Karagenan Kappa PDF
Karagenan Kappa PDF
PEMBUATAN MELORIN
Industri pangan yang saat ini berkembang cukup pesat salah satunya adalah
frozen dessert yang merupakan produk makanan beku pencuci mulut. Jenis frozen
dessert yang sering ditemui antara lain adalah es krim yang digemari masyarakat.
Kandungan lemak susu yang tinggi (high fat) pada es krim membuat konsumen
lebih selektif dalam memilih es krim. Alternatif produk yang dapat menggantikan
produk es krim ini adalah melorin atau es krim imitasi. Formulasi yang tepat
dalam pembuatan melorin sangat diperlukan agar didapatkan produk yang disukai
konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan zat yang melembutkan
dan menstabilkan emulsi yaitu hidrokoloid jenis karagenan. Larutan karagenan
dapat mengentalkan dan menstabilkan partikel-partikel sehingga mencegah
pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa pada industri es krim.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari formula yang tepat dan
mempelajari pengaruh penambahan konsentrasi susu kedelai dan nangka terhadap
karakteristik melorin serta mempelajari pengaruh penambahan karagenan terhadap
karakteristik melorin serta mendapatkan konsentrasi bahan penstabil yang paling
tepat untuk memperoleh produk melorin dengan karakteristik terbaik.
Karakteristik formula awal melorin dengan nilai sensori yang paling disukai
adalah melorin dengan konsentrasi susu kedelai 12,5% dan nangka 15%. Hasil
perangkingan pada penelitian utama dengan metode Bayes menghasilkan melorin
terpilih dengan penambahan karagenan 0,02% yang memiliki warna menarik,
tekstur kompak dan rasa yang disukai oleh panelis. Hasil uji fisik total padatan
terlarut 17,85% Brix, viskositas 20,00 cPs, overrun 64,15%, waktu leleh
17,5 menit dan stabilitas emulsi 81,28%. Hasil pengujian proksimat kadar air
86,15%, abu 0,3%, protein 0,51%, lemak 0,06% dan karbohidrat 13,00%. Melorin
memiliki kandungan serat yang cukup tinggi yaitu 3,17%.
KARAGENAN SEBAGAI BAHAN PENSTABIL PADA PROSES
PEMBUATAN MELORIN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
pada Departemen Teknologi Hasil Perairan
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Cendrawasih Syafriliana P
C34070065
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
anugerah dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Karagenan sebagai Bahan Penstabil pada Proses Pembuatan Melorin.
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penelitian dan penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :
1. Dr. Ir. Wini Trilaksani, M.Sc dan Dr. Pipih Suptijah, MBA sebagai dosen
pembimbing atas arahan serta bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Sugeng Heri Suseno, S.Pi, M.Si sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS, M.Phil selaku ketua Departemen Teknologi
Hasil Perairan dan Dr. Ir. Agoes M. Jacoeb, Dipl-Biol selaku Ketua
Program Studi Departemen Teknologi Hasil Perairan.
4. Desniar, S.Pi M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi kepada penulis selama menempuh kuliah di THP.
5. Ayah, Ibu, Kakak dan Adik atas semua dukungan dan kasih sayang yang
diberikan, baik moril maupun materil serta doa yang selalu mengalir.
6. Ibu Ema, Ibu Rubiyah, Ibu Endang, Mas Zaky, Mas Ipul, Mba Lastri,
Pak Wahid yang telah membantu di laboratorium.
7. Adi, Ibel, QQ, Ka Yayan, Nabila, Nadya, Linda, Suhana, Mila, Nisa, Za
dan teman-teman lain, terima kasih telah memberikan bantuan selama
penelitian serta semangat dan dorongan untuk segera menyelesaikan
seminar dan sidang.
8. Teman-Teman THP 44, 43, 45 dan 46 atas persahabatan, kebersamaan,
bantuan, doa dan canda tawa yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih ada kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya. Terima kasih.
Cendrawasih Syafriliana P
C34070065
RIWAYAT HIDUP
3. METODOLOGI ............................................................................................ 15
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 15
3.2 Bahan dan Alat ...................................................................................... 15
3.3 Metode Penelitian................................................................................... 15
3.3.1 Tahapan penelitian pendahuluan .............................................. 15
3.3.2 Tahapan penelitian utama ......................................................... 16
3.4 Prosedur Analisis ................................................................................... 20
3.4.1 Uji organoleptik ........................................................................ 20
3.4.2 Analisis fisika ........................................................................... 20
3.4.3 Analisis kimia ........................................................................... 21
3.4.4 Penentuan Total Plate Count (TPC) ......................................... 26
3.4.5 Rancangan percobaan dan analisis data.................................... 27
Halaman
1 Struktur molekul karagenan ...................................................................... 5
2 Buah nangka (Artocarpus heterophyllus) ................................................. 9
3 Diagram alir penelitian pendahuluan formula melorin ............................ 18
4 Diagram alir penelitian utama penambahan bahan penstabil .................... 19
5 Nilai rataan parameter warna melorin....................................................... 31
6 Nilai rataan parameter aroma melorin ...................................................... 32
7 Nilai rataan parameter tekstur melorin...................................................... 34
8 Nilai rataan parameter rasa melorin .......................................................... 35
9 Nilai rataan parameter mouthfeel melorin................................................. 36
10 Nilai rataan parameter warna melorin....................................................... 37
11 Nilai rataan parameter aroma melorin ...................................................... 38
12 Nilai rataan parameter rasa melorin .......................................................... 40
13 Nilai rataan parameter tekstur melorin...................................................... 41
14 Nilai rataan parameter mouthfeel melorin................................................. 43
15 Nilai rataan TPT melorin .......................................................................... 44
