Latar Belakang
Industri pangan sebagai salah satu sub sektor dalam struktur industri, merupakan
bagian terpenting dari agroindustri di Indonesia. Peranan industri pangan sangat penting
tidak saja dalam pengembangan pangan secara luas, tetapi juga dalam pengembangan
ekonomi. Peranan industri pangan dalam perekonomian Indonesia memiliki potensi yang
besar dalam rangka meningkatkan nilai tambah pada sektor agribisnis (Saidi,1996)
Indonesia relatif cukup lama. Awalnya produksi kecap dilakukan oleh industri skala kecil
atau lebih dikenal sebagai industri rumah tangga dan umumnya daya jangkau pemasarannya
sangat kecil, pada saat ini, produksi kecap sudah mulai dilakukan melalui industri skala
besar. Menurut Indocomercia1 (1995), di Indonesia terdapat sekitar 339 pabrik kecap dengan
total kapasitas produksi diperkirakan lebih dari 191.33 juta liter per tahun (karena banyak
yang tidak terpantau kapasitas produksinya), sebahagian besar pabrik kecap tersebut berada
di pulau Jawa . Data yang ada menunjukan bahwa di pulau tempat sebahagian besar
penduduk Indonesia ini terdapat 278 perusahaan atau 69,67 % dari jumlah yang ada.
Provinsi, Jawa Timur merupakan daerah yang paling banyak memiliki perusahaan
kecap. Di sana terdapat 116 perusahaan kecap atau 29,07 % dari jumlah nasional, urutan
kedua adalah Jawa Barat dengan jumlah perusahaan sebanyak 84 buah atau 21,05 % dari
jumlah nasional, urutan ketiga adalah Jawa Tengah yang memiliki 52 perusahaan kecap atau
13,03 % dari jumlah nasional dan hampir sama dengan jumlah kecap perusahaan kecap di
Sumatera.
Banyaknya industri kecap di Indonesia ini menyebabkan sebuah pabrik kecap harus
menghadapi persaingan yang sangat ketat. Selain itu, perusahaan kecap juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan lainnya baik internal maupun ekstemal. Dalam kondisi lingkungan
yang cepat berubah, maka perusahaan kecap harus dapat melaksanakan kegiatan
pemasarannya secara efektif dan efisien, di samping strategi utama dalam menggarap relung
pasar adalah spesialisasi, karena harus memiliki keahlian khusus dalam ha1 pasar,
Prospek industri kecap manis memiliki peluang yang baik, salah satunya disebabkan
jumlah penduduk yang terus bertambah dari taraf hidup yang semakin baik yang akan
mendorong peningkatan konsumsi dan kualitas makanan yang semakin berkualitas. Berikut
Tabel 1.1 menunjukkan indeks rata-rata industri kecap manis tahun 2011.
TABEL 1.1
INDEKS RATA-RATA INDUSTRI KECAP MANIS TAHUN 2010-2011
Indeks rata-rata
Kategori Kecap Manis
2010 2011
ABC 47.9% 39.8%
Cap Bango 41.3% 47.0%
Indofood 1.8% 1.8%
Piring Lombok 1.6% 1.6%
Angsa 0.9% 0.7%
tingkat kualitas produk yang baik bagi konsumen. Pada tahun 2011 perusahaan ABC
mengalami penurunan indeks rata-rata sebanyak 8.1%, kecap manis Indofood mengalami
indeks rata-rata yang tetap, tidak naik dan tidak turun dan tetap berada pada angka 1.8%,
sedangkan Bango mengalami peningkatan indeks rata-rata pada tahun 2010 sebesar 5.7%, hal
ini menunjukkan bahwa kecap manis Bango mampu bersaing dipasar dan mampu mengambil
alih kecap manis yang menjadi top leader beberapa tahun terakhir ini, yaitu kecap manis
TABEL 1.2
PRODUSEN KECAP MANIS DI INDONESIA
Produsen Brand
PT Heinz ABC Indonesia ABC
PT Unilever Indonesia Bango
PT Indofood Sukses Makmur Indofood
PT Wings Food Sedaap
PT Sari Sedap Indonesia Nasional
PT Indofood Sukses Makmur Cap Piring Lombok
PT Kilang Kecap Angsa Angsa
manis. Salah satu perusahaan dalam industri kecap manis di Indonesia adalah PT. Unilever
Indonesia 2. PT. Unilever Indonesia telah empat kali menjuarai Indonesia Best Brand Award
(IBBA) dari tahun 2008-2011, hal tersebut membuktikan bahwa PT Unilever Indonesia
Anugerah Indah Pelangi yang merupakan perusahaan keluarga Tjoa Eng Nioyang didirikan
pada tahun 1928 di Tangerang 4. PT Sakura Aneka Food yang diakusisi oleh PT Unilever
Indonesia, pemasaran kecap manis Bango menjadi modern dengan segenap aktivitas above
the line dan below the line, seperti promosi yang dilakukan secara gencar, seperti Festival
Jaringan distribusi PT Unilever Indonesia yang luas menjadikan kecap manis Cap
Bango makin dikenal di tingkat nasional. Seperti diungkapkan oleh Daniel Lalisang,
2009 bahwa kecap manis cap Bango memberikan kontribusi besar pada Divisi Makanan 5.
Peningkatan indeks rata-rata mengakibatkan kenaikan penjualan kecap manis Cap Bango
volume produksi kecap pada setiap jenisnya, yaitu : kecap pedas, kecap manis dan kecap
produksi kecap terbesar diraih oleh kecap pedas, sebesar 31,8% per tahun.
Pemasar saling bersaing untuk menguasai dan memperluas pangsa pasar, persaingan
yang tinggi akan berpengaruh untuk merebut pangsa pasar (market
share) dimana setiap produk kecap manis saling berkompetisi untuk memperluas market
share yang akan mempengaruhi penjualan dari suatu produk. Perluasan dari market share
akan menjadi acuan dalam pencapaian kesuksesan suatu perusahaan. Berikut Tabel 1.3
TABEL 1.3
MARKET SHARE KECAP MANIS TAHUN 2009-2011
Pangsa Pasar (Market Share)
Brand
2009 2010 2011
Bango 76.9 68.4 67.4
ABC 73.3 65.1 66.2
Indofood 60.0 40.6 41.7
Sedaap 59.1 41.3 43.4
Nasional 57.2 40.3 41.3
Tabel 1.3 menunjukkan penurunan dan kenaikan market share pada tiap industri
kecap manis. Pada kecap Bango, pada tahun 2010 pangsa pasar kecap manis Bango
mengalami penurunan pangsa pasar sebesar 8,5% dan pada tahun 2011 kecap manis Bango
tetap mengalami penurunan pangsa pasar sebesar 1%. Hal tersebut mengindikasiakn adanya
Heinz Indonesia memiliki progress yang baik terutama pada produk kecapnya jika PT Heinz
dapat mempertahankan market share secara terus menerus, maka kecap ABC dapat merebut
kembali top leader pada produk kecap yang sebelumnya telah direbut oleh kecap manis
Bango.
ini terlihat dari peningkatan konsumsi kecap yang sangat pesat dalam kurun waktu enam
tahun kebelakang (2008-2013). Berdasarkan Studi Tentang Industri & Pemasaran Kecap di
Indonesia tahun 2014 yang dilakukan oleh MARS, selama periode tersebut, volume pasar
kecap di Indonesia meningkat rata-rata 3,8% per tahun. Selama enam tahun terakhir ini, nilai
bisnis kecap di Indonesia juga mengalami peningkatan dari Rp. 3,21 triliun pada tahun 2008
Saat ini, terdapat pabrik kecap dan bumbu milik Unilever Indonesia yang berkapasitas
330 ribu ton per tahun. Nilai investasi mencapai Rp 820 miliar dan dibangun sejak 2013.
Tahun 2013, Unilever menyiapkan investasi sebesar Rp 1,2 triliun rupiah, termasuk untuk
pabrik kecap ini. Unilever juga akan membangun industri oleokimia di Kawasan Industri
Kuala Tanjung-Sei Mangke di Sumatra Utara. Menurut Menteri Perindustrian Saleh Husin
saat meresmikan pabrik kecap dan bumbu PT Unilever Indonesia Tbk di Bekasi, nilai
produksi kecap mencapai Rp 7,1 triliun dan untuk bumbu Rp 7,2 triliun pada tahun 2014
produksi pabrik kecap mereka . Selanjutnya untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik
kecap perlu dirancang proses produksi kecap yang mampu menghasilkan sesuai kapasitas
produksi yang diharapkan. Salah satu tahapan penting dalam proses produksi kecap adalah
proses pembuatan karamel, proses pembuatan sari kedelai, proses pemasakan dan proses
penyaringan. Semua proses tersebut dilakukan menggunakan bejana tekanan untuk kuali
pemasakan kecap. Tugas Akhir ini bertujuan untuk membuat rancangan bejana tekan
VIII Division 1.
Daftar Pustaka
1. Majalah Marketing 02/X/Februari 2011:48
2. Majalah SWA 27/XXIII/Desember 2007 : 64
3. Majalah SWA edisi 15/XXVII/18-27 Juli 2011 : 33
4. Majalah SWA edisi 27/XXIII/18 Desember-7 Januari 2008 : 47
5. Majalah SWA edisi 24 Juni - 16 Juli 2010 : 48.
6. Majalah SWA edisi 27/XXIII/ 18 Desember - 7 Januari 2008 : 47
7. Majalah SWA edisi 15/XXVII/18-27 Juli 2011 : 48
8. REPUBLIKA.CO.ID 25/8