World Health Organization (WHO).
bedaquiline and delamanid. Infect Drug A Practical Handbook on the
Resist. 2015;8:367-78. Pharmacovigilance of Medicines Used in
5. World Health Organization. Introduction of the Treatment of Tuberculosis.; 2012.
Bedaquiline for the Treatment of Multidrug- 16. World Health Organization. Active
Resistant Tuberculosis at Country Level.; Tuberculosis Drug-Safety Monitoring and
2015. Management.; 2015.
6. Halleux CM, Falzon D, Merle C, et al. 17. World Health Organization. Companion
The World Health Organization global Handbook to the WHO Guidelines for
aDSM database: generating evidence on the Programmatic Management of Drug-
the safety of new treatment regimens for Resistant Tuberculosis.; 2014.
drug-resistant tuberculosis. Eur Respir J.
2018;51:1-9.
7. The European Medicine Agency. Summary
of Product Characteristics of Sirturo
(Bedaquiline 100 Mg Tablets).; 2014.
8. Monedero-Recuero I, Hernando-Marrupe
L, Sánchez-Montalvá A, et al. QTc and
anti-tuberculosis drugs: a perfect storm or
a tempest in a teacup? Review of evidence
and a risk assessment. Int J Tuberc Lung
Dis. 2018;22:1411-21.
9. Guglielmetti L, Veziris N, Yazdanpanah
Y, et al. Long-term outcome and safety
of prolonged bedaquiline treatment for
multidrug-resistant tuberculosis. Eur
Respir J. 2017;49:1-11.
10. Badan Pengawas Obat dan Makanan.
3HGRPDQ3HQLODLDQ(¿NDVL'DQ.HDPDQDQ
Antibakteri. Jakarta; 2004.
11. Field SK. Bedaquiline for the treatment
of multidrug-resistant tuberculosis: Great
promise or disappointment? Ther Adv
Chronic Dis. 2015;6:170-84.
12. World Health Organization (WHO).
WHO Model List of Essential Medicines
Application Bedaquiline 100mg tablet. :1-
25.
13. US Center for Disease Control and
Prevention. Provisional CDC Guidelines
for the Use and Safety Monitoring of
Bedaquiline Fumarate (Sirturo) for
the Treatment of Multidrug-Resistant

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019 95

Anda mungkin juga menyukai