16 Nilai rataan parameter viskositas melorin................................................. 45
17 Nilai rataan parameter overrun melorin .................................................... 47
18 Nilai rataan waktu leleh ............................................................................ 48
19 Nilai rataan pH .......................................................................................... 50
20 Nilai rataan stabilitas emulsi ..................................................................... 51
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Komposisi kimia dan zat gizi daging nagka ............................................. 10
2 Komposisi kedelai per 100 gram bahan ................................................... 10
3 Syarat mutu es krim (SNI01-3713-1995) ................................................. 13
4 Formula melorin dengan penambahan karagenan .................................. 16
5 Hasil analisis karakteristik karagenan ..................................................... 29
6 Karakteristik nilai kepentingan sensori .................................................... 52
7 Hasil pembobotan sensori ....................................................................... 53
8 Hasil analisis proksimat .......................................................................... 53
9 Hasil nilai uji TPC .................................................................................... 53
10 Informasi nilai gizi .................................................................................... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Score sheet uji kesukaan (uji hedonik) ..................................................... 66
2 Hasil perangkingan dan uji Kruskal wallis .............................................. 67
3 Hasil uji lanjut Mutiple Comparison warna ............................................. 68
4 Hasil uji lanjut Mutiple Comparison aroma .............................................. 68
5 Hasil uji lanjut Mutiple Comparison rasa ................................................. 68
6 Hasil perangkingan dan uji Kruskal wallis ............................................... 69
7 Hasil uji lanjut Mutiple Comparison tekstur ............................................. 70
8 Hasil uji lanjut Mutiple Comparison mouthfeel ........................................ 70
9 Hasil Anova uji fisik ................................................................................. 71
10 Hasil uji lanjut Tukey total padatan terlarut.............................................. 72
11 Hasil uji lanjut Tukey viskositas melorin ................................................. 72
12 Hasil uji lanjut Tukey overrun .................................................................. 73
13 Hasil uji lanjut Tukey waktu leleh ............................................................ 73
14 Hasil uji lanjut Tukey pH .......................................................................... 74
15 Hasil uji lanjut Tukey stabilitas emulsi .................................................... 74
16 Indeks kinerja Bayes ................................................................................ 75
17 Total kadar serat pangan .......................................................................... 77
18 Perhitungan angka kecukupan gizi (AKG) ............................................... 77
19 Dokumentasi kegiatan .............................................................................. 78
1 PENDAHULUAN
bagi penggemar es krim yang memperhatikan diet rendah lemak. Parameter mutu
yang menentukkan penerimaan produk melorin adalah tekstur dan rasa, sehingga
perlu diketahui jenis dan konsentrasi bahan tambahan pangan yang tepat dalam
menentukan tingkat tekstur dan rasa yang disukai.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian adalah mencari formula melorin yang tepat
dengan kombinasi susu kedelai, nangka serta penambahan bahan penstabil
karagenan terhadap karakteristik melorin.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karagenan
Karagenan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut merah
dari jenis Chondrus, Euchema, Gigartina, Hypnea, Iradea dan Phyllophora.
Karagenan dibedakan dengan agar berdasarkan kandungan sulfatnya (Hall 2009).
Jumlah dan posisi sulfat membedakan macam-macam polisakarida
Rhodophyceae, polisakarida tersebut harus mengandung 20% sulfat berdasarkan
berat kering untuk diklasifikasikan sebagai karagenan (FAO 2007).
Karagenan bukan biopolimer tunggal, tetapi campuran dari galaktan-
galaktan linear yang mengandung sulfat dan larut dalam air. Galaktan-galaktan
tersebut terhubung oleh 3--D-galaktopiranosa (G-units) dan 4--D-
galktopiranosa (D-units) atau 4-3,6-anhidrogalaktosa (DA-units), membentuk unit
pengulangan disakarida dari karagenan. Galaktan yang mengandung sulfat
diklasifikasikan berdasarkan adanya 3,6-anhidrogalaktosa serta posisi dan jumlah
golongan sulfat pada strukturnya (Imeson 2010). Kappa karagenan tersusun dari
(1,3)-D-galaktosa-4-sulfat dan (1,4)-3,6-anhidro-D-galaktosa. Karagenan juga
mengandung D-galaktosa-2-sulfat ester (Hall 2009).
Karagenan komersil memiliki kandungan sulfat 22-38% (w/w). Karagenan
dijual dalam bentuk bubuk, warnanya bervariasi dari putih sampai kecoklatan
bergantung dari bahan mentah dan proses yang digunakan. Karagenan yang
umumnya ada di pasaran terdiri atas 2 tipe, yaitu refined karagenan dan
semirefined karagenan. Semirefined karagenan dibuat dari spesies rumput laut
Euchema yang banyak terdapat di Indonesia dan Filipina. Semirefined karagenan
mengandung lebih banyak bahan yang tidak larut asam (8-15%) dibandingkan
refined karagenan (2%) (Fahmitasari 2004). Struktur molekul karagenan dapat
dilihat pada Gambar 1.
5
Gambar 1 Struktur molekul karagenan (a) kappa karagenan, (b) iota karagenan
dan (c) lambda karagenan (Hall 2009).
Konsistensi gel dipengaruhi beberapa faktor antara lain: jenis dan tipe karagenan,
konsistensi, adanya ion-ion serta pelarut yang menghambat pembentukan
hidrokoloid.
2.2.5 Sifat fungsional karagenan
Karagenan berperan sangat penting sebagai stabilisator (pengatur
keseimbangan), thickener (bahan pengentalan), pembentuk gel, pengemulsi dan
lain-lain (Imeson 2010). Sifat ini banyak dimanfaatkan dalam industri makanan,
obat-obatan, kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi dan industri lainnya.
