Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup

dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo.

2005.hlm.180).

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil

konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati,

dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney. 2007.hlm. 672).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa

komplikasi baik padaibu maupun pada janin.(Prawirohardjo.2005.hlm.180).

2. Sebab-sebab mulanya persalinan

Sebab terjadinya persalinan sampai saat ini masih merupakan teori-

teori yang komplek. Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin,

struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai

faktor yang mengakibatkan partus mulai. Perubahan-perubahan dalam

biokomia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan

berlangsungnya partus, antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan

Universitas Sumatera Utara


progesteron. Seperti diketahui progesterone merupakan penenang bagi

otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1

sampai 2 minggu sebelum partus dimulai. Kadar progesteron dalam

kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm meningkat. Plasenta menjadi

tua, dengan tuanya kehamilan. Villi koriales mengalami perubahan-

perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun. Keadaan

uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia

otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menganggu

sirkulasi uteroplasenter, sehingga plasenta akan mengalami degenerasi.

Berkurangnya nutrisi pada janin, maka hasil konsepsi akan segera

dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion

servikale dari Frankenhauser yang terletak di belakang. Bila ganglion

tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan (Prawirohardjo.

2005.hlm.18 1).

3. Tanda-tanda persalinan

a. Adanya Kontraksi Rahim

Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan

adalah mengejangnya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi.

Kontraksi tersebut berirama, teratur, dan involuter, umumnya kontraksi

bertujuan untuk menyiapkan mulut lahir untuk membesar dan

meningkatkan aliran darah di dalam plasenta. Setiap kontraksi uterus

memiliki tiga fase yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Increment : Ketika intensitas terbentuk.

2. Acme : Puncak atau maximum.

3. Decement : Ketika otot relaksasi

Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara teratur

dengan intensitas makin lama makin meningkat. Perut akan mengalami

kontraksi dan relaksasi, diakhir kehamilan proses kontraksi akan lebih

sering terjadi (Huliana. 2001.hlm.118). Mulanya kontraksi terasa seperti

sakit pada punggung bawah berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah

perut mirip dengan mules saat haid (Rose. 2007.hlm.120). Kontraksi

terjadi simetris di kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat saluran

telur ke seluruh rahim, kontraksi rahim terus berlangsung sampai bayi

lahir (Indiarti. 2008.hlm.139).

Kontraksi uterus memiliki periode relaksasi yang memiliki fungsi

penting untuk mengistirahatkan otot uterus, memberi kesempatan

istirahat bagi wanita, dan mempertahankan kesejahteraan bayi karena

kontraksi uterus menyebabkan konstraksi pembuluh darah plasenta.

Ketika otot uterus berelaksasi diantara kontraksi, uterus terasa lembut

dan mudah ditekan, karena uterus berkontraksi, ototnya menjadi keras

dan lebih keras, dan keseluruhan uterus terlihat naik ke atas pada

abdomen sampai ke ketinggian yang tertinggi. Setiap kali otot

berkontraksi, rongga uterus menjadi lebih kecil dan bagian presentasi

atau kantong amnion didorong ke bawah ke dalam serviks. Serviks

Universitas Sumatera Utara


pertama-tama menipis, mendatar, dan kemudian terbuka, dan otot pada

fundus menjadi lebih tebal. Durasi kontraksi uterus sangat bervariasi,

tergantung pada kala persalinan wanita tersebut. Kontraksi pada

persalinan aktif berlangsung dari 45 sampai 90 detik dengan durasi rata-

rata 60 detik. Pada persalinan awal, kontraksi mungkin hanya

berlangsung 15 sampai 20 detik. Frekuensi kontraksi ditentukan dengan

mengukur waktu dari permulaan satu kontraksi ke permulaan kontraksi

selanjutnya. Kontraksi biasanya disertai rasa sakit, nyeri, makin

mendekati kelahiran. Kejang nyeri tidak akan berkurang dengan istirahat

atau elusan, wanita primipara ataupun yang sedang dalam keadaan takut

dan tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya serta tidak

dipersiapkan dengan teknik relaksasi dan pernapasan untuk mengatasi

kontraksinya akan menagis dan bergerak tak terkendali di tempat tidur

hanya karena kontraksi ringan, sebaliknya wanita yang sudah memiliki

pengalaman atau telah dipersiapkan dalam menghadapi pengalaman

kelahiran dan mendapat dukungan dari orang terdekat atau tenaga

professional yang terlatih memimpin perslinan, atau wanita

berpendidikan tidak menunjukkan kehilangan kendali atau menagis

bahkan pada kontraksi yang hebat sekalipun (Varney. 2007.hlm.675).

