Penggunaan Obat Rasional
Penggunaan Obat Rasional
Penggunaan obat yang rasional adalah pemilihan dan penggunaan obat yang efektifitasnya terjamin
serta aman, dengan mempertimbangkan masalah harga, yaitu dengan harga yang paling
menguntungkan dan sedapat mungkin terjangkau. Untuk menjamin efektifitas dan keamanan,
pemberian obat harus dilakukan secara rasional, yang berarti perlu dilakukan diagnosis yang akurat,
memilih obat yang tepat, serta meresepkan obat tersebut dengan dengan dosis, cara, interval serta
lama pemberian yang tepat.
Darmansyah (1996) mengemukakan bahwa rasional juga berarti menggunakan obat berdasarkan
indikasi yang manfaatnya jelas terlihat dapt dapat diramalkan (evidence based therapy) . Manfaat
tersebut dinilai dengan menimbang semua bukti tertulis hasil uji klinik yang dimuat dalam
kepustakaan yang dilakukan melalui evaluasi yang sangat bijaksana.
Menimbang manfaat dan resiko tidak selalu mudah dilakukan Graham-Smith dan Aronson (1992),
mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukannya yaitu derajat keparahan
penyakit yang akan diobati, efektivitas obat yang akan digunakan, keparahan dan frekuensi efek
samping yang mungkin timbul, serta efektivitas dan keamanan obat lain yang bisa dipakai sebagai
pengganti. Semakin parah suatu penyakit, semakin berani mengambil resiko efek samping, namun
bila efek samping mengganggu dan relatif lebih berat dari penyakitnya sendiri mungkin pengobatan
tersebut perlu diurungkan. Semakin remeh suatu penyakit, semakin perlu bersikap tidak menerima
efek samping.
Kemampuan untuk melakukan telaah terhadap berbagai hasil uji klinik yang disajikan menjadi amat
penting dalam masalah ini. Biasanya dalam pedoman pengobatan, pilihan obat yang ada telah
melalui proses tersebut, dan dicantumkan sebagai obat pilihan utama (drug of choice), pilihan kedua,
dan seterusnya.
PENGOBATAN RASIONAL
Mengapa diperlukan pengobatan rasional ?
Pengobatan yang tidak rasional dapat menyebabkan :
Pengobatan yang tidak aman
Kambuhnya penyakit
Masa sakit memanjang
Membahayakan dan menimbulkan kekhawatiran pasien
Membengkaknya biaya
Secara umum dan dalam konteks yang lebih luas penggunaan obat yang tidak rasional dapat
memberi dampak ; terjadinya pemborosan biaya dan anggaran masyarakat, resiko efek samping dan
resistensi, ketersediaan obat kurang terjamin, mutu pengobatan dan pelayanan kesehatan buruk,
memberikan persepsi yang keliru tentang pengobatan pada masyarakat.
WHO action programme on essential drugs (1994), mengemukakan bahwa untuk menetapkan
penggunaan obat secara rasional perlu dilalui serangkaian langkah yaitu :
1. menentukan masalah pasien
2. menetapkan tujuan pengobatan
3. memeriksa kerasionalan penggunaan obat yang dipilih serta meneliti efektivitas dan keamanannya
4. membuat resep
5. memberi informasi, instruksi, hal-hal yang perlu diwaspadai
6. melakukan monitoring
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerasionalan pengunaan obat yaitu :
1. Upaya regulasi
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan berperan dalam pengaturan yang dapat
mendukung penggunaan obat yang rasional
2. Upaya pendidikan
Pengajaran penggunaan obat rasional dalam kurikulum Fak.Kedokteran. Bagi para dokter dapat
diberikan post service training melalui berbagai program pelatihan dan penyegaran mengenai
penggunaan obat rasional. Pendidikan dan pelatihan juga diberikan bagi petugas pelayanan
kesehatan lain serta masyarakat.
3. Upaya manajerial
Dalam upaya ini termasuk pembentukan Komisi farmasi dan Terapi (KFT) di RS, Penetapan daftar
Obat Essensial, penyusunan pedoman pengobatan.
5. Drug surveillance
Perlu dilakukan drug surveillance untuk memberikan data pendukung pengobatan asional serta
menimbulkan keyakinan pada peresep, apalagi bila mereka dilibatkan secara langsung.
6. Informasi obat
Informasi yang obyektif, berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang terpercaya berdasarkan uji klinik yang
memenuhi standar. Perlu dibuat terbitan berkala/buletin yang berisi antara lain informasi obat
generik, mutu obat generik, telaahan efektivitas dan keamanan berbagai obat untuk indikasi yang
sama, dan telaahan harga obat untuk terapi yang serupa. Informasi harus meningkatkan kesadaran
mengenai biaya pengobatan. Profesi dapat memprakarsai penerbitan informasi ini bersama pihak
terkait.
8. Pemberdayaan KFT
KFT atau komisi sejenisnya perlu dibentuk dan diupayakan agar dapat melaksanakan fungsinya dalam
mencermati penggunaan obat dan kerasionalan pengobatan
9. Ketersediaan sumber daya
Untuk upaya seperti informasi obat, drug surveillance, pemasaran obat generik yang mendukung
peresepan obat rasional, perlu didukung ketersediaan sumber dana.