Penambahan karagenan (0,01-0,05%) pada es krim berfungsi sebagai
stabilisator yang sangat baik. Penambahan karagenan dapat mencegah
pengendapan coklat pada susu coklat dan pemisahan es krim serta meningkatkan
kekentalan kekentalan lemak dan pengendapan kalsium (Winarno 1996).
Karagenan dapat berfungsi sebagai pengikat, melindungi koloid, penghambat
sineresis dan flocculating agent. Karagenan termasuk senyawa hidrokoloid yang
banyak digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat tektur dan kestabilan suatu
cairan produk pangan (Distantina et al. 2009).
2.3 Nangka
Nangka merupakan tanaman asli India yang kini telah menyebar ke seluruh
dunia, terutama Asia Tenggara. Nangka adalah nama sejenis pohon, sekaligus
buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku Moraceae. Dalam bahasa
Inggris, nangka dikenal sebagai Jackfruit. Menurut Iswanto (2008), nangka
dengan nama latin Artocarpus heterophyllus memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus
9
Tabel 1 Komposisi kimia dan zat gizi daging buah nangka per 100 g bahan
Komposisi Satuan Konsentrasi (%)
Air (%bb) % 83,10
Protein (%bk) G 1,60
Lemak (%bk) G 0,02
Karbohidrat (%bk) G 7,30
Serat kasar (%bk) G 5,60
Vitamin A g 18,00
Vitamin B1 Mg 0,06
Vitamnin C Mg 7,90
Kalsium Mg 37,00
Fosfor Mg 26,00
Besi Mg 1,70
Abu G 2,20
Energi Mg 37,00
Sumber : Departement of Agricultural Malaysia 2001
Salah satu produk olahan kedelai adalah susu kedelai. Susu kedelai dapat
digunakan sebagai alternatif pengganti susu sapi karena mengandung gizi yang
hampir sama dengan harga yang lebih murah. Protein susu kedelai memiliki susunan
asam amino yang hampir sama dengan susu sapi. Kandungan protein susu kedelai
mencapai 1,5 kali protein susu sapi. Selain itu, susu kedelai juga mengandung lemak,
karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1 vitamin B2, dan
isoflavon (Koswara 2006).
11
Kandungan asam lemak tak jenuh pada susu kedelai lebih besar serta tidak
mengandung kolesterol. Kandungan asam lemak tak jenuh diantaranya seperti
asam linoleat, asam linolenat dan asam oleat (Winarsih 2010). Susu kedelai
memiliki manfaat lain yaitu untuk mengatasi keluhan menopause pada wanita.
Kandungan protein dalam susu kedelai dipengaruhi oleh varietas kedelai. Susu
kedelai dapat digunakan untuk meningkatkan nilai gizi protein pada nasi dan
makanan serealia lainnya (BPPT 2002).
2.7 Es Krim
Es krim merupakan salah satu produk olahan susu yang dibuat dengan cara
membekukan dan mencampur bahan baku secara bersama-sama. Bahan yang
digunakan biasanya adalah kombinasi susu dengan satu atau lebih bahan
tambahan seperti gula dan madu dengan atau tanpa stabilizer. Dari sistem tersebut
terbentuk sistem emulsi beku. Oleh karena itu, mutu es krim yang dihasilkan akan
sangat dipengaruhi oleh cara pengolahan dan bahan termasuk stabilizer yang
digunakan (Sinurat et al. 2007). Mutu dan jumlah protein di dalam es krim cukup
tinggi. Protein tersebut sebagian besar berasal dari susu dan sisanya berasal dari
bahan penstabil.
Marshall dan Arbuckle (2000) mengklasifikasikan beberapa jenis es krim
komersial menjadi nonfat ice cream, lowfat ice cream, light ice cream, reduced fat
ice cream, soft serve ice cream, economy ice cream, deluxe ice cream, sherbet,
dan ice. Komposisi dari beberapa jenis es krim tersebut sangat bervariasi, menurut
Mc Sweeney & PF Fox (2009) komposisi es krim paling baik adalah 12 % lemak,
padatan susu tanpa lemak 11 %, gula 15 %, bahan penstabil dan pengemulsi 0.3 %
dan total padatan 38.3 %. Menurut SNI 01-3713-1995, syarat mutu es krim adalah
sebagai berikut.
13
2.8 Melorin
Melorin atau es krim imitasi adalah adalah jenis makanan pencuci mulut
berbentuk beku seperti es krim dan berkadar lemak rendah yang berasal dari
lemak nabati (CFR 2010). Melorin biasanya menjadi pilihan camilan dingin dan
manis. Hal ini disebabkan karena melorin hampir menyerupai es krim, yang
membedakan hanya komposisinya. Produk ini mengandung tidak kurang dari 6 %
lemak, dengan formula, proses pembuatan dan sifat-sifat yang sama seperti es
krim (Hubeis et al. 1996).
Melorin mengandung kadar lemak yang rendah. Lemak yang terkandung
hanya berasal dari sari buah dan sari kedelai. Lemak nabati yang digunakan dalam
melorin dapat berasal dari minyak kelapa, sari kedelai, minyak biji kapas, minyak
jagung atau tanaman lainnya (Yunita 1995).