Ketika merasakan kontraksi uterus, mulailah untuk menghitung

waktunya. Catatlah lamanya waktu antara satu kontraksi dengan

kontraksi berikutnya, dan lamanya kontraksi berlangsung. Jika ibu

Universitas Sumatera Utara


merasakan mulas yang belum teratur akan lebih baik menunggu di

rumah sambil beristirahat dan mengumpulkan energi untuk persalinan.

Jika kontraksi sudah setiap 5 menit sekali atau sangat sakit dapat

berangkat ke rumah sakit dengan membawa perlengkapan yang sudah

dipersiapkan (Indiarti. 2008.hlm. 140).

b. Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir servik

pada awal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim,

sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan

keluarnya lendir yang berwarna kemerahan bercampur darah dan

terdorong keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim yang

menandakan bahwa mulut rahim menjadi lunak dan membuka. Lendir

inilah yang dimaksud sebagai bloody slim.

Blood slim paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur

darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan

murni. Ketika melihat rabas sering, wanita sering kali berpikir bahwa ia

melihat tanda persalinan. Bercak darah tersebut biasanya akan terjadi

beberapa hari sebelum kelahiran tiba, tetapi tidak perlu khawatir dan

tidak perlu tergesa-gesa ke rumah sakit, tunggu sampai rasa sakit di perut

atau bagian belakang dan dibarengi oleh kontraksi yang teratur. Jika

keluar pendarahan hebat, dan banyak seperti menstruasi segera ke rumah

sakit (Maulana. 2008.hlm. 205).

Universitas Sumatera Utara


c. Keluarnya air-air ( ketuban )

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban.

Selama sembilan bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam cairan

amnion. Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak, berasal dari

ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering terjadi

(Maulana. 2008.hlm.205-206). Ketuban mulai pecah sewaktu-waktu

sampai pada saat persalinan. Kebocoran cairan amniotik bervariasi dari

yang mengalir deras sampai yang menetes sedikit demi sedikit,

sehingga dapat ditahan dengan memakai pembalut yang bersih. Tidak

ada rasa sakit yang menyertai pemecahan ketuban dan alirannya

tergantung pada ukuran, dan kemungkinan kepala bayi telah memasuki

rongga panggul ataupun belum (Stoppard. 2008.hlm.253-254). Jika

ketuban yang menjadi tempat perlindungan bayi sudah pecah, maka

sudah saatnya bayi harus keluar. Bila ibu hamil merasakan ada cairan

yang merembes keluar dari vagina dan keluarnya tidak dapat ditahan

lagi, tetapi tidak disertai mulas atau tanpa sakit, merupakan tanda

ketuban pecah dini, yakni ketuban pecah sebelum terdapat tanda-tanda

persalinan, sesudah itu akan terasa sakit karena ada kemungkinan

kontraksi. Bila ketuban pecah dini terjadi, terdapat bahaya infeksi

terhadap bayi. Ibu akan dirawat sampai robekannya sembuh dan tidak

ada lagi cairan yang keluar atau sampai bayi lahir. Normalnya air

ketuban ialah cairan yang bersih, jernih, dan tidak berbau. Segera

Universitas Sumatera Utara


hubungi dokter bila dicurigai ketuban pecah, dan jika pemecahan

ketuban tersebut disertai dengan ketuban yang berwarna coklat

kehijauan, berbau tidak enak, dan jika ditemukan warna ketuban

kecoklatan berarti bayi sudah buang air besar di dalam rahim, yang

sering sekali menandakan bahwa bayi mengalami distres (meskipun

tidak selalu dan perlu segera dilahirkan), pemeriksaan dokter akan

menentukan apakah janin masih aman untuk tetap tinggal di rahim atau

sebaliknya (Nolan. 2003.hlm.69).

d. Pembukaan servik

Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-pertama aktivitas

uterus dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian

aktivitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat (Liu.

2002.hlm.70). Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap

kontraksi yang berkembang. Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien

tetapi dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam. Petugas akan

melakukan pemeriksaan untuk menentukan pematangan, penipisan,

dan pembukaan leher rahim (Simkin. 2008.hlm.190). Servik menjadi

matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan,

kematangan servik mengindikasikan kesiapanya untuk persalinan

(Varney. 2007.hlm. 673).

