Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGROINDUSTRI MODERN

PERUSAHAAN KECAP BANGO

DisusunOleh :

Desi NurtianaSianturi {A1A122025}

DosenPengampu:

prof.Dr.Drs.H.Khairinal.Dpt.BA.M.Si

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Makalah Agroindustri Perusahaan Kecap Bango
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis di Universitas Jambi.
Dan harapan saya semoga tugas laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Jambi,Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................4
1.2. Tujuan.........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1. SEJARAH..................................................................................................................................6
2.2. WILAYAH USAHA..................................................................................................................6
2.3. PRODUK YANG DIHASILKAN..............................................................................................7
2.4. SUMBER DAYA PERUSAHAAN............................................................................................7
2.5. KEMUNGKINAN MASA DEPAN...........................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Zaman semakin berkembang dan perkembangannya yang terus meningkat dan memberikan
dampak pada masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya. Globalisasi sudah hampir
memasuki seluruh aspek kehidupan yang mengakibatkan persaingan dalam dunia bisnis menjadi
tinggi. Perkembangan dunia industri yang pesat mengakibatkan persaingan. Untuk bisa bertahan, para
pelaku bisnis harus benarbenar memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, sehingga
produk yang ditawarkan dapat menarik perhatian dan pada akhirnya dapat dinikmati konsumen.
Tingginya tingkat persaingan antara pelaku bisnis, memaksa pelaku bisnis tersebut untuk dapat
melakukan berbagai macam strategi yang bertujuan untuk memperoleh perhatian konsumen dan
produk atau jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut dapat menjadi bagian dalam hidup
konsumen tersebutPertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2012 mengalami kenaikan. Hal
tersebut menunjukkan dunia bisnis di Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan dan sangat
menguntungkan bagi pelaku bisnis.

Menurut Griffin (2008 : 113) “When a customer is loyal, he or she exhibits purchase
behavior defined as non-random purchase expressed over time by some decision-making un/it.”
Ketika seorang pelanggan setia, ia memperlihatkan perilaku pembelian didefinisikan sebagai
pembelian teratur yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh beberapa pengambilan keputusan.
Mengingat pentingnya menjaga dan meningkatkan keputusan pembelian, maka PT Unilever Indonesia
sebagai produsen merek kecap manis Indonesia dituntut untuk terus berupaya melakukan strategi
promosi produk dalam menghadapi ancaman pesaing yang salah satunya dengan meningkatkan
kualitas produk melalui strategi promosi yang konsisten sehingga merek tersebut memberikan produk
yang selalu relevan dengan keinginan konsumen yang senantiasa berubah-ubah dan untuk
mempertahankan perilaku dari konsumen.

Pemasar tidak ingin meninggalkan kesempatan posisi produk mereka. Mereka harus
merencanakan posisi yang akan memberikan produk mereka keuntungan terbesar di pasar target yang
dipilih, dan mereka harus merancang campuran pemasaran untuk menciptakan posisi-posisi yang
direncanakan. Berbagai strategi telah dilakukan oleh setiap perusahaan untuk mendapat simpati dari
konsumen guna untuk meningkatkan keputusan pembelian pengguna produk kecap manis Bango.
Strategi yang digunakan dengan melakukan bauran pemasaran atau yang dikenal dengan marketing
mix. Mulai dari promosi melalui media massa atau dengan inovasi produk, mengatasi permasalah
yang terjadi, perusahaan Unilever Indonesia terus berupaya melakukan strategi produk yang bertujuan
untuk meningkatkan penjualan dalam menghadapi ancaman pesaing.

1.2. Tujuan
1. Untuk menganalisis keterkaitan kebelakang dan kedepan pada kegiatan agroindustri kecap
‘BANGO’ dalam prespektif manajemen rantai pasokan.
2. Untuk mengetahui besar nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan kedelai menjadi per
satu kali produksi
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. SEJARAH
Kecap Bango awalnya merupakan sebuah industri rumah tangga yang dimulai pada tahun 1928 di
daerah Benteng, Tangerang, Jawa Barat. Perjalanan Bango dimulai oleh Tjoa Pit Boen yang pertama
kali menjajakan kecap di toko kecil di garasi rumahnya. Nama Bango dipilih pendirinya dengan satu
visi, yaitu agar produknya dapat terbang tinggi hingga ke mancanegara.

Pada tahun 1992, PT Unilever Indonesia tertarik untuk mengakuisisi merek dan usaha Kecap
Bango di bawah naungan perusahaan mereka. Akhirnya Kecap Bango resmi menjadi salah satu
produk PT Unilever Indonesia pada tahun 2001.

 Setelah proses akuisisi, nama dan performa Kecap Bango semakin kencang dan dikenal hingga
luar Jakarta. Langkah awal setelah akuisisi, Unilever mengubah tampilan merek, logo, dan kemasan
Bango. Dulu mereknya ”Kecap Bango”. Pada 1 Februari 2008, mereknya resmi menjadi ”Bango”.

Unilever dan keluarga Kartadinata membentuk perusahaan patungan bernama PT Anugrah Lever.
Perusahaan ini memproduksi dan memasarkan kecap, sambal, dan saus bermerek Bango. Unilever
menguasai 65 persen saham, sisanya 35 persen dimiliki Anugrah Indah Pelangi dan Anugrah Damai
Pratama. Pada 2007, Unilever mengakuisisi sisa saham Bango milik keluarga Kartadinata.

Menurut Ainul Yaqin, Foods Director Unilever Indonesia, 'dari beberapa hasil survei lembaga
riset, Bango menjadi pemimpin pasar kecap nasional. Performa bagus tersebut dimulai sejak paska
diakusisi

2.2. WILAYAH USAHA


Perusahaan Kecap Bango berubah menjadi perseroan terbatas, yaitu PT Anugrah Indah Pelangi dan
PT Anugrah Damai Pratama. Manajemen dikelola anak Yunus yang keempat, Eppy Kartadinata, pada
1982. Pabrik kini menempati area seluas delapan hektaree di Desa Wantilan, Cipeundeuy, Subang,
Jawa Barat

Sejak awal Bango yang merupakan kecap manis ini ditujukan untuk segmen ibu rumah tangga
kelas AB berusia 24–45 tahun. Sementara itu, positioning-nya sejak awal 2001 sampai sekarang tidak
berubah yakni menempatkan Bango sebagai kecap berkualitas lantaran dibuat dari empat bahan alami
pilihan: Kedelai hitam, gula kelapa, air, dan garam tanpa bahan tambahan MSG, pengawet maupun
pewarna.

Pelahan tapi pasti, Unilever memperlebar cakupan distribusi kecap Bango secara nasional. Seiring
dengan itu, komunikasin melalui jalur above the line dan below the line (BTL) pun ditempuh. Salah
satu kegiatan BTL yang cukup akrab semarak, sekaligus dekat dengan masyarakat adalah Festival
Jajanan Bango. Festival tahunan ini digelar sebagai adil pelestarian makanan tradisional yang semakin
tergencet oleh makanan mall dan pabrikan. Karena tradisi kuliner tidak bisa dipisahkan dari budaya,
acara memadukan jajanan dengan kesenian tradisional. Ditelevisi, acara serupa tertuang dalam
program Bango Cita Rasa Nusantara
2.3. PRODUK YANG DIHASILKAN
Bango Kecap Manis

 Bango sachet 14 ml
 Bango 135 ml
 Bango pouch 225 ml
 Bango 300 ml
 Bango pouch 600 ml

Bango Kecap Manis Pedas Gurih

Varian Kecap Manis Pedas Gurih diluncurkan pada tahun 2012. Bahan-bahan yang
ditambahkan adalah Cabai Rawit merah dan hijau seta Bawang

 Bango pedas gurih 55 ml


 Bango pedas gurih 220 ml
 Bango pedas gurih 135 ml
 Bango pedas gurih 275 ml

2.4. SUMBER DAYA PERUSAHAAN


Man : membentuk manajemen Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan (K3) khususnya untuk
karyawan bagian produksi. Selain itu strategi yang dapat diterapkan yaitu dengan meningkatkan
program pelatihan dan pengembangan karyawan seperti mengikutsertakan pada seminar-seminar.

Money: melakukan peningkatan investasi jangka panjang untuk kebutuhan pengembangan


agroindustri, karenainvestasi maka agroindustri dapat memperluas usahanya dimasa depan.

Machine: melakukan penambahan mesin produksi auto agar bisa memenuhi permintaan pasar baik
didaerah maupun diluar daerah.

Metodhs: agroindustri harus terus meningkatkan manajemen yang ada. 

Material: pemberianpengatur suhu ruangan agar kualitas dan fisik gula kelapa tidak muda rusak
sebab karakteristik gula kelapa mudah meleleh jika terkena suhu panas, selain itu pada penyimpanan
gudang kedelai, sebaiknya dilakukan perluasan ruang dan pemberian ventilasi udara agar gudang
tidak lembab.

Market: meningkatkan kegiatan promosi yang lebih gencar dan aktif sebab agroindustri masih
termasuk perusahaan yang sedang berkembang. Selain itu, agroindustri sebaiknya melakukan inovasi
produk baik dari segi kemasan dan rasa