14
Pemblenderan
Bubur buah
Pencampuran
Melorin
Pemblenderan
Bubur buah
Pencampuran
15% nangka; 12,5% susu
kedelai
Melorin
( )
Overrun = %
( )
Keterangan :
Wadonan = berat adonan melorin sebelum dibekukan
Wes krim = berat melorin setelah dibekukan
Stabilitas emulsi (%) = x 100%
Keterangan:
Berat fase yang tersisa = (berat emulsi pengovenan kedua + cawan) - berat cawan
Berat total bahan emulsi = (berat bahan emulsi + cawan) - berat cawan
Keterangan :
A = Berat sampel mula-mula (g)
B = Berat sampel setelah dikeringkan (g)
dalam alkohol dengan perbandingan 2:1) yang ada di bawah kondensor. Destilasi
dilakukan sampai diperoleh kira-kira 200 ml destilat yang bercampur dengan
H3BO3 dan indikator dalam erlenmeyer. Destilat dititrasi dengan menggunakan
HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah. Hal yang sama juga
dilakukan terhadap blanko. Kadar protein dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
% Nitrogen
mlHCl blankoxNHClx14.007 x100%
mgsampel
% = %
Beratlemak ( g )
% Lemak = x100%
Beratsampel ( g )
24
Keterangan :
W= Berat sampel (g)
B= Berat blanko bebas serat (g)
D= Berat setelah analisis dan dikeringkan (g)
I= Berat setelah diabukan (g)
ij = + i + ij
Dimana :
ij = respon yang diamati
= efek nilai tengah/nilai rata-rata sebenarnya
i = pengaruh perlakuan pada taraf ke-i
ij = galat (error) dari perlakuan pada taraf ke-i dan ulangan ke-j
12
= 3( + 1)
( + 1)
T
Pembagi = 1 , dimana T = t 1 t(t + 1)
n 1 n(n + 1)
Keterangan:
n = Banyaknya pengamatan dalam perlakuan
Ri = Jumlah ranking dalam perlakuan ke-i
T = Banyaknya pengamatan seri dalam kelompok
H = H terkoreksi
29
polielektrolit. Gaya tolakan antar muatan negatif sepanjang rantai polimer, yaitu
gugus sulfat, akan mengakibatkan rantai molekul menegang (Warkoyo 2007).
Hasil analisis kekuatan gel karagenan adalah 385,63 (g/cm2). Konsistensi
gel dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yaitu jenis dan tipe karagenan,
kosentrasi dan adanya ion-ion serta pelarut yang menghambat pembentukan
hidrokoloid. Hal lain yang dapat mempengaruhi gel karagenan yaitu letak gugus
sulfat pada struktur molekulnya. Kadar gugus sulfat tersebut dapat mempengaruhi
kekuatan gel dari karagenan karena tingginya kadar sulfat dapat menyebabkan
terputusnya ikatan 3,6-anhidro-D-galaktosa sehingga kekuatan gelnya menurun.
Ester sulfat terkandung dalam karagenan berkisar 25% untuk kappa karagenan,
serta 32% untuk iota karagenan, sedangkan lambda karagenan mengandung 35%
ester sulfat (Imeson 2010).
Kadar abu karagenan hasil analisis adalah sebesar 14,00%. Kadar abu yang
didapat lebih rendah dari standar yang ditetapkan oleh FAO (2007) yang berkisar
antara 15-40%. Menurut Winarno (1996), tingginya kadar abu karagenan
dipengaruhi oleh adanya garam dan mineral lain yang menempel pada rumput laut
seperti natrium, kalsium dan kalium.
Nilai kadar air karagenan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar
14.75%. Kadar air suatu produk sangat penting karena terkait dengan daya simpan
produk dan kualitasnya. Kadar air hidrokoloid yang diinginkan rata-rata di bawah
20% untuk standar pasaran internasional (Angka dan Suhartono 2000).
kuning pucat sampai kuning. Hasil pengujian sensori parameter warna melorin
menunjukkan nilai antara 5,80-6,83. Nilai rataan terendah dimiliki oleh melorin
dengan konsentrasi susu kedelai dan nangka masing-masing 12,5% (perlakuan C),
sedangkan nilai rataan tertinggi dimiliki oleh melorin dengan konsentrasi susu
kedelai dan nangka masing-masing 10% dan 15% (perlakuan B). Nilai rataan
parameter warna melorin dapat dilihat pada Gambar 5.
7 6,83 b
6.8 6,60 a,b
nilai rataan warna
6.6
6.4 6,23 a,b
6.2
6 5,80 a
5.8
5.6
5.4
5.2
A B C D
Perlakuan
kuning, orange, merah orange (Astawan & Andreas 2008). Semakin tinggi
konsentrasi buah nangka yang ditambahkan maka warna es krim yang dihasilkan
menjadi lebih kuning sehingga meningkatkan kesukaan panelis.
(2) Aroma
Aroma merupakan salah satu daya tarik bagi panelis dalam menentukan
nilai kesukaan terhadap suatu produk. Timbulnya aroma atau bau ini karena zat
bau tersebut bersifat volatil (mudah menguap). Oleh karena itu penilaian sensori
tingkat kesukaan aroma perlu dilakukan dalam penelitian ini. Nilai rataan
parameter aroma melorin dapat dilihat pada Gambar 6.
8.00 7,00 c
7.00 b
6,60 b,c
6,10
Nilai rataan aroma
6.00
4,83 a
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
A B C D
Perlakuan
7 6,37a 6,43a
6,03a 5,93a
6
Salah satu bahan yang mempengaruhi mutu es krim adalah lemak. Lemak
sangat berperan dalam kelezatan tekstur es krim. Penggunaan susu kedelai sebagai
substitusi penggunaan lemak susu menyebabkan melorin memiliki tekstur tidak
menyerupai es krim. Hal ini disebabkan melorin dalam penelitian ini tidak
menggunakan lemak hewani sebagai sumber lemak. Melorin merupakan produk
dengan sifat-sifat menyerupai es krim, namun menggunakan sumber lemak selain
lemak susu dengan kadar minimal 6% (Hubeis et al. 1996). Lemak susu
merupakan bahan baku utama untuk membuat es krim. Marshall et al. (2003),
menyatakan bahwa lemak susu berperan dalam pembentukan tekstur es krim yang
lembut, sebagai sumber citarasa dan kalori, meningkatkan nilai gizi dan mencegah
pembentukan kristal es yang besar selama pembekuan es krim.