Universitas Sumatera Utara


4. Tanda persalinan palsu

Ketika mendekati kehamilan aterem, banyak wanita mengeluhkan

kontraksi uterus yang terasa nyeri, yang mungkin menunjukkan permulaan

persalinan tetapi meskipun terjadi kontraksi kemajuan dilatasi servik tidak

terjadi yang disebut dengan Persalinan palsu atau false labour. Disini

terjadi aktivitas uterus yang kekuatan kontraksi bagian bawah uterus

hampir sama besar dengan kontraksi bagian atas, karena itu dilatasi servik

tidak terjadi dan nyeri karena kontraksi uterus sering dirasakan pada

panggul bawah, dan tidak menyebabkan nyeri dari pinggang sampai ke

perut bagian bawah., lama kontraksi pendek dan tidak begitu kuat, bila

dibawa berjalan kontraksi biasanya menghilang. Kontraksi lebih sering

terjadi pada malam hari tetapi frekwensi dan intensitasnya tidak meningkat

dari waktu ke waktu (Liewellyn.2001.hlm 80).

Kontraksi ini terjadi pada trimester tiga dan sering salah

memperkirakan kontraksi Braxton Hicks yang kuat sebagai kontraksi awal

persalinan. Kontraksi Braxton Hicks yang kuat dapat disalah artikan

sebagai tanda datangnya persalinan, dan ini dikenal sebagai persalinan

palsu. Menghitung waktu awal kontraksi selama lebih dari satu jam dan

jika kontraksi tersebut terjadi berdekatan satu sama lain dan berlangsung

lama, mungkin memasuki persalinan (Stoppard. 2008.hlm.254). Persalinan

palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau secara intermiten bahkan tiga

atau empat minggu sebelum persalinan yang sebenarnya. Persalinan palsu

Universitas Sumatera Utara


terasa sangat nyeri dan wanita dapat mengalami kurang tidur dan

kekurangan energi dalam menghadapinya. Wanita tidak tahu cara

memastikan apakah ia benar-benar mengalami persalinan yang sebenarnya

karena hal tersebut hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan dalam..

Persalinan palsu dapat memberikan indikasi bahwa persalinan sudah dekat

(Varney. 2007.hlm. 653).

5. Pemeriksaan menjelang persalinan

Saat mulai terasa mulas dan mengalami kontraksi secara teratur

sebagai tanda akan segera melahirkan, perlu dilakukan pemeriksaan

dalam. Tujuannya untuk mengetahui kemajuan persalinan, yang meliputi

pembukaan servik, masih ada atau tidaknya selaput ketuban karena,

apabila sudah pecah harus diberi tindakan. Dengan pemeriksaan dalam

dapat dinilai juga tentang kepala bayi, apakah sudah memutar atau belum,

sampai mana putaran tersebut karena kondisi ini akan menentukan

jalannya persalinan (Indiarti, 2008). Jantung janin akan dimonitor secara

teratur dengan fetoscope yang akan diperiksa secara rutin oleh petugas

kesehatan untuk mengetahui kesejahteraan janin. Kontraksi uterus

dihitung setiap kali ibu merasakan mulas, dan pada perut ibu teraba keras.

Mengukur waktunya dan mencatat jarak antar kontraksi (dari akhir satu

kontraksi sampai awal kontraksi yang lain). Tanda-tanda vital, intake dan

out take ibu juga diperiksa selama proses persalina (Miriam Stoppard,

2008).

Universitas Sumatera Utara


6. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan

a. Power (Tenaga yang mendorong bayi keluar)

Seperti his atau kontraksi uterus kekuatan ibu mengedan, kontraksi

diafragma, dan ligamentum action terutama ligamentum rotundum.

b. Passage (Faktor jalan lahir)

Perubahan pada serviks, pendataran serviks, pembukaan servik dan

perubahan pada vagina dan dasar panggul

c. Passanger

Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin. Ukuran kepala janin

lebih lebar daripada bagian bahu, kurang lebih seperempat dari

panjang ibu. 96% bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir

pertama. Passanger terdiri dari janin, plasenta, dan selaput ketuban

(Helen, 2002).

d. Psikis ibu

Penerimaan klien atas jalanya perawatan antenatal (petunjuk dan

persiapan untuk menghadapi persalinan), kemampuan klien untuk

bekerjasama dengan penolong, dan adaptasi terhadap rasa nyeri

persalinan.

e. Penolong

Meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kesabaran,

pengertiannya dalam menghadapi klien baik primipara dan multipara.

Universitas Sumatera Utara


7. Tahapan persalinan normal.

a. Kala I

Mulai dari tanda-tanda persalinan dan berakhir ketika pembukaan

mulut rahim sudah lengkap.

Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu :

1) Fase laten

Fase laten adalah periode waktu dari awal persalinan hingga ketika

pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya

dimulai sejak kontraksi muncul hingga pembukaan tiga sampai

empat sentimeter atau permulaan fase aktif. Selama fase laten

bagian presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama

sekali (Varney. 2007.hlm.679). Pembukaan serviks berlangsung

lambat, membuka sampai 3 cm, dan berlangsung 8 jam

(Prawirohardjo, 2001). Pada fase laten servik membuka dan

melunak, bergerak dari posterior ke anterior dan dilatasi servik

antara 0 sampai 4 cm, tempat terbaik menghabiskan masa laten

adalah di rumah dan tidak di lingkungan rumah sakit karena

kecemasan bisa menghambat persalinan (Chapman.2000.hlm.11-

12)

2) Fase aktif

Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif

pembukaan sampai hingga pembukaan menjadi komplit.