2.5. KEMUNGKINAN MASA DEPAN


Menjadi merek legendaris yang mampu menguasai pasar adalah keinginan setiap perusahaan.
Merek yang unggul tentu saja tidak terlepas dari campur tangan pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya. Salah satunya Kecap Bango. Merek kecap besutan PT Unilever Indonesia Tbk ini
semakin mantap mempertahankan dominasinya di pangsa pasar kecap Indonesia.
Perjalanan Bango dimulai dari langkah kecil Tjoa Pit Boen yang mendirikan usaha rumahan
di kawasan Benteng, Tangerang, pada tahun 1928 di mana Bango pertama kali dijajakan di
toko kecil di garasi rumahnya.
Rasa dan kualitas kecap Bango yang prima membuatnya jadi tersebar luas melalui kabar
mulut ke mulut. Berkat usaha keras dan konsistensi dalam menjaga rasa dan kualitas, Bango
terus bertahan selama 85 tahun dan pertumbuhannnya semakin pesat ketika Bango diakuisisi
oleh Unilever pada tahun 2001.
Meski persaingan semakin ketat, Bango mampu berkompetisi dengan merek kecap lainnya.
Ainul Yaqin, Foods Director Unilever, mengklaim, Bango mampu mengokohkan dirinya
sebagai merek kecap nomor satu di Tanah Air. Berbekal pengalaman yang cukup panjang,
pihaknya yakin bisa mempertahankan prestasi termasuk menjadi merek legendaris asli
Indonesia.
Di sela-sela perayaan ulang tahun Bango yang ke 85, Ainul membagi resep kesuksesan
Bango sehingga menjadi merek yang paling disegani oleh masyarakat. 
Kunci sukses Bango ada empat. Pertama, kami percaya, merek yang bagus itu adalah merek
yang menjaga kualitas sepenuh hati. Begitupun dengan Bango yang tetap konsisten
mempertahankan kualitasnya. Misalnya, dibuat dari kedelai hitam terbaik, gula kelapa pilihan
dan diproses dengan teknologi yang canggih.
Kedua, kami menyadari bahwa salah satu komposisi utama makanan khas Indonesia adalah
kecap. Untuk itu, kami ingin melestarikan warisan kuliner Indonesia. Kecap memiliki
peranan yang penting bagi kuliner Indonesia.
Kunci sukses ketiga adalah bekerja sama dengan pihak-pihak luar. Sejak awal tahun 2000-an,
Unilever bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada untuk menghasilkan kedelai hitam
terbaik bernama Malika. Kedelai inilah yang menjadi kekuatan rasa dan merek kami.
Kerjasama juga kami lakukan dengan petani-petani. Kami membina lebih dari 9000 petani
kedelai Malika. Total persebaran lahan pertanian Malika pun semakin luas dari 5 hektar di
tahun 2001 menjadi 1.600 hektar. Kerja sama ini mendatangkan keuntungan keduabelah
pihak khususnya pasokan bahan baku produksi.
Kerja sama lainnya adalah membuat acara-acara menarik. Misalnya, Festival Jajanan
Bango (FJB) yang tahun ini akan diselenggarakan di lima kota di Indonesia. Bango juga
membuat program televisi yang melibatkan ikon pelestarian warisan kuliner dengan nama
“Bango Cita Rasa Nusantara”. Kami menggendeng Bondan Winarno dan Surya Saputra
untuk menyukseskan acara ini.
Kunci sukses terakhir adalah menciptakan gebrakan yang inovatif dan kreatif. Kami sadar,
masyarakat sudah melek informasi. Dunia digital menjadi medium utama untuk mencari
referensi. 
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agroindustri pangan merupakan salah satu industri pengolahan hasil pertanian yang
mempunyai peranan penting penganekaragaman pangan. Kedelai sudah terkenal keunggulannya di
masyarakat. Kecap yang berbahan baku kedelai hitam juga sudah menjadi bumbu yang selalu
dikonsumsi masyarakat. Banyak berbagai makanan yang menggunakan bahan kecap sebagai
penyedap dan penambah rasa pada makanan. Industri kecap di Indonesia sampai saat ini didominasi
oleh perusahaanperushaan besar seperti PT Heinz ABC Indonesia, PT Unilever, dan PT Indofood.
Sejak kecap Bango di beli PT Unilever dari PT Sakura Aneka Food pada tahun 2001, pertumbuhan
kecap Bango patut diperhitungkan di pasaran. Banyaknya merek kecap manis yang membanjiri pasar
industri kecap manis, baik kecap manis dalam negeri maupun luar negeri, menyebabkan pesaingan
yang sangat ketat. Hal ini membuat konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan merek, sehingga
produsen kecap manis perlu mengetahui selera dan keinginan konsumen agar dapat menciptakan dan
menjual kecap manis yang dapat disukai oleh konsumen. Salah satu cara adalah dengan
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian dan sikap konsumen
terhadap produk kecap manis berdasarkan penilaian mereka atas berbagai atribut yang ada pada
produk. Pada umumnya setiap merek kecap manis yang dijual di pasaran memiliki atribut-atribut
produk yang hampir sama, seperti kecap manis ABC, Bango, Indofood dan sebagainya, menyebabkan
pesaingan antar produsen 3 sangat ketat.
DAFTAR PUSTAKA

Miyu,santo.2016:Jurnal Manejemen FE-VB. Jakarta:Vol 04.No.1

e-jerfs.2010:Pemasaran Kecap Bango.Jakarta

Sri Anindiati Nursasti.2017: Pabrik kecap tertua diindonesia. Jakarta

Riezky heryati pratama putri.2014: Menghadapi persaingan bisnis.Jawa


timur Surabaya

Anda mungkin juga menyukai