(4) Rasa
Rasa adalah turunan dari sebagian komponen yang terkait dalam air liur
selama makanan dicerna secara mekanis di mulut. Rasa merupakan sensasi yang
terbentuk dari hasil perpaduan bahan pembentuk dan komposisinya pada suatu
produk makanan yang ditangkap oleh indra pengecap. Suatu produk dapat
diterima oleh konsumen apabila memiliki rasa yang sesuai dengan yang
diinginkan. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah senyawa
35
8
6,73 c
7 5,97 b
Nilai rataan rasa
6 5,40 a,b
5,00 a
5
4
3
2
1
0
A B C D
Perlakuan
(5) Mouthfeel
Mouthfeel merupakan salah satu parameter penting yang terdapat dalam es
krim. Parameter ini menjadi pertimbangan oleh konsumen menilai suatu produk.
Nilai rataan parameter mouthfeel dapat dilihat pada Gambar 9.
8
6,47a 6,73a
Nilai rataan mouthfeel
7 6,37a 6,43a
6
5
4
3
2
1
A B C D
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
6
Nilai rataan aroma
1
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
4.00
3.00
2.00
1.00
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
Rasa yang dihasilkan ditimbulkan oleh gula, nangka dan susu kedelai. Rasa
es krim juga dipengaruhi oleh essens yang ditambahkan. Penambahan essens
bertujuan mencegah hilangnya flavor akibat pemasakan pada suhu tinggi dan
waktu pemasakan lebih lama (Jufrebriyanti 2007). Selain itu, rasa es krim
dipengaruhi pula oleh suhu produk saat disantap (Marshall dan Arbuckle 2000).
Es krim akan terasa lebih manis dengan meningkatnya suhu produk saat disantap.
(4) Tekstur
Tekstur suatu produk es krim dibentuk oleh kristal-kristal es yang
terdispersi didalam gelembung-gelembung udara sehingga es krim mempunyai
konsistensi dan rasa yang unik. Nilai rataan tingkat kesukaan panes terhadap
tekstur dapat dilihat pada Gambar 13.
41
7.00 6,47b
5,97a,b 6,10a,b 5,93a,b
5,90a,b
6.00
5,30a
4.00
3.00
2.00
1.00
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
8
7,10c
6,83b,c
7 6,40b,c
6,07a,b 6,17a,b
1
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
dinyatakan dalam satuan persen gula sukrosa. Nilai rataan TPT dapat dilihat pada
Gambar 15.
20
17,85e
18 16,20d 15,85c 16,00c
15,25b
Nilai rataan TPT % Brix
16 14,80a
14
12
10
8
6
4
2
0
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
Berdasarkan Gambar 15, nilai rataan total padatan terlarut berkisar antara
14,8 %-17,85 %. Nilai rataan total padatan terlarut tertinggi dimiliki oleh melorin
dengan konsentrasi karagenan 0,02% (IPG). Nilai rataan terendah dimiliki oleh
melorin dengan konsentrasi karagenan 0% (GSR).
Hasil pengujian Anova (Lampiran 9) menunjukkan perbedaan konsentrasi
karagenan memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter TPT.
Berdasarkan hasil uji lanjut Tukey (Lampiran 10) yang dilakukan menunjukkan
bahwa penambahan konsentrasi karagenan 0% berbeda nyata terhadap melorin
dengan konsentrasi karagenan 0,02% (IPG); 0,04% (STK); 0,06% (SSU); 0,08%
(NNT) dan konsentrasi 0,1% (CDR). Penambahan konsentrasi karagenan 0,08%
(NNT) tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 0,1% (CDR). Penambahan
konsentrasi karagenan akan meningkatkan nilai total padatan terlarut. Padatan
45
terlarut yang terkandung dalam suatu produk mempengaruhi sifat fisik dan kimia
produk diantaranya titik beku, titik didih, viskositas dan kelarutan.
2. Viskositas
Viskositas merupakan hambatan suatu fluida untuk mengalir. Viskositas
adalah salah satu sifat penting dan berkaitan dengan daya buih serta proses
pemerangkapan udara. Viskositas adalah karakteristik fisik es krim yang memiliki
pengaruh utama terhadap kualitas sensori secara umum dan terhadap penilaian
tekstur (Aime et al.2001).
Berdasarkan Gambar 16 dapat diketahui bahwa Nilai rataan viskositas
tertinggi diperoleh melorin dengan konsentrasi karagenan 0,1% (CDR). Nilai
terendah dimiliki oleh melorin dengan konsentrasi 0,06% (SSU). Nilai rataan
viskositas dapat dilihat pada Gambar 16.
35
30,25c
Nilai rataan viskositas (cPs)
30
25 21,75b
21,25b
20,00a 19,00a 19,25a
20
15
10
0
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
Berdasarkan hasil uji lanjut Tukey (Lampiran 11) yang dilakukan menunjukkan
bahwa penambahan konsentrasi karagenan 0% berbeda nyata terhadap melorin
dengan konsentrasi karagenan 0,02% (IPG); 0,04% (STK): 0,06% (SSU) dan
konsentrasi 0,1% (CDR). Namun tidak berbeda nyata dengan konsentrasi
karagenan 0,08% (NNT).
Viskositas merupakan salah satu sifat penting dari karakteristik es krim,
untuk mendapatkan tekstur yang diinginkan. Nilai viskositas dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu komposisi (keberadaan lemak dan penstabil), jenis dan
kualitas bahan baku, proses serta penanganan adonan (pasteurisasi, homogenisasi,
dan aging), konsentrasi dan suhu. Nilai viskositas dari suatu es krim terutama
dipengaruhi oleh lemak dan alat penstabil (stabilizer) (Innocente et al. 2002).
Salah satu fungsi bahan penstabil adalah meningkatkan viskositas.
Konsentrasi bahan penstabil yang digunakan dalam penelitian ini dalam
konsentrasi rendah, sehingga nilai viskositas yang dihasilkan juga rendah.
Hidrokoloid merupakan zat yang dapat larut dalam air, memiliki molekul yang
tinggi dan polisakarida yang berat,selain itu memiliki variasi fungsi dalam sistem
makanan seperti meningkatkan viskositas, membentuk struktur gel, mengontrol
kritaliasai, menghambat sineresis, memperbaiki tekstur, enkapsulasi dan lain-lain
(Dickinson 2003; Sahin & Ozdemir 2004).
3. Overrun/ Derajat Pengembangan
Overrun atau derajat pengembangan merupakan persentase rasio
pengembangan produk. Nilai rataan overrun berkisar antara 45,07-66,95. Nilai
rataan tertinggi dimiliki oleh melorin dengan konsentrasi karagenan 66,95%,
sedangkan nilai terendah dimiliki oleh melorin dengan konsentrasi 0%.
Hasil pengujian Anova menunjukkan perbedaan konsentrasi karagenan
memberikan pengaruh yang nyata terhadap overrun melorin. Berdasarkan hasil uji
lanjut Tukey (Lampiran 12) menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
karagenan 0% (CDR) berbeda nyata terhadap melorin dengan konsentrasi
karagenan 0,02% (IPG); konsentrasi karagenan 0,04% (STK) dan konsentrasi
0,06% (SSU). Namun tidak berbeda nyata dengan konsentrasi karagenan 0,08%
(NNT) dan 0,1% (CDR). Nilai rataan overrun dapat dilihat pada Gambar 17.
47
80
64,15b 66,95b
70 63,55b
25.0
Nilai rataan waktu leleh (menit)
19,5b
20.0 18,0a,b 18,5a,b
17,5a,b 17,5a,b
16,0a
15.0
10.0
5.0
0.0
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
8
6,63a 6,66a 6,73a,b 6,84b 6,84b 6,80b
7
Nilai rataan pH
5
1
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
6. Stabilitas Emulsi
Stabilitas emulsi adalah suatu tingkat ukuran dimana suatu cairan
berkumpul atau bersatu. Nilai rataan stabilitas emulsi dapat dilihat pada
Gambar 20.
100 96.4a
95
Nilai rataan stabililtas emulsi (%)
90 86.65a 87.13a
85 83,00a
81.25a 81.28a
80
75
70
65
60
55
50
GSR IPG STK SSU NNT CDR
Kode
Hasil analisis kadar air melorin didapatkan 86,15%. Kandungan kadar air
yang tinggi pada produk melorin dikarenakan, ikatan air dalam bentuk gel pada
karagenan dapat terhidrolisis sehingga dapat meningkatkan kadar air pada produk
(Imeson 2010). Selain itu, susu kedelai juga menyumbangkan sebagian besar
kadar air. Menurut Koswara (2006), kandungan kadar air susu kedelai per
100 gram mencapai 87%.
(2) Kadar abu
Kadar abu menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar dan
menjadi zat yang tidak dapat menguap selama pengabuan
(Suryaningrum et al. 2005). Kadar abu yang dihitung merupakan campuran dari
berbagai oksida mineral sesuai dengan macam mineral yang terkandung
didalamnya. Hasil analisis kadar abu yang dihasilkan pada penelitian ini adalah
sebesar 0,3%. Rendahnya kadar abu melorin karena konsentrasi karagenan yang
digunakan adalah konsentrasi karagenan terendah yaitu 0,02%. Karagenan
merupakan polisakarida yang mempunyai kadar abu yaitu berkisar antara 1530%
(Suryaningrum et al. 2005). Kadar abu ini disumbangkan dari penambahan bahan
pengemulsi dan penstabil (karagenan dan VX). Karagenan selain sebagai bahan
penstabil juga dapat menyumbangkan kadar abu pada melorin, karena adanya
garam dan mineral yang menempel pada rumput laut.
mempunyai susunan asam amino esensial paling lengkap. Selain itu, protein susu
kedelai mirip dengan susu sapi sehingga sangat baik digunakan sebagai pengganti
susu sapi.
(4) Kadar lemak
Lemak merupakan komponen yang cukup penting didalam es krim. Melorin
memiliki kadar lemak yang rendah berasal dari lemak nabati, sehingga tekstur
melorin tidak seperti es krim pada umumnya. Hasil analisis kadar lemak pada
melorin adalah 0,06%. Hal ini diduga karena karagenan tidak mengandung lemak
(Suryaningrum et al. 2005). Lemak yang terdapat dalam melorin disumbangkan
hanya dari susu kedelai.
Lemak dalam es krim dapat memperbaiki tekstur atau meningkatkan
kehalusan es krim yang dihasilkan (Marshall & Arbuckle 2000). Hal ini yang
menyebabkan lemak dapat memberikan tekstur yang lembut, flavor dan citarasa
pada es krim. Kandungan lemak yang rendah pada melorin dapat dinikmati oleh
para pecinta es krim yang takut akan kandungan lemak tinggi yang biasanya
terdapat dalam es krim. Melorin dapat menjadi alternatif untuk menikmati es krim
dengan kadar lemak yang rendah.
(5) Kadar karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, pemberi rasa manis pada
makanan dan pengatur metabolisme. Hasil analisis kadar karbohidrat pada
melorin adalah 13%. Karbohidrat sebagian besar disumbangkan oleh buah
nangka. Buah nangka memiliki karbohidrat sebesar 24,01% per 100 gram bahan
dan energi 94 kkal (Nuriana 2009). Nangka dapat digunakan sebagai bahan
pangan alternatif penambah energi, karena adanya kandungan gula sederhana
seperti fruktosa dan sukrosa (Zulfian 2011).
(6) Kadar serat pangan
Hasil analisis kadar serat pangan melorin adalah 3,17% (Lampiran 17).
Serat pangan yang dihasilkan dalam penelitian ini cukup besar. Serat pangan pada
melorin berasal dari penambahan karagenan dan buah nangka. Serat pangan dari
rumput laut memiliki keunggulan dibandingkan serat pangan dari buah dan
sayuran. Serat pangan dari rumput laut mengandung phycosidic group contohnya
sulfuric group yang memiliki perbedaan efek fisikokimia dan fisiologi, seperti
56
kapasitias mengikat air dan minyak, kapasitas swelling, mengikat vitamin dan
mineral (Santoso et al. 2004).
Serat dapat melancarkan pencernaan dengan membentuk zat seperti gelatin
dan dapat meningkatkan kadar air dalam feses. Menurut Wisten & Messner
(2005), konsumsi serat dapat membantu metabolisme lemak sehingga dapat
menurunkan kadar kolesterol darah dan gula darah. Serat karagenan merupakan
hidrokoloid yang diekstraksi dari rumput laut Euchema cottonii yang mengandung
total serat pangan 25,05% (Matanjun et al. 2009).
Nilai rataan TPC melorin pada Tabel 9 telah memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh BSN dalam SNI01-3713-1995. Kerusakan bahan pangan
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pertumbuhan dan aktivitas mikroba
(bakteri, kapang dan khamir) serta aktivitas enzim-enzim dalam bahan pangan.
Salah satu cara mencegah pertumbuhan mikroba adalah dengan mengganggu
lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup mikroba dapat diganggu dengan cara
mengubah suhu, kadar air, pH, kadar oksigen, Komposisi substrat serta
penggunaan bahan pengawet antimikroba (Dewandari 2009).
Produk frozen dessert seperti melorin merupakan media pertumbuhan
mikroba yang bagus bagi bakteri karena kandungan nutrisinya yang tinggi, nilai
pH yang hampir netral (pH 6-7) dan durasi penyimpanannya yang lama. Beberapa
bakteri patogen yang dapat bertahan pada bahan pangan bahkan pada suhu rendah
57
menunjukkan bahwa serat pangan melorin yang dihasilkan hanya sebesar 7,5 g.
Serat pangan tidak digolongkan sebagai sumber zat gizi karena tidak dapat dicerna
oleh enzim pencernaan (Dwiyitno 2011).
Melorin biasanya dijadikan sebagai makanan penutup yang disebut dessert,
sehingga dalam memenuhi kebutuhan serat pangan tidak cukup dengan hanya
mengkonsumsi melorin. Karagenan memiliki nilai Acceptable Daily Intake (ADI)
sebesar 0-75 mg/kg berat badan (SCF 2003). Melorin mengandung serat pangan
yang cukup tinggi sehingga hal ini dapat dijadikan pangan alternatif bagi pecinta
es krim yang memperhatikan diet.
58
5.1 Simpulan
1. Formula melorin terpilih adalah dengan perbandingan susu kedelai 12,5% dan
nangka 15%. Penambahan susu kedelai dan nangka pada produk melorin
memberikan pengaruh nyata terhadap parameter warna, rasa dan aroma.
2. Karagenan 0,02% merupakan bahan penstabil yang paling tepat dalam
pembuatan melorin dengan hasil karakteristik fisik secara berturut-turut:
viskositas 20,00 cPs, overrun 64,15%, pH 6,66 , total padatan terlarut
17,85%Brix, waktu leleh 17,5 menit dan stabilitas emulsi 81,28%.
Karaktristik kimia meliputi kadar air 86,15%, kadar protein 0,51%, kadar abu
0,30%, kadar lemak 0,06%, kadar karbohidrat 13,00% dan kadar serat pangan
3,17%, serta Total Plate Control (TPC) 1,4x102 cfu/ml. Melorin dapat
menyumbangkan energi 55 kkal, karbohidrat 3%AKG, protein 1%AKG dan
serat pangan 10%AKG dengan serving size 75 gram. Melorin dapat dijadikan
produk alternatif menggantikan produk es krim yang rendah lemak dan tinggi
serat.
2.2 Saran
Penelitian ini merupakan penelitian awal pada produk baru, sehingga perlu
dilakukan penelitian selanjutnya dengan penambahan beberapa tambahan pangan
lain seperti padatan susu tanpa lemak (PSTL) agar diperoleh tekstur yang lebih
baik dan perlu diteliti spesifikasi mutu bahan baku karagenan yang digunakan.
60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
66
UJI KESUKAAN
Nama panelis :
Tanggal pengujian :
Jenis produk : Melorin
Instruksi : Nyatakan penilaian anda sesuai kriteria
Kode Parameter
Warna Aroma Tekstur Rasa Mouthfeel
A
B
C
D
Kriteria:
1 = amat sangat tidak suka
2 = sangat tidak suka
3 = tidak suka
4 = agak tidak suka
5 = biasa/netral
6 = agak suka
7 = suka
8 = sangat suka
9 = amat sangat suka
67
Lampiran 2 Hasil perankingan dan uji Kruskal Wallis organoleptik pada penelitian
pendahuluan
Ranks
Test Statistics(a,b)
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Kode 1 2 1
C 30 5.80
A 30 6.23 6.23
D 30 6.60 6.60
B 30 6.83
Sig. .054 .220
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000.
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Kode 1 2 3 1
C 30 4.83
A 30 6.10
B 30 6.60 6.60
D 30 7.00
Sig. 1.000 .315 .514
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000.
Rasa
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Kode 1 2 3 1
C 30 5.00
B 30 5.40 5.40
A 30 5.97
D 30 6.73
Sig. .363 .100 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000.
69
Lampiran 6 Hasil perankingan dan uji Kruskal Wallis organoleptik pada penelitian utama
Ranks
Test Statistics(a,b)
Tekstur
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Kode 1 2 1
GSR 30 5.30
NNT 30 5.90 5.90
CDR 30 5.93 5.93
IPG 30 5.97 5.97
SSU 30 6.10 6.10
STK 30 6.47
Sig. .117 .467
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000.
Mouthfeel
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Kode 1 2 3 1
GSR 30 5.47
IPG 30 6.07 6.07
STK 30 6.17 6.17
SSU 30 6.40 6.40
NNT 30 6.83 6.83
CDR 30 7.10
Sig. .246 .161 .246
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000.
71
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Viskositas Between
178.417 5 35.683 428.200 .000
Groups
Within Groups .500 6 .083
Total 178.917 11
TPT Between
10.974 5 2.195 877.933 .000
Groups
Within Groups .015 6 .003
Total 10.989 11
pH Between
.082 5 .016 13.808 .003
Groups
Within Groups .007 6 .001
Total .089 11
Overan Between
609.495 5 121.899 8.423 .011
Groups
Within Groups 86.834 6 14.472
Total 696.329 11
tLeleh Between
13.667 5 2.733 4.100 .058
Groups
Within Groups 4.000 6 .667
Total 17.667 11
S. emulsi Between
32.333 8 4.042 4.547 .120
Groups
Within Groups 2.667 3 .889
Total 35.000 11
72
TPT
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Konsentrasikaragenan 1 2 3 4 5 1
0% 2 14.8000
0.06 % 2 15.2500
0.08 % 2 15.8500
0.1 % 2 16.0000
0.04 % 2 16.2000
0.02 % 2 17.8500
Sig. 1.000 1.000 .147 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Viskositas
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Konsentrasikaragenan 1 2 3 1
0.04 % 2 19.0000
0.06 % 2 19.2500
0.02 % 2 20.0000
0% 2 21.2500
0.08 % 2 21.7500
0.1 % 2 30.2500
Sig. .087 .559 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
73
Overan
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Konsentrasikaragenan 1 2 1
0% 2 45.0700
0.1 % 2 58.1600 58.1600
0.08 % 2 58.3050 58.3050
0.06 % 2 63.5450
0.02 % 2 64.1500
0.04 % 2 66.9450
Sig. .086 .315
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Konsentrasikaragenan 1 2 1
0% 2 16.0000
0.02 % 2 17.5000 17.5000
0.04 % 2 17.5000 17.5000
0.06 % 2 18.0000 18.0000
0.08 % 2 18.5000 18.5000
0.1 % 2 19.5000
Sig. .137 .271
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
74
Tukey HSD
N Subset for alpha = .05
Konsentrasikaragenan 1 2 1
0% 2 6.6350
0.02 % 2 6.6600
0.04 % 2 6.7350 6.7350
0.1 % 2 6.8000
0.08 % 2 6.8400
0.06 % 2 6.8450
Sig. .165 .119
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
s.emulsi
Tukey HSD
N Subset
Perlakuan 1 1
0% 2 81.2500
0,02% 2 81.2750
0,04% 2 83.0000
0,06% 2 86.6500
0,08% 2 87.1250
0,1% 2 96.4000
Sig. .058
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 15.533.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
b Alpha = .05.
75
Lampiran 16 Penilaian Indeks kinerja (metode Bayes) terhadap parameter sensori Indeks
kepentingan
nilai
Parameter analis
kepentingan
Warna 4
Aroma 5
Teksttur 4
Rasa 4
Mouthfeel 5
1.00 0.80 1.00 1.00 0.80 1.00 0.80 1.00 1.00 0.80
1.25 1.00 1.25 1.25 1.00 1.25 1.00 1.25 1.25 1.00
1.00 0.80 1.00 1.00 0.80 1.00 0.80 1.00 1.00 0.80
1.00 0.80 1.00 1.00 0.80 1.00 0.80 1.00 1.00 0.80
1.25 1.00 1.25 1.25 1.00 1.25 1.00 1.25 1.25 1.00
5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00
6.25 5.00 7.25 6.25 5.00 6.25 5.00 7.25 6.25 5.00
5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00
5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00
6.25 5.00 6.25 6.25 5.00 6.25 5.00 6.25 6.25 5.00
76
Pembobotan
Perangkingan
Berat
Sampel SMTL (%) SML (%) TSM (%) Rataan sd
sampel
1.6268 1.2540 1.9363 3.1903
0,02% 3.1669 0.03
1.5206 1.2627 1.8808 3.1435
0.0035 0.0027
Blanko
0.0037 0.0035
0.0036 0.0031
Keterangan:
SMTL = Serat makanan tak larut
SML = serat makanan larut
TSM = Total serat makanan