Universitas Sumatera Utara


Pembukaan umumnya dimulai dari tiga sampai empat sentimeter

(akhir fase laten) hingga 10 sentimeter (akhir kala satu persalinan).

Penurunan kepala yang progresif terjadi pada akhir fase aktif dan

selama kala dua persalinan. Kontraksi selama fase aktif menjadi

lebih sering dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas yang

lebih kuat (Varney. 2007.hlm.679).

Dibagi 3 fase lagi , yaitu :

a). Fase akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi

4 cm.

b). Fase dilatasi maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan

berlagsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

c). Fase deselerasi : Pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam

waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Kala I pada primipara berlangsung 13 jam dan pada multipara 7

jam (Prawirohardjo. 2005.hlm 82).

b. Kala II

Mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Kala II adalah kala

pengeluaran ditandai dengan pembukaan leher rahim yang sudah

lengkap (10 cm), kontraksi masih berlangsung sepanjang 60-90

menit lebih teratur, his menjadi lebih kuat dan cepat kira-kira 2

sampai 3 menit sekali, perineum mulai menonjol dan menjadi lebar

dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama

Universitas Sumatera Utara


kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his

(Saifuddin, 2000). Adapun tanda-tanda kala II adalah his lebih sering

dan kuat, adanya dorongan untuk mengedan, pengejanan ini timbul

secara reflektoris karena kepala janin telah sampi di dasar panggul,

show lebih banyak kadang-kadang diikuti sedikit perdarahan, ada

rasa seperti ingin buang air besar, hal ini disebabkan karena tekanan

kepala pada dasarpanggul dan juga pada rectum, perineum mulai

menonjol dan anus mulai membuka. Tanda ini mulai tampak bila

betul-betul kepala sudah di dasar panggul dan mulai membuka pintu

(Saifuddin. 2000.hlm 45). Kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam pada

primigravida dan pada multipara rata- rata 0,5 jam (Prawirohardjo,

2005).

c. Kala III

Kala III dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir dengan

lahirnya plasenta. Kala III berlangsung rata-rata 6 sampai 15 menit

setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus

uteri, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah

(Prawirohardjo, 2005). Kisaran normal kala tiga sampai 30 menit,

resiko perdarahan meningkat apabila kala tiga lebih lama dari 30 menit

terutama antara 30 dan 60 menit (Varney, 2007).

Universitas Sumatera Utara


d. Kala IV

Kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk

mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya pendarahan post

partum (Prawirohardjo, 2005). Perdarahan post partum terjadi pada 2

jam pertama, observasi yang dilakukan adalah untuk menilai kesdaran

penderita, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, kontraksi

uterus, jumlah pendarahan). Perdarahan normal bila tidak melebihi 400

s/d 500 cc. Sebelum meninggalkan ibu yang post partum, petugas

harus memantau ibu setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah

kelahiran plasenta dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan

(Saifuddin, 2000).

B. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan.

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Sidi

Gazalba, mengungkapkan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui

atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal,

insaf, mengerti, dan pandai (Salam. 2003.hlm28). Pengetahuan merupakan

proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus

menerus dalam prilaku atau pemikiran (Seifert. 2007.hlm.5).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,

Universitas Sumatera Utara


rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Notoatmodjo. 2007.hlm.143).

2. Fungsi Pengetahuan.

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu,

untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamanya.

Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang

diketahui oleh individu akan disusun, ditata, atau diubah sedemikian rupa,

sehingga tercapai suatu konsisten (Azwar. 2003.hlm.45).

3. Sumber-sumber pengetahuan masalah

a. Empirisme

Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan jalan observasi

atau dengan penginderaan.

b. Rasionalisme

Pengetahuan diperoleh dari pikiran (akal budi) manusia, sehingga

mampu mengetahui kebenaran.

c. Intusionisme

Secara etiomologi istilah intuisi berarti lagsung melihat. Intuisi dapat

dipergunakan sehingga kita mengetahui diri kita, karakter, perasaan,

dan motif orang lain serta kita mengetahui, mengalami hakikat

sebenarnya tentang waktu, gerak, dan aspek yang mendasar dalam

jagat raya.

Universitas Sumatera Utara


d. Wahyu Allah

Pengetahuan disampaikan oleh Allah S.W.T kepada manusia lewat

para nabi yang diutusnya (Salam. 2003.hlm.99-104).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai